I Made Arka
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mahendrdatta
Email : imdarka73@gmail.com
Abstrak - Pelaksanaan hari Raya Nyepi dilaksanakan setiap tahun sekali. Seluruh
masyarakat Hindu melakukan persiapan dalam pelaksanaan tersebut,akan tetapi dalam
pelaksanaannya di masing-masing daerah, umat Hindu menyambut dengan perbedaan
pemahaman dan aktivitas dalam Bali kekinian dengan dipengaruhi globalisasi jaman. Jika
di lihat dari pengertian Nyepi maka Nyepi berasal dari kata sepi yang artinya sunyi, senyap,
lenggang, tidak ada kegiatan. Kemudian Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru Hindu
berdasarkan penanggalan/kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti
perayaan tahun baru Masehi (tiap 1 Januari), Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan
menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian yang di dalamnya berisi antara lain; (1)
Amati Geni (tidak boleh menghidupkan api), (2) Amati Karya (tidak boleh bekerja), (3)
Amati Lelungan (tidak boleh bepergian keluar rumah), (4) Amati Lelanguan (tidak boleh
melaksanakan hiburan). Di dalam penelitian ini ada beberapa rumusan masalah yang di
bahas oleh penulis untuk mendapatkan informasi dan tata cara dalam rangkaian pelaksanaan
Catur Brata Penyepian.
Kata kunci: globalisasi, kekinian, penyepian
Abstract - The implementation of Nyepi is held every year. All Hindu communities make
preparations in the implementation, but in its implementation in each region, Hindus
welcome differences in understanding and activity in the contemporary Bali, influenced by
globalization. If seen from the meaning of Nyepi, Nyepi comes from a lonely word, which
means quiet, silent, loose, no activity. Then Nyepi is a Hindu New Year based on the Saka
calendar / calendar, which began in 78 AD. Unlike the celebration of the new year (every
January 1), the Saka New Year in Bali begins with seclusion and carrying out the chess
collection, which includes among others; (1) Observe Geni (may not turn on the fire), (2)
Observe the Work (may not work), (3) Observe the Surge (may not travel out of the house),
(4) Observe Lelanguan (may not carry out entertainment). In this study there are several
formulation of the problem discussed by the author to obtain information and procedures in
the series of implementation of Settlement Brata Chess..
Keywords: globmalitazion, current, lonelines
I Made Arka 9
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 10
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 11
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
buana agung, keseimbangan Dewa, umat Hindu agar kehidupan ini selalu
manusia Bhuta, sekaligus merubah seimbang dan harmonis serta sejahtera dan
kekuatan bhuta menjadi div/dewa damai. Mekiyis dan nyejer/ngaturang bakti
(nyomiang bhuta) yang diharapkan dapat di Balai Agung adalah dialog spiritual
memberi kedamaian, kesejahteraan dan manusia dengan alam dan Tuhan Yang
kerahayuan jagat (bhuana agung bhuana Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya
alit).Dilanjutkan pula dengan acara serta para leluhur yang telah disucikan.
ngerupuk/mebuu-buu di setiap rumah Tawur Agung dengan segala rangkaiannya
tangga, guna membersihkan lingkungan adalah dialog spiritual manusia dengan
dari pengaruh bhutakala. Belakangan acara alam sekitar para bhuta demi keseimbangan
ngerupuk disertai juga dengan ogoh-ogoh bhuana agung, bhuana alit.
