Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI TITIK KEMACETAN PADA RUAS JALAN

A.P PETTARANI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI


GPS

Haeril Abdi Hasanuddin,S.T,M.T.


Abstrak-- Kemacetan Lalu lintas merupakan suatu keadaan kondisi jalan bila tidak ada
keseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang lewat. Gejala ini
ditandai dengan kecepatan yang rendah hingga terjadinya penumpukan kendaran, jarak
antara kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain rapat, sehingga pengemudi tidak
dapat menjalankan kendaraan dengan kecepatan yang diinginkannya. Pada penelitian ini
penulis mengambil rumusan masalah yaitu, bagaimana cara menggunakan GPS untuk titik
macet pada aruas jalan A.P. Pettarani dan bagaimana mengidentifikasi titik kemacetan
pada ruas jalan A.P.Pettarani, dengan tujuan untuk mengetahui cara menggunakan GPS
pada titik macet ruas jalan A.P. Pettarani dan untuk megidentifikasi titik kemacetan pada
ruas jalan A.P. Pettarani. Manfaat penelitian ini Mahasiswa dapat mengetahui cara
penggunaan GPS untuk mengidentifikasi titik macet, Memberikan informasi kepada
masyarakat tentang cara penggunaaan GPS pada titik macet, Masyarakat dapat mengetahui
cara penggunaan GPS dan mengetahui titik – titik macet yang terjadi pada ruas jalan A.P.
Pettarani dengan hasil survey, Pemerintah dapat mengaplikasikan cara penggunaan GPS
untuk mengidentifikasi titik macet serta diharapkan dapat memberikan solusi pada titik –
titik macet di ruas jalan A.P. Pettarani, Mengembangkan teknologi GPS sehingga dapat
memberikan informasi terhadap titik – titik macet yang terjadi di jalan A.P. Pettarani.

Kata kunci—GPS (Global Positioning System) dan Kemacetan.

Haeril Abdi Hasanuddin,S.T,M.T, adalah Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri
Ujung Pandang , Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Haeril.abdi@poliupg.ac.id

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan aktivitas di Kota Makassar
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang sangat bergantung pada transportasi jalan
raya. Masalah ini muncul karena adanya ketidak seimbangan antara peningkatan
kepemilikan kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan. Masalah - masalah yang akan
timbul antara lain adalah kemacetan lalu lintas, peningkatan waktu tempuh,
meningkatnya angka kecelakaan dan kerusakan lingkungan hidup, berupa pemborosan
bahan bakar, kebisingan dan polusi udara.
Kapasitas efektif ruas jalan A. Pangeran Pettarani yang ada lebih kecil dari kapasitas
jalan yang direncanakan akibat adanya hambatan di tepi jalan dan tingkat pertumbuhan
kendaraan dan penduduk yang sangat tinggi. Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali
terkait dengan adanya aktivitas sosial dan ekonomi di tepi jalan, yang menyebabkan
kinerja jalan mengalami penurunan.
Teknologi Global Positioning System (GPS) merupakan salah satu alternatif yang
dapat dimanfaatkan untuk mengejar keterbatasan data dan informasi secara cepat dan
akurat. Teknologi Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelolah oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta
informasi mengenai waktu kontinyu diseluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca
kepada banyak orang secara simultan.
Pada penelitian ini diharapkan dapat dilihat kondisi waktu jam puncak titik
kemacetan dan berada pada titik berapa puncak kemacetan yang rawan terjadi pada ruas
jalan A.Pangeran Pettarani terjadi.
Untuk mengatasi masalah aktivitas Jalan A. Pangeran Pettarani maka perlu adanya
suatu studi penelitian sebagai upaya penanggulangannya, penelitian ini kami beri judul
“Identifikasi Titik Kemacetan Pada Ruas Jalan A.P Pettarani Dengan Menggunakan
Teknologi GPS”
II. TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi dan Karakteristik Jalan Perkotaan
1. Definisi jalan perkotaan
Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan
menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik
berupa perkembangan lahan atau bukan. Yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan
adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
100.000 jiwa. Jalan di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang kurang dari
100.000 juga dapat digolongkan pada kelompok ini jika perkembangan samping jalan
tersebut bersifat permanen dan terus menerus .
Jalan dikelompokkan sesuai fungsi jalan. Fungsi jalan tersebut dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Jalan Arteri; jalan yang melayani lalu lintas khususnya melayani angkutan
jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi serta jumlah akses yang dibatasi.
2. Jalan Kolektor; jalan yang melayani lalu lintas terutama terutama melayani
angkutan jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang serta jumlah akses
yang masih dibatasi.
3. Jalan Lokal; jalan yang melayani angkutan setempat terutama angkutan jarak
pendek dan kecepatan rata-rata rendah serta akses yang tidak dibatasi.
2. Karakteristik Jalan Perkotaan
Karakteristik jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu :
1. Geometrik
2. Komposisi arus dan pemisahan arah; volume lalu lintas dipengaruhi
komposisi arus lalu lintas, setiap kendaraan yang ada harus
dikonversikan menjadi suatu kendaraan standar.
3. Pengaturan lalu lintas, batas kecepatan jarang diberlakukan didaerah
perkotaan Indonesia, dan karenanya hanya sedikit berpengaruh pada
kecepatan arus bebas.
4. Hambatan samping; banyaknya kegiatan samping jalan di Indonesia
sering menimbulkan konflik, hingga menghambat arus lalu lintas.
5. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan; manusia sebagai
pengemudi kendaraan merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu
sebagai pemakai jalan. Faktor psikologis, fisik pengemudi sangat
berpengaruh dalam menghadapi situasi arus lalu lintas yang dihadapi.
Metode Kendaraan Contoh
1. Kendaraan Contoh
Kendaraan Contoh adalah kendaraan yang dikendaraai pada arus lalu lintas
dengan melintasi salah satu dari kondisi operasi sebagai berikut :
a) Pengemudi berusaha membuat kendaraan contoh mengikuti arus kendaraan
dalam artian mengusahakan tetap pada alur lalu lintas.
b) Pengemudi mengatur kecepatan sesuai dengan perkiraan kecepatan arus
kendaraan.
c) Kendaraan contoh melaju sesuai dengan kecepatan batas kecuali terhambat
oleh kondisi arus lalu lintas jalan yang sedang disurvey.
Metode Analisa Data
Analisa data ini bedasarkan data grafik yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan Auto Cad. Beberapa ketentuan dan hasil dalam menganalisis data
grafik akan disajikan sebagai berikut :
1. Sumbu Y ( kecepatan ) akan dibagi beberapa zona sesuai dengan tingkat
pelayanan jalan.
2. Sumbu X atas merupakan sumbu yang menunjukan jarak tempuh, dan sumbuh
X
bawah merupakan sumbu yang menunjukan waktu tempuh.
3. Zona F pada tabel tingkat pelayanan jalan dibagi menjadi 3 sub zona, yaitu :
a. Zona F1 ( 30 km/jam <Avarage Spot Speed< 20 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikategorikan lalu lintas sudah mulai
jenuh namun belum berpotensi macet. Pada zona ini laju kendaraan sudah
mulai terhambat dan sering mengalami tundaan – tundaan. Pada analisis
data grafik data disimbolkan sebagai zona hijau.
b. Zona F2 ( 20 km/jam <Avarage Spot Speed< 10 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikateorikan potensi macet. Pada zona ini
kendaraan bergerak secara pelan – pelan namun belum sempat berhenti
dalam rentang beberapa detik. Pada analisis data grafik disimbolkan
sebagai zona kuning.
c. Zona F3 ( 10 km/jam <Avarage Spot Speed< 0 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikategorikan macet. Pada zona ini
kendaraan bergerak sangat perlahan dan bahkan sering berhenti dalam
waktu yang agak lama. Pada analisi grafik disimbolkan bagai zona
merah.
4. Keadaan lalu lintas pada suatu segmen/ruas jalan dapat digambarkan dari
seberapa banyak jumlah perubahan zona kecepatan selama melintas pada
suatu segmen/ruas jalan. Hal ini menggambarkan banyaknya hambatan –
hambatan dan faktor – faktor penghalang
yang mengakibatkan terjadinya tundaan – tundaan yang sifatnya tiba – tiba
dan berlangsung singkat. Keadaan lalulintas tersebut diakibatkan kondisi
eometrik jalan seperti adanya persimpangan tanpa sinyal lalulintas( pertigaan
atau perempatan ) dan pembelokan, banyak penyebrang jalan yang
menyebrang bukan pada lokasi penyebrangan yang telah ditentukan seperti
zebra cross, atau juga diakibatkan oleh hambatan samping seperti adanya
instusi – instusi publik atau yang berkaitan dengan pelayanan publik.
5. Jumlah titik pembacaan Spot Speed menunjukan jumlah detik selama
pengamatan karena pada saat pengaturan dilakukan pada fasilitas tracking
GPS digunakan interval waktu (time) dengan besar nilai interval adalah 1
detik, sehingga GPS akan membaca dan merekam kecepatan setiap satu
detiknya. Pada grafik dapat dihitung banyak titik membentuk kurva tersebut.
6. Perhitungan kecepatan rata – rata zona atau segmen digunakan rumus sebagai
berikut :

