Anda di halaman 1dari 17

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (22 September 2021)

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN ALAT-ALAT GEOMORFOLOGI DASAR

Oleh :

Nama : Wisnu Wardana Daniel


NIM : 3211421002
Nama Dosen : 1. Drs. Sriyono, M. Si.
2. Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.
Nama Asisten : 1. Diyah Nikmatul Maula
2. Supriyati

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. TEMA PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT-ALAT GEOMORFOLOGI DASAR

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai alat yang digunakan dalam praktikum geomorfologi dasar
2. Mahasiswa dapat mengetahui tiap-tiap bagian dan fungsi dari alat praktikum geomorfologi dasar
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari alat-alat praktikum geomorfologi dasar
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat praktikum dengan benar
5. Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari alat-alat praktikum geomorfologi
dasar

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Soil tester
2. PH Meter
3. Hand Level
4. Penetrometer
5. Laser Distance Meter
6. Altimeter
7. Soil Test Kit
8. Peta Geomorfologi
9. Termometer Tanah
10. Smartphone
11. Laptop
12. Meja belajar
13. Alat tulis (pensil, penghapus, pulpen, dan penggaris)

BAHAN :
1. Kertas F4
2. Foto alat praktikum geomorfologi dasar
3. Jurnal
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Geomorfologi
Menurut Lobeck (1939), geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji wujud lahan.
Cooke et al, 1974 dalam (Sutikno, 1991), geomorfologi ialah telaah ilmu tentang rupa lahan,
dan yang paling utama mengenai sifat alami, asal-muasal, runtunan perubahan perkembangan dan
susunan materialnya.
Geomorfologi adalah studi yang memaparkan bentuk lahan dan proses yang memengaruhi
penyusunannya, serta mempelajari kontak timbal balik antara bentuk lahan dan proses dalam tatanan
keruangannya, merupakan pendefinisian dari Van Zuidam dkk, 1979.
Maka dapat disimpulkan bahwa, geomorfologi merupakan ilmu yang memaparkan,
mempelajari, dan menelaah tentang bentuk, proses pembentukan, komposisi, dan perkembangan
lahan.
2. Cabang Ilmu Geomorfologi
Menurut ahli Verstappen (1983), memaparkan perspektif pokok geomorfologi menjadi empat
aspek, yakni (Fitryane, 2009):
a. Geomorfologi statis (Static Geomorphology)
Mempelajari tentang wujud lahan yang sesungguhnya (aktual).
b. Geomorfologi dinamik (Dynamic Geomorphology)
Menelaah runtunan perkembangan dan perubahan bentuk lahan dalam periode waktu yang
singkat beserta dengan penyebabnya dari perubahan tersebut.
c. Geomorfologi genetik (Genetic Geomorphology)
Mengkaji terkait perkembangan kontur atau relief dalam jangka waktu yang panjang.
d. Geomorfologi lingkungan (Environmental Geomorphology)
Mempelajari hubungan ekologi bentang lahan antara geomorfologi dan disiplin kajian yang
berdekatan unsur bentuk lahan.
3. Ilmu Bantu Geomorfologi
a. Fisiografi
Menurut Monkhouse (1972), fisiografi merupakan pemaparan ilmu tentang kenampakan atau
fenomena alami serta kontak timbal baliknya. Berawal dari cakupan yang luas, meliputi atmosfer,
hidrologi, dan bentang alam dan kajian yang mempelajari ketiga hal tersebut umumnya
berkembang di Eropa, melainkan geomorfologi merupakan salah satu cabang dari fisiografi.
Akibat pesatnya perkembangan kajian tentang atmosfer (meteorologi) dan hidrologi di Amerika
berdampak semakin terbatasnya objek kajian fisiografi, yaitu hanya bentang alam yang lebih
dikenal sebagai geomorfologi di Amerika.
b. Geologi
Djauhari Noor di dalam bukunya Pengantar Geologi (2012), memaparkan bahwa geologi ialah