(symbol bhutakala) sebagai kreativitas seni Pelaksanaan catur brata penyepian
dan gelar budaya serta simbolisasi merupakan dialog spiritual antara din sejati
bhutakala yang akan disomyakan. (Namun (Sang Atma) seseorang umat dengan sang
terkadang sifat bhutanya masih tersisa pada pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang
orangnya). Widhi Wasa. Dalam din manusia ada sang
4. Nyepi (Sipeng) din /atrnn (si Dia) yang bersumber dan sang
Dilakukan dengan melaksanakan Pencipta Paramatma (Beliau Tuhan Yang
catur brata penyepian (amati karya, amati Maha Esa).Sima krama atau dharma Santi
geni, amati lelungan dan amati lelanguan). adalah dialog antar sesama tentang apa dan
bagaimana yang sudah, dan yang sekarang
5. Ngembak Geni serta yang akan datang. Bagaimana kita
Mulai dengan aktivitas baru yang dapat meningkatkan kehidupan lahir batin
didahului dengan mesima krama di kita ke depan dengan berpijak pada
lingkungan keluarga, warga terdekat pengalaman selama ini. Maka dengan
(tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas peringatan pergantian tahun baru saka
diadakan acara Dharma Santi seperti saat (Nyepi) umat telah melakukan dialog
ini. spiritual kepada semua pihak dengan Tuhan
Yadnya dilaksanakan karena kita yang dipuja, para leluhur, dengan para
ingin mencapai kebenaran. Dalam Yajur bhuta, dengan diri sendiri dan sesama
Weda XIX. 30 dinyatakan : Pratena diksam manusia demi keseimbangan,
apnoti, diksaya apnoti daksina. Daksina keharmonisan, kesejahteraan, dan
sradham apnoti, sraddhaya satyam apyate. kedamaian bersama. Namun patut juga
Artinya : Melalui pengabdian/yadnya kita diakui bahwa setiap hari suci keagamaan
memperoleh kesucian, dengan kesucian seperti Nyepi tahun 2019 ini, ada saja
kita mendapat kemuliaan. Dengan godaannya. Baik karena sisa-sisa
kemuliaan kita mendapat kehormatan, dan bhutakalanya, sisa mabuknya, dijadikan
dengan kehormatan kita memperoleh kesempatan memunculkan dendam lama
kebenaran. atau tindakan yang lain. Dunia nyata ini
Sesungguhnya seluruh rangkaian memang dikuasai oleh hukum Rwa
Nyepi dalam rangka memperingati Bhineda. Baik-buruk, menang-kalah, kaya-
pergantian tahun baru saka itu adalah miskin, sengsara-bahagia dst. Manusia
sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh
I Made Arka 12
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
berada di antara itu dan manusia diuji untuk selama sehari penuh (24 jam) sejak jam
mengendalikan diri di antara dua hal yang 06.00 wita sampai dengan jam 06.00 wita
saling berbeda bahkan saling berlawanan. keesokan harinnya, dengan melaksanakan
Sesuai dengan surat pedoman Catur Brata Penyepian:
pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1. Amati Geni, yaitu: tidak menyalakan
1941 yang jatuh pada hari Kamis, 7 Maret api/lampu termasuk api nafsu yang
2019 pada poin D. (Ngerupuk) oleh mengandung makna pengendalian diri
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dari segala bentuk angkara murka.
Bali dijelaskan akhir dari pelaksanaan 2. Amati Karya, yaitu: tidak
Upacara Tawur Kesanga terutama di melaksanakan kegiatan fisik/kerja dan
tingkat Desa, Banjar, dan Rumah Tangga yang terpenting adalah melakukan
adalah dengan melaksanakan upacara aktivitas rohani untuk penyucian diri.
Mabuu-buu atau dikenal dengan Ngerupuk. 3. Amati Lelungan, yaitu: tidak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada berpergian, akan tetapi senantiasa
saat Ngerupuk antara lain: intropeksi diri/mawas diri dengan
1. Ngerupuk agar dilaksanakan dengan memusatkan pikiran astiti bhakti
hikmat, tertib, dan aman sesuai dengan kehadapan Hyang Widhi/Ista Dewata
nilai-nilai kesucian keagamaan serta beliau.
dipimpin oleh Bendesa/Klian Adat dan 4. Amati Lelanguan, yaitu: tidak
Perbekel setempat, sedangkan untuk mengadakan hiburan/rekreasi yang
ditingkat rumah tangga dipimpin oleh bertujuan untuk bersenang-senang,
kepala keluarga. melainkan tekun melatih bathin untuk
2. Sarana pokok Ngerupuk berupa: api mencapai produktivitas rohani yang
(obor), bawang, mesui, dan bunyi- tinggi.
