Haeril Abdi Hasanuddin,S.T,M.T, adalah Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri
Ujung Pandang , Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Haeril.abdi@poliupg.ac.id
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan aktivitas di Kota Makassar
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang sangat bergantung pada transportasi jalan
raya. Masalah ini muncul karena adanya ketidak seimbangan antara peningkatan
kepemilikan kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan. Masalah - masalah yang akan
timbul antara lain adalah kemacetan lalu lintas, peningkatan waktu tempuh,
meningkatnya angka kecelakaan dan kerusakan lingkungan hidup, berupa pemborosan
bahan bakar, kebisingan dan polusi udara.
Kapasitas efektif ruas jalan A. Pangeran Pettarani yang ada lebih kecil dari kapasitas
jalan yang direncanakan akibat adanya hambatan di tepi jalan dan tingkat pertumbuhan
kendaraan dan penduduk yang sangat tinggi. Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali
terkait dengan adanya aktivitas sosial dan ekonomi di tepi jalan, yang menyebabkan
kinerja jalan mengalami penurunan.
Teknologi Global Positioning System (GPS) merupakan salah satu alternatif yang
dapat dimanfaatkan untuk mengejar keterbatasan data dan informasi secara cepat dan
akurat. Teknologi Global Positioning System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelolah oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta
informasi mengenai waktu kontinyu diseluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca
kepada banyak orang secara simultan.
Pada penelitian ini diharapkan dapat dilihat kondisi waktu jam puncak titik
kemacetan dan berada pada titik berapa puncak kemacetan yang rawan terjadi pada ruas
jalan A.Pangeran Pettarani terjadi.
Untuk mengatasi masalah aktivitas Jalan A. Pangeran Pettarani maka perlu adanya
suatu studi penelitian sebagai upaya penanggulangannya, penelitian ini kami beri judul
“Identifikasi Titik Kemacetan Pada Ruas Jalan A.P Pettarani Dengan Menggunakan
Teknologi GPS”
II. TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi dan Karakteristik Jalan Perkotaan
1. Definisi jalan perkotaan
Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan
menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik
berupa perkembangan lahan atau bukan. Yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan
adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
100.000 jiwa. Jalan di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang kurang dari
100.000 juga dapat digolongkan pada kelompok ini jika perkembangan samping jalan
tersebut bersifat permanen dan terus menerus .
Jalan dikelompokkan sesuai fungsi jalan. Fungsi jalan tersebut dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Jalan Arteri; jalan yang melayani lalu lintas khususnya melayani angkutan
jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi serta jumlah akses yang dibatasi.
2. Jalan Kolektor; jalan yang melayani lalu lintas terutama terutama melayani
angkutan jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang serta jumlah akses
yang masih dibatasi.
3. Jalan Lokal; jalan yang melayani angkutan setempat terutama angkutan jarak
pendek dan kecepatan rata-rata rendah serta akses yang tidak dibatasi.
2. Karakteristik Jalan Perkotaan
Karakteristik jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu :
1. Geometrik
2. Komposisi arus dan pemisahan arah; volume lalu lintas dipengaruhi
komposisi arus lalu lintas, setiap kendaraan yang ada harus
dikonversikan menjadi suatu kendaraan standar.
3. Pengaturan lalu lintas, batas kecepatan jarang diberlakukan didaerah
perkotaan Indonesia, dan karenanya hanya sedikit berpengaruh pada
kecepatan arus bebas.
4. Hambatan samping; banyaknya kegiatan samping jalan di Indonesia
sering menimbulkan konflik, hingga menghambat arus lalu lintas.
5. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan; manusia sebagai
pengemudi kendaraan merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu
sebagai pemakai jalan. Faktor psikologis, fisik pengemudi sangat
berpengaruh dalam menghadapi situasi arus lalu lintas yang dihadapi.
Metode Kendaraan Contoh
1. Kendaraan Contoh
Kendaraan Contoh adalah kendaraan yang dikendaraai pada arus lalu lintas
dengan melintasi salah satu dari kondisi operasi sebagai berikut :
a) Pengemudi berusaha membuat kendaraan contoh mengikuti arus kendaraan
dalam artian mengusahakan tetap pada alur lalu lintas.
b) Pengemudi mengatur kecepatan sesuai dengan perkiraan kecepatan arus
kendaraan.
c) Kendaraan contoh melaju sesuai dengan kecepatan batas kecuali terhambat
oleh kondisi arus lalu lintas jalan yang sedang disurvey.
Metode Analisa Data
Analisa data ini bedasarkan data grafik yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan Auto Cad. Beberapa ketentuan dan hasil dalam menganalisis data
grafik akan disajikan sebagai berikut :
1. Sumbu Y ( kecepatan ) akan dibagi beberapa zona sesuai dengan tingkat
pelayanan jalan.
2. Sumbu X atas merupakan sumbu yang menunjukan jarak tempuh, dan sumbuh
X
bawah merupakan sumbu yang menunjukan waktu tempuh.
3. Zona F pada tabel tingkat pelayanan jalan dibagi menjadi 3 sub zona, yaitu :
a. Zona F1 ( 30 km/jam <Avarage Spot Speed< 20 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikategorikan lalu lintas sudah mulai
jenuh namun belum berpotensi macet. Pada zona ini laju kendaraan sudah
mulai terhambat dan sering mengalami tundaan – tundaan. Pada analisis
data grafik data disimbolkan sebagai zona hijau.
b. Zona F2 ( 20 km/jam <Avarage Spot Speed< 10 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikateorikan potensi macet. Pada zona ini
kendaraan bergerak secara pelan – pelan namun belum sempat berhenti
dalam rentang beberapa detik. Pada analisis data grafik disimbolkan
sebagai zona kuning.
c. Zona F3 ( 10 km/jam <Avarage Spot Speed< 0 km/ jam )
Zona ini merupakan zona yang dikategorikan macet. Pada zona ini
kendaraan bergerak sangat perlahan dan bahkan sering berhenti dalam
waktu yang agak lama. Pada analisi grafik disimbolkan bagai zona
merah.
4. Keadaan lalu lintas pada suatu segmen/ruas jalan dapat digambarkan dari
seberapa banyak jumlah perubahan zona kecepatan selama melintas pada
suatu segmen/ruas jalan. Hal ini menggambarkan banyaknya hambatan –
hambatan dan faktor – faktor penghalang
yang mengakibatkan terjadinya tundaan – tundaan yang sifatnya tiba – tiba
dan berlangsung singkat. Keadaan lalulintas tersebut diakibatkan kondisi
eometrik jalan seperti adanya persimpangan tanpa sinyal lalulintas( pertigaan
atau perempatan ) dan pembelokan, banyak penyebrang jalan yang
menyebrang bukan pada lokasi penyebrangan yang telah ditentukan seperti
zebra cross, atau juga diakibatkan oleh hambatan samping seperti adanya
instusi – instusi publik atau yang berkaitan dengan pelayanan publik.
5. Jumlah titik pembacaan Spot Speed menunjukan jumlah detik selama
pengamatan karena pada saat pengaturan dilakukan pada fasilitas tracking
GPS digunakan interval waktu (time) dengan besar nilai interval adalah 1
detik, sehingga GPS akan membaca dan merekam kecepatan setiap satu
detiknya. Pada grafik dapat dihitung banyak titik membentuk kurva tersebut.
6. Perhitungan kecepatan rata – rata zona atau segmen digunakan rumus sebagai
berikut :
Baris Judul
Mini Map
Menu
Objecth Properti
Area Peta
11:00 – 11:30
Kantor Dinas
3. Sta. 3+100 6,30
Pengolahan SDA
14:30 – 15:00
Sumber hasil dari grafik Autocad
Tabel 4 Penentuan Titik macet, ruas kanan jalur dari Batas.Jln. Alauddin.