Dimana :v = Avarage Speed dari zona/segmen/ruas


s = Jarak antara titik awal dengan titik akhir zona
pada grafik
t = Jumlah titik pengamatan antara titik awal dan
titik akhir zona pada grafik

GPS ( Global Positioning System ) dan Software – software yang


digunakan untuk menentukan kecepatan.
a. Mengenal GPSMAP Merek : Garmin 76 CSx

Gambar 1. GPS MAP GRMIN 76 CSx ( Laksmana, 2010)

1) Fungsi – Fungsi Tombol ( Laksmana, 2010):


a) On/Off & Lampu : Klik untuk mengaktifkana dan menonaktifkan
GPS. Klik agak lama untuk menyalakan lampu penerang layar.
b) Enter/Mark : Klik enter dan konfirmasi. Klik agak lama untuk
fungsi mark.
c) Menu : Klik satu kali untuk melihat halaman Option. Klik dua kali
untuk menampilkan menu utama.
d) Find : Klik untuk menampilkan Menu Find/pencarian.
e) Page : Klik untuk menampilkan halaman utama. Klik agak lama
untuk mengaktifkan/menonaktifkan kompas.
f) Quit : Klik untuk membatalkan dalam pengentrian data atau keluar
dari halaman yang tampil.
2) Menu-Menu dalam GPS 76 CSx
Gambar 2. Menu – Menu GPS MAP GRMIN 76 CSx
b. Software Mapsource
Mapsource adalah sebuah software yang digunakan untuk mengelolah data dari
GPS, Mapsource digunakan untuk meng – input, meng- edit data dari GPS guna
untuk mengelola data tersebut lebih lanjut, software ini biasanya merupakan bawaan
yang dimiliki oleh GPS, sehingga software ini sangat penting untuk pengolahan data
GPS lebih lanjut.
Berikut ini adalah gambaran mengenai Software Mapsource.

Gambar 6.Icon Software Mapsource

Dalam Software Mapsource terdapat berbagai macam perintah dan menu-menu


yang dapat digunakan selama menjalankan software tersebut.

