Anda di halaman 1dari 10

Materi Tambahan SKU

note : pelajari sesuai agama masing-masing

1. ISLAM

A. DAPAT MENJELASKAN MAKNA RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM

● Rukun Iman, rukun iman yaitu pilar-pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang
muslim.

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

4. Iman kepada Rasul Allah

5. Iman kepada Hari Akhir

6. Iman kepada Qada dan Qadar (yaitu takdir baik dan buruk)

● Rukun Islam, rukun Islam adalah lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai pondasi
wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan Muslim. Jumlahnya ada
lima;

1. Syahadat

2. Sholat

3. Puasa

4. Zakat

5. Haji

B. MAMPU MENJELASKAN MAKNA SHOLAT BERJAMA'AH DAN DAPAT MENDIRIKAN SHOLAT


SUNNAH SECARA INDIVIDU

Dalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali dibandingkan dengan
shalat sendiri. Shalat berjamaah berarti berkelompok dengan panduan seorang imam.
2. KATOLIK

1. Tahu dan paham makna dan arti gereja katolik

Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya “universal”.
Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa
makna. Bagi sebagian pihak, istilah “Gereja Katolik” bermakna Gereja yang berada dalam
persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan Gereja Katolik Timur;
makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, “Gereja Katolik”
atau yang sering diterjemahkan menjadi “Gereja Am” bermakna segenap orang yang percaya
kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang “denominasi”.

2. Dapat memimpin doa dan membangun serta membuat gerakan cinta kasih pada
keberagaman agama di luar gereja katolik

(sesuai individu masing-masing)

3. PROTESTAN

1. mendalami hukum kasih dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

Seperti diketahui, hukum kasih dibahas dalam Alkitab. Hukum tersebut membicarakan tindakan
pengampunan dan saling memaafkan. Berikut bunyi hukum kasih dalam Alkitab:

 Matius 22:37-40
"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

 Markus 12:30-31
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada
kedua hukum ini."

Di samping itu ajaran untuk mengasihi dimuat pula dalam Injil Yohanes 12:34-35 yang berbunyi:

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku , yaitu jikalau kamu
saling mengasihi."
4. HINDU

1. dapat menjelaskan sejarah perkembangan agama hindu di Indonesia

Agama hindu pertama kali masuk ke indonesia sekitar abad ke 4 masehi melalui jalur
perdagangan. sebelumnya di indonesia tidak ada kerajaan namun desa yang dipimpin oleh
seorang kepala suku. kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia yaitu:

a. kutai (4m) kaltim raja terkenal yaitu raja mulawaan. peninggalannya yupa yg bertuliskan
huruf pallawa dan bahasa sansekerta.

b. tarumanegara (5m)raja terkenal raja purnawarman. peninggalannya 7 prasasti spt prasasti


ciaruteun, muara cianten, lebak, kebon kopi, tugu, pasir awi, jambu

c. holing (6m) jateng raja terkenal ratu shima seorang wanita. peninggalannya prasasti tuk mas
yg berisi simbol agama hindu

2. dapat mejelaskan makna dan hakikat dari tujuan melaksabakan persembahyangan sehari hari
dan hari besar keagamaan hindu

Tujuan dan manfaat dari sembahyang, Sembahyang adalah melakukan pemujaan kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Sembahyang juga dapat diartikan melakukan penghormatan kepada
para Dewa atau Tuhan Yang Maha Esa atau kepada sesuatu yang suci. Bersembahyang
mengandung arti dalam menyerahkan diri atau menaklukan diri serta menghamba kepada Ida
Shang Hyang Widi Wasa.

Tujuan umat melaksanakan persembahyangan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan rasa bhakti kehadapan Tuhan beserta segala manifestasinya.

2 Untuk memohon keselamatan, pengampunan, dan petunjuk menuju hidup yang lebih baik.

3. Menyerahkan diri secara bulat karena menyadari akan kelemahan dan keterbatasannya.

4. Untuk mengadakan penebusan atas dosa yang dimiliki oleh umatnya.

5. Untuk menyebrangkan manusia dari keadaan sekarang menuju tujuan hidup yang utama,
yaitu dharma, artha , kama, moksa.

Manfaat Sembahyang Bagi Umat Hindu


Sembahyang dalam hidup keseharian sering disebut dengan Mebhakti atau Muspa. Disebut
dengan Mebhakti karena inti dari sembahyang adalah untuk mengungkapkan rasa bhakti yang
setulus-tulusnya kepada Tuhan. Disebut dengan Muspa karena sarana pokok yang digunakan
adalah bunga atau puspa. Adapun manfaat dari pelaksanaan sembahyang adalah :

1. Dapat meningkatkan kesucian hati dan pikiran

2. Dapat menumbuhkan keikhlasan

3. Menumbuhkan rasa aman dan jiwa yang tenang

4. Dapat mengatasi perbudakan material

5. Dapat menumbuhkan cinta kasih

3. dapat menjelaskan maksud dan tujuan kelahiran menjadi manusia menurut agama hindu.

Surga adalah Persinggahan Sementara.

Dalam agama Hindu surga merupakan persinggahan sementara. Menurut Swami Dayananda
Saraswati, surga adalah pengalaman liburan. Seperti seorang pergi ke Hawaii atau ke Bali untuk
bersenang-senang sebentar membelanjakan uangnya dan kemudian kembali ke rumahnya.

Bagavad Gita mengatakan :

“Setelah menikmati surga yang luas, mereka kembali ke dunia ini sesuai ajaran kitab suci. Demi
kenikmatan mereka datang dan pergi”.

Surga adalah kesenangan sementara (kesenangan). Sedangkan kebahagiaan yang sejati (Joy
atau Happiness) adalah Moksha

4. dapat menjelaskan maksud dan hakekat ajaran tri hita karana dengan pelestarian alam
lingkungan

Penerapan Tri Hita Karana

Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu selama ini adalah sebagai berikut:
hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa yadnya, hubungan
manusia dengan alam lingkungannya yang diwujudkan dengan Bhuta yadnya, sedangkan
hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan Pitra, Resi, Manusia Yadnya.
Padahal, hubungan ini jauh daripada itu. Misal Parahyangan bisa saja diwujudkan dengan PHBS
di Pura, yaitu menjaga kebersihan, keindahan dan kesuucian di Pura juga merupakan wujud
hubungan bhakti kita kepada Hyang Widhi.
Awalnya konsep Tri Hita Karana muncul berkaitan dengan keberadaan desa adat di Bali. Hal ini
disebabkan oleh terwujudnya suatu desa adat di Bali, bukan saja merupakan kepentingan hidup
tapi adalah kepentingan bersama dalam masyarakat, dalam hal kepercayaan memuja Tuhan.
Dengan kata lain, bahwa ciri khas desa adat di Bali harus mempunyai unsur wilayah, orang-
orang atau masyarakat yang menempati suatu wilayah serta adanya tempat suci untuk memuja
Tuhan.

Pertama, Parahyangan. Parahyangan berasal dari kata para (tertinggi) dan hyang (Beliau) yang
artinya Tuhan. Parahyangan berarti ketuhanan atau hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan
dalam rangka memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa. Banyak di kalangan kita mengartikan bahwa
parahyangan berarti tempat suci (Pura) untuk memuja Tuhan.

Manusia menyembah atau memuja kepada Tuhan disebabkan oleh sifat-sifat satvika
(kebajikan) yang dimilkinya. Rasa bhakti dan sujud pada Tuhan timbul dalam hati manusia oleh
karena Sanghyang Widhi yang maha ada, maka kuasa, maha pengasih yang melimpahkan kasih
dan kebijaksanaan kepada ciptaan-Nya. Kita Sebagai umat yang beragama yang yang selalu
memohon perlindunganNya, sangat berhutang budi, baik lahir dan batin kepadaNya. Hutang
budhi tersebut tak akan terbayarkan dengan apapun. Karena hal tersebut, maka satu-satunya
cara yang dapat kita lakukan kepadaNya hanyalah dengan jalan menghaturkan bhakti dan
sradha yang setinggi-tingginya.