ilmu yang menelaah sifat dan komposisi bumi, struktur, dan rutunan proses yang berlangsung baik
di dalam maupun diatas permukaan bumi, serta asal usul perkembangan dari terbentuknya bumi
hingga sekarang. Memiliki objek kajian yang lebih luas dari geomorfologi, sebab meliputi telaahan
tentang seluruh kerak bumi, sedangkan geomorfologi memiliki batasan, yakni permukaan dari
kerak bumi. Maka dari itu, geomorfologi dianggap sebagai cabang dari geologi yang seiring
perkembangannya menjadi ilmu tersendiri, terlepas dari geologi. Hubungannya yang saling
menjelaskan satu sama lain, untuk mempelajari geomorfologi maka dibutuhkan pengetahuan dari
ilmu-ilmu terkait.
c. Meteorologi dan Klimatologi
Dalam mempelajari perubahan-perubahan yang berlaku di permukaan bumi, maka diperlukan
ilmu yang berkaitan pula dengan kondisi fisik dari atmosfer dan iklim. Memiliki pengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangkaian peristiwa perubahan rupa bumi, yakni
melalui kondisi cuaca seperti terjadinya angin, kelembaban udara, dan pengaruh peralihan iklim,
yang berdampak besar terhadap perubahan rupa bumi.
d. Hidrologi
Studi yang mengkaji berkaitan dengan air yang terdapat di bumi termasuk yang berada di
sungai, danau, lautan, dan air tanah, berperan sebagai ilmu bantu dalam mempelajari
geomorfologi. Karena dapat melahirkan perubahan-perubahan bentuk muka bumi yang
meninggalkan sisa-sisanya, sama halnya dengan atmosfer.
e. Geografi
Meliputi aspek fisis maupun sosial dari permukaan bumi, membuatnya memiliki objek kajian
studi yang lebih kompleks dari pada geomorfologi. Menilik kembali sifat yang dimiliki geografi,
yakni antroposentris (manusia yang eksklusif) yang berkaitan dengan geomorfologi, menciptakan
subdisiplin yaitu Geography of landform. Di dalamnya mengkaji kontak timbal balik antara
manusia dengan bentang alam yang tersedia.
4. Proses-Proses Geomorfik
Proses geomorfik dapat diartikan sebagai multi-variasis dari proses fisika dan kimia yang
berlangsung pada periode waktu tertentu pada suatu benua muka bumi. Proses ini dikelompokkan
menjadi tiga:
a. Proses Endogenik
Proses yang bersumber pada tenaga dari dalam melalui proses vulkanik dan tektonik
merupakan pembentuk permukaan bumi, yang dipengaruhi keberadaan dan jauh dekatnya dengan
zona subduksi. Semakin dekat suatu wilayah dengan zona tersebut, maka akan semakin rentan
wilayah terdeformasi. Digolongkan menjadi dua proses:
 Diastrofisme
Perubahan dislokasi dan disformasi pada lapisan permukaan bumi yang berdasarkan luas dan
waktunya dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
 Vulkanisme
Fenomena keluarnya magma dari dapur magma ke permukaan bumi. Berkaitan pula pada
runtunan fenomena pembentukan gunung api melalui pergerakan magma dari dalam kerak bumi
yang menembus lapis atasnya hingga permukaan bumi.
b. Proses Eksogenik
Proses yang bersumber dari hujan, angin, maupun gletser (tenaga dari luar) yang memicu
perubahan pada muka bumi dalam periode waktu yang lama. Dapat dibedakan menjadi dua proses:
 Degradasi
Proses yang menyebabkan penurunan muka bumi melalui pelapukan, perpindahan massa
akibat gravitasi, erosi yang diakibatkan oleh aliran air, air tanah, gelombang, arus tsunami, angin,
dan gletser.
 Agradasi
Proses yang menyebabkan kenaikan permukaan bumi melalui proses sedimentasi, deposisi
oleh air maupun angin.
 Aktivitas Organisme
Semua aktivitas dari makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang memberikan
pengaruh pada bentuk muka bumi.
c. Proses Ekstra Terestrial
Tenaga proses yang berasal dari luar lapisan udara (atmosfer) bumi atau dari luar angkasa,
seperti gravitas bulan dan jatuhan meteorit yang berpengaruh pada bentuk permukaan bumi.
5. Penjelasan Singkat Alat-Alat Geomorfologi.
a. Soil Tester
Soil tester merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur kelembaban dan tingkah keasaman
dari tanah (pH tanah) secara non-digital, dengan satuan besaran hasilnya berupa skala pH maupun
persentase kelembaban tanah.
b. PH Meter
PH meter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kadar pH atau tingkat keasaman dan
temperatur suhu pada suatu objek, umumnya cairan atau tanah secara digital, dengan satuan
besaran hasilnya yakni skala pH dan termperatur suhu tanah.
c. Hand Level
Hand level memiliki fungsi untuk mengetahui kemiringan dari suatu objek atau tempat yang
akan diukur, yang satuan besaran hasilnya dalam derajat maupun persentase.
d. Penetrometer
Penetrometer mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengukur daya dukung atau penetrasi
tanah, dengan satuan besaran hasilnya dalam kg/cm2.
e. Laser Distance Meter
Laser distance meter yakni alat dengan basis digital yang berfungsi mengukur jarak,
kemiringan, maupun ketinggian tertentu dengan laser, dengan satuan besaran hasil yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, seperti dalam satuan centimeter, meter, maupun volume.
f. Altimeter
Altimeter merupakan alat yang bekerja secara otomatis yang berfungsi untuk mengetahui
ketinggian suatu lokasi, dalam satuan besaran hasilnya, yaitu meter diatas permukaan laut (mdpl).
g. Soil Test Kit
Soil test kit berisi beberapa alat yang memiliki fungsi utamanya, yaitu untuk mengetahui
kualitas tanah.
h. Peta Geomorfologi
Peta geomorfologi berfungsi untuk mengetahui kondisi bentuk lahan geomorfologi disuatu
tempat atau lokasi.
i. Termometer Tanah
Termometer tanah digunakan untuk mengukur temperatur suhu tanah pada suatu lokasi di
kedalaman tertentu.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
pengenalan alat geomorfologi dasar
2. Mahasiswa mengunduh dokumen yang telah dibagikan oleh asisten praktikum melalui grup aplikasi
WhatsApp Messenger
3. Mahasiswa memahami dan mencermati isi dari dokumen tentang praktikum pengenalan alat
geomorfologi dasar
4. Mahasiswa mencatat poin-poin penting tentang praktikum pengenalan alat geomorfologi dasar yang
telah disampaikan asisten praktikum
5. Mahasiswa menonton dan mencari materi tentang fungsi, bagian, dan langkah kerja alat
geomorfologi dasar yang telah disediakan
6. Mahasiswa memulai dengan menggambarkan alat-alat praktikum geomorfologi dasar dengan cara
sebagai berikut:
a. Mahasiswa menggambarkan sketsa dari alat praktikum geomorfologi dengan pensil di media
kertas f4 berdasarkan referensi gambar yang telah disediakan
b. Mahasiswa menganalisis dan menentukan tiap-tiap bagian yang terdapat di masing-masing alat
praktikum geomorfologi dasar
c. Mahasiswa memfoto hasil gambar, referensi gambar, dan hasil analisis tiap-tiap alat praktikum,
lalu menambahkannya ke dalam dokumen laporan praktikum geomorfologi dasar
7. Mahasiswa mencari dan membaca referensi berupa jurnal maupun laman yang berkaitan dengan
dasar teori, mulai dari pengertian geomorfologi hingga proses-proses geomorfik
8. Mahasiswa memilah dan memahami refrerensi yang akan di gunakan sebagai dasar teori praktikum
geomorfologi dasar dan hasil pengamatan
9. Mahasiswa mengerjakan laporan praktikum berdasarkan bahan materi yang telah disediakan dan
didapatkan
10. Mahasiswa memeriksa kembali laporan praktikum yang telah dikerjakan
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum melalui aplikasi Google Classroom secara tepat
waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Soil Tester

Fungsi: Mengukur kelembaban dan tingkat keasaman (pH) tanah.

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Tombol penetral
c. Mata alat
d. Skala atas (pH)
e. Skala bawah (kelembaban)
f. Jarum penunjuk skala

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan soil tester dan objek yang akan diukur
2. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi dan batuan yang mengganggu
3. Mahasiswa menancapkan alat pada bagian mata alat ke dalam tanah
4. Mahasiswa menekan tombol penetral
5. Mahasiswa melihat dan mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa membersihkan mata alat kotoran atau sisa tanah dengan tisu kering
7. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

b. PH Meter

Fungsi: Mengukur kadar pH atau tingkat keasaman dan temperatur pada suatu objek (umumnya
cairan atau tanah).
Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Layar
c. Tombol on dan off
d. Tangkai sensor
e. Tuas mode
f. Tempat baterai

Cara Kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat dan objek yang akan diukur
2. Mahasiswa mengaktifkan alat dengan menekan tombol on
3. Mahasiswa menancapkan alat pada bagian tangkai sensor ke dalam tanah
4. Mahasiswa menunggu sekitar dua menit sampai hasil pengukuran dalam keadaan stabil
5. Mahasiswa menggeser tuas pada bagian belakang alat jika ingin ke mode lainnya (suhu)
6. Mahasiswa melihat dan mencatat hasil pengukuran
7. Mahasiswa membersihkan alat dari sisa-sisa tanah atau kotoran
8. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

c. Hand Level

Fungsi: Mengukur kemiringan pada suatu tempat.

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Tuas pengunci zoom in/zoom out
c. Lensa peneropong
d. Skala luar (derajat) dan skala dalam (persentase)
e. Waterpass
f. Tuas penggerak
g. Lensa pembidik

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan objek yang akan diukur kemiringannya
3. Mahasiswa memegang alat dengan posisi tangan membentuk 90̊
4. Mahasiswa mengatur waterpass dengan tuas penggerak dan menempatkan gelembung dari
waterpass pada posisi tengah
5. Mahasiswa melihat dan mencatat hasil pengukuran, baik dalam derajat maupun persen
6. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

d. Penetrometer

Fungsi: Mengukur daya dukung atau penetrasi tanah.

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Pegangan alat
c. Skala alat
d. Tangkai alat
e. Mata alat

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat dengan merangkainya bagian per bagian menjadi satu
keseluruhan alat
2. Mahasiswa menetukan objek tanah yang akan diukur
3. Mahasiswa membersihkan dari vegetasi dan batuan yang dapat mengganggu
4. Mahasiswa menekan alat pada bagian pegangan ke arah bawah tanah
5. Mahasiswa memastikan jarum penunjuk skala dalam keadaan stabil
6. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran yang telah diperoleh dalam satuan kg/cm2
7. Mahasiswa membersihkan alat dari sisa tanah atau kotoran
8. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula
e. Laser Distance Meter

Fungsi: Mengukur jarak, kemiringan, maupun ketinggian tertentu menggunakan sensor laser

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Layar
c. Tombol meas
d. Tombol pythagoras
e. Tombol negatif (subtract)
f. Tombol OFF/DEL
g. Tombol backlight
h. Tombol positif (add)
i. Tombol area atau volume
j. Tombol unit

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa mengaktifkan alat dengan menekan tombol meas sekitar tiga detik
3. Mahasiswa menentukan objek yang akan diukur
4. Mahasiswa menekan kembali tombol meas untuk memperoleh hasil pengukuran jarak antara
alat dengan objek
5. Mahasiswa menekan tombol pythagoras dan mengarahkan leser sesuai dengan permintaan
yang tersedia di layar jika akan mengukur kemiringan dan tinggi objek
6. Mahasiswa melihat dan mencatat hasil pengukuran
7. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula
f. Altimeter

Fungsi: Mengukur ketinggian dan tekanan udara disuatu lokasi

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Skala luar (ketinggian)
c. Skala dalam (tekanan udara)
d. Jarum penunjuk skala
e. Pengait

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat dan menentukan lokasi yang akan diukur
2. Mahasiswa menetralkan alat dengan membawanya ke tempat yang lebih rendah
3. Mahasiswa menunggu alat untuk mengukur dengan sendirinya
4. Mahasiswa melihat hasil skala ketinggian maupun tekanan udara
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran yang diperoleh
6. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

g. Soil Test Kit

Fungsi: Secara keseluruhan untuk mengetahui kualitas tanah


H2O2 3% untuk mengetahui kandungan organik pada tanah
α α Bifiridil untuk mengetahui drainase tanah
HCL 10% untuk mengetahui kandungan kapur pada tanah
Pipet untuk mengambil cairan
Bagian alat:
a. Keseluruhan alat
b. Kotak penyimpanan
c. Pipet
d. Botol penyimpanan cairan
e. Tutup botol penyimpanan cairan
f. Cairan H2O2 3%
g. Cairan α α bifiridil
h. Cairan HCL 10%

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat berupa cairan soil test kit dan pipet
2. Mahasiswa menetukan objek
3. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi dan batuan yang dapat mengganggu
4. Mahasiswa membuka tutup botol penyimpanan cairan dengan hati-hati
5. Mahasiswa mengambil cairan menggunakan pipet
6. Mahasiswa meneteskan cairan H2O2 ke tanah, jika warna tanah berubah menjadi lebih gelap
menandakan tanah tersebut kaya mengandung bahan organik
7. Mahasiswa meneteskan cairan α α bifiridil ke tanah yang berbeda dari sebelumnya, jika cairan
menyerap dengan baik menandakan tanah tersebut memiliki drainase yang baik
8. Mahasiswa meneteskan cairan HCL 10% ke tanah yang berbeda dari sebelumnya, jika tidak
ada reaksi dari tanah menandakan tanah tersebut tidak mengandung kapur
9. Mahasiswa mengamati dan mencatat hasil yang diperoleh
10. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

h. Peta Geomorfologi

Fungsi: Mengetahui bentuk lahan geomorfologi pada suatu lokasi

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Muka peta
c. Keterangan perian satuan geomorfologi
d. Legenda
e. Simbol geomorfologi dan topografi
f. Liputan foto udara dan petunjuk letak peta
g. Inset peta
h. Skala angka dan garis peta
i. Judul peta
j. Penerbit
k. Keterangan penampang geomorfologi

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat peta geomorfologi
2. Mahasiswa meletakkan peta ke bidang yang datar
3. Mahasiswa menentukan objek yang akan diamati
4. Mahasiswa mencari objek di peta geomorfologi
5. Mahasiswa melihat keterangan di satuan perian geomorfologi
6. Mahasiswa mencatat hasil pengamatan
7. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

i. Termometer Tanah

Fungsi: Mengukur temperatur pada tanah

Bagian alat:
a. Keseluruhan badan alat
b. Pegangan alat
c. Tangkai alat
d. Mata alat
e. Layar
f. Tombol On/Off

Cara kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan alat dan objek yang akan diukur
2. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi maupun batuan yang mengganggu
3. Mahasiswa mengaktifkan alat dengan menekan tombol on
4. Mahasiswa menancapkan alat pada bagian mata alat dengan cara menekan pegangan alat
5. Mahasiswa menunggu hasil pengukuran dalam keadaan stabil
6. Mahasiswa melihat dan mencatat hasil pengukuran
7. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat ke tempat semula

