Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN TERHADAP PENGARUH

HAMBATAN SAMPING PADA JALAN A.M. SANGAJI GONOF


KM.12 KOTA SORONG

Faried Desembardi1), Agus Sukrisman 2), Harfli Ulayanto3) Hendrik Pristianto4)


1),2),3),4)
Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
Jl Pendidikan No 27 Kota Sorong
Email: faried1964soq@gmail.com
Abstrak
Tingginya nilai hambatan samping pada suatu ruas jalan akan menyebabkan
penurunan pada kinerja jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja lalu-lintas pada beberapa
kondisi hambatan samping. Penelitian yang dilakukan meliputi survei mengenai
volume lalu-lintas, hambatan samping, dan kecepatan kendaraan. Penelitian
dilakukan selama 6 hari, pelaksanaan survei dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Lokasi penelitian di ruas jalan A.M. Sangaji Gonof Km.12, panjang segmen lokasi
penelitian 200 meter. Dari hasil survei didapat data yang selanjutnya akan dihitung
menggunakan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 untuk Jalan
Perkotaan.Dari data survei dan kemudian diolah menggunakan pedoman MKJI
1997 didapat arus lalu-lintas tertinggi pada hari rabu sebesar 756,3 Smp/Jam,
kecepatan kendaraan rata-rata 32,84 Km/Jam, kepadatan lalu-lintas (D) 23,03
Smp/Jam, bobot hambatan samping sebesar 333 dengan kelas hambatan samping
sedang/medium, kapasitas ruas jalan (C) sebesar 1654 Smp/Jam, derajat kejenuhan
(DS) sebesar 0,46 dan tingkat pelayanan jalan (Los) C yaitu kecepatan arus masih
stabil, kecepatan dan pergerakan lebih ditentukan oleh volume yang tinggi.
Kata Kunci : Hambatan Samping, Jalan Perkotaan, MKJI 1997
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang munculnya masalah kemacetan lalu
Kota Sorong merupakan salah satu lintas. Kemacetan lalu lintas
Kotamadya di Provinsi Papua Barat disebabkan oleh ketidakseimbangan
dengan tingkat perkembangan ekonomi antara peningkatan kepemilikan
dan infrastruktur yang cukup pesat, kendaraan dan pertumbuhan prasarana
kota sorong memiliki luas wilayah jalan yang tersedia, serta kapasitas
1,105 km² dengan perkembangan efektif ruas jalan yang ada lebih kecil
penduduk pada tahun 2016 mencapai dari kapasitas jalan yang direncanakan
382.101 jiwa apabila dibandingkan akibat adanya hambatan ditepi jalan.
pada tahun 2015 hanya mencapai Hambatan samping yang sering terjadi
374,000 jiwa. Itu berarti jumlah di lokasi studi adalah pejalan kaki,
kependudukan di kota sorong naik kendaraan berhenti, kendaraan
10%. masuk/keluar jalan sisi jalan, dan
Dalam perkembangannya, kendaraan lambat.
peningkatan jumlah penduduk di Kota Pengaruh hambatan samping terjadi
Sorong setiap tahun mengalami pada sekitar ruas jalan A.M. Sangaji
peningkatan, otomatis tingkat kenaikan Gonof Km.12. Kota Sorong Pada jam-
volume kendaraan pun meningkat, jam puncak diruas segmen jalan
tersebut terlihat beberapa aktivitas
hambatan samping. Sehingga dapat II. METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi kinerja pelayanan jalan Lokasi Penelitian
antara lain dapat menyebabkan Adapun gambar lokasi dapat dilihat
terjadinya penurunan kecepatan pada gambar dibawah ini.
kendaraan lalu menimbulkan masalah
kemacetan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh hambatan
samping, terhadap kapasitas ruas
jalan, yang dapat mempengaruhi
nilai derajat kejenuhan di ruas jalan
A.M. Sangaji Gonof Km.12 Kota
Sorong ?
2. Bagaimana perbandingan kinerja
ruas jalan A.M. Sangaji Gonof
Km.12 Kota Sorong, pada kondisi
saat ini/existing dengan kondisi Gambar 1. Lokasi Penelitian
tanpa pejalan kaki/penyeberang Penelitian ini secara umum di
jalan dan kendaraan parkir/berhenti? laksanakan di kota Sorong, dengan
3. Bagaimana pengaruh hubungan mengambil lokasi penelitian di Ruas Jl.
antara nilai derajat kejenuhan A.M. Sangaji Gonof Km.12 Kelurahan
terhadap tingkat pelayanan jalan, Klasaman Distrik Sorong Timur.
yang diakibatkan aktivitas hambatan Metode dan Teknik Pengambilan
samping di ruas jalan A.M. Sangaji Data
Gonof Km12 Kota Sorong ? Tahap pengumpulan data memegang
Tujuan dan manfaat peran penting dalam keberhasilan
1. Mengetahui pengaruh dari hambatan penelitian karena tahap analisa dan
samping, terhadap kapasitas ruas pengolahan data tergantung pada tahap
jalan yang akan berimbas pada nilai pengumpulan data. Data yang
derajat kejenuhan yang merupakan diperlukan dalam penelitian ini berupa
indikator dari kinerja ruas jalan data primer dan skunder. Data primer
A.M. Sangaji Gonof Km.12. diperoleh dari survei dilapangan dan
2. Mengetahui tingkat kinerja ruas data skunder diperoleh dari instansi-
jalan A.M. Sangaji Gonof Km.12 instansi yang terkait.
pada kondisi saat ini/existing dengan Data Primer
kondisi tanpa pejalan Data primer merupakan data yang
kaki/penyeberang jalan dan diperoleh dari pengamatan langsung
kendaraan parkir/berhenti. dilapangan meliputi Geometrik Jalan,
3. Mengetahui nilai derajat kejenuhan Kecepatan Lalu-lintas, Volume Lalu-
yang mempengaruhi tingkat lintas, dan Hambatan Samping. Lokasi
pelayanan jalan di ruas jalan A.M. pengamatan akan dilakukan di Jl. A.M
Sangaji Gonof Km.12. Sangaji Gonof Km.12 Kota Sorong.
1) Data Geometrik Jalan.
Data geometrik jalan yang diambil
antara lain adalah sistem arus lalu
lintas, lebar jalan, lebar bahu, lebar
per-lajur dan panjang ruas jalan
yang di tinjau.
2) Data Kecepatan Lalu lintas. sibuk antara lain : pagi pada pukul
Pengukuran data kecepatan 09:30 s/d 10:30 wit, siang pada pukul
dilakukan bersamaan dengan 11:30 s/d 12:30 wit serta sore pada
pengambilan data volume lalu- pukul 16:00 s/d 17:00 wit.
lintas, diambil data kecepatan Peralatan penelitian, peralatan yang
kendaraan ringan (LV) 10 sampel, digunakan untuk melakukan penelitian
sepeda motor (MC) 10 sampel, dan ini meliputi :
kendaraan berat 5 sampel. a. Alat tulis yang berfungsi untuk
3) Data Volume Lalu – Lintas mencatat semua hasil penelitian.
Jenis kendaraan yang di survei b. Pencatat waktu (Stop Watch)
menurut MKJI 1997 adalah sepeda untuk mengukur periode
motor (MC), kendaraan ringan pengamatan kendaraan.
(LV), kendaraan berat (HV) dan c. Meteran rol 50 meter di gunakan
kendaraan tak bermotor (UM). untuk mengukur panjangnya
Namun untuk keperluan perhitungan jalan yang di teliti kemudian
kendaraan bermotor dimasukan ke membagi menjadi per zona.
data hambatan samping. d. Petugas surveyor, sebagai tenaga
4) Data Hambatan Samping pengamatan dan pencatat
Jenis hambatan samping yang akan kebutuhan data primer.
di survei menurut MKJI 1997, e. Jam tangan sebagai petunjuk
meliputi pejalan kaki/penyeberang waktu selama pelaksanaan survei.
jalan (PK), kendaraan f. komputer untuk kompilasi dan
berhenti/parkir (KP), kendaraan analisa data.
keluar masuk samping jalan (KM), Metode Pengolahan Data
pedagang kaki lima (PKL) dan Setelah data diperoleh dilapangan
keadaan lambat (KL). selnjutnya dilakukan pengolahan data
Data Skunder berdasarkan rumus – rumus yang ada,
Data skunder adalah data yang dari data tersebut nanti akan diperoleh
diperoleh dari instansi terkait atau dari hasil untuk melihat tingkat kinerja jalan
sumber lainnya, pengumpulan data yang diamati seperti tujuan dari
Skunder didapat dari : penelitian ini untuk melihat sejauh
1) Studi Literatur didapat dari mana pengaruh hambatan samping
penelitian terdahulu yang berkaitan terhadap kinerja ruas jalan.
dengan penelitian yang akan Kecepatan Arus Bebas
dilakukan. Data yang diperoleh dilapangan
2) Jumlah Penduduk Kota Sorong selanjutnya dianalisis dengan masukan
didapat dari Badan Pusat Statistik faktor – faktor penyesuaian yan
(BPS). dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
3) Pedoman Manual Kapasitas Jalan kecepatan arus bebas sesuai dengan
Indonesia (MKJI) 1997. pedoman MKJI (1997).
Kecepatan Kendaraan
Waktu Penelitian dan Peralatan Dari data kecepatan dilapangan
Penelitian digunakan interval waktu 15 menit
Waktu Penelitian untuk kendaraan ringan dan sepeda
Pelaksanaan survey dilakukan selama motor diambil sebanyak 10 sampel,
enam hari di mulai dari hari senin sedangkan untuk kendaraan berat
sampai hari sabtu. Survei pengumpulan diambil 5 sampel. Kemudian data
data lalu lintas di lakukan pada jam tersebut direkapitulasi per jam. Data
tersebut dijadikan kedalam satuan boleh melebihi 0,75 (syarat MKJI,
meter per detik (m/detik) dari hasil bagi 1997). Setelah di dapat nilai derajat
antara jarak ruas pengamatan dan kejenuhan selanjutnya akan di lihat
waktu melintasi ruas, lalu dari satuan pengaruh hambatan samping terhadap
meter per detik (m/detik) diubah ke kinerja jalan dengan melakukan
dalam satuan kilometer per jam beberapa skenario penghilangan
(km/jam) mengalikan dengan jumlah hambatan samping sehingga di dapat
detik dalam satu jam dan dibagi dengan perbandingan analisis dari setiap
jarak seribu meter (satu kilometer kondisi jalan terhadap kapasitas dan
dikonversi ke meter). derajat kejenuhan yang kemudian
Volume Lalu-Lintas menjadi tolak ukur dalam memperbaiki
Data volume lalu-lintas di catat dengan kinerja jalan terutama yang di sebabkan
interval waktu 15 menit di lapangan, di oleh hambatan samping.
jumlahkan ke dalam interval waktu 1 Kinerja Jalan
jam untuk keperluan perhitungan Kinerja jalan di tentukan setelah
menurut jenis kendaraannya. perhitungan kecepatan rata-rata
Berdasarkan jumlah kendaraan dengan kendaraan, volume lalu-lintas pada jam
masing-masing jenisnya, di kalikan sibuk dan kapasitas jalan. Tingkat
dengan angka ekivalensi mobil kinerja jalan dapat di lihat dari nilai
penumpang (EMP) untuk di ubah ke kecepatan dan derajat kejenuhan,
dalam satuan mobil penumpang (SMP). apabila nilai derajat kejenuhan
Kapasitas Jalan melebihi 0,75 (syarat MKJI) maka ruas
Kapasitas pada jalan A.M. Sangaji jalan tersebut memiliki tingkat kinerja
Gonof Km.12 ditentukan menurut jalan yang rendah serta menunjukan
daerah ruas atau arah jalan masing- segmen jalan tersebut mempunyai
masing. Perhitungan pada tiap-tiap ruas masalah kapasitas yang dapat
jalan dengan memasukan faktor-faktor menyebabkan kemacetan dan
penyesuaian yang di butuhkan sebaliknya apabila nilai derajat
berdasarkan pedoman MKJI (1997), kejenuhan lebih rendah atau sama
untuk jalan tak-terbagi faktor dengan 0,75 maka kinerja segmen jalan
penyesuaian kapasitas untuk pemisah tersebut masih baik dan untuk nilai
arah (FCSP) tidak dapat di gunakan, kecepatan tempuh rata-rata kendaraan
maka nilai 1 memasukan pada ringan yang baik pada jalan
perhitungan. Lebar jalur yang di A.M.Sangaji Gonof Km.12
gunakan adalah penggunaan lebar jalur Hambatan Samping
yang dapat di lalui kendaraan setelah Untuk mengetahui pengaruh masing-
adanya pengurangan lebar jalur akibat masing hambatan samping terhadap
adanya hambatan samping jalan. kecepatan dan derajat kejenuhan
Metode Analisa Data sebagai indikator dari kinerja jalan
Setelah di hitung volume lalu-lintas yang terdapat pada ruas jalan A.M.
dan di bandingkan dengan nilai Sangaji Gonof Km.12 Kota Sorong saat
kapasitas jalan maka di peroleh nilai jam puncak maka di buat skenario
derajat kejenuhan (DS), derajat sebagai berikut :
kejenuhan di gunakan sebagai faktor 1) Kondisi tanpa pejalan
utama dalam penentuan tingkat kinerja kaki/penyeberang jalan (NO PK)
jalan dan menenjukan apakah jalan → (Skenario 1).
tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak, nilai derajat kejenuhan tidak
2) Kondisi tanpa kendaraan ukuran kota (CS) untuk kota sorong,
parkir/berhenti (NO KP) → menurut pedoman MKJI, 1997 untuk
(Skenario 2). kelas ukuran kota (CS). Jumlah
3) Kondisi tanpa pejalan penduduk suatu kota dibawah satu juta
kaki/penyeberang jalan kendaraan jiwa dikategorikan kelas ukuran kota
parkir/berhenti (NO PK+KP) → sangat kecil. Itu berarti kota sorong
(Skenario 3). termasuk kategori kelas ukuran kota
sangat kecil dengan penduduk hanya
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN berjumlah 225,588 (Ribu) jiwa.
Kondisi Geometrik Analisa Volume Lalu-Lintas
Dari data kondisi umum ruas Jalan Nilai Volume lalu-lintas (Q) adalah
A.M. Sangaji Gonof Km.12, didapat jumlah kendaraan yang melewati suatu
data geometrik jalan sebagai berikut : titik pengamatan dalam interval waktu
a. Sistem arus lalu-lintas : 2/2 UD 15 menit, kemudian diolah menjadi
: 2 Lajur, 2 Arah (2/2 UD) volume lalu-lintas dalam interval waktu
b. Lebar badan jalan : 5,2 Meter : satu jam kemudian diekivalensikan ke
5,20 Meter. dalam satuan mobil penumpang (SMP),
c. Lebar Per-Lajur : 2.6 Meter : yaitu dengan cara mengalikan jumlah
2,6 Meter. tiap-tiap jenis kendaraan dengan angka
ekivalensi dari masing-masing jenis
d. Lebar bahu jalan kanan : 1,2
kendaraan (EMP) yang telah dijelaskan
Meter : 1,20 Meter. pada Bab II Tabel 2.6 untuk jalan tak
e. Lebar bahu jalan kiri : 1,5 Meter terbagi (2/2 UD). Nilai EMP untuk MC
: 1,50 Meter. adalah 0,4 LV adalah 1,0 dan HV 1,3.
f. Panjang segmen jalan : 200 Dalam penulisan ini digunakan data
Meter : 200 Meter lalu lintas-tertinggi, berikut adalah
Kelas Ukuran Kota hasil dari rekapitulasi nilai total
kend/jam dan nilai total Smp/Jam
Berdasarkan data kependudukan yang
volume lalu-lintas (Q) Pada titik
didapat dari Badan Pusat Statistik
Pengamatan A. Berdasarkan hasil
(BPS) Kota Sorong, jumlah penduduk
survei pada jam puncak pada hari
kota Sorong dalam angka 2016
Rabu, 14/12/2016 dapat dilihat pada
mencapai 225,588 jiwa dengan
tabel 2 dibawah ini.
presentase laju pertumbuhan penduduk
Tabel 2. Rekapitulasi Volume Lalu
3,10 %. Data jumlah penduduk pada
Lintas di Titik A Pada Hari Rabu
setiap distrik kota sorong dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Kota
Sorong
No Distrik Jumlah Penduduk (Ribu)
1 Sorong 31,936
2 Sorong Barat 37,730
3 Sorong Kepulauan 9,899
4 Sorong Timur 42,111 Kemudian berikut ini adalah hasil dari
5 Sorong Utara 53,071
6 Sorong Manoi 50,841 rekapitulasi nilai total kend/jam dan
Total 225,588 nilai total smp/jam volume lalu lintas
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)Kota Sorong (2016) (Q) pada titik pengamatan B.
Berdasarkan data jumlah penduduk Berdasarkan hasil survei pada jam
kota Sorong diatas, maka didapat kelas puncak pada hari Rabu, 14/12/2016
dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Rekapitulasi Volume Lalu Kecepatan Kendaraan
Lintas di Titik B pada Hari Rabu Dalam menghitung kecepatan rata-rata
kendaraan disuatu segmen jalan,
digunakan kecepatan tempuh sebagai
ukuran utama kinerja segmen jalan
karena mudah dimengerti dan diukur.
Untuk itu berdasarkan MKJI,1997
digunakan persamaan 5 diatas
Berikut ini adalah rekapitulasi dari data
Dari kedua data diatas dijumlahkan kecepatan kendaraan pada hari rabu,
kembali untuk mengetahui total dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
keseluruhan dari nilai total kend/jam Tabel 5. Rekapitulasi Data Kecepatan
dan nilai total smp/jam. Nilai total pada Hari Rabu
keseluruhan kend/jam dan nilai total
smp/jam dapat dilihat pada tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4. Total Volume Lalu Lintas
di Titik A dan B pada Hari Rabu

Analisa Kepadatan Lalu-Lintas


Kepadatan lalu-lintas dapat diketahui
dengan membagi nilai volume lalu-
lintas dengan nilai kecepatan
kendaraan, digunakan persamaan 8.
Kemudian hasil dari nilai total Berikut ini adalah analisa perhitungan
kend/jam dan nilai total smp/jam diatas dari kepadatan lalu-lintas pada hari
direkapitulasi kembali, untuk melihat rabu, dapat dilihat pada tabel 6
nilai tertinggi dari total jumlah volume dibawah ini.
lalu-lintas (Q) ketika pagi hari, siang Tabel 6. Analisa Data Kepadatan Lalu
hari dan sore hari. Berikut ini adalah Lintas pada Hari Rabu
grafik hasil rekapitulasi nilai total
kend/jam dan nilai total smp/jam,
berdasarkan data hari Rabu,
14/12/2016 pada tabel 3 diatas

Analisa Hambatan Samping


Dalam menentukan hambatan samping
perlu diketahui frekwensi bobot
kejadian. Untuk mendapatkan nilai
frekwensi berbobot kejadian maka tiap
tipe kejadian hambatan samping harus
dikalikan dengan faktor bobotnya.
Gambar 2. Grafik Nilai Total Volume Berikut ini adalah hasil analisa
Lalu Lintas Hari Rabu perhitungan dari hambatan samping
pada titik pengamatan A, B, dan C
pada hari rabu dapat dilihat pada tabel Berdasarkan jenis jalan, dua lajur
7 dibawah ini. tak bermedian dengan hambatan
Tabel 7. Analisa Data Hambatan samping sedang/medium
Samping pada Hari Rabu berdasarkan data hambatan samping
tertinggi, serta lebar bahu efektif
rata-rata jalan 1,5 meter maka
diperoleh faktor penyesuaian
sebesar 0,96.
4. Faktor penyesuaian ukuran kota
(FFVCS)
Berdasarkan data yang didapat dari
Dari hasil perhitungan hambatan kantor Badan Pusat Statistik Kota
samping yang tertera pada tabel 49 Sorong diketahui jumlah penduduk
diatas diketahui total bobot hambatan kota sorong dalam angka 2016
samping suatu segmen pada pukul mencapai 225,588 ribu jiwa ( < 1
09:30 wit – 10:30 wit didapat total juta penduduk ), digunakan faktor
bobot 333 berdasarkan tabel 2.5 penyesuaian sebesar 0,90
didapat kelas hambatan samping (SFC) Perhitungan Kecepatan Arus Bebas
sedang/medium. Kemudian pada pukul FFV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
11:30 wit – 12:30 wit didapat total
1. Untuk jenis kendaraan ringan (LV)
bobot 225,3 dengan kelas hambatan
samping (SFC) rendah/low dan pada FV = ( 44 + -6,25 ) x 0,96 x 0,90
pukul 17:00 wit – 18:00 wit didapat = 32,61 Km/Jam
total bobot 190 dengan kelas hambatan 2. Untuk jenis kendaraan berat (HV)
samping (SFC) rendah/low. FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,96 x 0,90 =
Analisa Kecepatan Arus Bebas (FV) 29,16
Kecepatan arus bebas kendaran = 29,16 Km/Jam
menurut MKJI, 1997 dapat dihitung
dengan mengacu pada persamaan 7 3. Untuk jenis sepeda motor (MC)
diatas. FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,96 x 0,90 =
Penentuan Faktor Penyesuaian 29,16
1. Kecepatan arus bebas dasar (FVO). = 29,16 Km/Jam
Bedasarkan jenis sistem arus lalu- Analisa Kapasitas Ruas Jalan (C)
lintas 2/2 UD maka kecepatan arus Kapasitas ruas jalan dapat dihitung
bebas dasar adalah sebagai berikut dengan menggunakan persamaan
Kendaraan ringan (LV) = 44 Km/Jam diatas.
Kendaraan berat (HV) = 40 Km/Jam Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan
Sepeda motor (MC) = 40 Km/Jam jenis jalan, untuk jenis jalan 2 lajur tak
2. Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas bermedian kapasitas dasarnya adalah
efektif (FVW). 2,900 smp/jam.
Untuk jalan dua lajur tak bermedian Faktor Penyesuaian untuk Kapasitas
faktor penyesuaian adalah lebar 1. Faktor penyesuaian lebar jalan
jalan total = 5,20 meter dengan (FCW)
faktor penyesuaian – 6,25 Km/Jam Untuk jalan dua lajur tak bermedian,
berdasarkan interpolasi linier total faktor penyesuaian adalah lebar
3. Faktor penyesuaian kondisi jalan efektif (We) 5,20 meter dengan
hambatan samping (FFVSF). faktor penyesuaian (FCW) 0,72
Km/Jam didapat berdasarkan Berikut ini adalah hasil perhitungan
interpolasi linear. derajat kejenuhan pada hari rabu dapat
2. Faktor penyesuaian pemisah arah dilihat pada tabel 7 dibawah ini.
(FCSP) Tabel 7. Analisa Derajat Kejenuhan
Berdasarkan pedoman MKJI 1997 pada Hari Rabu
digunakan rumus sebagai berikut:
SP = Q1 / (Q1 + Q2) x 100
Dimana :
Q1 = Volume Lalu-Lintas 1
Q2 = Volume Lalu-Lintas 2
Q3 = Volume Lalu-Lintas Maksimum.
SP = 404,3 / (404,3 + 352) x 100 Dapat dilihat pada tabeldiatas nilai
derajat kejenuhan pada hari rabu pukul
Untuk tipe jalan (2/2 UD), faktor 09:30-10:30 didapat nilai 0,46
penyesuaian kapasitas pemisah arah sedangkan pada pukul 11:30-12:30
didapat 53- 47 yang bernilai 0,97 didapat nilai derajat kejenuhan 0,30
3. Faktor penyesuaian hambatan dan pada pukul 17:00-18:00 didapat
samping (FCSF)
nilai derajat kejenuhan 0,21,
Berdasarkan jenis jalan, dua lajur berdasarkan pedoman MKJI 1997 batas
tak bermedian dengan hambatan nilai derajat kejenuhan untuk jalan
samping tinggi, serta lebar bahu perkotaan adalah 0,75 bila nilai diatas
efektif rata-rata jalan 1,5 meter melewati batas yang telah diberlakukan
maka diperoleh faktor penyesuaian di MKJI 1997, itu berarti jalan tersebut
sebesar 0,95. mempunyai masalah/jenuh.
4. Faktor penyesuaian ukuran kota
Kecepatan Kendaraan Ringan (LV)
(FCCS)
Untuk mendapatkan nilai kecepatan
Berdasarkan tabel 4.1, dari data
kendaraan ringan berdasarkan fungsi
yang didapat dari kantor Badan
DS sesuai yang disarankan MKJI 1997
Pusat Statistik Kota Sorong
digunakan grafik gambar 4 untuk jalan
diketahui jumlah penduduk kota
2/2 UD. Dengan nilai FVLV = 32,61
sorong dalam angka 2016 mencapai
Km/jam digunakan DS tebesar 0,46.
225,588 ribu jiwa ( < 1 juta
Didapat nilai kecepatan kendaraan
penduduk ), digunakan faktor
ringan VLV = 28 km/jam.
penyesuaian sebesar 0,86

Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan


C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
(Smp/Jam).
C = 2,900 x 0,72 x 0,97 x 0,95 x 0,86
= 1654 Smp/Jam.
Maka kapasitas total adalah sebesar
1654 Smp/Jam.
Gambar 3. Grafik Kecepatan Arus
Analisa Derajat Kejenuhan (DS)
Bebas Kendaraan Ringan
Derajat kejanuhan adalah perbandingan
Waktu Tempuh
dari volume (nilai arus) lalu-lintas
Hubungan antara kecepatan (V) dan
terhadap kapasitasnya, derajat
waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam
kejenuhan dapat dihitung :
hasil perhitungan didapat VLV = 28 samping yang terdapat pada ruas jalan
Km/Jam. A.M Sangaji Gonof Km12 saat jam
Dari data lapangan didapat L = 0,2 Km. puncak dengan menggunakan grafik
TT = 0,2 Km / 28 = 0,007417 x pada MKJI,1997 dibuat skenario
3600 (MKJI) sebagai berikut:
= 25,71 detik 1. Kondisi tanpa pejalan
Analisa Tingkat Pelayanan Jalan kaki/penyeberang jalan (No. PK) →
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka (Skenario 1).
dapat ditentukan tingkat kinerja jalan 2. Kondisi tanpa kendaraan
A.M Sangaji Gonof Km.12 sesuai parkir/berhenti (No. KP) →
dengan ketetapan MKJI,1997. Tingkat (Skenario 2).
pelayanan jalan dapat dilihat pada 3. Kondisi tanpa pejalan
tabel-tabel dibawah ini. Berikut ini kaki/penyeberang jalan dan
adalah klasifikasi tingkat pelayanan kendaraan parkir/berhenti (No.
jalan berdasarkan nilai derajat PK+KP) → (Skenario 3).
kejenuhan pada hari rabu dapat dilihat Skenario ini dibuat untuk mengetahui
pada tabel 8 dibawah ini. keadaan suatu ruas jalan apabila jalan
Tabel 8. Klasifikasi Tingkat tersebut tidak dipengaruhi oleh suatu
Pelayanan Jalan Pada Hari hambatan, dengan cara menghilangkan
Rabu satu atau dua hambatan samping yang
ada. Penghilangan hambatan samping
akan berpengaruh pada faktor
penyesuaian yang nantinya akan
dihitung kapasitas ruas jalan, kecepatan
arus bebas, derajat kejenuhan dan
Dari tabel diatas didapat tingkat tingkat pelayanan jalan.
pelayanan jalan (Level of Service), pada Kondisi Tanpa Pejalan
pukul 09:30 – 10:30 adalah C yaitu Kaki/Penyeberang (No.PK)
kecepatan arus masih stabil, kecepatan Dalam menganalisa kondisi ruas jalan
dan pergerakan lebih ditentukan oleh tanpa pejalan kaki/penyeberang jalan,
volume yang tinggi, sedangkan pada akan dihilangkan nilai kejadian
pukul 11:30 – 12:30 adalah B yaitu hamabatan samping, digunakan nilai
keadaan arus stabil, kecepatan tertinggi untuk kebutuhan analisa
perjalanan mulai dipengaruhi oleh tersebut.
keadaan lalu-lintas, dalam batas Analisa Hambatan Samping.
dimana pengemudi masih mendapatkan Berikut ini digunakan jumlah kejadian
kebebasan yang cukup dalam memilih hambatan samping tertinggi pada hari
kecepatannya, dan pada pukul 17:00 – rabu, untuk selengkapnya dapat dilihat
18:00 adalah B yaitu keadaan arus pada lampiran.
stabil, kecepatan perjalanan mulai Tabel 9. Skenario Tanpa Pejalan Kaki/
dipengaruhi oleh keadaan lalu-lintas, Penyeberang Hari Rabu
dalam batas dimana pengemudi masih
mendapatkan kebebasan yang cukup
dalam memilih kecepatannya.
Analisa Skenario Hambatan
Samping
Untuk mengetahui hubungan antara
kecepatan dengan faktor hambatan
Dari hasil skenario diatas yang Kecepatan Kendaraan Ringan (LV)
sebelumnya pada pukul 09:30 – 10:30 Dengan nilai FVLV = 33,63 Km/jam
didapat total bobot 333 dengan kelas digunakan DS tebesar 0,44. Didapat
hambatan samping sedang/medium. nilai kecepatan kendaraan ringan VLV =
Dengan skenario 1 didapat total bobot 29 km/jam.
2505,5 dengan kelas hambatan
samping rendah/low. Kemudian pada
pukul 11:30 – 12:30 didapat total bobot
yang sebelumnya 225,3 dengan kelas
hambatan samping rendah/low. Dengan
skenario didapat total bobot 174,3
dengan kelas hambatan samping
rendah/low dan pada pukul 17:00 –
18:00 sebelumnya didapat total bobot
190 dengan kelas hambatan samping Gambar 4. Grafik Kecepatan Arus
rendah/Low. Dengan skenario didapat Bebas Kendaraan Ringan
total bobot 146 dengan kelas Kecepatan Tempuh.
hamabatan samping rendah/Low Hubungan antara kecepatan (V) dan
Perhitungan Kecepatan Arus Bebas waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam
(FV) persamaan yang mengacu pada
FFV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS persamaan 6.
(Km/Jam) Dari hasil perhitungan didapat VLV = 29
a. Untuk jenis kendaraan ringan (LV) Km/Jam.
FV = ( 44 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 Dari data lapangan didapat L = 0,2 Km.
= 33,63 Km/Jam TT = 0,2 Km / 29
b. Untuk jenis kendaraan berat (HV) = 0,006897 x 3600 (MKJI)
FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 = 24,82 detik.
= 30,17 Km/Jam Analisa Tingkat Pelayanan Jalan (LOS)
c. Untuk jenis sepeda motor (MC) Berikut ini adalah klasifikasi tingkat
pelayanan jalan berdasarkan nilai
FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 derajat kejenuhan pada hari rabu dapat
= 30,17 Km/Jam dilihat pada tabel 11 dibawah ini.
Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan (C) Tabel 11. LOS Tanpa Pejalan Kaki/
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS Penyeberang Hari Rabu
(Smp/Jam).
C = 2,900 x 0,72 x 0,97 x 0,97 x
0,86
= 1689 Smp/Jam.
Maka kapasitas total adalah sebesar
1689 Smp/Jam.
Kondisi Tanpa Kendaraan
Analisa Derajat Kejenuhan (DS)
Parkir/Berhenti (No. KP)
Tabel 10. DS Tanpa Pejalan Kaki/
Dalam menganalisa kondisi ruas jalan
Penyeberang Hari Rabu
tanpa kendaraan berhenti/parkir, akan
dihilangkan nilai kejadian hamabatan
samping, digunakan nilai tertinggi
untuk kebutuhan analisa tersebut.
Analisa Hambatan Samping C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Berikut ini digunakan jumlah kejadian
(Smp/Jam).
hambatan samping tertinggi pada hari
rabu, untuk selengkapnya dapat dilihat C = 2,900 x 0,72 x 0,97 x 0,97 x 0,86
pada lampiran. = 1689 Smp/Jam.
Tabel 12. Skenario Tanpa Kendaraan Maka kapasitas total adalah sebesar
Berhenti /Parkir Hari Rabu 1689 Smp/Jam.
Analisa Derajat Kejenuhan (DS)
Berikut ini adalah hasil perhitungan
derajat kejenuhan .
Tabel 13. DS Tanpa Kendaraan
Berhenti /Parkir Hari Rabu

Dari hasil skenario diatas yang


sebelumnya pada pukul 09:30 – 10:30
didapat total bobot 333 dengan kelas
hambatan samping sedang/medium.
Dengan skenario 2 didapat total bobot Kecepatan Kendaraan Ringan (LV)
182 dengan kelas hambatan samping Dengan nilai FVLV = 33,63 Km/jam
rendah/low. Kemudian pada pukul digunakan DS tebesar 0,44. Didapat
11:30 – 12:30 didapat total bobot yang nilai VLV = 29 km/jam.
sebelumnya 225,3 dengan kelas
hambatan samping rendah/low. Dengan
skenario didapat total bobot 150,3
dengan kelas hambatan samping
rendah/low dan pada pukul 17:00 –
18:00 sebelumnya didapat total bobot
190 dengan kelas hambatan samping
rendah/Low. Dengan skenario didapat
total bobot 138 dengan kelas Gambar 5. Grafik Kecepatan Arus
hamabatan samping rendah/Low Bebas Kendaraan Ringan
Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Kecepatan Tempuh.
(FV) Hubungan antara kecepatan (V) dan
FFV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam
(Km/Jam) persamaan yang mengacu pada
a. Untuk jenis kendaraan ringan(LV) persamaan 6.
FV = ( 44 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 Dari hasil perhitungan didapat VLV =
= 33,63 Km/Jam 39 Km/Jam.
Dari data lapangan didapat L = 0,2 Km.
b. Untuk jenis kendaraan berat (HV) TT = 0,2 Km / 29 = 0,006897 x
FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 3600(MKJI)
= 30,17 Km/Jam = 24,82 detik
c. Untuk jenis sepeda motor (MC) Analisa Tingkat Pelayanan Jalan (LOS)
FV = ( 40 + -6,25 ) x 0,99 x 0,90 Berikut ini adalah klasifikasi tingkat
= 30,17 Km/Jam pelayanan jalan berdasarkan nilai
Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan derajat kejenuhan pada hari rabu dapat
(C) dilihat pada tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14. LOS Tanpa Kendaraan didapat total bobot 94 dengan kelas
Berhenti /Parkir Hari Rabu hambatan samping sangat rendah.
Perhitungan Kecepatan Arus Bebas
(FV)
FFV = (FVO + FVW) x FFVSF x
FFVCS (Km/Jam)
a. Untuk jenis kendaraan ringan (LV)
Kondisi Tanpa Pejalan FV = ( 44 + -6,25 ) x 1,01 x 0,90
Kaki/Penyeberang Jalan dan
= 34,32 Km/Jam
Kendaraan Parkir/Berhenti (No.
PK+KP) b. Untuk jenis kendaraan berat (HV)
Dalam menganalisa kondisi ruas jalan FV = ( 40 + -6,25 ) x 1,01 x 0,90
tanpa pejalan kaki/penyeberang jalan = 30,67 Km/Jam
dan kendaraan berhenti/parkir. Akan c. Untuk jenis sepeda motor (MC)
dihilangkan nilai kejadian hamabatan FV = ( 40 + -6,25 ) x 1,01 x 0,90
samping, digunakan nilai tertinggi = 30,67 Km/Jam
untuk kebutuhan analisa tersebut.
Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan (C)
Analisa Hambatan Samping
Berikut ini digunakan jumlah kejadian C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
hambatan samping tertinggi pada hari (Smp/Jam).
rabu, untuk selengkapnya dapat dilihat C = 2,900 x 0,72 x 0,97 x 0,99 x 0,86
pada lampiran. = 1724 Smp/Jam.
Tabel 15. Skenario 3 (No Maka kapasitas total adalah sebesar
PK+KP) Hari Rabu
1724 Smp/Jam.
Analisa Derajat Kejenuhan (DS)
Tabel 16. (DS) Tanpa Pejalan Kaki
/Penyeberang Jalan dan Kendaraan
Parkir/Berhenti Hari Rabu

Dari hasil skenario diatas yang


sebelumnya pada pukul 09:30 – 10:30
didapat total bobot 333 dengan kelas
hambatan samping sedang/medium. Kecepatan Kendaraan Ringan (LV)
Dengan skenario 3 didapat total bobot Dengan nilai FVLV = 34,32 Km/jam
99,5 dengan kelas hambatan samping digunakan DS tebesar 0,43. Didapat
sangat rendah/very low. Kemudian nilai kecepatan kendaraan ringan VLV =
pada pukul 11:30 – 12:30 didapat total 30 km/jam.
bobot yang sebelumnya 225,3 dengan
kelas hambatan samping rendah/low.
Dengan skenario didapat total bobot
99,3 dengan kelas hambatan samping
sangat rendah/ very low dan pada pukul
17:00 – 18:00 sebelumnya didapat total
bobot 190 dengan kelas hambatan
samping rendah/Low. Dengan skenario Gambar 6. Grafik Kecepatan Arus
Bebas Kendaraan Ringan
Kecepatan Tempuh. 0,99 sehingga didapat kapasitas
Hubungan antara kecepatan (V) dan 1724 Smp/Jam dengan nilai derajat
waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam kejenuhan 0,43 dapat disimpulkan
persamaan yang mengacu pada bahwa peningkatan nilai
persamaan 6. penyesuaian hambatan samping
Dari hasil perhitungan didapat VLV = 30 dapat meningkatkan kapasitas ruas
Km/Jam. jalan dan dapat menurunkan nilai
Dari data lapangan didapat L = 0,2 Km. derajat kejenuhan.
TT = 0,2 Km / 30 = 0,006667 x 2. Berdasarkan rumusan masalah poin
3600(MKJI) dua, kinerja ruas jalan A.M. Sangaji
= 24,00 detik Gonof Km.12 Kota Sorong pada
Analisa Tingkat Pelayanan Jalan (LOS) kondisi existing/saat ini didapat
Berikut ini adalah klasifikasi tingkat jumlah bobot hambatan samping
pelayanan jalan berdasarkan nilai sebesar 333 dengan kelas hambatan
derajat kejenuhan pada hari rabu dapat samping sedang/medium, didapat
dilihat pada tabel 17 dibawah ini. nilai kecepatan arus bebas
Tabel 17. (LOS) Tanpa Pejalan Kaki kendaraan ringan (FV) sebesar
/Penyeberang Jalan dan Kendaraan 32,61 Km/Jam, kapasitas total
Berhenti/Parkir Hari Rabu adalah 1654 Smp/Jam, nilai derajat
kejenuhan 0,46, VLV = 28,00
Km/Jam, nilai TT = 25,71 detik dan
nilai tingkat pelayanan jalan C
sedangkan kinerja ruas jalan
menggunakan skenario 3 didapat
jumlah bobot hambatan samping
sebesar 99,5 dengan kelas hambatan
samping sangat rendah/ very low,
IV. KESIMPULAN didapat nilai kecepatan arus bebas
Berdasarkan hasil pengolahan data kendaraan ringan (FV) sebesar
dapat diambil kesimpulan : 34,32 Km/Jam, kapasitas total
1. Berdasarkan analisa jalan perkotaan adalah 1724 Smp/Jam, nilai derajat
menggunakan pedoman MKJI 1997, kejenuhan 0,43, VLV = 30 Km/Jam,
kondisi ruas jalan A.M Sangaji nilai TT = 24,00 detik dan nilai
Gonof Km.12 akibat pengaruh kelas tingkat pelayanan jalan C dari
hambatan samping sedang/medium pembahasan diatas dapat ditarik
didapat faktor penyesuaian sebesar kesimpulan dapat dilihat penurunan
0,95 sehingga di dapat kapasitas jumlah bobot hambatan samping
1654 Smp/Jam dengan nilai derajat sebesar 29% menggunakan skenario
kejenuhan 0,46. Kemudian pada 3 yang awal nyaa kelas hambatan
skenario 1 dan 2 akibat pengaruh samping tinggi menjadi rendah,
kelas hambatan samping rendah/low kemudian peningkatan kapasitas
didapat faktor penyesuaian sebesar sebesar 1,14 % yang sebelumnya
0,97 sehingga didapat kapasitas 1654 meningkat menjadi 1724,
1689 Smp/Jam dengan nilai derajat kemudian penurunan nilai derajat
kejenuhan 0,44. Lalu pada skenario kejenuhan sebesar 0,93 % yang
3 akibat pengaruh kelas hambatan sebelumnya 0,46 kemudian
samping sangat rendah/very low menurun menjadi 0,43.
didapat faktor penyesuaian sebesar
3. Didapat jumlah bobot hambatan Lampung : Universitas
samping tertinggi pada hari rabu Muhammadiyah Metro.
pukul 09:30 – 10:30 sebesar 333, Tamin Z, O.,(2000) Perencanaan dan
kemudian didapat kapasitas ruas Pemodelan Transportasi. Buku.
jalan total sebesar 1654 Smp/Jam, Bandung : Penerbit Institut
dan nilai derajat kejenuhannya Teknologi Bandung.
sebesar 0,46 berdasarkan nilai derjat .
kejenuhan diatas didapat tingkat
pelayanan jalan C yaitu kecepatan
arus masih stabil, kecepatan dan
pergerakan lebih ditentukan oleh
volume tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Pristianto, H., Amri, I., & Rusdi, A.
(2018). Pedoman Penulisan Tugas
Akhir Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sorong.
Alamsyah, Alik Ansyori, (2008).
Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi,
UPT Penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang.
Caesar, D. (2014). Analisis Kinerja
Jalan Akibat Pengaruh Hambatan
Samping di Jalan Diponegoro
Kota Banda Aceh. Skripsi. Banda
Aceh : Universitas Syiah Kuala.
Dapartemen Pekerjaan Umum (1997).
Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Jakarta.
I Made, T., & I Ketut, S. Pengaruh
Hambatan Samping Terhadap
Kapasitas Ruas Jalan
Cokroaminoto Denpasar. Jurnal.
Bali : Politeknik Negeri Bali.
Panahatan, M. (2005). Analisa
Hambatan Samping Sebagai
Akibat Penggunaan Lahan
Sekitarnya Terhadap Kinerja Jalan
Juanda Di Kota Bekasi. Tesis.
Semarang : Universitas
Diponegoro.
Septyanto, K. (2015). Analisis
Hambatan Samping Akibat
Perdagangan Modern Jalan Brigjen
Katamso Bandar Lampung. Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai