Anda di halaman 1dari 5

HARI RAYA NYEPI

A. Sejarah dan makna Hari raya Nyepi

Nyepi berasal dari kata sepi (artinya sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi merupakan
perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan pada kalender Caka, yang dimulai sejak
tahun 78 Masehi. Dalam perhitungan kalender Caka, satu tahun memiliki 12 bulan dan bulan
pertamanya disebut Caitramasa.

Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi (tiap 1 januari), Tahun Baru Caka di Bali
dimulai dengan menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian dan tidak ada aktivitas
seperti biasa alias dilarang dan dihentikan selama hari raya Nyepi berlangsung. Hari raya Nyepi
tercipta berdasarkan cerita dari kitab suci Weda yang menceritakan dimana pada awal abad
masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami
krisis dan konflik sosial berkepanjangan. Pada saat itu banyak terjadi pertikaian antar suku-suku
bangsa (Suku Caka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana dan Malaya) dengan kondisi menang dan kalah
yang silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan antar suku pada akhirnya menyebabkan
terombang-ambingnya kehidupan beragama itu.

Dan pertikaian yang panjang pada akhirnya suku Caka menjadi pemenang dibawah
pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dan turunan Caka tanggal 1 (satu hari
sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Caka, pada bulan Maret tahun 78 masehi. Berkat
kepemimpinan Raja Kaniskha I yang berhasil menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan
paham keagamaan yang saling berbeda. Untuk memperingati hal baik yang terjadi dibawah
kepemimpinan Raja Kaniskha I maka terciptalah Hari Suci Nyepi. Sejak itu pula kehidupan
bernegara, bermasyarakat dan beragama di India ditata ulang. Tujuan utama Hari Raya Nyepi
adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam
manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung (alam semesta/macrocosmos).

B. Fakta menarik Hari Raya Nyepi

Seperti hari raya keagamaan lainnya, Hari Suci Nyepi juga memiliki ciri khas tersendiri
dan berbagai rangakaian kegiatan yang harus dilakukan selama hari raya berlangsung. Nah,
berikut ini berbagai fakta menarik seputar Hari Suci Nyepi yang kamu perlu ketahui:

1. Harus Sunyi selama 24 Jam


hari raya nyepi

Setiap penganut agama Hindu pada saat hari raya Nyepi wajib untuk tetap sunyi selama 24 jam.
Ini dilakukan dengan tidak menyalakan lampu, listrik, berbicara, berangkat kerja atau sekolah
dan hal-hal lainnya yang bisa menimbulkan suara atau menunjukkan tanda kehidupan selama
hari raya berlangsung.
Aktivitas sunyi ini dilakukan karena hari raya Nyepi ini dipercaya memiliki tujuan untuk
mengelabui setan-setan yang ada, dengan berpura-pura untuk “tidak ada kehidupan” selama
seharian penuh agar setan-setan pembawa bencana atau petaka dapat pergi.

2. Istilah untuk Larangan yang Tidak Boleh dilakukan di Hari Suci Nyepi
larangan di hari suci Nyepi

Terdapat beberapa peraturan dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh umat Hindu selama
hari raya Nyepi, yaitu:

Amati Geni
Aturan ini bersifat larangan. Semua umat Hindu yang merayakan Nyepi dilarang menyalakan api,
cahaya, dan listrik, atau menunjukkan sifat amarah seperti nyala api.

Amati Lelanguan
Amati Lelanguan merupakan larangan bagi siapa pun untuk bepergian, melakukan kegiatan
foya-foya atau bersenang ria secara berlebihan.

Biasanya, aturan ini diikuti dengan berpuasa penuh selama Hari Raya Nyepi.

Amati Karya
Aturan wajib saat Nyepi berikutnya adalah Amati Karya yang berarti tidak boleh bekerja selama
perayaan Nyepi.

C. Berbagai Ritual di Hari Raya Nyepi


ritual di hari raya nyepi

Ritual Nyepi dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga 06.00 pagi keesokan harinya sesuai hitungan
waktu setempat. Di Bali sendiri, sebagai kota dengan penganut agama Hindu terbanyak di
Indonesia pelaksanaan Nyepi lebih khidmat lagi karena semua kegiatan ditiadakan, termasuk
pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah
sakit.

Sama seperti perayaan hari raya keagamaan lainnya, Nyepi juga memiliki rangkaian kegiatan
yang wajib di lakukan umat Hindu yaitu berikut ini baik sebelum hari raya Nyepi dan
sesudahnya:

Melasti
Upacara ini dilakuka tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian
dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.

Pada hari itu, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai
atau danau untuk dibersihkan atau disucikan.
ASKES Tetap Sehat
Bagi umat Hindu, laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan dipercaya dapat
menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam. Kemudian, di sekitar laut atau
danau itu pula umat Hindu akan melakukan sembahyang bersama.

Di Bali sendiri, ada Pantai Sanur, Pantai Klotok, dan Pantai Candidasa yang sering dijadikan
tempat untuk prosesi Melasti.

Upacara Buta Yadnya


Satu hari sebelum Nyepi yaitu pada 'tilem sasih kesanga' (bulan mati ke-9), seluruh umat Hindu
melaksanakan upacara Buta Yadnya.

Makna dari upacara Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala,
dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat. Dikalangan masyarakat Hindu, Buta
Kala dianggap akan menimbulkan penyakit, malapetaka, dan kematian.

Saat upacara Buta Yadnya, seluruh masyarakat dari segala tingkatan akan mengambil salah satu
caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya.

Upacara Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan
Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian atau pemarisuda Buta
Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya.

Caru yang ada di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah sembilan
tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (warna-warni) disertai tetabuhan
arak/tuak.

Ngerupuk/Pengerupukan (Pawai Ogoh-ogoh)


Prosesi tawur atau pecaruan biasanya diikuti oleh upacara pengerupukan (ngerupuk). Dibagian
ini, umat Hindu akan melakukan beberapa ritual.

Di antaranya adalah menyebar nasi tawur, mengobori rumah dan seluruh pekarangan,
menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja
(biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh.

Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari rumah, pekarangan, dan lingkungan
sekitar. Di Bali, pengerupukan biasa dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling desa dan kemudian dibakar di
atas api unggun. Tujuannya sama yaitu untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.
Biasanya, ogoh-ogoh digambarkan berupa boneka raksasa yang terbuat dari kertas dan bambu.

Hari Raya Nyepi


Keesokan harinya yaitu pada pinanggal pisan, sasih Kedasa (tanggal 1, bulan ke-10), tibalah Hari
Raya Nyepi sesungguhnya.

Pada hari ini, suasana akan terasa seperti kota mati. Tidak ada kesibukan aktivitas pada
umumnya. Di hari ini, umat Hindu akan melaksanakan 'Catur Brata' Penyepian.

Catur Brata Penyepian meliputi 3 aturan Hari Raya Nyepi, yakni amati geni (tidak menyalakan
api), amati karya (tidak bekerja), dan amati lelanguan (tidak berfoya-foya).

Dalam Catur Brata Penyepian ini ada beberapa hal yang biasa dilakukan umat Hindu, yaitu:

Brata: mengekang hawa nafsu seperti berpuasa.


Yoga: hubungan jiwa dengan paramatma/Tuhan.
Tapa: latihan ketahanan menderita.
Samadi: manunggal kepada Tuhan yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin.
Semua itu menjadi kewajiban bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi
setiap tantangan kehidupan pada tahun yang baru.

Ngembak Geni (Ngembak Api)


Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Caka/Hari Suci Nyepi adalah hari Ngembak Geni
yang jatuh pada 'pinanggal ping kalih' (tanggal 2) sasih kedasa (bulan ke-10). Pada hari ini,
Tahun Baru Nyepi sudah memasuki hari kedua. Umat Hindu akan melakukan Dharma Santi
(silaturahmi), dari siang hingga sore hari.

Dharma Santi dilakukan dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf
memaafkan (ksama) satu sama lain untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih. Inti
Dharma Santi adalah filsafat Tattwamasi yang memandang semua manusia di seluruh penjuru
Bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Karena itu, setiap manusia hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan
segala kesalahan dan kekeliruan, serta hidup damai dan rukun.

Omed-omedan
Bersamaan dengan hari Ngembak Geni, ada tradisi unik turun-temurun bernama Omed-omedan
yang hanya bisa ditemui di daerah Sesetan, Denpasar. Tradisi Omed-omedan biasanya diikuti
oleh para pemuda-pemudi setempat yang belum menikah dari usia 17 hingga 30 tahun.

Omed-omedan dimulai dengan sembahyang bersama. Lalu, akan dibagi dua kelompok yaitu laki-
laki dan perempuan. Kedua kelompok ini akan berdiri berhadapan. Nantinya, kedua kelompok
ini tarik-menarik, berpelukan, dan berciuman pipi sambil disiram air oleh semua masyarakat
yang hadir.

Namun sebelum itu, semua peserta Omed-omedan diwajibkan mengikuti upacara atau
sembahyang di Pura Banjar.
Mebuug-buugan
Tradisi Mebuug-buugan juga dilakukan oleh warga Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung.

Tradisi ini diambil dari kata 'buug', artinya tanah atau lumpur untuk membersihkan diri saat
menyambut tahun yang baru.

Sesuai namanya, dalam tradisi Mebuug-buugan, setiap orang akan mengotori badan mereka
dengan lumpur. Jadi bisa dibilang, ini seperti perang lumpur. Perang lumpur ini boleh diikuti
oleh kaum laki-laki maupun perempuan dari semua usia.

D. Makna Khas Perayaan Nyepi

makanan di hari raya Nyepi


Terdapat beberapa makanan/hidangan tradisional yang akan sering muncul menjelang hari raya
Nyepi dan sesudahnya, apa saja?

 Nasi Tepeng yang merupakan makanan tradisional khas Gianyar Bali. Ciri khas nasi
tepeng dilihat dari isinya, seperti kacang panjang, kacang merah, nangka muda, terong,
daun kelor, dan kelapa parut di atasnya.
 Lawar yang terbuat dari campuran sayuran, daging cincang, dan bumbu khas Bali.
 Entil adalah sajian sejenis ketupat terbuat dari beras dan dibungkus daun, lalu diikat
dengan bambu. Zaman dahulu, Entil kerap disajikan sebagai hidangan utama saat Tahun
Baru Caka. Terlebih, saat Hari Nyepi tidak boleh menyalakan api
 Pulung Nyepi yang merupakan hidangan dengan c ampuran kedua tepung itu dikukus,
diuleni, dibentuk, dan direbus hingga matang. Lalu, ditambahkan parutan kelapa muda
di atasnya.
 Cerorot yang adalah kue basah khas hari raya Nyepi yang dengan bentuk memanjang
seperti kerucut karena dicetak dengan kulit ental.
 Ayam Betutu, adalah hidangan yang biasanya dijadikan sajian untuk acara sesembahan.
 Jaja Apem, yang terbuat dari adonan fermentasi tepung beras yang dicampur dengan
tape singkong dan air kelapa.
 Ketongkol, yang paling nikmat disantap bersamaan dengan sayur, lauk pauk, dan sambal
matah khas Bali

Anda mungkin juga menyukai