Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SEBARAN KARBON MONOKSIDA DARI SUMBER

TRANSPORTASI DARI JALAN SISINGAMANGARAJA DENGAN


METODE FINITE LENGTH LINE SOURCE BERBASIS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ANALYSIS OF CARBON MONOXIDE DISPERSION FROM
TRANSPORTATION AT SISINGAMANGARAJA STREET USING
FINITE LENGTH LINE SOURCE METHOD SUPPORTED BY
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
Deni Gusrianti1, Ahmad Perwira Mulia Tarigan2, Isra’ Suryati3
1,3
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Univesitas Sumatera Utara
Jalan Alumni Kampus USU, Medan 20155
2
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan 20155
Email: denigusrianti@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran karbon monoksida (CO)dari Jalan
Sisingamangarajadengan metode Finite Length Line Source (FLLS) dan memetakan sebaran
dengan aplikasi SIG. Berdasarkan hasil pengamatan volume lalu lintas,total jumlah kendaraan
adalah 7.591 unit/jam (pagi) dan 7.433 unit/jam (siang). Jumlah kendaraan tersebut
menyumbangkan laju emisi sebesar 49.171,7 µg/m.s pada pagi hari dan pada siang hari sebesar
46.943,1 µg/m.s. Bedasarkan perhitungan dengan FLLS konsentrasi CO paling tinggi adalah pada
tepi jalan (roadside) yaitu sebesar 20.340 µg/Nm3 pada pagi hari dan 18.340 µg/Nm3 pada siang
hari. Analisa spasial dengan Sistem Informasi Geografis menghasilkan wilayah sebaran dampak
dari sumber tersebut adalah Kelurahan Harjosari 2. Perbandingan hasil pemodelan dan hasil
pengukuran di lapangan dengan wilmott’s index menghasilkan nilai d=0,69-0,84, R=0,93-0,96,
dan NMSE=0,02-0,04. Hasil validasi memiliki keakuratan 16,5%-17%.Kisaran ini masih dalam
kriteria pemodelan Gaussian (10%- 20%).

Keyword: CO, finite length line source, SIG, transportasi

ABSTRACT

Purpose of this study is to determine the distribution pattern of carbon monoxide (CO) from
Singamangaraja street by using Finite Length Line Source (FLLS) method and map to the
distribution with GIS aplication. Based on the results of observations of traffic volume on the
Singamangaraja street is 7.591 units/hour (morning) and 7.433 units/hour (noon). The amount
emission rate is 49.171.7 µg/m.s in the morning and 46.943.1 µg /m.s in the noon. According to
calculations FLLS the highest CO concentration is at roadside (20.340 µg/Nm3 in the morning and
18.340 µg/Nm3 in the noon). Based on direct measurement of the concentration of a maximum of
18.323 µg /Nm3 in the morning and 17.177 µg /Nm3 at noon. Spatial analysis with Geographic
Information System generate distribution impact area of the source was Harjosari 2 district.
Comparison between modeling and field survey using wilmott’s index method had d=0,69-0,84,
R=0,93-0,96, dan NMSE=0,02-0,04. Statistic validation had 16,5%-17% accuracy and still in
range of Gaussian criteria (10%- 20%).
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 41-51 (Januari 2017) Deni Gurianti dkk