5. dapat mempraktekkan bentuk gerakan asanas dari hatta yoga

Hatha yoga adalah salah satu jenis yoga yang mengandalkan teknik pernapasan (pranayama)
untuk menghubungkan pikiran dengan tubuh. Bisa dibilang, ibu dari semua jenis yoga adalah
hatha yoga. Sebab, dari hatha yoga lahir banyak jenis yoga dengan medium yang unik. Semua
kelas yang melibatkan asana seperti ashtanga, vinyasa, Iyengar, serta power yoga juga
termasuk dalam kategori hatha yoga.

6. dapat menghapalkan dan menkidungkan slh satu bentuk dharma gita

Dharmagita adalah suatu lagu atau nyanyian suci yang secara khusus dilagukan atau
dinyanyikan pada saat upacara keagamaan Hindu, dan untuk mengiringi upacara ritual atau
yadnya. Istilah Dharmagita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata Dharma yang artinya
kebenaran, agama atau keagamaan, dan Gita yang artinya nyanyian atau lagu.

Tradisi menyanyikan kidung-kidung suci merupakan tradisi yang sangat kuno. Kita
mengenal adanya kitab Sama Weda yang merupakan salah satu dari kitab Catur Weda. Kitab
Sama Weda ini berisi lagu pujian atau pujaan untuk dinyanyikan dalam pelaksanaan upacara
yadnya. Dalam berbagai kegiatan keagamaan, penggunaan Dharmagita sangatlah dibutuhkan
karena irama lagunya memiliki berbagai jenis variasi yang sangat membantu untuk
menciptakan suasana hening atau khidmat yang dipancari oleh getaran kesucian sesuai dengan
jenis yadnya yang dilaksanakan.

Saat ini Dharmagita sudah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Bahkan pemerintah
melalui Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), secara rutin menyelenggarakan Utsawa
Dharmagita, yaitu suatu ajang perlombaan untuk menjalin hubungan cinta kasih sesama umat
di seluruh tanah air. Adapun yang biasa digelar dalam Utsawa Dharmagita adalah membaca
Sloka, Palawakya, dan tembang-tembang kerohanian, serta hal-hal lain sebagai ciri budaya
daerah masing-masing yang dijiwai oleh agama Hindu.

7. dapat mendiskripsikan struktur, fungsi , dan sejarah pura dalam cakupan sad kahyangan

Pura Sad Kahyangan di Bali, memang memiliki arti penting dan skral bagi kehidupan umat
agama Hindu dalam melakukan upacara persembahyangan, terdiri dari enam buah pura besar
yang dipercaya sebagai sendi-sendi dari pulau Bali. Maka untuk itu umat menyebutnya sebagai
Pura Sad Kahyangan. Sebagai daerah tujuan wisata, maka keberadaan ke-enam pura tersebut
hampir semuanya dijadikan objek wisata, karena keindahan, keunikan serta warisan budaya
masa lampau yang terjaga dengan baik sampai sekarang ini.

Berikut 6 buah tempat suci yang dikategorikan sebagai Pura Sad Kahyangan di Bali;

1. Pura Besakih

Sebuah komplek pura terbesar, yang menjadi pusat kegiatan upacara agama Hindu, terletak
pada lereng Gunung Agung, sebuah gunung tertinggi di Bali, Pura Besakih juga menjadi salah
satu objek wisata di Bali dan Gunung Agung menjadi tempat trekking untuk tujuan mendaki.
Lokasinya berada di desa Besakih, Kec. Rendang, Kabupaten Karangasem. Selain penataran
Agung yang menjadi pusat pura terdapat 18 buah pura pendamping. Di penataran Agung inilah
yang menjadi pusat pura di komplek ini, terdapat 3 buah candi utama yang merupakan simbol
dari kekuatan atau sifat Tuhan Tri Murti.

