Anda di halaman 1dari 3

Point 1.

2
Dapat menjelaskan makna dan hakikat dari tujuan melaksanakan persembahyangan sehari-
hari dan hari besar keagamaan hindu

Tujuan umat melaksanakan persembahyangan adalah sebagai berikut :


1. Untuk mewujudkan rasa bhakti kehadapan Tuhan beserta segala
manifestasinya.
2. Untuk memohon keselamatan, pengampunan, dan petunjuk menuju hidup
yang lebih baik.
3. Menyerahkan diri secara bulat karena menyadari akan kelemahan dan
keterbatasannya.
4. Untuk mengadakan penebusan atas dosa yang dimiliki oleh umatnya.
5. Untuk menyucikan diri secara lahir dan bathin
6. Untuk menyebrangkan manusia dari keadaan sekarang menuju tujuan hidup
yang utama, yaitu dharma, artha , kama, moksa.
7. Untuk mendapat tingkat kesucian dan rahmat dari Tuhan.
8. Untuk menolong dan menyelamatkan mahluk-mahluk lainnya menuju
kelepasan.

Hari-hari besar agama hindu:


1. Hari Raya Nyepi
Nyepi adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari ini jatuh
pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada
di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan
pemujaan suci terhadap mereka. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan
Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos)
dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat
beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.

2. Hari Raya Saraswati


Hari Raya Saraswati adalah hari turunnya Ilmu Pengetahuan. Umat Hindu Dharma di Bali
merayakannya setiap 210 hari (6 bulan), dengan menggunakan perhitungan kalender
Bali pada Sabtu (Saniscara), Umanis (Legi), Watugunung. Pada hari saraswati dilakukan
pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni.

3. Hari Raya Galungan


Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali, dengan
menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu
Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma
(kejahatan).

4. Hari Raya Kuningan


Hari raya Kuningan adalah hari raya yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali. Perayaan
ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan
setiap 210 hari sekali, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali (1 bulan dalam
kalender Bali = 35 hari). Sepuluh hari setelah hari raya Galungan. Kata Kuningan memiliki
makna "kauningan" yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar
terhindar dari marabahaya. Hari Kuningan merupakan hari resepsi bagi hari Galungan sebagai
kemenangan dharma melawan adharma yang pemujaannya ditujukan kepada
para Deva dan Pitara agar turun melaksanakan pensucian serta mukti, atau menikmati sesaji
yang dipersembahkan. Kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma(kejahatan) yang telah
dirayakan setiap Galungan dan Kuningan hendaknyalah diserap dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Hari Raya Siwaratri


Hari Siwaratri jatuh setiap setahun sekali berdasarkan kalender Isaka yaitu pada purwaning
Tilem atau panglong ping 14 sasih Kepitu (bulan ke tujuh) sebelum bulan mati (tilem), dalam
kalender Masehi setiap bulan Januari. Siwaratri memang memiliki makna khusus bagi umat
Hindu, karena pada saat tersebutlah Hyang Siwa beryoga, sehingga menjadi hari baik bagi
umat untuk melakukan brata semadi berikut kegiatan penyucian dan perenungan diri serta
melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Siwa. Makna dari Hari Raya Siwaratri adalah
malam perenungan suci, malam dimana kita bisa mengevaluasi dan instropeksi diri atas
perbuatan atau dosa-dosa selama ini, sehingga pada malam ini kita memohon kepada Sang
Hyang Siwa yang juga sedang melakukan payogan agar diberikan tuntunan agar bisa keluar
dari perbuatan dosa tersebut. Pada saat malam itulah umat melakukan pendekatan spiritual
kepada Siwa untuk menyatukan atman dengan paramatman.

Pertanyaan:
1. Jelaskan untuk apa umat hindu melakukan persembahyangan!
2. Kenapa umat hindu sembahyang menghadap ke timur dan ke arah gunung?
3. Apa fungsi bija dan tirta?
4. Sebutkan hari-hari besar agama hindu minimal 5!
5. Pada kalender bali, Hari Raya Galungan dan Kuningan jatuh pada?
6. Apa tujuan kita merayakan hari raya Siwaratri?
7. Apa saja tahapan-tahapan (upacara) sebelum merayakan hari raya Nyepi?