bunyian atau tangguran/beleganjuran. Pelaksanaan Catur Brata Penyepian
Ngerupuk dilaksanakan Nyatur Desa ini supaya diawasi secara ketat dan seksama
(keliling desa/banjar/rumah) atau oleh pecalang Desa/Banjar masing-masing
menyesuaikan dengan kondisi dibawah koordinasi Prajuru Desa/Banjar
setempat. Perlu adanya koordinasi setempat dan menghimbau kepada
dengan desa/banjar sekitar demi Pemerintah Daerah bersama jajarannya
terpeliharanya suasana khidmat, tertib, untuk berkoordinasi dengan umat lain
dan keamanan bersama melalui FKUB (Forum Kerukunan Umat
3. Apabila ada masyarakat membuat Beragama) agar dapat menyesuaikan diri
ogoh-ogoh hendaknya bersifat etis, didalam menyukseskan pelaksanaan Brata
estetis, religious, dan pelaksanaannya Penyepian seperti: tidak ada bunyi pengeras
merupakan tanggung jawab Desa suara saat Sholat dan tidak menyalakan
Pekraman, Banjar, dan lingkungan lampu pada waktu malam hari. Dapat
masing-masing. diberikan pengecualian bagi yang
Disamping itu juga ada keputusan menderita atau sakit dan membutuhkan
terkait dengan brata penyepian dalam poin layanan untuk keselamatan dan hal-hal lain
II menyatakan Nyepi sipeng dilaksanakan dengan alasan kemanusiaan.
pada Hari Kamis tanggal 07 Maret 2019
I Made Arka 13
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
1.1. Dari uraian diatas ada beberapa hal Metode desain yang digunakan oleh
menjadi rumusan masalah: penulis untuk menghasilkan suatu karya
1. Apakah masyarakat Hindu Bali desain adalah melalui Phototyping yaitu
sudah memahami tatwa dan sastra memperbaiki dan atau memodifikasi desain
ogoh-ogoh dalam rangkaian Hari warisan nenek moyang. Penulis ingin
Raya Nyepi? mencari inspirasi dengan berpikir secara
2. Apakah masyarakat Hindu Bali kritis untuk menghasilkan suatu desain
sudah menggunakan bahan ramah yang belum pernah diciptakan. Penulis
lingkungan dalam pembuatan ogoh- ingin mendapatkan data-data terkait dengan
ogoh? pengaruh gloalisasi pelaksanaan Hari Raya
3. Apakah masyarakat Hindu Bali Nyepi di wilayah Kota Denpasar.
dalam mengiringi ogoh-ogoh sudah 2. Sammpel
menggunakan musik tradisional? Penulis menggunakan simple random
4. Apakah masyarakat Hindu Bali sampling sebagai alat ukur pencarian data
sudah melaksanakan catur brata yang digunakan untuk menunjang
penyepian? penelitian yang akan berlangsung. Teknik
5. Apakah masyarakat Hindu Bali simple random sampling ini adalah teknik
sudah melaksanakan Dharma pengambilan sampel dari anggota populasi
Santhi penyepian? yang dilakukan secara acak tanpa
1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian memperhatikan strata yang ada dalam
1.2.1. Maksud Penelitian populasi itu.
Maksud Penelitian adalah untuk Syarat penggunaan dari teknik
memberikan gambaran yang jelas terkait sampling acak sederhana:
dengan prosesi kegiatan keagamaan tentang a) Teknik ini digunakan jika elemen
perayaan Hari Raya Nyepi dalam Bali populasi bersifat homogeny, sehingga
Kekinian. Dalam pelaksanaan akan terlihat elemen manapun yang terpilih menjadi
sampel dapat mewakili populasi.
