Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewa Ayu Alit Riska Dewi

NPM : 2101882030026
Kelas : 1A Pendidikan Bahasa Inggris
Matkul : Religion
Rabu, 8 Desember 2021

1. Uraikan pengertian dari Yadnya, serta uraikan sloka-sloka yang menyatakan tentang panca
yadnya yang harus di lakukan oleh umat Hindu!
Jawaban :
Kata Yadnya berasal dari bahasa Sansekerta, akar-akar “Yaj” yang artinya memuja,
mempersembahkan, pengorbanan, menjadikan suci. Prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam
Yadnya yaitu keikhlasan, kesucian dan pengabdian tanpa pamrih. Tiga kewajiban utama Atau
hutang yang harus dilunasi manusia atas keberadaannya di dunia ini yang disebut Tri Rna yang
terdiri dari : .

 Dewa Rna, yaitu hutang jiwa kepada Sang Hyang Widhi beserta segala manifestasi-nya.
 Pitra Rna, yaitu hutang kehidupan kepada orang tua atau leluhur.
 Rsi Rna, yaitu hutang pengetahuan kepada guru, orang suci, atau para resi.

Kewajiban Agama Hindu dalam menjalankan Panca Yadnya ditegaskan dalam kitab suci
Manawadharmasastra yang bunyinya sebagai berikut :
“Rsi yajnam dewa yajnam bhuta yajnam ca sarwada,
nryajnam pitra yajnam ca yatha sakti na hapayet”
(Manawa dharmasastra IV.21)
Artinya:
Hendaknya jangan sampai lupa, jika mampu laksanakanlah Rsi Yadnya, Dewa Yadnya, Bhuta
Yadnya, Manusa Yadnya, dan Pitra Yadnya.
2. Sahnya perkawinan menurut agama Hindu adalah minimal telah melaksanakan upacara
byakala ( pakalan-kalaan ). Kenapa upacara ini dikatakan dapat mengesahkan perkawinan?
Jelaskan!

Jawaban : Upacara Makala-Kalaan dimaknai sebagai pengesahan perkawinan kedua mempelai


melalui proses penyucian, sekaligus menyucikan benih yang dikandung kedua mempelai yang
berupa sukla (spermatozoa) dari pengantin laki dan wanita (ovum) dari pengantin wanita. Di
dalam UU Perkawinan No 1 Tahun 1974, sahnya suatu perkawinan adalah sesuai hukum agama
masing-masing. Jadi, bagi umat Hindu, melalui proses upacara agama yang disebut 'Makala-
kalaan' (natab beten), biasanya dipuput oleh seorang pinandita.

3. Yadnya tidak hanya terbatas dalam bentuk ritual ( sajen/banten), yadnya juga bisa dalam
bentuk sikap atau prilaku kepada sesama umat. Bagaimana aplikasi panca yadnya dalam
prilaku kehidupan sehari-hari,beri contoh!
Jawaban :
1. Contoh-contoh pelaksanaan Dewa Yadnya dalam kehidupan :
1 . Melaksanakan puja Tri Sandhya setiap hari .
2 . Melaksanakan persembahyangan pada hari purnama dan tilem
3 . Melaksanakan persembahyangan pada hari raya di pura seperti piodalan , hari
saraswati , siwaratri , galungan dan kuningan .
4 . Selalu berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan 
5. Menjaga kesucian tempat suci / pura
6. Mempelajari dan mempraktekan ajaran agama dalam kehidpan sehari-hari
2. Contoh-contoh pelaksanaan Pitra Yadnya 
1. Menghormati orang tua 
2. Menuruti nasehat orang tua 
3. Merawat orang tua ketika orang tua kita sedang sakit 
4. Melaksanakan upacara pengabenan bagi orang tua atau leluhur kita yang telah
meninggal
3. Contoh-contohpelaksanaan Rsi Yadnya 
1. Menghormati guru dan perintah yang diberikannya .
2. Menjaga kesehatan dan kesejahteraan orang suci .
3. Membangun tempat-tempat pemujaan untuk orang suci 
4. Memberi sesari atau punia kepada orang suci