Jawaban:
1).
Tujuan umat melaksanakan persembahyangan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan rasa bhakti kehadapan Tuhan beserta segala manifestasinya.
2. Untuk memohon keselamatan, pengampunan, dan petunjuk menuju hidup yang lebih
baik.
3. Menyerahkan diri secara bulat karena menyadari akan kelemahan dan
keterbatasannya.
4. Untuk mengadakan penebusan atas dosa yang dimiliki oleh umatnya.
5. Untuk menyucikan diri secara lahir dan bathin
6. Untuk menyebrangkan manusia dari keadaan sekarang menuju tujuan hidup yang
utama, yaitu dharma, artha , kama, moksa.
7. Untuk mendapat tingkat kesucian dan rahmat dari Tuhan.
8. Untuk menolong dan menyelamatkan mahluk-mahluk lainnya menuju kelepasan.
2). Masyarakat Hindu bersembahyang menghadap ke timur karena TIMUR adalah arah
MATAHARI TERBIT. Umat Hindu percaya bahwa matahari adalah sumber dari semua energi
yang ada didunia ini, di Tata Surya kita, termasuk planet Bumi. Tanpa matahari, tidak akan ada
kehidupan di Bumi. Jadi, sembahyang menghadap ke timur dimaksudkan untuk mengucapkan
syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewa Surya (Dewa
Matahari), karena telah memberikan energi bagi semua makhluk hidup.

Kepercayaan Umat dengan sembahyang menghadap ke arah gunung adalah, gunung merupakan
tempat berasalnya air. Selain matahari, tentunya air juga menjadi unsur yang sangat penting
didalam kehidupan makhluk hidup, khususnya di Bumi. Gunung merupakan tempat yang
menampung/menyimpan air yang turun dari langit (air hujan), dan mengalirkannya ke tempat
yang lebih rendah. Sehingga umat Hindu bersembahyang menghadap ke gunung dimaksudkan
untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah menganugrahkan air yang berguna bagi
kelangsungan kehidupan di Bumi.

3).
Didalam persembahyangan agama Hindu, salah satu sarana yang penting adalah air. Yang biasa
digunakan untuk membersihkan tangan sebelum persembahyangan dimulai serta menjadi air suci
yang  disebut dengan Tirtha. Kata “Tirtha” berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti kesucian
atau setitik air, air suci, bersuci dengan air. Tirtha berfungsi untuk membersihkan diri dari kotoran
maupun kecemaran pikiran. Yang mana dalam penerapan pemakaianna yaitu dipercikan dikepala,
diminum dan diusapkan dimuka. Itu sebagai simbolis pembersih bayu,sabda dan idep. Nunas bija
dimaksudkan untuk menanam dan menumbuhkan sifat kedewataan dalam setiap orang. Tempat
menanamnya juga tidak sembarangan. Idaratnya menanam biji jagung di atas batu atau tanah gersang
sulit sekali tumbuh. Oleh karena itu, tempat menaruh bija di badan manusia ada aturannya. Di dalam
tubuh atau didaerah tertentu yang peka terhadap rangsangan atau sentuhan dari luar, yaitu leher, dahi,
dan ditelan sebanyak 3 biji.

4). Nyepi, Galungan, Kuningan, Siwaratri, Saraswati, Banyupinaruh

5). Galungan=Buda Kliwon Dungulan


Kuningan= Saniscara Kliwon Kuningan

6). Malam Siwaratri adalah dimana kita bisa mengevaluasi dan instropeksi diri atas perbuatan atau
dosa-dosa selama ini, sehingga pada malam ini kita memohon kepada Sang Hyang Siwa yang juga
sedang melakukan payogan agar diberikan tuntunan agar bisa keluar dari perbuatan dosa tersebut.
Pada saat malam itulah umat melakukan pendekatan spiritual kepada Siwa untuk menyatukan atman
dengan paramatman.

7). Upacara Melasti Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi

Anda mungkin juga menyukai