masyarakat Hindu yang ada di Kota
Denpasar dalam menyambut perayaan Hari b) Dilakukan jika analisis penelitiannya
Raya Nyepi dikaitkan dengan konsep dan cendrung deskritif dan bersifat umum
tatwa yang ada dalam ajaran Agama Hindu. 3. Instrumen
Instrument-instrumen dalam ilmu
1.2.2. Tujuan Penelitian social sudah ada yang baku (standard),
Tujuan Penelitian adalah agar karena telah teruji validitas dan
masyarakat mengetahui dasar sastra yang reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang
dipakai dalam pelaksanaan Hari Raya belum baku bahkan belum ada. Untuk itu
Nyepi untuk melaksanakan rasa bakti maka peneliti harus mampu sendiri
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam instrumen pada setiap penelitian dan
pelaksanaannya akan terungkap manfaat menguji validitas dan reliabilitasnya. Pada
dan kelemahan dalam prosesi Perayaan dasarnya terdapat dua macam instrumen,
Hari Hari Nyepi dalam Bali kekinian. yaitu instrumen yang berbentuk test untuk
II. Metode mengukur prestasi belajar dan instrumen
1. Desain yang nontest untuk mengukur sikap.
I Made Arka 14
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 15
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 16
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
Tri Hita Karana yaitu hubungan gamelan yang tidak dimiliki oleh
manusia dengan alam lingkungannya. pemuda yang berada di lingkungan
3.3. Penggunaan music tradisional dalam Banjar akan tetapi tidak iku sebagai
mengiringi ogoh-ogoh. sekehe teruna di masing-masing
Music tradisional Bali yang banjar.
berupa gamelan Bali menjadi ciri khas Oleh sebab tersebut diatas
terhadap kebudayaan Hindu Bali. perlunya sosialisasi secara berkala
Dengan alunan music yang mengiringi dengan melibatkan instansi terkait
setiap kegiatan keagamaan sudah seperti: Dinas Kebudayaan, Desa
dipastikan mempunyai alunan yang Pakraman, Desa Adat, Pecalang, serta
berbeda dengan gamelan yang ada di sekehe teruna itu sendiri. Pendekatan
Indonesia. Gamelan Bali yang persuasive sangat di perlukan dalam
mengiringi Ogoh-ogoh pada acara mensosialisasikan gamelan Bali ke
pengerupukan akan membakar tingkat yang paling bawah untuk
semangat untuk mengotong dan memberikan pemahaman tentang
kerjasama dalam pengarakan Ogoh- budaya yang harus di jaga
ogoh. Ini menjadi suatu simbul kelestariannya untuk menguatkan jati
keberanian dengan tetabuhan diri kita berbangsa dan bernegara.
beleganjur dan mencirikan bahwa para 3.4. Pelaksanaan Catur Brata Penyepian.
pengarak Ogoh-ogoh mempunyai Sesuai dengan keputusan
semangat yang kuat dalam bergotong Parisada Hindu Dharma Indonesia
royong untuk mengarak Ogoh-ogoh Provinsi Bali bahwa pelaksanaan Catur
tersebut. Brata Penyepian dilaksanakan mulai
Di jaman melinia ini tidak semua 06.00 wita pada tanggal 07 Maret 2019
Sekehe Teruna yang memahami inti sampai dengan 06.00 wita pada tanggal
dari penggunaan alat music tradisional 08 Maret 2019. Pada prinsipnya
untuk menumbuhkan dan sosialisasi sudah dilakukan ke berbagai
mempertahankan budaya Bali yang pihak untuk diketahui dan bekerjasama
sangat kental melekat dalam setiap dengan instansi terkait agar
napas kebudayaan yang ada di pulau pelaksanaan Hari Raya Nyepi bisa
Dewata ini. Pun demikian masih lebih khusyuk demi terjaganya
banyak ditemukan pengarak Ogoh- keamanan dan kenyamanan bersama.