2. Analis
a. Prinsip Kerja Alat
Soil tester dengan cara dikalibrasi terlebih dahulu kemudian menancapkan mata alat ke tanah
dengan memperhatikan hasilnya apabila <7 maka tanah tersebut asam, >7 tanah tersebut basa, dan
=7 tanah tersebut bersifat netral.
PH meter sebelumnya perlu dikalibrasi atau dinetralkan dahulu, kemudian menancapkan mata
alat ke tanah.
Hand level pada saat penggunaannya posisi tangan harus membentuk sudut 90̊ sehingga
menghasilkan bidikan yang tepat.
Menggunakan penetrometer memerlukan kekuatan yang ekstra untuk menancapkannya ke
tanah.
Laser distance meter dengan cara membidik objek melalui sinar lesernya yang menggunakan
suplai energi berupa baterai.
Altimeter terdapat skala luar digunakan untuk pengukuran ketinggian dan skala dalam untuk
pengukuran tekanan udara.
Soil test kit dalam penggunaannya diperlukan pipet ketika akan mengambil cairan.
Peta geomorfologi meletakannya di bidang yang datar, kemudian mencari objek yang akan
diamati.
Termometer tanah dengan mengkalibrasi mata terlebih dahulu, kemudian, menancapkan
bagian mata alat ke tanah.

b. Kelebihan dan kelemahan alat


Soil tester memiliki kelebihan berupa alatnya yang kecil dan praktis sehingga mudah untuk
dibawa, simpel penggunaannya. Melainkan mempunyai kekurangan, karena tidak dilengkapi
dengan bentuk digital dalam hasil skala, sehingga diperlukan ketelitian dalam pembacaan skala
agar tidak mengalami kesalahan.
PH Meter dengan basis digital sehingga tidak memerlukan kemampuan serta ketelitian yang
tinggi, ditambah banyaknya fitur yang dimiliki, seperti mengukur pH dan temperatur tanah. Tidak
menutup kemungkinan bahwa alat tersebut memiliki kekurangan, yakni dalam penggunaannya
yang diperlukan energi baterai, membuat alat tidak dapat digunakan jika kehabisan suplai energi.
Hand level memilki kelebihan yang sama dengan soil tester, ukuran alat yang kecil sehingga
tidak sulit untuk membawanya. Tetapi, dalam penggunaannya diharusnya dalam posisi tiarap
untuk menghindari distorsi perbedaan hasil ukur, disebabkan perbedaan tinggi badan tiap orang
yang berbeda-beda.
Penetrometer dengan ukuran yang besar, perlu menggunakan kekuatan ekstra dalam
pemakaiannya, dan ketelitian yang tinggi untuk membaca hasil pengukuran, menjadikan
kelemahan dari alat ini. Disamping itu, alat ini memiliki kelebihan, yakni cara kerja yang mudah
dipahami.
Laser distance meter alat yang memanfaatkan sensor leser dalam pengukuran jarak,
kemiringan, dan tinggi suatu objek, membuatnya lebih efektif dan efisien dibanding roll meter.
Namun sama halnya dengan pH meter, alat ini memerlukan adanya suplai energi sehingga tidak
dapat digunakan kapanpun dan dimanapun jika tidak ada atau kehabisan sumber energi.
Altimeter digunakan untuk mengetahui ketinggian sekaligus tekanan udara pada suatu tempat,
membuat alat ini praktis dalam fungsi dan untuk dibawa. Melainkan tidak praktis untuk digunakan,
diperlukan membawanya ke titik 0 mpdl, karena alat ini tidak dapat menetralkan secara otomatis.
Soil test kit berisi seperangkat alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas tanah, dengan
cara kerja yang tidak sulit dipahami, karena reaksi dari cairan dapat terlihat dengan jelas. Tetapi,
diperlukan kehati-hatian yang tinggi, sebab cairan-cairan yang ada, salah satunya HCL jika
mengenai kulit dapat membuat kulit melepuh.
Peta geomorfologi berisi informasi yang detail sesuai dengan temanya dan dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun, karena tidak perlu menggunakan suplai energi seperti listrik dan baterai.
Tetapi, diperlukan pemahaman selain tentang dasar peta, juga pemahaman tentang geomorfologi
untuk memahami dan menggunakan peta ini.
Termometer tanah memiliki ukuran besar dan cara kerja yang mudah dipahami, kurang lebih
untuk kelebihan dan kelemahan sama halnya dengan penetrometer. Terdapat alternatif alat dengan
fungsi yang sama, melainkan lebih praktis dalam penggunaannya, yakni pH meter.
G. KESIMPULAN
Geomorfologi merupakan ilmu yang memaparkan, mempelajari, dan menelaah tentang
bentuk, proses penyebab terbentuk (geomorfik), komposisi, dan perkembangan lahan. Dalam
kajiannya, geomorfologi memerlukan ilmu bantu atau pendukung, seperti fisiografi, geografi,
hidrologi, geologi, serta meterologi dan klimatologi, karena dari ilmu-ilmu tersebut koheren atau
berhubungan satu sama lain.
Dalam meneliti objek atau kajian utama dari geomorfologi, yakni bentuk lahan, perlu
penelitian dilapangan secara langsung yang menggunakan alat-alat untuk memudahkan proses
meneliti tersebut. Dari banyaknya alat yang tersedia, masing-masing dari alat tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan tersendiri. Secara keseluruhan, dengan menggunakan alat dalam
penelitian tentu akan memudahkan penelitian itu sendiri, seperti pengukuran penetrasi tanah
(penetrometer) maupun aspek kuantitatif seperti kualitas tanah (soil test kit). Seiring perkembangan,
alat-alat penelitian mengalami inovasi, salah satunya yakni basis digital yang semakin efisien dan
efektif dalam penggunaannya. Walaupun demikian, dengan inovasi tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa alat tersebut memilki kekurangan, seperti memelurkan suplai energi berupa
listrik atau baterai yang menjadikannya tak dapat dimanfaatkan jika tidak ada atau kehabisan sumber
energi.
Oleh karena itu, penting halnya untuk membangun pengetahuan fundamental melalui
penggunaan dan pemahaman alat-alat penelitian basis non-digital. Karena jika pengetahuan dasar
dari penggunaan alat tersebut telah dimiliki, bagaimanapun kondisi dan situasi dilapangan tak
menjadikannya sebagai hambatan. Termasuk baik dari alat-alat digital maupun non-digital dapat
melengkapi satu sama lain.
Daftar Pustaka

Achmadi. 2021. “34 Alat Ukur Serta Gambar dan Fungsinya Lengkap”. https://www.pengelasan.net/alat-
ukur (diakses pada Minggu, 19 September 2021. Pukul 17.30 WIB).

Alat Uji. 2021. “Tips Menggunakan Laser Distance Meter”. https://www.alatuji.com/article/detail/965/tips-


menggunakan-laser-distance-meter (diakses pada Minggu, 19 September 2021. Pukul 20.25 WIB).

Ferry Dwi. 2017. “Proses dan Bentuk dalam Geomorfologi”. https://ppdas.geo.ugm.ac.id/2017/05/26/proses-


dan-bentuk-dalam-geomorfologi (diakses pada Rabu, 22 September 2021. Pukul 07.25 WIB).

Hyprowira. 2019. “Ragam, Jenis, dan Fungsi pH Meter”. https://hyprowira.com/blog/ragam-jenis-fungsi-ph-


meter (diakses pada Minggu, 19 September 2021. Pukul 19.15 WIB).

Kurnianto, F. A. (2019). Proses Geomorfologi dan Kaitannya dengan Tipologi Wilayah. Majalah
Pembelajaran Geografi, 2(2), 131-147.

Lihawa, F. (2009). Pendekatan Geomorfologi Dalam Survei Kejadian Erosi. Jurnal Pelangi Ilmu, 2(5).

Noor, D. (2012). Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan University Press.

Sutikno. (1991). Geomorfologi Peranannya Dalam Geografi Fisik dan Terapannya Dalam Penelitian. Forum
Geografi, 31-32.

Anda mungkin juga menyukai