Baris Judul
Mini Map

Menu

Objecth Properti

Area Peta

III. METODE PENELITIAN


Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini bertempat pada ruas
Jalan A. Pangeran .Pettarani, dengan panjang segmen ± 4,3 km.
Waktu penelitian direncanakan berlangsung selama 5 bulan, terhitung dari bulan
April sampai Agustus 2014. Dan Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan
September 2014.
Instrumen Penelitian
Berikut adalah instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
1. Alat Global Positioning System ( GPS )
2. Alat Transportasi ( Sepeda Motor ) dengan kelengkapanya
3. Baterai Alkaline
4. Konektor USB GPS
5. Komputer / Laptop
6. Digital Camera
7. Software MapSource, Navigasi Net V.2.03
8. Software AutoCAD 2010
9. Printer
10. Software Google Earth
Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan kajian kepustakaan, pengumpulan alat dan bahan,
penggunaan Global Positioning System (GPS) dan perencanaan teknik – teknik
yang dapat memudahkan proses pengambilan data.
2. Tahap Pengambilan Data
Pengumpulan data primer. Data ini berupa hasil tracking ruas jalan A.
Pangeran. Pettarani dengan menggunakan GPS ( Global Positioning System ),
selama tujuh hari di mulai pada jam 06.00 pagi sampai dengan jam 22.00 malam
menggunakan kendaraan contoh berupa kendaraan roda 2 (sepeda motor).
Teknik Pemgambilan Data
Pengambilan data dengan survey dan investigasi lapangan menggunakan
Instrument GPS dengan perlengkapannya.
Pertama kali yang dilakukan adalah : alat GPS ditempatkan diatas kendaraan
dimana kendaraan yang digunakan disini adalah kendaraan roda dua ( sepeda motor)
kemudian menyetel GPS tersebut, dalam hal ini Tracking, setting yang digunakan adalah
waktu (time) selama satu detik, selanjutnya ditentukan posisi kinematik awal kendaraan
yang melintasi ruas jalan yang akan ditentukan kecepatannya. Untuk mengetahui
kecepatan rata-rata setiap ruas jalan, maka kendaraan yang telah dilengkapi dengan GPS
digunakan untuk memantau laju kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut,
pengambilan data dilakukan dengan cara pengendara mengkuti kendaraan yang melaju
pada jalur yang diamati dengan sebisa mungkin menyamakan kecepatan dari kendaraan
disekitar, pengumpulan data ini dilakukan secara bersamaan dari arah berlawanan.
Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung dilapangan (data hasil
tracking GPS) yang telah di input (transfer) kedalam komputer dengan menggunakan
software MapSource. Data tracking tersimpan dalam bentuk file dengan ekstensi *.gdb.
Kemudian data tracking tersebut di transfer menjadi file gambar dengan ekstensi *.dxf
agar dapat diolah lebih lanjut dengan menggunakan software Autocad sehingga
menghasilkan peta rute pengambilan data serta penggambaran data serta penggambaran
peta situasi dari lingkungan jalan. Untuk pengolahan data angka, data tracking di transfer
ke Ms. Excel untuk dipilah menjadi data jarak, kecepatan, dan waktu. Ketiga jenis data
tersebut akan diolah lebih lanjut menjadi data berupa grafik. Dengan data grafik inilah
yang akan digunakan untuk melakukan analisis-analisis sihingga diperoleh suatu
kesimpulan.
Data-data pengamatan direkam dengan menggunakan Garmin GPS Map 76 CSx
yang informasinya dikirim dari satelit-satelit khusus yang diperuntukkan memberi
informasi berupa posisi (X,Y,Z), akan ditampilkan menjadi data gambar lintasan/jejak
track.
Kemudian data grafis jejak/ lintasan jalan yang diamati akan diolah lebih lanjut
dengan menggunakan software GIS untuk penggambaran peta situasi lingkungan dengan
geometrik jalan. Untuk keperluan itu data grafis dari MapSource akan ditransfer dari file
berektensi*.gdb menjadi file berekstensi *dxf sehinggah dapat dibuka pada software
Mapinfo ataupun Global Mapper. Dari software Mapinfo akan diolah menjadi peta
geometrik jalan dan lingkungannya.
Untuk data-data berupa angka yang disajikan dalam bentuk tabelaris, akan
ditransfer ke Ms. Excel sehinggah data-data tersebut akan diolah menjadi data yang
ditampilkan secara grafis sehingga memudahkan dalam pengolahan dan analisis datanya.
Dengan menggunakan Ms.Excel data-data baku dari Mapsource tersebut dipilih menjadi
data-data jarak tempuh antara titik pengamatan GPS, data-data kecepatan pada setiap titik
pengamatan tersebut, serta data waktu yang diwakili oleh jumlah titik-titik pengamatan.
Kumulatif dari jarak dan waktu tempuh akan menjadi sumbu X, sedangkan kecepatan
pada tiap jarak pengamatan (Spot Speed) akan menjadi sumbu Y, berikut akan dijelaskan
secara rinci pengolahan data dari GPS hingga menjadi sebuah data Grafik dalam bentuk
Cad.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Penggunaan Teknologi GPS
Teknologi Global Positioning System (GPS) adalah system satelit navigasi
yang di lengkapi dengan fasilitas perekaman jejak dan penentuan posisi
dengan kalibrasi kompas. Adapun 3 cara perekaman yaitu menurut jejak,
waktu, dan pembacaan secara otomatis.
Untuk pengamatan titik kemacetan cara perekaman yang di gunakan
adalah waktu dengan interval (1 detik), setelah pengaturan jejak dilakukan
selanjutnya On kan perekaman GPS dan tracking di mulai. Setelah tracking
selesai maka fasilitas yang digunakan selanjutnya adalah track manager –
current track. Current track atau jejak sekarang adalah hasil rekaman GPS
yang dilakukan selama tracking berlangsung.
2. Pengamatan Titik Kemacetan
Dari hasil survey yang dilakukan dapat diperoleh hasil pengamatan titik
kemacetan pada ruas jalan. A. Pangeran Pettarani, dengan data jalan adalah
panjang jalan yaitu 4300 meter, dengan 2 Jalur bermedian, tiap jalur terdapat
4 lajur dengan pembatas. Adapun hasil yang diperoleh dari data hasil survey
pada ruas jalan A. Pangeran. Pettrani, dengan konsentrasi waktu pengamatan
berdurasi per 15 menit menggunakan teknologi GPS sepanjang jalan A.
Pangeran. Pettarani pada pukul 06. 00 – 22.00, dari dua Lajur masing dengan
cara merekaman jejak laju kendaraan dengan fasilitas setup time yang ada
pada GPS sehingga menghasilkan panjang segmen titik kemacetan, zona
peralihan dan kecepatan dalam Km/jam.
Untuk Penentuan titik kemacetan diperoleh data, hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari ditinjau berdasarkan waktu, Zona
rata-rata. Sesuai pada table berikut :
Tabel 1 Penentuan Titik macet, ruas kiri jalur dari Batas.Fly Over Km.04
Kecepatan/ Zona
No Waktu Titik Macet Keterangan
(km/jam) Rata-Rata
11:00 – 15:00
1. Sta. 0+600 6,10 Pasar Pettarani
14:30 – 15:00
14:30 – 15:00
2. Sta. 1+800 3,60 Ramayana Dept. Store
18:30 – 21:30
14:30 – 15:00
3. Sta. 2+300 5,60 STIA-LAN
20:30 – 21:30
16:00 – 17:00
4. Sta. 4+150 6,30 Telkomsel GraPARI
17:30 – 18:00
Sumber hasil dari grafik Autocad
Tabel 2 Penentuan Titik macet, ruas kanan jalur dari Batas.Fly Over Km.04
Kecepatan/ Zona
No Waktu Titik Macet Keterangan
(km/jam) Rata-Rata
14:30 – 15:00 Bukaan depan Kantor PT
1. Sta. 0+400 6,20
16:45 – 18:00 Telkom
14:30 – 15:00 Bukaan depan Ramayana
2. Sta. 1+800 3,30
18:30 – 21:30 Dept. Store
Bukaan depan Baruga
3. 14:30 – 15:00 Sta. 3+300 5,60
Bumi Bakti adiguna