ogoh tidak menggunakan music Akan tetapi berkaca kepada Hari Raya
tradisional gamelan Bali. Ada beberapa Nyepi sebelum di tahun 2018 masih
faktor penyebab tidak digunakan musi ada saja masyarakat yang secara
tradsional gamelan Bali yaitu: masih sengaja melanggar dengan alasan yang
lemahnya pemahaman terhadap tidak masuk akal. Beberapa kejadian
budaya Bali, keinginan masyarakat yang terjadi yang menodai Hari Raya
menampilkan perbedaan dengan yang Nyepi diantaranya ada uamt lain yang
lainnya, terjadinya pengaruh budaya bersepeda dengan alasan mau
asing seperti menggunakan House sembahyang, penggunaan media social
Music sebagai pengiring Ogoh-ogoh, yang masih marak dan menyebarkan
I Made Arka 17
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 18
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
I Made Arka 19
JURNAL CAKRAWARTI, VOL. 04 NO. 02 AGS 2021-JAN 2022
yaitu Desa Kalapatra, Desa Mawicara, dengan baik akan tetapi tidak
dan sebagainya. Untuk itu diperlukan menghilangkan budaya yang sudah
persepsi yang baik dalam menjalan dijalani berpuluh-puluh tahun.
semua aturan-aturan yang dikaitkan Diharapkan kebiasaan atau adat
dengan tatwa Agama Hindu dengan istiadat yang sudah tidak relevan dalam
tidak mengurangi kebiasaan atau Adat perkembangan jaman bisa dievaluasi
Istiadat yang dijalani selama berpuluh- agar dapat menghasilkan budaya yang
puluh tahun. Maka diperlukan diskusi sesuai dengan kehidupan
dalam menangani berbagai masalah bermasyarakat pada jaman sekarang
yang timbul di masyarakat agar ini.
permasalahan-permasalahan tidak
menimbulkan keresahaan atau memicu Daftar Pustaka
konflik di masyarakat. Donder, I Ketut dan I Ketut Wisarja. 2012.
Teologi Sosial. Surabaya: Paramita.
Saran ISBN 978-602-204-190-0.
Berbagai kejadian yang terjadi di Puja, Gede. 1975. Pengantar Agama Hindu
dalam pelaksanaan penyambutan Hari III WEDA. Jakarta: Mayasari.
Raya Nyepi di masyarakat akan dapat Putra, Ngakan Putu. 2014. Kamu Adalah
menimbulkan kegaduhan di dalam Tuhan. Cetakan Pertama. Jakarta:
kehidupan bermasyarakat berbangsa Madua Hindu. ISBN 978-602-751-
dan bernegara, Jika tidak dilaksanakan 12-4.
dengan landasan Tatwa Agama yang Satria, I Kadek. 2019. Ogoh-ogoh Generasi
ada dalam weda atau kitab suci Agama. Melinial Bali makin Kreatif dan
Penyelesaian konflik dibutuhkan Inovatif. Bali Post No 190 Tahun ke
keseriusan dalam menyelesaikan 71, Minggu Paing, 3 Maret 2019.
permasalahan yang terjadi di Denpasar.
masyarakat dan semua stakeorder Suartana, I Wayan. 2019. Spirit Nyepi dan
diharapkan menjalin komunikasi yang Keuangan Berkelanjutan. Bali Post
baik sehingga tidak menimbulkan No. 191, Tahun ke 71, Senin Pon 4
kekewatiran terhadap kehidupan Maret 2019. Denpasar.
masyarakat sekitarnya. Dalam Suryawan, I Gst Ngr. Bagus. 2019. Nyepi,
penanganan-penanganan konflik Yadnya Agung bagi Kalakala. Bali
pelunya pemerintah bekerjasama Post No 191, Tahun ke 71, Senin Pon
dengan Majelis Agama Hindu yang 4 Maret 2019. Denpasar
sudah mendapat pengakuan oleh Wibawa, Made Aripta. 2007. Kedahsyatan
Negara yaitu Parisada Hindu Dharma Agni Hotra Yajna Suci yang
Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Terlupakan., Jl. Ploto No 2 Denpasar,
Pakraman bersama-sama agar terus Bali 80113: PT Empat Warna
melakukan sosialisasi ke masyarakat di Komunikasi.
masing-masing desa sehingga Yupardhi, W.S. 2010. Langkah-langkah
masyarakat tahu aturan-aturan atau Emas Untuk Hidup Lebih Baik.
tatwa yang harus dijalani dengan Cetakan Pertama.Surabaya: Paramita.
dengan konsep-konsep cara beragama ISBN 978-979-722-921-4.
I Made Arka 20