Analisis Sebaran Polutan SO2, NOx dan PM10 dari Sumber Bergerak pada
Jalan Arteri Kota Malang
Pollutant Distribution Analysis Of SO2, NOx And PM10 From Non Point
Source On Arterial Roads In Malang City
ABSTRAK
Saat ini banyak sekali kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas udara.
Hal ini terjadi di kota terbesar kedua di Jawa Timur yaitu Kota Malang yang memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan
penggunaan kendaraan bermotor, sehingga gas buang kendaraan menjadi pencemar udara
yang dominan. Gas buang kendaraan bermotor mengandung senyawa berbahaya yang berasal
dari hasil pembakaran tidak sempurna seperti timbal (Pb), PM 10, oksida nitrogen (NOx), oksida
sulfur (SO2), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (O x). Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui besarnya laju emisi dan sebaran polutan SO2, NOx, dan
PM10 pada jalan arteri Kota Malang. Penelitian dilakukan pada 6 titik pengamatan yang terdiri
dari 2 titik sampling-counting dan 4 titik counting. Hasil sebaran polutan dianalisis secara spasial
dengan menggunakan aplikasi Surfer 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju emisi SO2
tertinggi sebesar 256.432 µg.m-1.s-1; NOx 5,378.769 µg.m-1.s-1 dan PM10 685.278 µg.m-1.s-1 yang
terjadi di Jalan Raya Malang - Gempol. Pola sebaran polutan menunjukkan bahwa polutan
menyebar ke sepanjang jalan dan pemukiman. Semakin jauh jarak titik pengamatan dari
pemukiman, semakin kecil konsentrasi polutan.
ABSTRACT
Nowadays, there is a lot of human activity that can result in decreasing air quality. This is happening in
the second largest city in East Java, Malang City that has a high population density. Increasing
population increases the use of motorised vehicles, making the vehicle exhaust gas be the dominant air
pollutant. The exhaust Gas of the motor vehicle contains harmful compounds derived from imperfect
combustion results such as lead (Pb), PM10, nitrogen oxide (NOx), sulfur oxide (SO2), hydrocarbons
(HC), carbon monoxide (CO), and photochemical oxide (O x). The purpose of the research is to know the
magnitude of the emission and the distribution of SO2, NOx, and PM10 on the road arteries of Malang.
The research was conducted on a 6 point observation consisting of 2 point sampling-counting and 4 point
counting. The distribution of pollutants is analyzed spatially by using Surfer 11 application. The results
showed that the highest SO2 emission rate was 256,432 µg.m-1.s-1; NOx 5,378.769 µg.m-1.s-1 and PM10
685,278 µg.m-1.s-1 are occurring on the Malang-Gempol highway. The pattern of pollutant distribution
shows that pollutants spread along roads and settlements. The farther the distance of the observation
point from the settlement, the smaller the pollutant concentration.
JUMLAH (unit/jam)
2634
4000
2500
3500
JUMLAH (unit/jam)
3000 2000
2500
1500
2000
1000 859
1500 1205
1000 500
500 51 9
169 15 0
0
Motor Mobil Truk Bus
Motor Mobil Truk Bus
JENIS KENDARAAN
JENIS KENDARAAN
Gambar 1. Kepadatan lalu lintas Jalan Raya Gambar 4. Kepadatan lalu lintas Jalan
Tlogomas Trunojoyo
JUMLAH (unit/jam)
774
4500 800
4000 700
3500 600
3000
500
2500 2239
400 360
2000 308
1500 300
1000 648 200
500 116 100 25
0 0
Motor Mobil Truk Bus Motor Mobil Truk Bus
JENIS KENDARAAN JENIS KENDARAAN
Gambar 2. Kepadatan lalu lintas Jalan Raya Gambar 5. Kepadatan lalu lintas Jalan
Malang-Gempol Laksamana Martadinata
6000 6000
5268
JUMLAH (unit/jam)
4000 4000
3000 3000
2000 2000
1145
1000 518 994
1000 663
23
0 60
0
Motor Mobil Truk Bus
Motor Mobil Truk Bus
JENIS KENDARAAN
JENIS KENDARAAN
Gambar 3. Kepadatan lalu lintas Jalan Gambar 6. Kepadatan lalu lintas Jalan
Sunandar Priyo Sudarmo Kolonel Sugiono
44
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Laju Emisi SO2, NOx dan PM10 jumlah kendaraan dan faktor emisi dari
Hasil analisis laju emisi SO2,NOx, dan PM10 masing-masing kendaraan. Walaupun
dapat dilihat pada Tabel 1. Laju emisi SO2 jumlah motor di setiap jalan lebih banyak
terbesar terjadi pada Jalan Raya Malang- dibandingkan jumlah truk, tetapi truk
Gempol. Emisi SO2 terbesar pada area ini menyumbangkan emisi terbanyak pada
disumbangkan oleh truk hingga mencapai udara ambien. Hal ini disebabkan karena
57.6%. Tingginya laju emisi SO2 di area ini faktor emisi truk lebih besar dibandingkan
disebabkan karena area ini merupakan jalan dengan faktor emisi dari motor. Hal ini
yang menghubungkan kota Malang dengan sejalan dengan penelitian Maulana et.al
kota lainnya, sehingga banyak truk dengan (2013), konsentrasi PM10 dikatakan rendah
beban berat yang melewati jalan ini. walaupun jumlah kendaraan di suatu titik
Menurut Romon et.al (2015), hasil berjumlah lebih besar dibandingkan di titik
perhitungan debit emisi sangat dipengaruhi lainnya dikarenakan faktor emisi dari
oleh kepadatan kendaraan dan kecepatan kendaraan tersebut kecil.
kendaraan. Semakin besar volume
kendaraan, semakin tinggi nilai debit emisi Pemodelan FLLS (Finite Length Line
yang dihasilkan. Sedangkan, emisi SO2 Source) Pada Titik Validasi
terkecil terjadi pada Jalan Trunojoyo dengan Finite length line source (FLLS) atau sumber
sumbangan emisi SO2 terbesar oleh garis jalan yang terbatas dinilai jauh lebih
kendaraan mobil sebesar 57%. baik daripada sumber garis pada jalan yang
Laju emisi NOx terbesar terjadi pada tak terbatas. Dengan beranggapan adanya
Jalan Raya Malang-Gempol. Emisi NOx angin/badai yang bertiup tegak lurus
terbesar disumbangkan oleh transportasi terhadap jalan, maka dipergunakan
jenis truk sebesar 59.24%. Sedangkan laju koefisien disperse sebagai titik ukur
emisi NOx terendah terjadi pada Jalan pengambilan sampel. Koefisien disperse
Trunojoyo dengan emisi terbesar merupakan garis lengkung Gauss yang
disumbangkan oleh mobil dengan nilai dinyatakan berdasarkan faktor kestabilan
mencapai 52,7%. Menurut Maulana (2012), cuaca dan panjang jarak pemaparan
pemakaian bahan bakar serta jarak tempuh (Maulana, 2012). Hasil pengukuran
dari setiap jenis kendaraan akan konsentrasi SO2, NOx, PM10 pada segmen
mempengaruhi beban emisi. Massa jenis Jalan Raya Tlogomas dan Jalan Raya Malang
solar lebih berat dibandingkan dengan – Gempol dapat dilihat pada Gambar 7
bensin yang akan mempengaruhi hasil sampai dengan Gambar 12.
perhitungan beban emisi. Konsentrasi SO2 tertinggi di Jalan
Laju emisi PM10 terbesar terjadi pada Tlogomas pada jarak dispersi 1.9 km dan
Jalan Raya Malang-Gempol. Emisi partikulat konsentrasi terendah pada jarak dispersi 3.7
terbesar dihasilkan oleh transportasi jenis km. Konsentrasi SO2 tertinggi pada jarak
mobil dengan presentase sebesar 45.75%. dispersi 0.55 km dan konsentrasi terendah
Sedangkan laju emisi PM10 terkecil pada pada jarak dispersi 2.1 km. Nilai konsentrasi
Jalan Laksamana Martadinata dimana truk hasil pemodelan di kedua jalan tersebut
merupakan transportasi penyumbang berada dibawah baku mutu SO2 yang telah
polutan terbesar dengan presentase ditetapkan dalam Pergub Jatim No. 10/2009
mencapai 66.8%. Perbedaan laju emisi untuk (262 µg.N-1m-3).
setiap jalan disebabkan karena perbedaan
45
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Konsentrasi (μg/Nm3)
0,09
0,09 262 0,70 262
250 250
Konsentrasi (μg/Nm3)
0,08
0,60
0,07 200 200
Baku Mutu
Baku Mutu
0,06 0,50
0,05 0,04 150 0,40 150
0,04 0,30
0,03 100 100
0,20
0,02 0,01 0.09
50 0.04 50
0,01 0,10 0.03
0,00 0 0,00 0
1,9 2,8 3,7 0,55 1,4 2 2,1
Jarak (km) Jarak (km)
Gambar 7. Kosentrasi SO2 hasil pemodelan Gambar 10. Konsentrasi SO2 hasil
FLLS pada Jalan Raya Tlogomas pemodelan FLLS pada Jalan Raya Malang –
Gempol
Konsentrasi (μg/Nm3)
2,00 80 14,00
70
70 12,00
Baku Mutu
60
Baku Mutu
1,50 60 10,00
50
50 8,00
0,95 40
1,00 40 6,00
30
30 4,00 2,05 20
0,50 0,23 20 0,86 0,79
2,00 10
10
0,00 0
0,00 0
0,55 1,4 2 2,1
1,9 2,8 3,7
Jarak (km)
Jarak (km)
NOx Baku Mutu NOx NOx Baku Mutu NOx
0,40
0,45 300 2,50 300
1,98
0,40 260 260
250 250
Konsentrasi (μg/Nm3)
Konsentrasi (μg/Nm3)
0,35 2,00
0,30 200 200
Baku Mutu
Baku Mutu
1,50
0,25
0,19 150 150
0,20
1,00
0,15 100 100
0,10 0,50 0,26
0,05 50 50
0,05 0,11 0,10
0,00 0 0,00 0
1,9 2,8 3,7 0,55 1,4 2 2,1
Jarak (km) Jarak (km)
DAFTAR PUSTAKA