Anda di halaman 1dari 2

Pembukaan

Om Swastyastu,

Perkenalkan nama saya Putu Pradnya Indreswari, No absen 24, dari kelas XI MIPA 2.

Divideo ini saya akan sedikit menceritakan ulang tentang asal usul perayaan Hari Raya Nyepi.

Asal mula Tahun Saka

Seperti yang kita semua ketahui bahwa agama Hindu berasal dari India dengan kitab
sucinya yaitu Weda. Sehingga sebagian besar asal-usul atau sejarah sejumlah perayaan hari
besar agama Hindu di Indonesia juga berasal dari India, seperti halnya sejarah atau asal-usul
Hari Raya Nyepi.  

Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya
digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan. Pertikaian antar suku-
suku bangsa sangat sering terjadi terutama antara Suku Saka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana dan
Malaya. Hari demi hari menang dan kalah silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan antar
suku menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan beragama saat itu. Pola pembinaan
kehidupan beragama menjadi beragam, baik karena kepengikutan umat terhadap kelompok-
kelompok suku bangsa, maupun karena adanya penafsiran yang saling berbeda terhadap ajaran
yang diyakini.

Dan pada akhirnya pertikaian yang panjang itu dimenangkan oleh suku Saka dibawah
pimpinan Raja Kaniskha I dari dinasti Kushana, ini menjadi sejarah besar di India, Raja
Kaniskha I mampu merangkul suku-suku bangsa India, dengan tidak menghancurkan suku
bangsa lain yang beda paham, tetapi merangkul semua suku sehingga menjadi kebudayaan
kerajaan yang besar. Untuk itulah pada bulan Maret tahun 78 Masehi, Raja Kaniskha I
menetapkan sistem Kalender Saka sebagai kalender kerajaan, semenjak itulah toleransi antar
suku bangkit tidak ada lagi pertikaian, sistem kalender Saka berkembang dengan sangat baik
mengikuti penyebaran agama Hindu.

Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian tahun saka adalah hari
keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan
paham keagamaan yang saling berbeda.

Lalu bagaimana hubungannya dengan perayaan Hari Raya Nyepi di Bali?

Peringatan Tahun Saka ini bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari
kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari
kerukunan nasional. Kemudian keberhasilan tersebut lalu disebarluaskan ke seluruh daratan
India termasuk Indonesia khususnya di Bali. Tahun Saka adalah salah satu kalender umat
Hindu India sekaligs bagi umat Hindu di Bali dimana satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12
bulan (sasih) yang mana bulan pertamanya disebut Caitramasa, dan uniknya perayaan tahun
Baru Saka terjadi di Bulan ke 10 (kedasa) yang diperingati dengan hari raya Nyepi yang mulai
dilaksanakan pada puncak bulan mati (tilem) pada bulan Kesanga (ke-9) hal tersebut terjadi
dikarena akhir tahun kalender saka adalah bulan dengan jumlah terbesar yaitu bulan ke-9,
sedangkan angka 10 merupakan pengulangan angka 1 dan 0, yang kalau dijumlahkan hanya
bernilai 1, sehingga bulan ke-10 (Kedasa) merupakan bulan baru yang bersih (kedas) untuk
memulai kehidupan baru yang lebih baik.
Adapun sejarah tahun Saka di Bali berawal dari perjalanan seorang pendeta Kshatrapa
Gujarat (India) dari suku bangsa Saka, yang kemudian diberi gelar Aji Saka. perjalanan Aji
Saka dan sejumlah abdinya sampai pertama kali di pulau Jawa tepatnya yaitu di desa Waru,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tahun 456 Masehi. Aji Saka datang ke pulau Jawa
untuk mengenalkan dan mensosialisasikan kalender Saka serta peringatan pergantian tahun
Saka yang dikenal oleh Umat Hindu dengan perayaan Hari Raya Nyepi. Dari sinilah sejarah
perayaan hari Raya Nyepi oleh umat Hindu di Nusantara terutamanya di Bali sekarang ini.

Adapun Rangkaian acara peringatan Hari Raya Nyepi :

1. Upacara melasti, mekiyis dan melis

2. Menghaturkan bhakti/pemujaan

3. Tawur Agung/mecaru

4. Nyepi

5. Ngembak Geni.

Makna

Sesungguhnya seluruh rangkaian Nyepi dalam rangka memperingati pergantian tahun


baru saka itu adalah sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh umat Hindu agar kehidupan ini
selalu seimbang dan harmonis serta sejahtera dan damai.

Mekiyis dan nyejer/ngaturang bakti di Balai Agung adalah dialog spiritual manusia
dengan alam dan Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang
telah disucikan.

Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog spiritual manusia dengan alam
sekitar para bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit.

Pelaksanaan catur brata penyepian merupakan dialog spiritual antara Sang Atma dengan
sang Paramatma atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Sima krama atau dharma Santi adalah dialog antar sesama tentang apa dan bagaimana
yang sudah, dan yang sekarang serta yang akan datang. Bagaimana kita dapat meningkatkan
kehidupan lahir batin kita ke depan dengan berpijak pada pengalaman selama ini.

Maka dengan peringatan pergantian tahun baru saka (Nyepi) umat Hindu telah
melakukan dialog spiritual kepada semua pihak baik itu Tuhan yang dipuja, para leluhur, dengan
para bhuta, dengan diri sendiri dan sesama manusia, demi terciptanya keseimbangan,
keharmonisan, kesejahteraan, dan kedamaian bersama.

Penutup

Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai asal mula Hari Raya Nyepi. Mohon maaf
apabila ada kesalahan kata, saya tutup dengan parama santi

Om, Santih, Santih, Santih Om

Anda mungkin juga menyukai