Kecepatan/ Zona
No Waktu Titik Macet Keterangan
(km/jam) Rata-Rata
14:30 – 15:00
1. Sta. 0+500 4,20 Baruga Telkomsel
16:45 – 18:00
2. 14:30 – 15:00 Bukaan depan Dinas
Sta. 1+500 2,30
18:30 – 21:30 Provinsi SDM
14:30 – 16:00
3. Sta. 1+800 4,60 Bukaan Kantor UPTD
20:30 - 21:30
14:30 – 16:00 Bukaan depan Kementrian
4. Sta. 2+200 6,30
20:30 – 21:30 Hukum dan HAM Provinsi
14.30 – 15:30
5. Sta. 3+200 5,98 Kantor BPJS
20:30 – 21:30
Sumber hasil dari grafik Autocad
Kecepatan Kendaraan Contoh
Kecepatan Kendaraan Contoh pada ruas jalan A. Pangeran Pettarani.
Jalan
Gambar. 24 Grafik A. Pangeran
Kecepatan padaPettarani
hari Jum’at Pukul : 07.30
B. Pembahasan
1. Pengamatan Titik Kemacetan
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan per jalur dengan 2
pengamatan, yaitu pada ruas jalan sebelah Kiri dan Sebelah Kanan. Adapun
titik awal pengamatan perjalur dilakukan secara bersamaan, yaitu pada
( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) dan ( Batas. Jln . Alauddin
– Batas. Fly Over Km.04), Pengamatan ini ditinjau lagi dalam kurun waktu
( 06:00 – 22:00 ) dengan lama durasi 15 menit.
a. Titik Pengamatan (Batas. Fly Over Km.04 – Batas. Jln Alauddin)
Untuk titik pengamatan tinjauan Jalan A. Pangeran Pettarani
( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) pada ruas jalan A.
Pangeran Pettarani. Dengan data jalan adalah panjang jalan 4300 meter,
dengan 2 Jalur bermedian, tiap jalur terdapat 4 lajur dengan pembatas.
Dilakukan dengan 2 pengamatan yaitu pada ruas jalan sebelah kiri dan ruas
jalan sebelah kanan pada setiap jalurnya. Dan terjadi setiap hari dalam 7 hari
pengamatan, untuk keadaan lalulintas pada segmen/ruas Jalan A. Pangeran
Pettarani ( Batas. Fly Over Km.04– Batas. Jln . Alauddin ) ini rata – rata
terjadi perubahan zona sebanyak 6 kali perubahan selama melintasi
segmen/ruas ini dengan perubahan zona terbesar adalah 12 kali dan
perubahan segmen terkecil adalah 1 kali.
1) Ruas Jalan Sebelah Kiri
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 600 meter, terdapat aktivitas pasar
( Pasar Pettarani ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata
zona macet 98 meter, dengan kecepatan rata – rata 6,10 km/jam.
Kemacetan di titik 1800 meter, terdapat bukaan ke jalan Boulevar
( Ramayana Dept. Store ) dari Bts. Jln. Urip Sumoharjo dengan panjang
rata – rata zona macet 129 meter dengan kecepatan rata – rata 3,60
km/jam. Kemacetan di titik 2300 meter, terdapat bukaan ke jalan
Pengayoman ( STIA LAN ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang
rata – rata zona macet 89 meter dengan kecepatan rata – rata 5,60
km/jam. Kemacetan di titik 4150 meter terdapat bukaan pemutar / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Telkomsel Grapari ) dari Batas Fly Over
Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 83 meter, dengan
kecepatan rata – rata 6,30 km/jam.
2) Ruas Jalan Sebelah Kanan
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 400 meter, terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke
arah yang berlawanan ( Kantor Pelayanan Telkom ) dari Batas Fly Over
Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 82 meter, dengan
kecepatan rata – rata 6,20 km/jam. Kemacetan di titik 1800 meter,
terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke arah yang berlawanan
( Ramayana Dept. Store ) dari Batas Fly Over Km.04 dengan panjang
rata – rata zona macet 134 meter dengan kecepatan rata – rata 3,30
km/jam. Kemacetan di titik 3300 meter, terdapat bukaan pemutar / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Baruga Bumi Bakti Adi Guna ) dari
Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 85 meter,
dengan kecepatan rata – rata 5,60 km/jam. Kemacetan di titik 4150
meter, terdapat bukaan ke jalan Alauddin ( Plaza Telkom Grup ) dari
Batas Fly Over Km.04 dengan panjang rata – rata zona macet 83 meter,
dengan kecepatan rata – rata 6,30 km/jam.
2. Titik Pengamatan ( Batas. Jln . Alauddin – Batas. Fly Over Km.04)
Untuk titik pengamatan tinjauan Batas. Jln . Alauddin – Batas. Fly
Over Km.04 pada ruas jalan A. Pangeran Pettarani, Makassar. Dengan data
jalan adalah panjang jalan 4300 meter, dengan 2 Jalur bermedian, tiap jalur
terdapat 4 lajur dengan pembatas. Dilakukan dengan 2 pengamatan yaitu
pada ruas jalan sebelah kiri dan ruas jalan sebelah kanan pada setiap jalurnya.
Dan terjadi setiap hari dalam 7 hari pengamatan, untuk keadaan lalulintas
pada segmen/ruas Jalan A. Pangeran Pettarani (Batas. Jln . Alauddin – Batas.
Fly Over Km.04 ) ini rata – rata terjadi perubahan zona sebanyak 6 kali
perubahan selama melintasi segmen/ruas ini dengan perubahan zona terbesar
adalah 11 kali dan perubahan segmen terkecil adalah 1 kali.
1) Ruas Jalan Sebelah Kiri
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik
kemacetan di titik 200 meter, terdapat aktivitas sekolah
( Msn. Model ) dari Batas. Jln . Alauddin dengan panjang rata – rata
zona macet 98 meter, dengan kecepatan rata – rata 6,50 km/jam.
Kemacetan di titik 1600 meter, terdapat bukaan kejalan Rappocini raya
( PT. Waskita Karya ) dari Bts. Jln Alauddin dengan panjang rata – rata
zona macet 129 meter, dengan kecepatan rata – rata 2,30 km/jam.
Kemacetan di titik 3100 meter, terdapat bukaan kejalan Pelita raya
( Kantor Dinas Bina Marga ) dari Batas. Jln Alauddin dengan panjang
rata – rata zona macet 81 meter, dengan kecepatan rata – rata 7,30
km/jam.
2) Ruas Jalan Sebelah Kanan
Untuk penentuan titik macet diperoleh data hasil dari data
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, dapat di jumpai titik kemacetan
di titik 500 meter Terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan ke arah yang
berlawanan ( Baruga Telkomsel ) dari Batas. Jln Alauddin dengan
panjang rata – rata zona macet 78 meter dengan kecepatan rata – rata 4,20
km/jam. Kemacetan di titik 1500, terdapat bukaan pemutar / kapsul jalan
ke arah yang berlawanan ( Dinas Provinsi Sumber Daya Mineral ) dari
Batas. Jln Alauddin dengan panjang rata – rata zona macet 104 meter
dengan kecepatan rata – rata 2,30 km/jam. Kemacetan di titik 1800 meter,
terdapat bukaan / kapsul jalan menuju ke jalan Pengayoman ( Kantor
UPTD ) dari Batas. Jln. Urip Sumoharjo dengan panjang rata – rata zona
macet 86 meter, dengan kecepatan rata – rata 4,60 km/jam. Kemacetan di
titik 2300 meter, terdapat bukaan / kapsul menuju ke jalan Boulevar
( Kementrian Hukum dan HAM Provinsi ) dari Batas. Jln Alauddin
dengan panjang rata – rata zona macet 82 meter, dengan kecepatan rata –
rata 6,80 km/jam. Kemacetan di titik 3200 meter, terdapat bukaan / kapsul
jalan ke arah yang berlawanan ( Kantor BPJS ) dari Batas. Jln Alauddin
dengan panjang rata – rata zona macet 80 meter, dengan kecepatan rata –
rata 5,98 km/jam.