Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kandungan CO2 mencapai 70% terhadap total Gas Rumah Kaca.
Peningkatan Gas Rumah Kaca ini disebabkan oleh tiga sektor utama, yaitu
energi, transportasi, dan industri. Terdapat 3 sektor lain yang mempengaruhi
tetapi dengan tingkat pertumbuhan rendah, yaitu bangunan permukiman dan
komersial serta kehutanan, termasuk pembakaran hutan dan pertanian (IPCC,
2006).
Jumlah kendaraan bermotor yang cenderung meningkat, merupakan
indikator semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap sarana
transportasi. Sektor transportasi diperkirakan menyumbang 60-70%
pencemaran udara di daerah perkotaan. Penggunaan bahan bakar minyak pada
sektor transportasi khususnya bensin akan mengerluarkan senyawa seperti CO
(karbon monoksida), NOX (nitrogen oksida), SO2 (sulfur dioksida), CO2 yang
merupakan sumber besar dari emisi gas rumah kaca secara keseluruhan
(Nurdjanah, 2015).
Beberapa penelitian tentang perhitungan emisi CO2 kendaraan bermotor
telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia. Salah satu penelitian yang sudah
dilakukan adalah emisi CO2 akibat kendaraan bermotor di Kota Denpasar
(Nurdjanah, 2015). Dalam penelitian tersebut peneliti menghitung beban emisi
CO2 menggunakan metode Tier 2. Metode Tier 2 merupakan perhitungan emisi
Gas Rumah Kaca (GRK) yang berdasarkan data aktivitas dan faktor emisi
dengan persamaan Emisi GRK = Data aktivitas x Faktor Emisi.
Beban emisi CO2 ketika kendaraan bergerak tertinggi dihasilkan oleh Bus
Besar yaitu sebesar 9,11 kg/jam kemudian disusul Bus Sedang yaitu sebesar
2,01 kg/jam. Sedangkan Mobil Penumpang Umum merupakan penghasil emisi
terkecil yaitu sebesar 0,07 kg/jam. Beban emisi CO2 ketika waktu menunggu
tertinggi dihasilkan oleh Bus Besar yaitu sebesar 39,30 kg/jam,kemudian
disusul Bus Sedang yaitu sebesar 34,94 kg/jam, Sedangkan Mobil Penumpang
Umum merupakan penghasil emisi terkecil yaitu sebesar 0,86 kg/jam (Aswad,
2018). Emisi tahunan polutan untuk Karbon Monoksida di ruas jalan Terminal
Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung sepanjang 0,2193 km sebesar
11 ton, CO2 sebesar 12,46 ton (Muziansyah, 2015).
Aksi mitigasi GRK merupakan bentuk intervensi manusia yang bertujuan
untuk menurunkan emisi atau meningkatkan kemampuan untuk menyerap
dan mengkonversi GRK. Selain bermanfaat dalam aspek lingkungan, mitigasi
GRK biasanya memiliki dampak positif bagi aspek sosial dan ekonomi. Menurut

1
(Simpson, dkk, 2008). Contoh strategi offset adalah reforestasi untuk menyerap
emisi karbondioksida yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia. Studi yang
dilakukan oleh Putri dan (Putri, 2015).
Kota Jambi menjadi pusat kota terpadat di Provinsi Jambi. Berdasarkan
data dari Dinas Perhubungan Kota Jambi tahun 2016, jumlah kendaraan
umum di Kota Jambi yaitu sebanyak 5.092 unit, 80 unit taksi, 3.412 unit truk,
dan 861 unit angkutan antar kota. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan
umum dan kendaraan roda empat tersebut penulis memandang perlu
dilakukannya penelitian perhitungan beban emisi CO2 dari kendaraan bermotor
di dalam area yang padat aktivitas kendaraan bermotor khususnya di area
terminal. Hal ini dilakukan guna mengetahui upaya yang dapat dilakukan
untuk mengurangi tingkat emisi CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan roda
empat di Terminal Alam Barajo.
Terminal Alam Barajo Kota Jambi merupakan satu-satunya terminal bus
yang ada di Kota Jambi yang padat aktivitas kendaraan, menurut data dari
Terminal Alam Barajo pada tahun 2020 jumlah kendaraaan bus besar yang
masuk terminal sebanyak 2476 unit kendaraan dan tahun 2021 sebanyak 1947
unit kendaraan. Tingginya jumlah kendaraan yang beroperasi di area Terminal
Alam Barajo menyebabkan emisi gas rumah kaca berupa CO2 meningkat
sehingga perlu upaya-upaya untuk pengendalian pencemaran udara agar tidak
semakin meningkat emisinya (GRK) sebagai akibat emisi kendaraan bermotor
(Nurdjanah, 2015). Oleh Karena itu, perlu dilakukannya penelitian tentang
Perhitungan Emisi CO2 Sebagai Potensi Gas Rumah Kaca Dari Aktivitas
Angkutan Umu Untuk Menentukan Aksi Mitigasi Di Terminal Alam Barajo Kota
Jambi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa jumlah emisi CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan roda empat di
Terminal Alam Barajo Kota Jambi saat bergerak dan tidak bergerak?
2. Bagaimana aksi mitigasi emisi CO2 yang dapat direkomendasikan terhadap
kendaraan roda empat di Terminal Alam Barajo Kota Jambi?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah emisi CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan roda
empat di Terminal Alam Barajo Kota Jambi saat bergerak dan tidak
bergerak.
2. Untuk menentukan aksi mitigasi emisi CO2 yang dapat direkomendasikan
terhadap kendaraan roda empat di Terminal Alam Barajo Kota Jambi.
1.4 Batasan Masalah
Pembahasan mengenai penelitian gas rumah kaca oleh gas CO 2 ini sangat
luas, oleh karena itu dalam penelitian ini perlu dibatasi oleh beberapa hal,
yaitu:
1. Sampel udara yang digunakan adalah sampel yang berasal dari kendaraan
roda empat di Terminal Alam Barajo Kota Jambi
2. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah kandungan CO2 di Terminal
Alam Barajo Jambi
3. Untuk pengambilan sampel digunakan metode grab sampling.
1.5 Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan mendapat manfaat diantaranya yaitu:
1. Mengetahui besaran emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan yang
berpotensi dalam peningkatan efek gas rumah kaca.
2. Dapat melakukan aksi pencegahan atau mitigasi sebagai upaya mengurangi
emisi CO2 tersebut.

Anda mungkin juga menyukai