2 Pura Lempuyang Luhur

Lokasinya berada di puncak bukit bisbis atau sekitar 1.500 mdpl, kerap disebut gunung
Lempuyang, lokasinya di ketinggian ini selain menyajikan suasana magis yang kental, juga
menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Untuk menuju pura Luhur Lempuyang anda
harus menapaki ribuan anak tangga dan menjadi puncak dengan tangga terbanyak di Bali
bahkan di Indonesia. Pura Lempuyang Luhur kerap menjadi tujuan wisata trekking mendaki.
Lokasinya di wilayah Kecamatan Abang, Karangasem. Pura Lempuyang tempat stana Hyang Gni
Jaya, yang bisa menjaga keseimbangan seluruh jagad raya.

3. Pura Pusering Jagat


Pura ini posisinya di tengah-tengah pulau Bali yaitu di desa Pejeng, Tampasiring, Kab. Gianyar,
diyakini tempat stana Dewa Siwa. Desa Pejeng sendiri pada masa lampau merupakan pusatnya
kerajaan Bali kuno, sehingga keberadaan Pura Pusering Jagat usianya sangat tua, seiring
berdirinya kerajaan tersebut. Ada yang mengartikan Pejeng berasal dari kata payung, dimana
penguasa kerajaan dari sini memayungi rakyatnya. Terdapat sejumlah peninggalan purbakala
seperti arca Ganesha, Durga, arca berbentuk kelamin laki-laki dan perempuan yang
melambangkan Purusa Pradana, juga ada sebuah bejana berupa sangku Sudamala dalam
sangku tersebut terpatri angka Saka 1251.

4. Pura Luhur Uluwatu

Selain berfungsi sebagai Pura Sad Kahyangan Jagad di Bali, pura luhur Uluwatu yang terletak di
desa Pecatu, Kec. Kuta Selatan, Badung ini menjadi destinasi wisata wajib bagi wisatawan yang
melakukan perjalanan tour ke arah Bali Selatan, biasanya berkunjung ke Tanjung Benoa baru
kemudian tujuan tour terakhir menyaksikan sunset dan tari Kecak di Uluwatu. Pura ini
bertengger di ujung tebing setinggi 97 meter, terlihat begitu indah dan memukau. Keberadaa
Pura Uluwatu erat kaitannya dengan perjalanan spiritual pendeta suci Dang Hyang Nirartha,
yang konon moksah/ Ngeluhur di sini, itulah sebabnya dinamakan pura Luhur Uluwatu.
Manisfestasi Tuhan yang dipuja di sini adalah Dewa Rudra.

5. Pura Batukaru

Pura Sad Kahyangan ini terletak di Desa Wongaya,Kec. Penebel, Kab. Tabanan. Berada di lereng
Sebelah Selatan Gunung Batukaru. Di sini dipuja Hyang Dewa atau sebagai pemujaan Hyan
Tumuwuh yang menumbuhkan segala jenis tumbuhan Mahadewa. Sebagai cara untuk
melaksanakan tita Tuhan, maka diwajibkan untuk menjaga segala jenis tumbuhan dengan baik
dan menjaga penggunaan air dengan benar. Jika anda berniat untuksembahyang ke Pura
Batukaru disarankan untuk melakukan persembahyangan terlebih dahulu di pura Jero Taksu,
untuk memohon ijin dan permakluman karena kita akan melakukan persembahyangan agar
berjalan lancar. Jika anda hobi wisata mendaki cobalah mendaki menyusuri hutan menuju
puncak Batukaru, nuansanya berbeda jika dibandingkan dengan mendaki ke Gunung Agung
ataupun Batur. Sejumlah objek wisata di Bali berdekatan dengan desa Wongaya adalah
Jatiluwih, air panas Angseri dan Belulang.

6.Pura Goa Lawah

Salah satu dari Pura Sad Kahyangan Jagad di Bali ini terletak di jalur utama lintas kabupaten
Klungkung-Karangasem, Desa Pesinggahan, Kec. Dawan, Kab. Klungkung. Seandainya anda
melakukan perjalanan tour dari Denpasar ke wilayah Bali Timur, maka anda akan bertemu
denga objek wisata Goa Lawah, baru kemudian Kusamba, Padangbai dan Labuhan Amuk
tempat kapal selam Odyssey Submarine. Pura Goa Lawah sendiri sebagai tempat pemujaan
kepada Tuhan dengan manifestasinya sebagai Dewa Laut, disinilah pusatnya Pura Segara.
Seperti namanya, pada halaman utama pura terdapat goa yang dihuni oleh ribuan kelelawar,
yang konon dulunya goa tersebut tembus ke Goa Raja di Besakih, namun karena terjadi gempa
maka goa tersebut tertutup
BUDDHA

1. Saddha: mengungkapkan Buddha dharma sebagai salah satu agama

2. merumuskan dasar dasar keyakinan dan cara mengembangkannya

Setiap insan ingin menjalani kehidupan yang lebih bahagia, tetapi sedikit sekali yang tahu arti
dan cara mencapai hal itu.

Perasaan dan sikap kita memengaruhi cara kita merasa. Dengan latihan, kita dapat
menyingkirkan perasaan dan sikap yang negatif dan mengembangkan yang lebih sehat dan
positif. Semua itu akan membuat hidup kita jadi lebih bahagia dan memenuhi.

Perasaan gelisah seperti amarah, rasa takut, keserakahan, dan kemelekatan membuat kita
kehilangan kedamaian cita dan kendali diri. Dengan latihan, kita dapat membebaskan diri dari
kekang perasaan gelisah.

Bertindak secara gandrung atas dasar amarah atau keserakahan akan mencipta permasalahan
bagi kita dan berujung pada ketakbahagiaan. Dengan latihan, kita dapat belajar menenangkan
diri, berpikir jernih, dan bertindak bijak.

Perasaan positif seperti kasih, welas asih, kesabaran, dan pengertian membantu kita tetap
tenang, terbuka dan terang, serta membawa kita pada kebahagiaan. Dengan latihan, kita dapat
belajar mengembangkan perasaan positif itu.

Perilaku dan pikiran yang mementingkan dan terpusat pada diri sendiri menutup diri kita dari
orang lain dan membuat kita tidak bahagia. Dengan latihan, kita dapat mengatasinya.

Menyadari bahwa kita semua saling terhubung dan bahwa kita dapat bertahan hidup itu
karena peran satu sama lain membuka hati dan cita kita, membantu kita mengembangkan
kepedulian bagi sesama, dan membawa kita pada kebahagiaan.

Sebagian besar hal yang kita pandang ada dalam diri kita dan dalam diri orang lain merupakan
pembayangan khayalan, yang didasari kebingungan. Bila kita percaya bahwa pembayangan kita
berhubungan dengan kenyataan, kita mencipta masalah bagi diri sendiri dan orang lain.

Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat menyingkirkan kebingungan kita dan melihat
kenyataan. Ini memampukan kita untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini
dengan tenang dan bijak.

Mengupayakan diri untuk menjadi orang yang lebih baik merupakan tantangan seumur hidup,
tetapi justru menjadi hal paling bermakna yang dapat kita perbuat dengan hidup kita ini.

3. menjelaskan sejarah Buddha gotama


Buddha Gautama dilahirkan nama Siddharta Gautama yang lahir di Taman Lumbini di kaki
Gunung Himalaya, India bagian Utara pada 623 masehi. Nama Siddharta berasal dari bahasa
Sansekerta yang berati orang yang mencapai segala cita-citanya. Sedangkan Gautama
berasal dari leluhur yang merupakan guru terkenal.

4. menjelaskan tiratama sebagai pelindung

Maksud dari berlindung kepada Triratna adalah tidak ada perlindungan lain selain
Buddha, Dhamma dan Sangha. Triratna selalu disimpan dalam pikiran kita. Agar dapat
melakukannya, seseorang harus memiliki keyakinan yang kuat kepada Triratna.

Umat Buddha berlindung kepada Buddha bukan karena Buddha adalah Tuhan atau anak
Tuhan. Orang berlindung kepada Buddha sebagai seorang guru yang telah menunjukkan
jalan pembebasan sejati. Umat Buddha menghormati Buddha untuk menunjukkan rasa
terimakasih dan hormat, tetapi mereka tidak meminta pertolongan materi. Jika umat
Buddha menghormati Buddha, mereka secara tidak langsung mengangkat pikiran mereka
sendiri sehingga suatu hari mereka juga dapat mencapai pencerahanyang sama.

Arti berlindung kepada dhamma adalah Mereka yang hidup sesuai dengan Dhamma
(cara hidup yang benar) akan dilindungi oleh dhamma itu sendiri. Seseorang yang
mengetahui sifat sejati dan kenyataan hidup melalui Dhamma, tidakakan takut dan dapat
hidup secara harmonis.

Arti berlindung kepada sangha adalah menjadikan sangha yang melaksanakan sila dan
memiliki perilaku benar sebagai contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, jika umat Buddha mencari perlindungan, hal itu berarti mereka menerima dan
meyakini Triratna (Buddha, Dhamma, Sangha) sebagai cara untuk memusnahkan semua
penyebab ketakutan dan gangguan mental lainnya.

5. menjelaskan kisah kisah sejarah penulisan kitab suci tripitaka

Awalnya, Tripitaka diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi yang lainnya.
Namun, satu abad setelah Sang Buddha meninggal, terjadi perdebatan terkait Vinaya Pitaka.
Dalam perdebatan tersebut disinggung apakah peraturan yang terdapat dalam Vinaya Pitaka
dapat diubah dan disesuaikan.

Setelah melalui perdebatan panjang dan tidak menemui titik terang, diadakan sebuah
Sidang Agung I pada 542 SM. Sidang Agung ini berlangsung selama dua bulan. Tujuan
utamanya adalah menghimpun ajaran Sang Buddha agar tetap murni dan kuat.

Satu abad setelah Sidang Agung I, diadakan lagi Sidang Agung II pada 443 SM, yang
berlangsung selama empat bulan. Sidang ini diadakan karena sekelompok Bhikkhu Sangha
ingin mengubah dan merevisi isi dari Vinaya Pitaka yang dinilai terlalu keras. Kelompok
Bhikku yang ingin mengubah Vinaya Pitaka ini akhirnya menjadi aliran Mahayana. Sedangkan
para Bhikku yang memegang teguh kemurnian Vinaya Pitaka dinamakan Sthaviravada yang
kelak disebut dengan aliran Theravada.

Setelah Sidang Agung II terlaksana, ajaran Buddha kembali berjalan hingga 200 tahun
lebih. Kemudian, diadakan lagi Sidang Agung III yang diperkirakan berlangsung pada 313 SM.
Sidang Agung III berlangsung selama sembilan bulan. Setelah itu, agama Buddha menyebar
ke seluruh penjuru dunia.

Selang beberapa abad, Sidang Agung IV diadakan, tepatnya saat pemerintahan Raja
Vattagamani Abhaya dari Srilanka. Dalam Sidang Agung IV ini, untuk pertama kalinya Kitab
Suci Tripitaka dituliskan ke dalam bahasa Pali. Pada 1956 atau Buddhis 2498, Kitab Tripitaka
diterjemahkan dari bahasa Pali ke beberapa bahasa Barat.

Anda mungkin juga menyukai