Bukaan depan Telkom


4. 16:45 – 18:00 Sta. 4+000 6,30
Indonesia
Sumber hasil dari grafik Autocad
Tabel 3 Penentuan Titik macet, ruas kiri jalur dari Batas.Jln. Alauddin.
Kecepatan/ Zona
No Waktu Titik Macet Keterangan
(km/jam) Rata-Rata
07:00 – 07:30
1. Sta. 0+200 6,10 Sekolah Msn Model
13:00 – 14:30

2. 18:00 – 21:30 Sta. 1+700 5,60 PT. Waskita Karya

11:00 – 11:30
Kantor Dinas
3. Sta. 3+100 6,30
Pengolahan SDA
14:30 – 15:00
Sumber hasil dari grafik Autocad
Tabel 4 Penentuan Titik macet, ruas kanan jalur dari Batas.Jln. Alauddin.
Kecepatan/ Zona
No Waktu Titik Macet Keterangan
(km/jam) Rata-Rata
14:30 – 15:00
1. Sta. 0+500 4,20 Baruga Telkomsel
16:45 – 18:00
2. 14:30 – 15:00 Bukaan depan Dinas
Sta. 1+500 2,30
18:30 – 21:30 Provinsi SDM
14:30 – 16:00
3. Sta. 1+800 4,60 Bukaan Kantor UPTD
20:30 - 21:30
14:30 – 16:00 Bukaan depan Kementrian
4. Sta. 2+200 6,30
20:30 – 21:30 Hukum dan HAM Provinsi
14.30 – 15:30
5. Sta. 3+200 5,98 Kantor BPJS
20:30 – 21:30
Sumber hasil dari grafik Autocad
Kecepatan Kendaraan Contoh
Kecepatan Kendaraan Contoh pada ruas jalan A. Pangeran Pettarani.

Jalan A. Pangeran Pettarani

Gambar. 20 Grafik Kecepatan pada hari Senin Pukul : 07.30

Gambar. 20 Grafik Kecepatan pada hari Senin Pukul : 07.30

Jalan A. Pangeran Pettarani

Gambar. 21 Grafik Kecepatan pada hari Selasa Pukul : 07.30


Jalan A. Pangeran Pettarani

Gambar. 22 Grafik Kecepatan pada hari Rabu Pukul : 07.30

Jalan A. Pangeran Pettarani

Gambar. 23 Grafik Kecepatan pada hari Kamis Pukul : 07.30

Jalan A. Pangeran Pettarani


Gambar. 26 Grafik Kecepatan pada hari jumat Pukul : 07.30

Jalan
Gambar. 24 Grafik A. Pangeran
Kecepatan padaPettarani
hari Jum’at Pukul : 07.30

Gambar. 26 Grafik Kecepatan pada hari Sabtu Pukul : 07.30

Jalan A. Pangeran Pettarani

Gambar. 25 Grafik Kecepatan pada hari Sabtu Pukul : 07.30

Gambar. 26 Grafik Kecepatan pada hari Minggu Pukul : 07.30

B. Pembahasan
1. Pengamatan Titik Kemacetan
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan per jalur dengan 2
pengamatan, yaitu pada ruas jalan sebelah Kiri dan Sebelah Kanan. Adapun
titik awal pengamatan perjalur dilakukan secara bersamaan, yaitu pada
( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) dan ( Batas. Jln . Alauddin
– Batas. Fly Over Km.04), Pengamatan ini ditinjau lagi dalam kurun waktu
( 06:00 – 22:00 ) dengan lama durasi 15 menit.
a. Titik Pengamatan (Batas. Fly Over Km.04 – Batas. Jln Alauddin)
Untuk titik pengamatan tinjauan Jalan A. Pangeran Pettarani
( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) pada ruas jalan A.
Pangeran Pettarani. Dengan data jalan adalah panjang jalan 4300 meter,
dengan 2 Jalur bermedian, tiap jalur terdapat 4 lajur dengan pembatas.
Dilakukan dengan 2 pengamatan yaitu pada ruas jalan sebelah kiri dan ruas
jalan sebelah kanan pada setiap jalurnya. Dan terjadi setiap hari dalam 7 hari
pengamatan, untuk keadaan lalulintas pada segmen/ruas Jalan A. Pangeran
Pettarani ( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) ini rata – rata
terjadi perubahan zona sebanyak 6 kali perubahan selama melintasi
segmen/ruas ini dengan perubahan zona terbesar adalah 12 kali dan
perubahan segmen terkecil adalah 1 kali.
1) Ruas Jalan Sebelah Kiri
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 600 meter, terdapat aktivitas pasar
( Pasar Pettarani ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata
zona macet 98 meter, dengan kecepatan rata – rata 6,10 km/jam.
Kemacetan di titik 1800 meter, terdapat bukaan ke jalan Boulevar
( Ramayana Dept. Store ) dari Bts. Jln. Urip Sumoharjo dengan panjang
rata – rata zona macet 129 meter dengan kecepatan rata – rata 3,60
km/jam. Kemacetan di titik 2300 meter, terdapat bukaan ke jalan
Pengayoman ( STIA LAN ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang
rata – rata zona macet 89 meter dengan kecepatan rata – rata 5,60
km/jam. Kemacetan di titik 4150 meter terdapat bukaan pemutar / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Telkomsel Grapari ) dari Batas Fly Over
Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 83 meter, dengan
kecepatan rata – rata 6,30 km/jam.
2) Ruas Jalan Sebelah Kanan
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 400 meter, terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke
arah yang berlawanan ( Kantor Pelayanan Telkom ) dari Batas Fly Over
Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 82 meter, dengan
kecepatan rata – rata 6,20 km/jam. Kemacetan di titik 1800 meter,
terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke arah yang berlawanan
( Ramayana Dept. Store ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang
rata – rata zona macet 134 meter dengan kecepatan rata – rata 3,30
km/jam. Kemacetan di titik 3300 meter, terdapat bukaan pemutar / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Baruga Bumi Bakti Adi Guna ) dari
Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 85 meter,
dengan kecepatan rata – rata 5,60 km/jam. Kemacetan di titik 4150
meter, terdapat bukaan ke jalan Alauddin ( Plaza Telkom Grup ) dari
Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 83 meter,
dengan kecepatan rata – rata 6,30 km/jam.
2. Titik Pengamatan ( Batas. Jln . Alauddin – Batas. Fly Over Km.04)
Untuk titik pengamatan tinjauan Batas. Jln . Alauddin – Batas. Fly
Over Km.04 pada ruas jalan A. Pangeran Pettarani, Makassar. Dengan data
jalan adalah panjang jalan 4300 meter, dengan 2 Jalur bermedian, tiap jalur
terdapat 4 lajur dengan pembatas. Dilakukan dengan 2 pengamatan yaitu
pada ruas jalan sebelah kiri dan ruas jalan sebelah kanan pada setiap jalurnya.
Dan terjadi setiap hari dalam 7 hari pengamatan, untuk keadaan lalulintas
pada segmen/ruas Jalan A. Pangeran Pettarani (Batas. Jln . Alauddin – Batas.
Fly Over Km.04 ) ini rata – rata terjadi perubahan zona sebanyak 6 kali
perubahan selama melintasi segmen/ruas ini dengan perubahan zona terbesar
adalah 11 kali dan perubahan segmen terkecil adalah 1 kali.
1) Ruas Jalan Sebelah Kiri
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 200 meter, terdapat aktivitas sekolah
( Msn. Model ) dari Batas. Jln . Alauddin dengan panjang rata – rata
zona macet 98 meter, dengan kecepatan rata – rata 6,50 km/jam.