4. Contoh-contoh pelaksanaan Manusa Yadnya


1. Upakara/upacara bayi selama didalam kandungan (Garbha Wadana / pagedong-
gedongan )
2. Upakara/upacara bayi yang baru lahir kedunia
3. Upakara/upacara bayi kepus puser
4. Upakara/upacara bayi berumur 42 hari (Tutug Kambuhan)
5. Upakara/upacara bayi berumur 105 hari (nyambutin) atau biasanya di sebut telu bulan
karena lama nya hari itu 3 bulanan wuku bali
6. Upakara/upacara oton (otonan) yang biasanya di rayakan setiap 6 bulan sekali di dalam
kalender wuku bali .
7. Upakara/upacara potong gigi (Mepandas , metatah , mesangih)
8. Upakara/upacara perkawinan (Pawiwahan)
5. Contoh-contoh pelaksanaan Bhuta Yadnya
1. Upacara Mecaru (Membersihkan area baik itu pura maupun natah di rumah)
2. Ngaturang segehan untuk menetralkan sifat-sifat negative yang berada di bumi
3. Upacara panca wali krama (10 tahun sekali) di laksanakan di pura agung besakih
4. Upacara eka dasa rudra (100 tahun sekali) dilaksanakan di pura agung besakih
4. Dalam ajaran agama Hindu tak pernah lepas dari upacara atau ritual, mengapa hal itu penting
dilaksanakan? Bukanlah dalam era globalisasi orang ingin serba simpel dan praktis, uraikan
pendapat saudara!

Jawaban : Ritual dan Agama Hindu merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Karena dalam Agama Hindu adalah sebuah kewajiban untuk menjalankan sebuah ritual yang ada
didalam kehidupan sehari-hari dengan tulus iklas.
Dizaman sekarang, masih banyak ritual dalam agama Hindu yang masih dilaksanakan
oleh umat Hindu tetapi dalam pelaksanaannya sudah terdapat beberapa perubahan atau adaptasi
yang sesuai dengan kemampuan dan perkembangan zaman. Dan tidak ada masalah jika beberapa
ritual dalam agama Hindu dilaksanakan secara sederhana selagi tidak mengurangi makna-makna
dari ritual itu sendiri.
Agama Hindu sangat fleksibel. Tidak ada kekakuan bahwa melaksanakan agama Hindu
harus seperti ini dan harus seperti itu. Agama Hindu sangat bisa menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan. Pelaksanaan agama Hindu bukan saja boleh di sesuaikan dengan kondisi
local, melainkan harus di sesuaikan. Prinsip ini secara umum dikenal dengan Desa-Kala-Patra
(menyesuaikan diri dengan tempat, waktu, dan kondisi objektif yang ada).

5. Apakah mutlak berhasilnya suatu yadnya dapat diukur dari banyak atau sedikitnya harta
benda yang dipergumakan untuk beryadnya? Jelaskan ! agar yadnya dapat dikatakan
yadnya yang satwika?

Jawaban : Yadnya adalah korban suci yg tulus iklas,maka setelah melakukan gelaran yadnya
tidak boleh ada rasa penyesalan, untuk itu perlu suatu pertimbangan matang dalam melakukan
gelaran yadnya agar hasil yang ingin di capai bisa maksimal. Berhasilnya suatu yadnya tidaklah
diukur dari banyak atau sedikitnya harta benda yang digunakan untuk beryadnya, melainkan
bagaimana keiklasan kita dalam melakukan upacara yadnya ini. Tidak perlu beryadnya yang
mahal yang akan memberatkan kita melainkan beryadnya saja sesuai kemampuan dan keiklasan
agar yadnya yang sedang dilakukan tidak secara terpaksa melainkan dilaksanakan secara tulus
iklas.
Dalam upacara yadnya yang dilaksanakan dengan keiklasan tanpa mengharapkan
hasilnya disebut sebagai Satwika Yadnya. Satwika Yadnya adalah yadnya yang dilaksanakan
dengan tulus iklas, tidak bersifat pamer namun dilaksanakan karena yadnya ini sifatnya
kewajiban sehingga tidak bertujuan untuk menunjukkan harta benda yang dimiliki, serta Satwika
Yadnya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan orang-orang tanpa bermaksud mengurangi
makna dari Yadnya itu sendiri. Menurut Bhagawad Gita, dijelaskan ada tujuh syarat yang wajib
dilakasakan untuk mewujudkan sattwika yajña, yaitu:
1. Sraddhǎ, artinya melaksanakan yajña dengan penuh keyakinan.
2. Lascarya, artinya yajña yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, (Suhardi dan
Sudirga, 2015:54).
3. Sastra, artinya melaksanakan yajña dengan berlandaskan sumber sastra, yaitu Sruti,
Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti.
4. Daksina, artinya pelaksanaan yajña dengan sarana upacara (benda dan uang).
5. Mantra dan gita artinya yajña yang dilaksanakan dengan melantunkan lagu-lagu suci
untuk pemujaan.
6. Annasewa, artinya yajña yang dilaksanakan dengan persembahan jamuan makan kepada
para tamu yang menghadiri upacara.
7. Nasmita, artinya yajña yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk memamerkan
kemewahan dan kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai