PENDAHULUAN
matahari, bulan dan bintang-bintang, panas dan dingin, hujan, petir dan badai,
pertumbuhan, perkembangan, usia tua, rasa lapar, penyakit dan mimpi buruk
Indonesia memberikan kebebasan yang mutlak dan paling azasi untuk memilih
bunyi pasal 29 UUD 1945 menyatakan “bahwa Setiap Warga Negara dijamin
Begitu pula halnya dengan umat Hindu yang merupakan bagian dari
masyarakat bangsa Indonesia ini, tentunya mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dan setara dengan penganut agama lainnya, baik dalam hak dan
Aphālakānksibhir yajno
Vidhidrşţo ta ijyate
Samādhāya sa sāttvikah
Artinya :
Yajna yang dihaturkan sesuai dengan sastranya, oleh mereka yang tidak
kesucian dan sangat mulia dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap agama telah mengajarkan tentang kebajikan, supaya manusia itu
berahlak, berbudi pekerti yang luhur dan memiliki Tata Krama yang baik.
Maka oleh sebab itu hendaknya umat Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah
suatu istilah yang disebut dengan “Desa, Kala, Patra” (tempat, waktu, keadaan)
yang merupakan doktrin yang luhur dan strategis bagi umat Hindu.
Hindu” menyatakan bahwa Desa artinya tempat kita berada, Kala artinya
waktu saat kita berada, Kala Patra artinya keadaan atau situasi, kondisi dimana
kita berada (Nyoman S. Pendit 1993 : 108). Dengan adanya pernyataan doktrin
tersebut, maka berarti pula bahwa ajaran agama Hindu itu pun juga harus
sesuai dengan tempat, waktu, dan keadaan (situasi) dimana umat Hindu berada.
Hindu yang menarik dan unik untuk dipelihara dan dilestarikan. Perbedaan itu
baik menyangkut nama, istilah, tata cara upacara (upakara), maupun bahasa
dan susunan suatu upacara. Hal ini dapat dilihat dari berbagai daerah seperti
antara lain umat Hindu di Pulau Jawa tentu berbeda cara melaksanakan ibadah
dan pemujaannya dari pulau Bali, begitu juga di Pulau Kalimantan mempunyai
Sungai (DAS) selalu berbeda-beda yaitu dengan yang lainnya. bagi umat
Hindu Kaharingan tetap melaksanakan sesuai dengan ajaran dan adat budaya
keagamaannya yang telah berlangsung beribu-ribu tahun yang lalu. Bahkan ada
salah satu upacara Ritual yang sangat sakral dalam masyarakat Hindu
seseorang dapat mempelajari secara utuh dengan sudut pandang agama Hindu
agama yang lain memiliki ciri-ciri khusus dan merupakan identitas diri sebagai
suatu tradisi atau kebiasaan secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat
maupun sesuai tradisi setempat. Oleh karena itu acara agama merupakan suatu
Hampea (kapan) atau dalam ajaran agama Hindu dikenal dengan istilah Desa,
Kala, dan Patra yang berpegang pada 3 (tiga) Kerangka Dasar Agama Hindu,
perbedaan jenis dan upacara antara satu daerah dengan daerah lainnya, namun
yang menyesuaikan dengan budaya dan adat istiadat setempat yang lebih baik
dalam melaksanakan upacara keagamaan terdapat jenis dan cara yang beraneka
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sangat perlu
(Tuhan Yang Maha Esa) tanpa tahu makna yang terkandung dalam upacara
tersebut. Pada setiap upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh umat Hindu
Kaharingan pada hakekatnya memiliki berbagai macam makna, baik itu makna
dalam upacara tersebut? Karena dengan kita tahu tujuan yang hendak kita capai
dalam upacara keagamaan yang kita laksanakan maka hendaknya kita harus
diatas bahwa umat Hindu Kaharingan tidak pernah terlepas dari upacara ritual
adalah :
Gunung Mas.
yang telah dicanangkan untuk di telaah maka tujuan penelitian ini mempunyai
sebagai berikut :
Manenung.
Manenung.
BAB II
2.1 Konsep
dari dua suku kata yakni “Upa” yang berarti hubungan sedangkan kata
“car” yang berarti gerak selanjutnya mendapat akhiran “a” menjadi kata
dari pada salah satu yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu
Kaharingan.
baik dalam hal penyakit ataupun berbagai hal termasuk hal-hal gaib
bentuk proses lahiriah yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh
sumber yang sama yaitu berasal dari kata : Philen ( To Love ) yang
apa yang di yakini nya, cinta akan sesuatu yang baik ,Shopos
bijaksana.
2.2 Teori
itu.
dari tingkah laku atau kegiatan dalam upacara ritual yang bersifat khas.
subjek pada objek. Dalam makna tertentu, simbol acap kali memiliki
dari niat dan perasaan yang tulus iklas kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta manifestasinya.
beberapa tokoh seprti Emile Durkheim, Max Weber, Talcott Person dan
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
karakteristik individu atau subjek yang diteliti secara tepat. Dan dalam penelitian
ini peneliti juga akan mengumpulkan data untuk menginten pertanyaan peneliti
deskriptif yaitu :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, dan
masalah aktual.
dianalisa.
Adapun dasar peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam
Kabupaten Gunung Mas yang mana umat Hindu Kaharingan masih ada dan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati, menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada
latar dari individu tersebut secara holistik (utuh). Sebelum terjun ke lapangan
data adalah data primer (yang langsung memberikan data kepada pengumpul
yang menjadi objek kajian pokok sesuai dengan rumusan masalah yang
Gunung Mas.
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Mengenai hal ini Imam
secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang
penelitian ini adalah para tokoh umat Hindu Kaharingan antara lain Majelis
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Selain manusia atau peneliti
untuk menjaga keutuhan data, (2) agar waktu wawancara menjadi efisien, (3)
Setelah diketahui tentang definisi data itu, maka sesuai dengan judul
Upacara Manenung.
tertulis ataupun angan-angan tentang suatu hal yang akan dicari di lapangan.
jenis data yang diperlukan, sebab dengan metode atau alat pengumpulan data
yang tepat akan diperoleh data yang benar-benar akurat, valid dan kredibel
dipergunakan dalam pengumpulan data yang akurat, kredibel dan valid dalam
3.7.1 Observasi
3.7.2 Wawancara
Upacara Manenung .
yang penting, karena dengan analisis data yang ada akan nampak manfaatnya
ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik
berupa kualitatif maupun kuantitatif, terhadap data kualitatif dalam hal ini
dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa
yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan
yaitu :
mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, selain
mengadakan analisa terhadap data yang telah terkumpul adalah dengan cara
sebagai berikut :
kesimpulan.