Kemacetan di titik 1600 meter, terdapat bukaan kejalan Rappocini raya
( PT. Waskita Karya ) dari Bts. Jln Alauddin dengan panjang rata – rata
zona macet 129 meter, dengan kecepatan rata – rata 2,30 km/jam.
Kemacetan di titik 3100 meter, terdapat bukaan kejalan Pelita raya
( Kantor Dinas Bina Marga ) dari Batas. Jln Alauddin dengan panjang
rata – rata zona macet 81 meter, dengan kecepatan rata – rata 7,30
km/jam.
2) Ruas Jalan Sebelah Kanan
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik kemacetan
di titik 500 meter Terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke arah yang
berlawanan ( Baruga Telkomsel ) dari Batas. Jln Alauddin dengan
panjang rata – rata zona macet 78 meter dengan kecepatan rata – rata 4,20
km/jam. Kemacetan di titik 1500, terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan
ke arah yang berlawanan ( Dinas Provinsi Sumber Daya Mineral ) dari
Batas. Jln Alauddin dengan panjang rata – rata zona macet 104 meter
dengan kecepatan rata – rata 2,30 km/jam. Kemacetan di titik 1800 meter,
terdapat bukaan / kapsul jalan menuju ke jalan Pengayoman ( Kantor
UPTD ) dari Batas. Jln. Urip Sumoharjo dengan panjang rata – rata zona
macet 86 meter, dengan kecepatan rata – rata 4,60 km/jam. Kemacetan di
titik 2300 meter, terdapat bukaan / kapsul menuju ke jalan Boulevar
( Kementrian Hukum dan HAM Provinsi ) dari Batas. Jln Alauddin
dengan panjang rata – rata zona macet 82 meter, dengan kecepatan rata –
rata 6,80 km/jam. Kemacetan di titik 3200 meter, terdapat bukaan / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Kantor BPJS ) dari Batas. Jln Alauddin
dengan panjang rata – rata zona macet 80 meter, dengan kecepatan rata –
rata 5,98 km/jam.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “IDENTIFIKASI TITIK
KEMACETAN PADA RUAS JALAN PETTARANI DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI GPS” Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. GPS merupakan system navigasi yang menggunakan konstelasi satelit untuk
menentukan posisi suatu tempat/benda baik diam maupun bergerak. Dengan GPS
yang dilengkapi dengan fasilitas perekaman, kita dapat merekam titik – titik
macet yang terjadi pada ruas – ruas jalan A.P. Pettarani.
2. Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan, pada ruas jalan pettarani
ada beberapa titik – titik kemacetan yang terjadi yaitu Bukaan depan PT. Telkom,
Pasar pettarani, Depan Ramayana, Bukaan depan Ramayana, STIA LAN, Bukaan
depan baruga bumi bakti adiguna, Depan Telkomsel Grapari, Depan Telkom
Indonesia, MtsN Model, Depan Baruga Telkomsel, Kantor PT Waskita, Bukaan
depan dinas provinsi SDM, Bukaan depan kantor UPTD, Depan Dinas
Pengolahan Sumber Daya Air, Depan kantor BPJS, Bukaan depan Kementrian
Hukum dan HAM, yang tergabung kedalam Zona F3 (macet) atau zona merah.
Dan titik kemacetan ini hampir secara keseluruhan terjadi pada bukaan jalan A.P.
Pettarani.
Saran
1. Diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya mematuhi
peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi kenyamanan dan keselamatan
juga menghindari kemacetan.
2. Sebaiknya perlu melakukan kajian lebih lanjut pada bukaan di ruas jalan A.P
Pettarani.
3. Sebaiknya perlu melakukan kajian lebih lanjut untuk menemukan solusi atas
kemacetan yang terjadi di ruas jalan A.P Pettarani.
4. Diharapkan untuk penggunaan aplikasi teknologi GPS ini perlu ditingkatkan
sehingga masyarakat lebih mengenal dan dapat menggunakan secara tepat untuk
pengolahan GPS ini di bidang transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hazanuddin Z. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta :
PT Pradnya Paramita.
Alik Ansyari alamsyah. 2008. Rekayasa lalu lintas. Malang: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Depertemen pekerjaan umum dirjen bina marga, 1997. Manual kapasitas jalan Indonesia
(MKJI),. Jakarta
Hasanuddin,H,A.,Yusuf,H. 2008. Analisa Penentuan Titik – Titik Macet Arus Lalu Lintas
Pada Jalan Raya Perkotaan Dengan Memanfaatkan Teknologi Kenematik
GPS. Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.
Laksmana, Ujang Dede. 2010. 30 Menit Jago Menggunakan GPSMAP 76CXs. Jakarta :
Triangulasi.
Leksmono suryo putranto. 2008. Rekayasa lalu lintas. Jakarta: Indeks
Politeknik Negeri Ujung Pandang. 2011. Pedoman penulisan Tugas Akhir. Makassar
Siswanto. 2005. Pengantar Sistem Informasi Geografik. Surabaya : UPN Press.
Sukirman, silvia. 1999. Dasar – dasar perencanaan Geometrik jalan. Bandung:
Nova
Tamin, Ofyar Z 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai