Anda di halaman 1dari 13

Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan

(Ike Bermana)

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI UNTUK PEMETAAN


GEOLOGI YANG TELAH DIBAKUKAN

Ike Bermana
Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Foto, Jurusan Geologi, FMIPA, UNPAD

ABSTRACT
Some expert mention that surface of recent earth is reflection of geological process that goes on at
past. Some state in Europe are connecting study of geomophology with geography. It is known as
physical geography, but some of state in Europe and America are includes geomophology as geological
science branch. While in Indonesia, more uppermost as physical geography, because indirect corellation
to activity of development, specially development of agriculture and urban.
Key word: Geomorphology

ABSTRAK
Beberapa ahli menyebutkan bahwa permukaan bumi sekarang adalah cerminan proses geologi yang
berlangsung pada masa lalu. Beberapa negara di Eropa menghubungkan studi geomorfologi dengan
geografi yang dikenal sebagai geografi fisik, tetapi sebagian negara di Eropa dan di Amerika memasukan
geomorfologi sebagai cabang ilmu geologi. Sedangkan di Indonesia lebih menonjol sebagai geografi fisik,
karena berhubungan langsung dengan kegiatan pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan dan
pertanian.
Kata kunci: Geomorfologi.

PENDAHULUAN yang yang ditunjukkan oleh kenam-


pakan permukaan bumi tersebut.
James Hutton (1785) menyebut-
Istilah khusus diterapkan pada penaf-
kan bahwa Masa Sekarang adalah
siran genetik bentuk-lahan, yang di-
Kunci Masa Lalu (The Present is The
tujukan terhadap bentuk-lahan akibat
Key to The Past), sedangkan Von
erosi dan pengendapan.
Engln (1956) menyebutkan bahwa
Istilah yang luas digunakan di Ero-
geomorfologi adalah geologi modern
pa sebelum digunakan di Amerika Se-
(Geomorphology is the Modern Ge-
rikat adalah fisiografi (physiography)
ology). Selanjutnya The American
yang dianggap sebagai cabang dari
Geological Institutes, Glossary of
geologi. Secara tegas, geomorfologi
Geology and Related Sciences, me-
mempelajari hal yang berhubungan
nyebutkan bahwa geomorfologi ada-
dengan bentuk bumi (termasuk geo-
lah pengujian yang sistematik dan
desi, struktur dan geologi dinamik).
pemahaman bentuk-lahan, mempela-
Pemakaian istilah ini sangat umum
jari proses kejadian dan perubahan
digunakan di Eropa, karena istilah ini
bentuk-lahan tersebut serta penafsi-
digunakan secara luas pada ilmu ke-
an kejadian masa lalu.
bumian. Pernyataan tersebut mencer-
Sedangkan Bates, R.L dan
minkan bahwa peran geomorfologi
Jackson, J.A (1987) didalam Glossary
untuk analisis dan rekonstruksi geolo-
of Geology menyebutkan bahwa geo-
gi menjadi sangat penting untuk
morfologi adalah ilmu pengetahuan
dipahami oleh para ahli geologi.
yang menelusuri bentuk umum per-
Badan Koordinasi Survey dan Pe-
mukaan bumi, khususnya mempela-
metaan Nasional (BAKOSURTANAL)
jari klasifikasi, penetuan, pembentuk-
pada tahun 2002 telah menyusun
an dan perkembangan bentuk-lahan
Standard Nasional Indonesia untuk
sekarang serta hubungannya terha-
satuan pemetaan geomorfologi ber-
dap struktur dan perubahan sejarah
dasarkan klasifikasi yang dikembang-

161
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

kan oleh Van Zuidam (1983) selaras SISTEM SURVEY GEOMORFOLOGI


dengan skala peta yang digunakan
Survey geomorfologi telah dikem-
untuk melakukan pemetaan geo-
bangkan sejak tahun 1967 dan 1968
morfologi. Klasifikasi satuan pemeta-
oleh Verstappen dan Van Zuidam
an geomorfologi tersebut bersifat
(Verstappen & Van Zuidam, 1968;
holistik (holositic), artinya klasifikasi
1975). Berdasarkan pengalaman
tersebut dapat dimanfaatkan pada
membuat peta dan legenda geo-
setiap bidang kajian ilmu kebumian,
morfologi di berbagai negara, maka
seperti geologi, geografi, ilmu tanah,
dibuat suatu sistem pemetaan dan
perencanaan wilayah dan tata ruang.
legenda geomorfologi. Metode yang
Kehadiran teknik penginderaan
dikembangkan diselaraskan dengan
jauh (remote sensing) mepermudah
berbagai keperluan, sehingga menjadi
penelitian lapangan, karena dapat
sistem pemetaan gemorfologi yang
mengurangi waktu dan biaya peneliti-
dapat membedakan ciriciri geomor-
an, sehingga penelitian dapat dilaku-
fologi dengan berbagai jenis peta
kan di dalam ruangan ketika kegiatan
(Verstappen, 1970).
penelitian di lapangan terhambat oleh
Pemikiran berikut ini adalah sistem
kondisi cuaca buruk; selanjutnya de-
pemetaan geomorfologi yang perlu
ngan menggunakan teknik penginde-
dikembangkan :
raan jauh, daerah yang sulit dikun-
(1) Sistem harus bermanfaat untuk
jungi dapat diduga dengan baik.
setiap jenis lahan dan lentur
Pemanfaatan teknik penginderaan
(flexible), misalnya legenda peta
jauh dapat memberikan gambaran
digunakan untuk mengambil ke-
suatu daerah secara 3dimensi,
putusan atau diterapkan pada
sehingga akan memberikan gambaran
suatu daerah penelitian dan meru-
yang mendekati kondisi lapangan se-
pakan suatu kebijaksanaan dari
benarnya. Kegiatan penelitian meng-
pembuat peta.
gunakan teknik penginderaan jauh
(2) Sistem harus dapat dimanfaatkan
akan memberikan informasi yang
untuk segala skala peta. Konsep
cukup banyak. Ciriciri kuantitatif
dan gambaran isi peta akan
penelitian menjadi sangat penting,
berubah sesuai dengan skala.
seperti derajat ketepatan informasi
(3) Sistem terutama menekankan sa-
dan ketepatan menetapkan titik
tuansatuan bentuk-lahan (land-
lokasi. Berikut di bawah ini tingkat
forms) dan morfostruktur serta
ketepatan informasi kuantitatif dan
akan saling berhubungan dengan
kualitatif yang rinci :
pemetaan gemorfologi analitik
Survey pengamatan: pemetaan
klasik dengan lebih diterapkannya
skala kecil (sering kurang dari skala
sistem survey lahan sintetik.
1:100.000), pengamatan lapangan
(4) Sistem harus menghasilkan peta
diarahkan hanya pada daerah
yang sesederhana mungkin, misal-
daerah kunci. Ekstrapolasi dan
nya, membuat petra dengan biaya
generalisasi harus dilakukan.
yang semurah mungkin, termasuk
Survey semi rinci (detail):
juga membuat peta dasar, meng-
pemetaan skala kecil sampai mene-
gunakan simbol dan warna, fasili-
ngah (skala antara 1:10.000 dan
tas umum dan petapeta tujuan
1:100.000), pengamatan lapangan
khusus atau petapeta terapan.
dilakukan pada daerah yang luas
(5) Sistem harus menghasilkan peta
dengan beberapa ekstrapolasi dan
geomorfologi standard dan dileng-
generalisasi.
kapi oleh peta geomorfologi tujuan
Survey rinci (detail): pemetaan
khusus atau peta geomorfologi te-
skala menengah sampai besar ( >
rapan, seperti peta morfo-
1:25.000), seluruh daerah diamati
konservasi dan peta hidrogeo-
dan diperiksa dengan sedikit
morfologi.
ekstrapolasi dan generalisasi.

162
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

TUJUAN STANDARISASI PETA adalah morfografi, morfometri dan


litologi (jenis dan struktur batuan)
Peta geomorfologi yang dibuat
harus ditampilkan pada peta, tetapi
oleh berbagai lembaga di dunia mene-
simbol dan warna tidak terlalu
kanan aspek geomorfologi yang ber-
menonjol. Simbol morfokronologi
beda (Tabel 1). Aspekaspek tersebut
ditunjukkan oleh simbol huruf atau
dapat digambarkan pada peta dengan
angka yang dicetak dengan warna
simbol warna wilayah dan pola warna
hitam. Simbol garis warna biasanya
hitamputih dan simbol garis, tergan-
untuk menunjukkan morfodinamik
tung pada kepentinganpembuat peta
(proses aktif), misalnya simbol garis
terhadap masingmasing aspek. Sim-
berwarna merah menunjukkan proses
bol warna wilayah memberikan ciri
erosi dan simbol garis berwarna biru
peta yang menonjol untuk aspek pe-
untuk menunjukkan daeah banjir atau
metaan yang penting.
pengendapan sedimen.
Verstappen & Van Zuidam (1968,
1975) menggunakan simbol warna
KLASIFIKASI CIRI-CIRI LAHAN
wilayah untuk morfogenesis. Proses
endogen dan eksogen sekarang dan Lahan dapat dianalisa dan diklasi-
yang lalu merupakan faktor yang fikasikan menjadi sistem, satuan dan/
paling menonjol pada perkembangan atau sub- satuan berdasarkan bebera-
bentanglahan (landscape), sehingga pa perbedaan ciri (ciriciri lahan, atri-
akan lebih jelas jika diberi simbol but atau kualitas).
warna wilayah. Berikut adalah warna Daftar ciri lahan dibawah ini dapat
yang disarankan untuk satuansatuan dipelajari, ditentukan dan diselaras-
genetik utama: kan. Sebagai catatan daftar ciriciri
lahan ini bersifat sementara (tenta-
KELAS GENETIK tive) dan diperlukan perubahanper-
(bentuk / satuan peta) ubahan jika digunakan pada kondisi
(1). Asal Struktural yang berbeda. Analisis dan pemetaan
(2). Asal Gunungapi (Vulkanik) ciriciri lahan dibawah ini dapat di-
(3). Asal Denudasi lakukan oleh ahli geologi, ahli tanah,
(4). Asal Marin (Laut) ahli hidrologi, ahli pertanian dsb.
(5). Asal Fluvial (Sungai) Berikut di bawah ini adalah ciriciri
(6). Asal Glasial / Peri glasial (es) lahan (beberapa ciri lahan tersebut
(7). Asal Aeolian (angin)
dapat diukur langsung dari foto udara
(8). Asal Pelarutan (Karst)
atau peta topografi)
WARNA
Ungu RELIEF
Merah
A.Keadaan topografi
Cokelat
Hijau 1. Bagian dari topografi / lereng
Biru gelap 1.1 Puncak.
Biru cerah 1.2 Lereng bagian atas
Kuning 1.3 Lereng bagian tengah
1.4 Lereng bagian bawah
Jingga (orange)
1.5 Dasar lembah
2. Ketinggian absolut
Untuk morfografi dan morfometri 2.1 < 200 meter.
sejauh ini masih menggunakan simbol 2.2 200 500 meter.
2.3 500 1.500 meter.
topografi, garis atau huruf dan dicetak
2.4 1.500 3.000 meter
dengan warna abuabu atau coklat 2.5 > 3.000 meter
sangat cerah (tipis). Simbol untuk 3. Ketinggian relatif.
litologi biasanya digunakan simbol 3.1 < 50 m : Dataran rendah
3.2 50 200 m : Perbukitan rendah
pola batuan yang dicetak dengan
3.3 200 500 m : Perbukitan
warna abuabu atau cokelat sangat 3.4 500 1.000 m : Perbukitan tinggi
cerah (tipis). Informasi terpenting 3.5 > 1.000 m : Pegunungan

163
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

B. Morfologi / lereng rinci (detail) C. Aspek relief lain.

Kemiringan lereng (disarankan) : Kemiringan Perbedaan


Kelas relief (topografi) Lereng Ketinggian
02% : Datar atau sangat datar
% M
37% : Lereng sangat landai
8 13 % : Lereng landai Datar atau sangat datar 02 <5
14 20 % : Lereng agak curam Bergelombang/lereng landai 3-7 5 50
21 55 % : Lereng curam Bergelombangbukit landai 813 25 75
56 140 % : Lereng sangat curam
Perbukitan curam 1420 50 200
Perbukitan sangat curam 2155 200 500
US Soil Survey Manual : Pegunungan curam 56140 5001.000
Pegunungan sangat curam > 140 > 1.000
02% : Datar atau sangat datar
2- 6% : Lereng sangat landai
6 13 % : Lereng landai Jarak ruang pada
13 25 % : Lereng agak curam
Peta
25 55 % : Lereng curam
Skala 1 : 25.000
> 55 % : Lereng sangat curam
Jenis (Rata rata jarak Ciri ciri
Universal Soil Loss Equation : Kerapatan antara percabangan
dengan orde pertama
12% : Datar atau sangat datar aliran)
27% : Lereng sangat landai
7 12 % : Lereng landai
12 18 % : Lereng agak curam Aliran air permuka-
18 24 % : Lereng curam
Halus < 0,5 cm an sangat tinggi,
> 24 % : Lereng sangat curam batuan/tanah kedap
air.
Panjang lereng : Aliran air permuka-
Sedang 0,5 5 cm an sedang, batuan /
< 15 meter : sangat pendek
tanah agak kedap.
15 50 meter : pendek
50 250 meter : agak panjang
Aliran air permuka-
250 500 meter : panjang
an kecil, batuan /
2.5 > 500 meter : sangat panjang Kasar > 5 cm tanah permeable.

Bentuk lereng : Pola pengaliran (Drainage Pattern) :

a. Bentuk lereng umum Dendritik (mendaun).


Cekung Parallel (sejajar).
Cembung Tralis
Lurus Rektangular
Beragam Radial
Annular
b. Kekasaran lereng Multi basinal
Halus, seragam Pola pengaliran modifikasi
Cukup halus, seragam
Agak halus, seragam
Kasar
Sangat kasar PROSES GEOMORFOLOGI

a. Penghancuran (degradational)
Bentuk alur dan lembah :
Erosi
Dangkal, lembah terbuka / lebar
Bentuk U, halus a. Erosi (Jenis Erosi) :
Bentuk U, tajam
Tidak terdeteksi.
Bentuk V, halus
Bentuk V, tajam. Erosi permukaan dan alur (sheet
dan rill erosion), saluran peng-
aliran tidak ada atau kedalaman
saluran aliran < 50 cm.

164
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

Erosi alur & parit (rill & gully c. Frekuensi Banjir :


erosion) (kedalaman saluran Tidak ada banjir
aliran 50 150 cm) Jarang banjir
Erosi parit dan ravine Banjir periodik
(kedalaman saluran aliran > 150 Sering Banjir
cm)
Erosi sungai, tegak (vertical) d. Waktu Banjir :
Erosi sungai, ke samping (latera) Tidak ada banjir
Erosi angin (deflation) Pendek (beberapa jam-hari)
Sedang (beberapa hari-minggu)
b. Kejadian erosi : Panjang (beberapa bulan)
(lihat tabel 2, 3, 4 dan 5)
Tidak terjadi erosi e. Kedalaman Air Banjir :
Kejadian erosi sedikit < 50 cm
Kejadian erosi sedang 50 100 cm
Kejadian erosi kuat > 100 cm
Tidak terbatas
c. Daerah yang terpengaruh erosi :
< 25 % f. Luas daerah banjir :
25 50 & Tidak ada banjir
50 75 % Luas daerah kecil < 1 Km2
>75 % Lokal 1 10 Km2
Regional > 10 Km2
Pelarutan Karst
Gerakan tanah
a. Jenis Karst :
Zona gerakan yang dikenali dapat
Karst Tropik, dalam
diklasifikasikan sebagai berikut :
Karst Tropik, dangkal
Tidak terjadi gerakan massa
Karst Temperate Basah, dalam
tanah.
Karst Temperate Basah, dangkal
Tanah Stabil.
Pseudo Karst, pada umumnya
Gerakan massa tanah istirahat
Thermo Karst, (peri glasial).
(dormant)
Gerakan massa tanah aktif
b. Daerah yang dipengaruhi :
< 25 %
Selanjutnya klasifikasi yang diguna-
25 50 &
kan diselaraskan dengan jenis, kegiat-
50 75 %
an dan daerah yang terpengaruh.
>75 %
a. Jenis gerakan tanah :
B. Penghancuran & Pembentukan
Tidak ada gerakan tanah
Banjir Terjadi rayapan (creep) dan
a. Penyebab banjir : runtuhan (solifluction)
Tidak ada Terjadi aliran lumpur (earth
Sungai. flow) dan aliran batuan
Danau. rombakan
Laut (debris flow)
Lainnya. Terjadi longsoran (landslide)
Terjadi longsor dengan bidang
b. Jenis banjir : longsor melengkung (slump)
Penghancuran
Pembentukan b. Rata rata kejadian :
Campuran Tidak ada kejadian gerakan
tanah

165
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

Jarang terjadi gerakan tanah Marmer


Kadang kadang terjadi Kuarsit
gerakan tanah Sabak
Sering terjadi gerakan tanah Filit.

c. Daerah yang terpengaruh : c. Batuan sedimen (padu) :


< 25 % dari seluruh daerah
Pembagian dapat dibuat selaras
yang dinyatakan daerah
dengan ketebalan dan sifat
bencana
perlapisan.
25 % - 50 % dari seluruh
Kapur
daerah yang dinyatakan daerah
Gamping
bencana
Dolomit
50 % - 75 % dari seluruh
Serpih
daerah yang dinyatakan
Lanau
bencana
Batulumpur (mudstone)
> 75 % dari seluruh daerah
yang dinyatakan daerah
d. Material lepas/endapan permukaan
bencana.
Blok menyudut
Blok membundar
JENIS AGRADASI
Kerikil
a. Jenis pengendapan : Pasir
Lanau
Pengendapan akibat gravitasi
Lempung
Pengendapan akibat aliran air
Campuran kerikil / pasir
permukaan
Campuran lempung/lanau/pasir
Pengendapan akibat air danau
Pengendapan organik (gambut)
e. Gambut :
Pengendapan akibat air laut
Pengendapan akibat glasiasi 5.1 Gambut pada lahan datar
Pengendapan akibat aeolian 5.2 Gambut pada lahan
(angin) berlereng
Pengendapan akibat erupsi 5.3 Gambut terlarutkan
gunungapi (batuan beku) 5.5 Sstring bog

f. Bahan pengisi dan perekat :


JENIS BATU
6.1 Lempung
a. Batuan beku :
6.2 Silika
Intrusi : Batuan beku ekstrusi : 6.3 Gipsum
Granit 1.6 Riolit 6.4 Karbonat
Diorit 1.7 Andesit Bauksitik
Gabro 1.8 Basalt
Porfirit 1.9 Bom gunungapi g. Ketebalan pelapukan :
Lainnya 1.9 Tefra
> 150 cm : dalam
1.10 Scoria (sebagai
1.11 Lapili perekat / 50 cm- 150 cm : sedang
1.12 Pasir gunungapi semen) < 50 cm : dangkal
1.13 Abu gunungapi Tidak terjadi pelapukan.

b. Batuan metamorf :
SIFAT-SIFAT TANAH
Gneis
a. Ketebalan tanah :
Serpentin
Sekis > 150 cm : sangat tebal

166
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

100 cm-150 cm : cukup tebal e. Berbatu-batu (FAO, 1975,


50 cm 100 cm : tebal Guidelines for Soil Description)
25 cm 50 cm : tipis Tidak tampak singkapan batuan
< 25 cm : sangat tipis atau batuan membentuk kemiring-
an kedalam permukaan (singkap-
b. Kandungan humus : an batuan < 2 %)
Endapan material organik ter-
kumpul pada bagian atas horison Tampak singkapan batuan yang
tanah berlawanan dengan kemiringan
Endapan material organik meru- lereng, tidak dapat diolah de-
pakan lapisan tipis pada bagian ngan baik (kekasaran kenam-
atas horison tanah. pakan singkapan disebagian
Tidak ada endapan material or- tempat mencapai 30 % sampai
ganik pada bagian atas horison 100 % dan disebagian yang lain
tanah. 2 % sampai 10 % dari seluruh
permukaan).
c. Tekstur tanah : Tampak kemiringan dengan je-
las, sehingga kurang baik untuk
Dua klasifikasi yang diusulkan se- pertanian, tetapi tidak menutup
perti pada tabel 6 yang dapat digu- kemungkinan untuk tanaman
nakan untuk keteknikan, dan juga rumput atau padang gembala.
gambar 1 untuk penelitian tanah / Tampak dengan jelas singkapan
pertanian. batuan, sehingga diperlukan
mesin yang sangat berat, se-
d. Permukaan berbatu: hingga kurang baik untuk lahan
Tidak berbatu sampai sedikit pertanian (sangat berbatu atau
berbatu: tidak ada batu atau lahan banyak hamparan batuan
pandangan yang berlawanan de- ketebalan tanah 3 m sampai 10
ngan kemiringan (tutupan batu- m menutupi 30 % sampai 50 %
an < 1 % dari seluruh daerah. permukaan lahan)
Sedikit berbatu s.d. berbatu: ba- Tampak dengan jelas singkapan
tuan berlawanan dengan kemi- batuan atau tanah tipis, sehing-
ringan tapi tutupan tidak men- ga membutuhkan mesin yang
jadi miring (batuan menempati tidak mudah (lahan berbatu
1 s.d. 10 % pada permukaan). muncul ke permukaan 3 m,
Berbatu s.d. sangat berbatu : menutupi 50 % sampai 90 %
cukup berbatu sampai membuat permukaan lahan).
kemiringan dan mengunakan Lebih dari 90 % lahan merupa-
mesin untuk mengolahnya, teta- kan hamparan singkapan batuan
pi tidak menutup kemungkinan (tidak dapat digunakan untuk
untuk digunakan sebagai pa- pertanian).
dang rumput gembala (batuan
menempati 10 % sampai 30 % f. Pengaliran (FAO, 1975, Guidelines
dari seluruh permukaan) for Soil Description)
Sangat berbatu : cukup berbatu,
sehingga pengolahan memerlu- Perlu diperhatikan pada pengaliran
kan mesin (batuan menempati (drainage) adalah (1) limpasan air
30 % sampai 90 % dari seluruh permukaan (runoff), (2) aliran pa-
permukaan). da tanah itu sendiri (internal soil
Jalur berbatu : lahan utama ber- drainage) dan (3) resapan tanah
selingan dengan jalur batu (batu terhadap air / permeabilitas (lihat
menempati > 90 % dari seluruh juga tabel 8 dan 9).
permukaan).

167
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

Pengaliran sangat buruk: Air pa- b. Air bawah permukaan


da tanah mengalir sangat lam- Kedalaman air bawah
bat, sehingga permukaan air permukaan :
(water table) sangat dalam. Bia- < 100 cm.
sanya membentuk cekungan 100 cm 500 cm.
berupa kolam. > 500 cm.
Pengaliran buruk: Tanah selalu Fluktuasi air bawah permukaan
basah pada daerah yang luas. < 50 cm.
Permukaan air (water table) 50 cm 250 cm.
biasanya dekat dengan permu- 250 cm.
kaan untuk daerah tertentu seti-
ap tahun perlu pertimbangan. Kualitas air bawah permukaan :
Pengeringan tidak sempurna:Air
Kualitas air dihitung dalam ppm dari TDS
pada tanah mengalir cukup (Total Dissolved Solid).
lambat, sehingga tanah selalu Banyak klasifikasi yang digunakan, tetapi
basah untuk rentang waktu yang ditampilkan di
tertentu. Sering terjadi cebakan bawah ini berdasarkan US Geological Survey
air dibagian bawah horison A (USGS)
Pengeringan cukup baik: Air
bergerak lambat dan penam- Air segar < 1,000 ppm.
pang tanah basah untuk rentang Air sedikit payau 1,000 ppm 3,000 ppm.
waktu tertentu yang pendek. Air payau 3,000 ppm 10,000 ppm.
Sering terjadi cebakan air pada Air sangat payau 10,000 ppm 35,000 ppm.
horison B. Air asin > 35,000 ppm.
Pengeringan baik: Air brgerak
cukup lancar, tetapi tidak cepat. VEGETASI ALAM DAN LAHAN
Cebakan air terjadi pada horison PERTANIAN/PENGGUNAAN
C atau dibawah dengan keda- LAHAN
laman lebih dari 5 m.
Pengeringan sering terjadi: Air a. Jenis tutupan (dari International
bergerak pada tanah cepat. La- Geomorphological Union, 1953):
pisan tanah olah (solum) biasa- Pemukiman dan lahan non
nya bebas dari genangan. pertanian.
Pengeringan selalu terjadi: Air Hortikultur.
pada tanah bergerak sangat ce- Tanaman tinggi (pohon) dan
pat. Mungkin curam, sangat pertanian musiman.
porous atau keduanya (curam Lahan pertanian
dan porous). (a) pertanian sejenis dan
pertanian rotasi.
AIR PERMUKAAN DAN BAWAH (b) rotasi lahan.
PERMUKAAN Padang penggembalaan
permanen (dikelola atau liar)
a. Kelembaban permukaan Tanaman rumput :
Basah / air tergenang. (a) digunakan sebagai padang
Seluruh penampang tanah penggembalaan.
lembab. (b) tidak digunakan sebagai
Diatas 50 cm pada penampang padang penggembalaan.
kering, di bawah basah. Hutan :
100 cm di bawah permukaan (a) Padat.
kering. (b) Terbuka.
Lembab di atas 50 cm dan (c) Semak.
dibagian bawah kering. (d) Hutan rawa.
(e) Hutan produksi.
(f) Hutan tumpang sari.

168
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

Rawa dan rawa payau (air tawar Demek, J, 1972 Manual of Detailed
dan air asin, tanpa hutan). Geomorphological Mapping. Aca-
Lahan tidak bermanfaat. demia, Prague.
Demek, J and C. Embleton, 1978.
b. Kerapatan tutupan vegetasi : Guide to Medium Scale Geomor-
Tutupan lahan < 10 % : Terbuka / tutupan phological Mapping. E. Schwei-
jarang zerbart s che Verlagbuchandlung,
Tutupan lahan 10 25 % : Vegetasi berkelompok Stutgart, Germany.
Tutupan lahan 25 50 % : Lahan tertutup / Dorsser, H.J,van & AI. Salome,1973,
sebagian terbuka Different Methods of Detailed
Tutupan lahan 50 75 % : Tertutup rapat (hampir Geomorphological Mapping, KNAG
Semua tertutup. Geografich Tijdschrift, Vol 7 (1).
Tutupan lahan > 75 % : Lahan selalu tertutup
Dorsser, H.J,van and A.I Salome,1975
Two Method of Geomorphological
Mapping, KNAG Geografich Tijd-
schrift Vol 8 (5).
DAFTAR PUSTAKA Englen,von, 1956, Geomorphology,
BAKOSURTANAL,2002, Standar Nasio- Prentice Hall Published. England.
nal Indonesia (SNI) untuk Peta Gilully, 1962. An Introduction of
Geomorfologi. Geology, John Willey & Son,
Beek, K.J, 1978, Land Evaluation for Singapore.
Agricultural Development, ILRI Van Zuidam, R.A, 1982 Consideration
Publication,23, Wageningen, The on Systematic Medium Scale
Netherland. Geomorphological Mapping, Z.
Boyer, L, 1981, Generalization in Geomorph.NF, Vol. 20
Verstappen,H.Th, 1970 Introduction
SemiDetailed Geomorphological
Mapping, ITC Journal, 1981 1-1, to the ITC System of
The Netherland. Geomorpholo-gy Survey. KNAG
Geografisch Tijdschrift , Vol 4.

Gambar 1. Kelas tekstur

169
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

Tabel 1. Aspek utama yang biasa pada peta geomorfologi.

Aspek Utama Karakteristik yang dipetakan


Morfologi relief umum Aspek geomorfologi suatu daerah, seperti :
Morfografi dataran, perbukitan, pegunungan dan plato.

Morfometri Aspek geomorfologi kuantitatif suatu daerah, seperti :


kemiringan lereng, tinggi, arah dan kekasaran lahan.

Morfogenesis :
pembentukan dan perkembangan bentuk-lahan serta proses yang berlangsung pada
bentuk-lahan tersebut

Morfostruktur pasif Jenis dan struktur batuan yang berhubungan dengan denudasi,
seperti :
mesa, cuesta, hogback (punggungan menunjam) dan kubah.

Morfostruktur aktif Dinamika endogen termasuk kegiatan gunungap, tektonik


lipatan dan sesar, seperti :
gunungapi, punggungan antiklinal dan gawir sesar.
Morfodinamik Dinamika eksogen yang berhubungan dengan angin, air, es dan
penggerusan, seperti :
gumuk (dunes), undak sungai (river terraces), gisik pantai
(beach ridges), terminal moraines dan lahan terkikis (badland)
Morfokronologi Hubungan berbagai bentuk-lahan dengan proses, seperti :
(umur relatif dan Villafranchian untuk bentuk-lahan glasial tua atau
absolut) Monasterian untuk undak pantai muda.
Morpho- Susunan ruang yang berhubungan dengan berbagai bentuk-
arrangement lahan dan proses.

Tabel 2. Erosi permukaan

Tidak terjadi erosi Tidak terjadi erosi, horison A berkembang baik


Erosi ringan Horison A sebagian tererosi, terdapat lapisan tipis
sebagian sebagian menutupi horison
Erosi menengah Horison A sangat tipis, lapisan permukaan insitu
Erosi kuat Horison A terkikis habis

Tabel 3. Erosi Alur, Parit, Ravine

Zona Iklim1 Faktor Erodibilitas (K)2


D A+S M+H Rendah Sedang Tinggi
01 01 - Tidak berarti Tidak berarti Ringan
38 13 01 Tidak berarti Ringan Sedang
8 16 38 13 Ringan Sedang Kuat
16-30 8 16 38 Sedang Kuat Kuat
> 30 > 16 >8 Kuat Kuat Kuat
Catatan:
D = Desert+semi desert (Gurun+semi gurun), curah hujan 0225 mm.
A+S = arid dan semi arid, curah hujan 225 mm750 mm.
M+H = Iklim musiman (Monsoon) dan iklim pegunungan (highland), curah hujan 70 mm1.500 mm.
Faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan gabungan dari beberapa ciri tekstur tanah dari permukaan tanah (sebagian
persentase serpih & pasir sangat halus; butiran 0,002 mm0,10 mm), kandungan orga-nik, struktur tanah, permeabilitas
tanah & kandungan fragmenfragmen kasar adalah bagian yang sangat penting.

170
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

Tabel 4. Kerentanan terhadap erosi tanah pada tanah terbuka.

Kedalaman Lebar alur, parit atau ravine (m)


Alur, parit
atau
<5 5 - 15 15 - 50 50 - 150 150-500 > 500
Ravine (cm)

< 50 Kuat Sedang Ringan - - -


50 150 Kuat Kuat Sedang Ringan - -
150 500 Kuat Kuat Kuat Sedang Ringan -
> 500 Kuat Kuat Kuat Kuat Sedang Ringan

Tabel 5. Erosi angin terhadap tanah terbuka

KARAKTERISTIK LAHAN
KELAS Terjadi erosi angin atau Kelas tekstur permukaan
Pengendapan Tanah

Tidak terjadi erosi dan Geluh dan geluh lanau karbonatan,


pengen -dapan yang berarti, geluh lempung dan geluh lempung
Tidak terjadi
Horison A lanauan non karbonatan dengan
erosi
tanah berkembang dengan lempung < 35 %; lanau, geluh
baik. lempung pasiran, lempung pasiran.

Gumuk tidak stabil, ketinggian


20 cm 100 cm, sebagian Geluh pasiran, geluh karbonatan
lebih dari 20 m atau dan geluh lanau, geluh lempung
ketinggian gumuk karbonatandan geluh lempung
kurang dari 20 cm dan lanauan dengan lempung < 35 %,
Tererosi ringan
sebagian geluh lempung non karbonatan dan
kurang dari 20 m, maka geluh lempung lanauan dengan
horison A tanah tererosi, lempung < 35 %, lempung dan
sehingga terbentuk lapisan lempung lanauan.
endapan yang miring.

Gumuk sebagian tidak stabil,


ketinggian 20 cm 100 cm
dan sebagian kurang dari 20
Tererosi sedang
m, maka Pasir geluhan, pasir halus geluhan.
Horison A sebagian atau
seluruh
Horison A tererosi.

Gumuk tidak stabil dengan


Tererosi kuat
ketinggian 100 cm atau Pasir sangat halus, halus dan
lapisan pasir yang menerus sedang.
dengan ketebalan 20 cm.

171
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006 : 161-173

Tabel 6. Kelas tekstur (Van Zuidam, 1985)

Tingkat ke tiga Tingkat ke dua Tingkat ke satu

GW ( kerikil pemilahan baik) CG (kerikil bersih)


GP (kerikil pemilahan buruk) - G (kerikil)
GM (campuran kerikil, pasir & lanau FG (kerikil dan pasir) -
GC (campuran kerikil dan empung) - -
SW (pasir pemilahan baik) CS (pasir bersih) -
SP (pasir pemilahan buruk) - S (pasir)
SM (campuran pasir dan lanau) FS (pasir halus) -
SC (campuran pasir dan lempung). -
ML (lanau; plastisitas rendah) FL (at halus; lanau dan -
lempung); batas kelenturan
< 50
CL (lempung; plastisitas rendah -
sampai sedang)
OL (lanau organik; plastisitas rendah) FO (sangat halus; lanau F (sangat halus
organik dan lempung) : lanau dan
plastisitas tinggi dan rendah. lempung)
OH (lempung organik; plasti sitas - -
tinggi).
MH (lanau organik;plastisitas rendah) FH (sangat halus; lanau dan -
lempung) batas kelenturan
> 50.
CH (Lempung; plastisitas tinggi) - -
Pt (gambut : kandungan Pt (gambut : kandungan Pt (gambut)
organik tinggi) organik tinggi)
Disadur dari Sistem gabungan klasifikasi tanah

Tabel 7. Ukuran dan Frekuensi butiran sedimen / tanah yang khas


Ukuran butir (dimensi besaran)
% Besar butir 0.2 7.5 cm 7.5 25 cm Lebih dari 25 cm
2 15 % Sedikit berkerikil Sedikit berbongkah
Berbongkah
15 50 % Berkerikil Berbongkah
50 90 % Sangat berkerikil Sangat berbongkah Sangat berbongkah
> 90 % Kerikilan* Bongkahan* Bongkahan*
(FAO, 1975 Guidelines for Soil Profile Description) *) Digunakan tanpa penambahan klasifikasi tekstur.

Tabel 8. Kelas Permeabilitas*)

Permeabilitas Kelas Catatan :


Cm / Hari
< 0.02 Sangat lambat Permeabilitas sangat berhubungan erat dengan
ukuran partikel, porositas, mineral lempung dan
0,02 0,12 Lambat kandungan organik. Dapat dihitung dilapangan
0,12 0,5 Cukup lambat untuk mendapatkan nilai yang dapat dipercaya.
0,5 1,5 Sedang Jika perlu dapat ditambahkan klasifikasi sifat
1,5 - 3 Cukup cepat sifat tanah yang lain (misalnya : kemantapan
tanah, struktur tanah dan kesuburan tanah).
3-6 Cepat
Tabel 30, 31 dan 32 dapat membantu
>6 Sangat cepat menentukan tambahan tersebut.
*)Soil Survey Manual, Van Zuidam, 1985

172
Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah dibakukan
(Ike Bermana)

Tabel 9. Kondisi untuk menentukan kemantapan (Van zuidam, 1985).

Sifat sifat lahan


Kelas kesesuaian
Permukaan *) Struktur lapangan % tutupan permukaan
0 15 cm oleh kerikil kasar

Tidak berkelas Butiran tunggal, halus dan remah (atau <3


butiran halus), bentuk butir menyudut
tanggung bersifat blok, lepas atau sangat
rapuh, lembab

Lemah Remah kasar (atau berbentuk butiran), 3 - 15


bersifat blok dengan bentuk menyudut
tanggung, rapuh sampai sedikit keras,
lembab.

Sedang Bersifat blok bentuk menyudut tanggung 15 40


kasar, lunak sapai sedikit keras berbentuk
blok menyudut tanggung, padu (masive),
berbentuk lempeng atau prismatik lunak,
sedikit keras ketika kering, keras sampai
sangat keras, lembab

Kuat Bersifat blok menyudut tanggung kasar >40


dan keras, padu (masive), bersifat
lempeng atau prismatik yang keras, sangat
keras, lembab.

*) Kesesuaian permukaan lahan berhubungan erat dengan penyebaran ukuran partikel, kemampuan daya serap air,
dan kandungan material organik. Dapat dilakukan berdasarkan analisis laboratorium dan la

173

Anda mungkin juga menyukai