PENDAHULUAN Khair, 2016) menjelaskan bahwa pemodelan


distribusi spasial dari polutan dapat
Tansportasi darat/kendaraan bermotor membantu untuk memperkirakan konsentrasi
merupakan salah satu sumber emisi pencemar polutan di daerah yang tidak mempunyai
udara (KLH, 1999; Soedomo, 1999; Peavy stasiun pemantauan pencemaran udara, juga
dkk, 1985). Zat pencemar spesifik dari dapat menentukan daerah yang melebihi
sumber transportasi darat adalah CO standar polusi udara. Selanjutnya, pemodelan
(Soedomo, 1999). Gas ini berbahaya bagi spasial distribusi polutan dapat dimanfaatkan
manusia karena kemampuannya mengikat untuk penilaian eksposur dan studi
hemoglobin dalam darah 140-300 kali lebih epidemiologi.
kuat daripada kemampuan oksigen
(Wardhana, 2004). Penelitian ini dilakukan di Mengintegrasikan model dengan SIG
Jalan Sisingamangaraja yang merupakan menghasilkan sebuah dimensi geografis pada
salah satu titik kepadatan lalu lintas di Kota informasi kualitas udara dengan
Medan. Jalanini merupakan jalan arteri menghubungkan konsentrasi pencemaran
primer di Kota Medan yang menghubungkan sebenarnya kepada lingkungan dan
Kota Medan dengan kabupaten atau kota kehidupan manusia pada lokasi tersebut.
lainnya dalam Provinsi Sumatera Utara. Tools analisa numeris SIG dapat
Volume lalu lintas pada jam sibuk di Jalan mendemonstrasikan hubungan antara kualitas
Sisingamangaraja adalah 8.208 udara yang buruk dengan kesehatan
kendaraan/jam, dengan V/C Ratio 0,61 masyarakat dan kesehatan lingkungan
(DISHUB Kota Medan, 2016) (Yerramilli dkk, 2011).
Padatnyajumlahkendaraan yang melewati
area inimengakibatkanbanyakpolutanCO METODE PENELITIAN
yang diemisikan ke udara ambien. Apabila
Pengumpulan data
tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan dampak negatif bagi Data yang diperlukan adalah volume lalu
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. lintas, faktor emisi, arah dan kecepatan angin,
intensitas penyinaran matahari, peta Kota
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Medan, serta konsentrasi CO hasil
emisi dari kendaraan bermotor di Jalan
pengukuran langsung dilapangan. Volume
Sisingamangaraja, mengetahui pola sebaran lalu lintas didapatkan dari pengamatan
CO menggunakan metodefinite length line langsung dilapangan menggunakan manual
source(FLLS), memetakan sebaran CO counter. Jenis kendaraan yang dihitung
dengan aplikasi SIG, dan membandingkan
adalah sepeda motor, mobil penumpang, bus,
hasil pemodelan dengan pemantauan dan truk. Faktor emisi didapatkan dari faktor
langsung dilapangan.Persebaran pencemaran emisi nasional (KLH, 2013). Arah dan
udara dipengaruhi oleh faktor meteorologis kecepatan angin didapatkan dari BMKG
seperti arah dan kecepatan angin dan
Wilayah 1 Medan, peta Kota Medan
stabilitas atmosfer (KLH, 1999; Nevers, didapatkan dari BAPPEDA Provinsi
2000). Sumatera Utara. Sedangkan konsentrasi CO
Line source gaussian model adalah didapatkan dengan melakukan pengukuran
pengembangan dari model gaussian plume langsung dilapangan menggunakan metode
dengan mengasumsikan bahwa line source NDIR Analyzer (BSN, 2011).
adalah sebuah deret point source, yang saling Perhitungan volume lalu lintas dan
tergantung (mutually dependent), yang pengukuran konsentrasi CO dilapangan
masing-masing menghasilkan kepulan
dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 15
polutan. Dengan demikian, konsentrasi suatu
Oktober 2016. Sampling dilakukan selama 1
titik di sisi jalan dihitung sebagai jumlah dari (satu) jam untuk pengamatan pagi dan 1
deret konsentrasi titik-titik tersebut (satu) jam untuk pengamatan siang. Lokasi
(Paramitadevi, 2014). pengukuran CO di lapangan adalah pada tepi
Penelitian terdahulu (Jarrot dkk, 2005; Hoek jalan (roadside), pada jarak 300 m, 500 m,
dkk, 2008; Hamid dkk 2015; Suryati dan dan 600 m ke arah selatan.

42
Analisis Sebaran Karbon Monoksida dari Sumber Transportasi dari Jalan Sisingamangaraja

Pengolahan Data 2012; Hassan dkk, 2006).Terdiri dari


Wilmott’s Index of Agreement (d),
Data volume lalu lintas dikalikan dengan Normalized Mean Square Error (NMSE),
faktor emisi untuk mendapatkan laju emisi. Korelasi Pearson (R), Friction Bias (FB), dan
Kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Factor of 2 (Fa2). Hasil penelitian dapat
FLLS seperti dibawah ini (Paramitadevi, diterima apabila:
2014; Cooper & Alley, 1994):
1. NMSE dalam kisaran 0,5
... 1 2. FB dalam rentang -2 sampai dengan 2
3. Nilai R dan d mendekati 1
4. Fa2 sekitar 50%.
2 Data konsentrasi yang didapatkan baik dari
perhitungan maupun dari pengukuran
langsung dilapangan ditumpang-tindihkan
dengan peta Kota Medan untuk mendapatkan
kondisi spasial penyebaran CO.
................3
HASIL DAN PEMBAHASAN
.........................................4 Volume Lalu Lintas Dan Persentase Laju
Emisi
Keterangan :
Jalan Sisingamangaraja merupakan jalan
C : Konsentrasi (µg/Nm3) yang menghubungkan Kota Medan dengan
Q : Laju emisi sumber polutan gram.m/detik kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara dan
ū : Kecepatan angin pada posisi x (m/detik) berstatus jalan nasional sehingga
σz: Parameter dispersi konstanta pada posisi z mengakibatkan lalu lintas di jalan ini relatif
(m) padat. Total jumlah kendaraan yang melintas
σy: Parameter dispersi konstanta pada posisi y pada waktu pagi adalah sebanyak 7.591
(m) unit/jam, dan total jumlah kendaraan yang
z : Posisi arah z pada koordinat kartesius (m) melintas pada waktu siang adalah 7.433
H : Ketinggian efektif sumber emisi (m) unit/jam, jumlah tersebut tidak jauh berbeda
B:Rasio panjang ruas jalan terhadap dengan data volume lalu lintas Jalan
parameter dispersi σy Sisingamangaraja yang didapatkan dari
Dishub Kota Medan yaitu sebanyak 8.208
Validasi yang digunakan dalam kendaraan/jam. Persentase laju emisi yang
membandingkan hasil perhitungan dengan disumbangkan untuk masing-masing waktu
pengukuran langsung dilapangan mengacu pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1 dan
pada (Paramitadevi, 2014; Willmott dkk, Gambar 2.

Gambar 1. Persentase Laju Emisi dari Kendaraan Pagi Hari

43
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 41-51 (Januari 2017) Deni Gurianti dkk

Gambar 2. Persentase Laju Emisi dari Kendaraan Siang Hari

Banyaknya jumlah kendaraan penumpang


pribadi seperti mobil, sepeda motor, yang
melewati jalan ini dikarenakan adanya
aktivitas warga di sekitar Kecamatan Medan
Amplas untuk menuju dan kembali dari pusat
kota. Bus yang melewati jalan ini adalah bus
antar provinsi dan bus Bandara Kuala Namu.
Jumlah bus yang melewati jalan ini
dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat Kota
Medan pulang dan pergi ke luar kota.
Sedangkan kendaaraan pengangkut barang
seperti truk juga banyak melintasi jalan ini
dikarenakan banyaknya transfer barang
masuk dan keluar kota Medan.Variasi jumlah
emisi yang disumbangkan oleh setiap jenis
kendaraan dipengaruhi oleh variasi jumlah
dan faktor emisi.
Gambar 3. Windrose
Distribusi Angin dan Stabilitas Atmosfer Sumber Data: BMKG, 2011-2015 (data telah
diolah)
Distribusi angin yang diperhitungkan dalam
penelitan ini adalah arah dan kecepatan angin
Stabilitas atmosfer dipengaruhi oleh radiasi
dominan yang di gambarkan dengan
matahari dan kecepatan angin. Berdasarkan
windrose. Data yang digunakan adalah data
data kecepatan angin dan penyinaran
arah dan kecepatan angin rata-rata bulanan
matahari tahun 2011-2015 yang didapatkan
tahun 2011-2015 dari stasiun Balai Besar
dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan
(BMKG) Wilayah 1 Medan.Diagram
yang kemudian dibandingkan dengan tabel
windrose dapat dilihat pada Gambar 3. Dari
kelas stabilitas atmosfer Pasquill. Persentase
Gambar dapat dilihat arah angin dominan
stabilitas atmosfer dapat dilihat pada Gambar
dari arah utara (0o) dan arah timur (90o)
4.
dengan kecepatan angin rata-rata adalah 2,25
m/s.

44
Analisis Sebaran Karbon Monoksida dari Sumber Transportasi dari Jalan Sisingamangaraja

Gambar 4. Persentase Kelas Stabilitas


Atmosfer
Sumber Data: BMKG, 2011-2015 (data telah
diolah)
Gambar 5. Konsentrasi CO Hasil
Pemodelan FLLS Pagi
Dari Gambar 4 dapat dilihat kelas stabilitas
atmosfer didominasi oleh kelas B sebanyak
60%, A-B sebanyak 35%, dan A sebanyak
5%. Berdasarkan hal tersebut maka kelas
stabilitas yang akan digunakan untuk
perhitungan lebih lanjut adalah kelas B.

Menurut Pasquill (1974) dalam Supriyadi


(2009), pada kelas kestabilan B massa udara
akan cenderung turun karena suhu udara
lebih rendah dibandingkan suhu di atmosfer
yang mengakibatkan kadar polutan per
satuan volume menjadi lebih besar.

Analisis Hasil Pemodelan Finite Length Gambar 6. Konsentrasi CO Hasil


Line Source (FLLS) Pemodelan FLLS Siang
Perhitungan dengan metode finite length line Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6
source menggunakan Persamaan 1 sampai semakin jauh jarak dari sumber maka
Persamaan 4. Dalam penelitian ini dihitung konsentrasi pencemar semakin menurun. Hal
konsentrasi pada jarak ±7 m dari sumber ini membuktikan bahwa jarak mempengaruhi
sampai ±2000 m dari sumber. Hasil persebaran polutan. Konsentrasi tertinggi
konsentrasi untuk jarak 7 meter sampai pada pagi hari adalah pada jarak 0,007 km
2.000 m dari sumber emisi dapat dilihat pada atau 7 m dari sumber emisi yaitu sebanyak
Gambar 5 dan 6 di bawah ini. 20.340 µg/Nm3. Sedangkan di waktu siang
dengan jarak yang sama konsentrasi CO
adalah sebanyak 18.340 µg/Nm3. Pada waktu
pagi konsentrasi terendah adalah pada 2 km
atau 2.000 m dari sumber dengan konsentrasi
sebanyak 49,497 µg/Nm3 dan pada pagi hari
dan 44,629 µg/Nm3 pada siang hari.

Pada pengukuran pagi hari cuaca cerah dan


kecepatan angin adalah 2,45 m/detik.
Sedangkan pada saat pengukuran siang cuaca
lebih cerah dengan kecepatan angin lebih
tinggi yaitu 2,58 m/detik. Cuaca semakin

45
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 41-51 (Januari 2017) Deni Gurianti dkk

cerah mengindikasikan intensitas penyinaran Perbandingan Konsentrasi Hasil


matahari yang semakin besar. Berdasarkan Perhitungan, Pengukuran di Lapangan
tabel Pasquill, kondisi atmosfer pada pagi dan Baku Mutu
hari di kelas B, dan kondisi atmosfer pada
siang hari di kelas A-B. Hal ini berarti Gambar 7dan 8menunjukkan perbandingan
kondisi atmosfer pada pagi hari lebih stabil konsentrasi CO hasil pemodelan, konsentrasi
dibandingkan siang hari. Ketika keadaan CO hasil pengukuran dan baku mutu kualitas
atmosfer lebih stabil maka udara akan udara ambien nasional menurut Lampiran
cenderung bergerak ke bawah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
memperlambat proses dispersi sehingga Baku Mutu Udara Ambien Nasional(KLH,
konsentrasi polutan pada permukaan bumi 1999).
lebih besar. Hal tersebut yang mengakibatkan
konsentrasi pada pagi hari lebih besar
dibandingkan konsentrasi pada siang hari.

Gambar 7. Perbandingan Konsentrasi CO Hasil Perhitungan, Hasil Pengukuran, dan Baku Mutu
Hasil Pengukuran Pagi

Gambar 8. Perbandingan Konsentrasi CO Hasil Perhitungan, Hasil Pengukuran, dan Baku Mutu
Hasil Pengukuran Siang

Berdasarkan hasil pemodelan, semakin jauh yaitu sebanyak 20.340 µg/Nm3. Sedangkan di
jarak dari sumber maka konsentrasi CO waktu siang dengan jarak yang sama
semakin menurun. Hal ini membuktikan konsentrasi CO adalah sebanyak 18.340
bahwa jarak mempengaruhi persebaran µg/Nm3. Pada waktu pagi konsentrasi
polutan. Konsentrasi tertinggi pada pagi hari terendah adalah pada ±2.000 m dari sumber
adalah pada jarak 7 m dari sumber emisi dengan konsentrasi sebanyak 49,497 µg/Nm3

46
Analisis Sebaran Karbon Monoksida dari Sumber Transportasi dari Jalan Sisingamangaraja

dan pada pagi hari dan 44,629 µg/Nm 3 pada Konsentrasi CO hasil pengukuran masih
siang hari. berada dibawah baku mutu udara ambien PP
Nomor 41 tahun 1999. Konsentrasi CO
Pada pengukuran pagi hari cuaca cerah dan tertinggi yaitu padaroadside untuk sampling
kecepatan angin adalah 2,45 m/detik. pagi hari sebesar 18.323 µg/Nm3 dan 17.177
Sedangkan pada saat pengukuran siang cuaca µg/Nm3 untuk sampling siang hari. Pada
lebih cerah dengan kecepatan angin lebih lokasi berikutnya konsentrasi CO cenderung
tinggi yaitu 2,58 m/detik. Cuaca semakin turun di karenakan karena jaraknya dari
cerah mengindikasikan intensitas penyinaran sumber emisi semakin jauh. Namun pada
matahari yang semakin besar. Kondisi titik 600 m konsentrasi CO cenderung naik
atmosfer pada siang hari di kelas A-B. Hal dikarenakan adanya pengaruh sumber emisi
ini berarti kondisi atmosfer pada pagi hari lain berupa sumber transportasi. pengukuran
lebih stabil dibandingkan siang hari. Ketika pada titik 600 m dilakukan berdekatan
keadaan atmosfer lebih stabil maka udara dengan jalan pada komplek perumahan
akan cenderung bergerak kebawah dan warga.
memperlambat proses dispersi sehingga
konsentrasi polutan pada permukaan bumi Validasi hasil pemodelan CO dengan hasil
lebih besar. Hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran di lapangan dapat dilihat pada
konsentrasi pada pagi hari lebih besar Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini.
dibandingkan konsentrasi pada siang hari.

Tabel 1 Validasi Statistik Hasil Pemodelan CO Pagi


NO Lokasi Penelitian Cobs Cpred da NMSEb Rc FBd Fa2e (%)
1 Roadside 18323,11 20340,75
2 300 m 11451,94 1293,501
3 500 m 8016,36 616,1519 0,69 0,04 0,96 -1,02 33
4 600 m 9161,554 454,0679
Rata-Rata 11738,24 5676,118
Standar Deviasi 3997,942 8472,483
Sumber: Survey dan Analisa, 2016
Keterangan: d. Fraction Bias
a. Willmot’s index of agreement e. Persentase dalam rentang 0,5≤
b. Normalize Mean Square Error Cobs/Cpred ≤2
c. Koefisien korelasi pearson

Tabel 2 Validasi Statistik Hasil Pemodelan CO Siang


NO Lokasi Penelitian Cobs Cpred da NMSEb Rc FBd Fa2e (%)
1 Roadside 17177,91 18340,031
2 300 m 10306,75 1166,272
3 500 m 4580,777 555,547 0,84 0,02 0,93 -1,41 34
4 600 m 6871,166 409,4057
Rata-Rata 9734,151 5117,814
Standar Deviasi 4756,349 7639,127
Sumber : Survey dan Analisa, 2016
Keterangan :
a. Willmot’s index of agreement d. Fraction Bias
b. Normalize Mean Square Error e. Persentase dalam rentang 0,5≤
c. Koefisien korelasi pearson Cobs/Cpred ≤2

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat dilihat 0,69 dan untuk pengukuran siang adalah
bahwa nilai d untuk pengukuran pagi adalah 0,84. Nilai d mendekati 1 menunjukkan

47
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 41-51 (Januari 2017) Deni Gurianti dkk

tingginya tingkat kesesuaian antara hasil Informasi Geografis. Wilayah yang terkena
pemodelan dengan pengukuran di lapangan. dampak sebaran CO adalah Kelurahan
Nilai NMSE kurang dari 0,5 dan Fa2 kurang Harjosari 2 sampai pada daerah perbatasan
dari 50% untuk pengukuran pagi dan siang Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil
menandakan nilai eror dan bias pada data perhitungan, konsentrasi maksimal berada
kecil dari 0,5. Nilai R mendekati 1 pada wilayah yang dekat dengan jalan dan
menunjukkan hasil pemodelan memiliki semakin jauh jarak dari sumber konsentrasi
hubungan linear dengan hasil pengukuran. akan semakin kecil, sedangkan berdasarkan
Nilai FB sebesar -1,41 dan -1,02 masih hasil pengukuran konsentrasi maksimal juga
dalam rentang yang diperbolehkan. berada pada wilayah yang dekat dengan
jalan, namun pada jarak 600 meter
Menurut (Paramitadevi, 2014; Heist dkk, konsentrasi CO lebih besar dari pada jarak
2013; Schenelle, 2003) formula kepulan 500 meter.
Gaussian untuk sumber emisi di permukaan
apabila dibandingkan dengan hasil observasi Menurut data dari BPS Kota Medan (2015)
memiliki tingkat keakuratan sebesar 10%- jumlah penduduk Kecamatan Medan Amplas
20%. Berdasarkan 50% Fa2 keakuratan adalah 121. 362 orang dengan luas wilayah
penelitian ini adalah sebesar 16,5%-17% dan 11,19 km2 dan rasio kepadatan 10.846
masih dalam rentang kriteria tersebut. penduduk per km2. Dampak CO bagi
manusia adalah terjadinya ikatan antara CO
Hubungan linear antara hasil pemodelan dan hemoglobin membentuk COHb, gejala
dengan pegukuran dilapangan dibuktikan yang langsung dirasakan penduduk adalah
oleh Gambar 7 dan 8 yang menunjukkan berupa penyakit ISPA dan gangguan paru-
bahwa tren konsentrasi hasil perhitungan dan paru. Jumlah kejadian penyakit Data dari
hasil pengukuran langsung dilapangan adalah BPS Kota Medan (2015) menyebutkan ISPA
sama untuk titik sampling roadside,300 m ringan di Kecamatan Medan Amplas adalah
dari jalan dan 500 m dari jalan. Hasil tersebut sebanyak 15.209, bronchitis sebanyak 276.
membuktikan adanya kesesuaian antara hasil Hubungan antara kejadian penyakit dan
perhitungan dan pengukuran langsung sebaran CO perlu dikaji lebih lanjut. Menurut
dilapangan yang juga dibuktikan oleh nilai (Paramitadevi, 2014; Handa dan Tai, 2005)
koefisien korelasi Pearson (R) sangat di Indonesia jarang dilakukan pemeriksaan
mendekati 1. terhadap HbCO pada pasien, sehingga
mengakibatkan gejala ini diketahui setelah
Analisa Spasial dengan Aplikasi Sistem pasien dalam kondisi akut saat dibawa ke
Informasi Geografis pusat pelayanan kesehatan.
Gambar 4.12
Gambar 9 sampai Gambar 12 menunjukkan
ISOPLETH
Gambar 4.12 HASIL
hasil analisa spasial menggunakan Sistem PENGUKURAN
ISOPLETH HASIL PAGI
466400 467200 468000 468800 469600 PENGUKURAN PAGI
466400 467200 468000 468800 469600
LEGENDA
LEGENDA
Kel. Sitirejo 3 Kel. Sitirejo 3 Lokasi Sampling
392000

Lokasi Sampling
392000
392000

392000

1 Roadside
1 Roadside
Kel. Amplas 2 300 m dari jalan
Kel. Amplas 2 300
3 500 m jalan
m dari dari jalan
3 500
4 600 m jalan
m dari dari jalan
Kel. Harjosari 1 4segm
600en
mjalan
dari jalan
Kel. Harjosari 1 Kec. Medan Amplas yang diamati
segm en jalan
Batas kelurahan

Kec. Medan Amplas Kel. Timb ang Deli


yang diamati
jalan lokal p rimer
Batas
jalan kelurahan
arteri sekunder
Jl. Bajak 2
391200

391200

jalan arteri prim er


# Jl. Sisinga Kel. Timb ang Deli jalan lokal primer
1 man garaja Konsentrasi (ug/Nm3)
jalan arteri sekunder
Jl. Bajak 2
391200

391200

18001 - 19000
jalan
17001 arteri prim er
- 18000
#
1 Jl. Sis2inga
#
16001 - 17000
man gara Konsentrasi
15001 - 16000(ug/Nm3)
ja 18001
14001- 15000- 19000
# Kel. Harjosari 2
#
3 13001 - 14000
17001 - 18000
# 4 12001 - 13000
2
390400

390400

16001
11001 - 17000
- 12000
15001
10001 - 16000
- 11000
900114001-
- 10000 15000
# Kel. Harjosari 2 8000 - 9000
#
3 U
13001 - 14000
4 Kab . Deli Se rdang 12001 Koordinat
- 13000
390400

390400

11001 referensi:
- 12000
10001
Sk ala 1 : 150 00
- 11000
47 N
9001 - 10000
389600

389600

DIGAMBAR OLEH:
8000 - 9000
DENI GUSRIANTI
Kab . Deli Se rdang TEKNIK U LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK Koordinat
466400 467200 468000 468800 469600 USU referensi:
ala 1 : 150 00 PETA47
Sk SUMBER N
DASAR:
Gambar 9. Isoplet Konsentrasi Hasil Pengukuran Pagi
389600

BAPPEDA PROVSU
389600

DIGAMBAR OLEH:
DENI GUSRIANTI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
48 466400 467200 468000 468800 469600 USU
SUMBER PETA DASAR:
BAPPEDA PROVSU
Analisis Sebaran Karbon Monoksida dari Sumber Transportasi dari JalanGambar
Sisingamangaraja
4.13
Gambar 4.13
ISOPLETH
ISOPLETH HASIL
HASIL
PENGUKURAN
PENGUKURAN SIANG
SIANG
466400 467200 468000 468800 469600
466400 467200 468000 468800 469600 LEGENDA
Kel. Sitirejo 3
LEGENDA
Lokasi Sampling

392000

392000392000
1 Roadside
Kel. Sitirejo 3 Lokasi
2 300 mSampling
dari jalan

392000
Kel. Amplas 31500 m dari jalan
Roadside
4 600 m dari jalan
Kel. Harjosari 1 2 segmen
300 m jalan
dari jalan
Kel. Amplas 3 yang
500 diamati
m dari jalan
Kec. Medan Amplas batas kelurahan
600 lokal
4 jalan m dari jalan
primer
Kel. Timb ang Deli segmen jalan
Kel. Harjosari 1 jalan arteri sekunder

Jl. Bajak 2
391200
yang diamati

391200
Kec. Medan Amplas
jalan arteri primer
#
1 Jl. Sisinga batas(ug/Nm3)
Konsentrasi kelurahan
man gara
ja 15001-18000
jalan lokal primer
#
Kel. Timb ang Deli 14001- 15000
jalan15000
arteri sekunder
2 14001-
Jl. Ba jak 2
391200

391200
13001
jalan- 14000
arteri primer
12001 - 13000
#
1 Jl. Sis3inga Kel. Harjosari 2
#
11001 - 12000
Konsentrasi (ug/Nm3)
#
4 man gara
ja 10001 - 11000
15001-18000
390400

390400
9001 - 10000
14001- 15000
8001 - 9000
# 7001 - 8000
2 14001- 15000
5000 - 7000
13001 - 14000
Kab . Deli Se rdang U
12001 - Koordinat
13000
# Kel. Harjosari 2
#
3 11001 - referensi:
12000
4 10001
Sk ala 1 : 150 00 - 11000
47 N
390400

390400
389600

389600
9001 - 10000
DIGAMBAR OLEH:
8001GUSRIANTI
DENI - 9000
7001 - 8000
TEKNIK LINGKUNGAN
5000 - 7000
FAKULTAS TEKNIK
466400 467200
Kab . Deli Se rdang 468000 468800 469600 U USU
Gambar 4.14
Koordinat
SUMBER PETA DASAR:
Gambar 10. Isoplet Konsentrasi Hasil Pengukuran Siang ISOPLETH
referensi:
BAPPEDA PROVSU
Gambar 4.14 HASIL
PERHITUNGAN
Sk ala 1 :ISOPLETH
150 00 47 N HASIL PAGI
389600

389600
466400 467200 468000 468800
DIGAMBAR OLEH:
PERHITUNGAN PAGI
466400 467200 468000 468800 DENI LEGENDA
LEGENDAGUSRIANTI
Kel. Sitirejo 3 Kel. Sitirejo 3 TEKNIK
Lokasi
Lokasi Sampling LINGKUNGAN
Sampling
11Roads ide
Roads ide
392000

392000
2 FAKULTAS
300 m dari ja lan TEKNIK
392000

392000
Kel. Amplas 32500 300 m jadari
m dari lan ja lan
466400 467200 468000 Kel. Amplas
468800 469600 43600 500m dari USU
m ja lan ja lan
dari
Kel. Harjosari 1 segmen jalan
600
SUMBER
4 m dari
ya ng diamatiPETA ja lan
DASAR:
Kel. Harjosari 1 segmen
batas jala n
keluraha n
Kec. Medan Amplas
Kel. Timbang Deli
BAPPEDA
ya ng diamati
jalan lokal primer
jalan arteri sek under
PROVSU
batas keluraha n
Kec. Medan Amplas
Jl. Bajak 2

jalan arteri primer


Konsentrasi ( ug/Nm3)
jalan lokal primer
391200

391200
Jl. Sisinga 20000 - 21000
1 Kel. Timbang Deli #
man garaja jalan arteri sek under
19001 - 20000
Jl. Bajak 2

18001
jalan - 19000
arteri primer
16001 - 18000
Konsentrasi ( ug/Nm3)
391200

391200
# 14001 - 16000
2 Kel. Harjosari 2 20000
12001 - 21000
- 14000
# Jl. Sisinga
1 man garaja #
19001
10001 - 20000
- 12000
8001 - 10000
3 # 600118001
- 8000 - 19000
4 400116001
- 6000 - 18000
390400

390400
2001 - 4000
# 14001 - 16000
2 Kel. Harjosari 2
100 - 2000
12001 - 14000
U
10001 Koordinat
- 12000
# 8001referensi:
- 10000
#
3 Kab. Deli Serdang 6001 - 8000
Sk ala 1 : 150 00 47 N
4 4001 - 6000
DIGAMBAR OLEH:
390400

390400

DENI2001 - 4000
GUSRIANTI
389600

389600

TEKNIK 100 LINGKUNGAN


- 2000
Gambar 4.15
FAKULTAS
U TEKNIK
466400 467200 468000 468800
USU Koordinat
ISOPLETH HASIL
SUMBER PETA
BAPPEDA
DASAR:
referensi:
Gambar PROVSU
47 N SIANG 4.15
Kab. DeliGambar
Serdang 11. Isoplet Konsentrasi Hasil Perhitungan pagi PERHITUNGAN
Sk ala 1 : 150 00
ISOPLETH HASIL
DIGAMBAR OLEH:
466400 467200 468000 468800 PERHITUNGAN SIANG
LEGENDA
DENI GUSRIANTI
389600

389600

466400 467200 468000 468800


TEKNIK LEGENDA LINGKUNGAN
Kel. Sitirejo 3 Lokasi Sampling
Kel. Sitirejo 3 LokasiFAKULTAS
Sampling TEKNIK
11 Roadside
Roadside
392000

392000
392000

392000

466400 467200 468000 Kel. Amplas


22 300
300m mdaridari USU
jalanjalan
Kel.468800
Amplas 3 500 m dari jalan
43 600
500 mm
SUMBER
daridari
jalanjalan
PETA DASAR:
Kel. Harjosari 1 segmen
4 600 m jalan jalan
dari
yangBAPPEDA
diamati PROVSU
Kel. Harjosari 1 segmen
batas jalan
kelurahan
Kec. Medan Amplas
Kel. Timbang Deli
yang
jalan diamati
lokal primer
jalan arteri sekunder
batas kelurahan
Kec. Medan Amplas
Jl. Bajak 2

jalan arteri primer


jalan(ug/N
lokalm3)primer
391200

391200

Konsentrasi
# Jl. Sisinga 18001 - 190 00
jalan arteri sekunder
Kel. Timbang Deli 1 man garaja 17001 - 180 00
Jl. Ba jak 2

jalan- 170
16001 arteri
00 primer
15001 - 160 00
391200

391200

#
2 Konsentrasi
14001 - 150(ug/N00 m3)
Kel. Harjosari 2
# Jl. Sisinga 12001
18001 - 140- 00
190 00
1 m
3 an garaja #
10001 - 120 00
17001
8001 - 1000 - 0180 00
#
4 6001
16001- 8000 - 170 00
390400

390400

4001 - 6000
15001
2001 - 4000 - 160 00
#
2 Kel. Harjosari 2 U
100 - 2000
14001 - 150 00
12001 Koordinat
- 140 00
10001 referensi:
- 120 00
#

#
3 Kab. Deli Serdang 8001
Sk ala 1 : 150 00 - 47
1000 N0
4 6001 - 8000OLEH:
DIGAMBAR
390400

390400

4001 -
DENI GUSRIANTI 6000
389600

389600

TEKNIK 2001 LINGKUNGAN


- 4000
FAKULTAS
100 - 2000 TEKNIK
466400 467200 468000 468800 U USU
SUMBER PETA Koordinat
DASAR:
BAPPEDAreferensi: PROVSU
Gambar 12. Isoplet Konsentrasi Hasil Perhitungan Siang
Kab. Deli Serdang Skala 1 : 150 00 47 N
DIGAMBAR OLEH:
49
DENI GUSRIANTI
389600

389600

TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
466400 467200 468000 468800
USU
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 41-51 (Januari 2017) Deni Gurianti dkk

SIMPULAN Application of Line Source Air


Berdasarkan hasil pengamatan volume lalu Quality Model to The Study of
lintas di Jalan Sisingamangaraja adalah 7.591 Traffic Carbon Monoxide in Brunei
unit/jam saat pengamatan pagi dan 7.433 Darussalam. ASEAN J. on Science
unit/jam saat pengamatan siang. Jumlah and Technology for Development
tersebut menyumbangkan laju emisi sebesar 17(1): 59-76.
49.171,7 µg/m.s pada pagi hari dan pada Heist, D, Isakov V, Perry S, Snyder M,
siang hari sebesar 46.943,1 µg/m.s. Venkatram A, Hood C, Stocker J,
Carruthers D, Arunachalam S,
Konsentrasi CO paling tinggi adalah pada Owen RC. 2013. Estimating near
tepi jalan (roadside) yaitu sebesar 20.340 road pollutant dispersion : A model
µg/Nm3 pada pagi hari dan 18.340 µg/Nm3 inter comparison, Transportation
pada siang hari menurut perhitungan FLLS. Research Part D 25(1): 93-105.
Sedangkan berdasarkan pengukuran langsung Hoek, G., Beelen, R., de Hoogh, K.,
konsentrasi maksimal sebesar 18.323 µg/Nm3 Vienneau, D., Gulliver, J., Fischer,
pada waktu pagi dan 17.177 µg/Nm3 pada P.,Briggs, D., 2008. Atmospheric
waktu siang. Environment42, 7561–7578.
Jerrett, M., Burnett, R.T., Ma, R.J., Pope,
Perbandingan hasil pemodelan dan hasil C.A., Krewski, D., Newbold, K.B .,
pengukuran di lapangan dengan wilmott’s Thurston, G., Shi, Y.L.,
index memiliki nilai d dan R mendekati 1, Finkelstein, N., Calle, E.E., Thun,
NMSE <0,5. Hasil validasi memiliki M.J., 2005.Epidemiology 16 727–
keakuratan 16,5%-17% masih dalam 736.
kriteria pemodelan Gaussian (10%- 20%). Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 1999.
Peraturan Pemerintah Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2011. Udara. Indonesia.
SNI 7119.10.2011 Udara Ambien- Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 2013.
Bagian 10: Cara Uji Kadar Karbon Pedoman Teknis Penyusunan
Monoksida (CO) Menggunakan Inventarisasi Emisi Pencemar
Metode Non Dispersive Infra Red Udara di Perkotaan. Indonesia.
(NDIR). Indonesia. Nevers N. D. 2000. Air Pollution Control
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan. Engineering.secound Edition.
2015. Medan Dalam Angka 2014. McGraw-Hill. USA.
Medan. Paramitadevi, Y. V, Yuwono, A. S., and
Cooper, D dan Alley, F. 1994. Air Pollution Widyarti, M. 2014. Simulation and
Control. A Design Approach. Validation of Carbon Monoxide
Secound Edition. Waveland press Dispersion Model In the Vicinity of
Inc. USA. Baranangsiang Toll Gates in
Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Medan. Bogor. J. Appl. Environ. Biol. Sci.,
2016. Wahana Tata Nugraha 2015. 4(6)110-117, 2014.
Medan. Pasquill, F. 1974. Atmospheric Diffusion,
Hamid Taheri Shahraiyni, Davood 2nded. Ellis Horwood Ltd.
Shahsavani, Saeed Sargazi, Majid Chichester. England. 365 – 380 pp.
Habibi–Nokhandan, 2015., Peavy, H.S, Rowe, D.R, dan
Atmospheric Pollution Research6 Tchobangolous,G. 1985.
581 – 588. Environmental Engineering.
Handa PK and Tai DYH. 2005. Carbon McGraw-Hill. USA.
monoxide poisoning: a five year Schenelle, K.B. and Dey P. 2003.
review at Tan Tock Seng Hospital Atmospheric Dispersion Modeling
Singapore. Ann Acad Med Compliance Guide. New York
Singapore 34(1): 611- 614. (US): Mc Graw-Hill.
Hassan H, Singh MP, Gribben RJ, Srivastava Soedomo, M. 1999. Kumpulan Karya Ilmiah
RM, Radojevic M, Latif A. 2006. Pencemaran Udara. ITB. Bandung.

50
Analisis Sebaran Karbon Monoksida dari Sumber Transportasi dari Jalan Sisingamangaraja

Supriyadi, E. 2009. Penerapan Model Finite


Length Line Source Untuk
Menduga Konsentrasi Polutan
Dari Sumber Garis (Studi Kasus:
Jl. M.H. Thamrin, Dki Jakarta).
Skripsi. Departemen Geofisika
Dan Meteorologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Suryati, I and Khair, H. 2016. Mapping Air
Quality Index of Carbon Monoxide
(CO) in Medan City. Prosiding
Seminar AASEC.UPI
Wardhana, W. A. 2004. Dampak
Pencemaran Lingkungan. Penerbit
ANDI. Yogyakarta.
Willmott C, Robeson SM, Matsuura K.
2012. A Refined Index of Model
Performance. International
Journal of Climatology 32(13):
2088-2094.doi: 10.1002/joc.2419
.

51

Anda mungkin juga menyukai