Anda di halaman 1dari 24

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) ( )

LAPORAN PRAKTIKUM

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

ACARA : PENGENALAN ALAT METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

Oleh :

Nama : Putri Anugraheni

NIM : 3211420157

Nama Dosen : 1. Fahrudin Hanafi, S.Si., M.Sc

: 2. Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc

Nama Asisten : 1. Leli Oktaviani

2. Fatimah Az-zahra

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. JUDUL
PENGENALAN ALAT METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat praktikum yang digunakan dalam praktikum
Meteorologi dan Klimatologi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi alat,bagian bagian alat, dan
cara kerja alat.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan cara kerja dari setiap alat praktikum Meteorologi
Klimatologi dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang kelebihan,kekurangan, prinsip
kerja dan data yang dihasilkan dari setiap pengukuran alat praktikum Meteorologi
Klimatologi
5. Mahasiswa melakukan pengukuran secara indoor dan outdoor menggunakan alat
praktikum Meteorologi Klimatologi yang tersedia di lab Geografi UNNES
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Termometer dingin 1. Cover
2. Termometer Maximal Minimal 2. Kertas HVS
3. Barometer 3. Gambar Alat
4. Anemometer 4. Pensil
5. Hygrometer 5. Penghapus
6. Kompas Azimuth 6. Laptop
7. Obrometer
8. Solarimeter
9. Panci Evaporasi
10. Altimeter
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Meteorologi dan Klimatologi
Klimatologi itu berasal dari bahasa Yunani yakni klima yang mempunyai arti tempat, zona,
wilayah. Atau pun juga dapat diartikan sebagai Klima ialah kemiringan (slope) planet bumi yang
berhubungan dengan lintang tempat atau pun juga kemiringan khayal dari bumi. Dan juga logos yang
mempunayi arti ilmu atau pun mempelajari. Secara harfiah klimatologi ini bisa atau dapat kita artikan
sebagai ilmu yang yang mana membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik iklim di Indonesia
atau pun juga di seluruh dunia serta juga hubungan nya itu dengan aktivitas manusia. Klimatologi ini
merupakan cabang yang berasal dari ilmu atmosfer.
Klimatologi pun juga dapat atau bisa diartikan ialah sebagai ilmu yang mencari gambaran serta
juga penjelasan mengapa iklim juga cuaca di segala macam tempat di bumi itu dapat berbeda, serta
seperti apa hubungan antara iklim itu dengan kehidupan manusia sehari-hari. Klimatologi ini
merupakan salah satu dari beberapa cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan meteorologi
disebabkan karna mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini memiliki perbedaan mendasar pada
kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada proses di atmosfer tetapi klimatologi ini lebih mengkaji
hasil akhir dari sebuah proses pada atmosfer.
Pengertian Meteorologi dan Klimatologi menurut para ahli :
1. Kendrow (1957) menyatakan bahwa “Klimatologi lebih menekankan pada suatu deskripsi iklim
regional“.
2. Rumney (1968) menyatakan bahwa “Klimatologi ini merupakan ilmu atmosfer”.
3. Tjasyono (2004) menyatakan bahwa “Klimatologi ini merupakan meteorologi statistik”, Hal
tersebut berdasarkan dari ruang lingkup ilmu klimatologi yang mencari gambaran serta juga
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di segala macam tempat di bumi berbeda serta bagaimana
hubungan antara iklim serta dengan aktivitas atau kegiatan manusia. Disebabkan akrna klimatologi
ini memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak sehingga kemudian memerlukan statistik di
dalam pengerjaannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Meteorologi dan Klimatologi
 Suhu
Suhu memiliki hubungan yang sangat erat dengan iklim dan cuaca yang terjadi di muka bumi. Suhu
secara langsung dipengaruhi oleh penyinaran matahari, sehingga bergantung kepada aktivitas matahari,
kondisi perawanan, serta topografi.
 Kelembapan Udara
Kelembaban menyebabkan kondensasi pada daun tumbuhan udara yang lembab akan memudahkan
terjadinya kondensasi dan perawanan. Kelembapan udara merupakan ukuran jumlah uap air yang ada
di udara. Semakin banyak uap air maka semakin lembab pula udara tersebut. Kelembaban udara yang
tinggi umumnya menyebabkan pembentukan awan yang lebih banyak serta sensasi suhu yang berbeda
dengan aslinya. Kelembaban udara umumnya dipengaruhi oleh temperatur, serta keberadaan sumber
air. Semakin tinggi temperatur maka kelembaban udara akan cenderung tinggi karena laju evaporasi
juga semakin tinggi. Keberadaan sumber air juga turut meningkatkan laju evaporasi. Kelembaban dapat
diukur dengan menggunakan thermometer bola basah-bola kering ataupun dengan menggunakan AWS
(automatic weather station).
 Tekanan udara
Tekanan udara merupakan faktor yang mempengaruhi pergerakan angin di atmosfer. Tekanan udara
suatu wilayah umumnya dipengaruhi oleh temperatur wilayah tersebut. Semakin tinggi suhunya,
semakin rendah tekanannya.
Tekanan udara yang rendah dapat menyebabkan angin bergerak menuju area tersebut, sehingga
menghasilkan hujan karena membawa uap air. Tekanan udara yang tinggi dapat menyebabkan langit
menjadi cerah dan hujan tidak terbentuk. Hal ini terjadi lantaran angin bergerak menjauhi wilayah
tersebut sembari membawa uap udaranya. Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer
yang diisi oleh cairan mercury (hydragyrum Hg) ataupun barometer digital.
 Angin
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, angin merupakan salah satu faktor utama penentu cuaca atau iklim
suatu wilayah. Hal ini terjadi karena angin dapat membawa uap air di atmosfer ke wilayah lain. Uap air
yang banyak akan menyebabkan terjadinya presipitasi, sehingga menciptakan fenomena cuaca seperti
hujan dan salju pada wilayah tujuan. Oleh karena itu, arah angin kerap menentukan cuaca suatu
wilayah. Udara yang dibawa oleh angin juga penting dalam menentukan cuaca. Jika angin membawa
udara kering, wilayah tersebut akan mengalami kekeringan sedangkan jika angin membawa udara
basah, wilayah tersebut akan mengalami fenomena hujan.
 Presipitasi
Presipitasi adalah fenomena dimana uap air yang berada di atmosfer berkondensasi dan turun ke
permukaan bumi. Presipitasi dapat terjadi dalam bentuk hujan, salju, ataupun es. Presipitasi umumnya
dikontrol oleh suhu udara serta kadar uap air yang ada pada wilayah tersebut. Suhu yang dingin
diperlukan untuk melakukan kondensasi sedangkan kadar uap air yang tinggi dibutuhkan untuk
membentuk awan hujan.
 Perawanan
Perawanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim suatu wilayah. Awan
terbentuk ketika uap air yang berada di atmosfer mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi.
Tanpa adanya uap air, tidak mungkin awan terbentuk. Ketika awan sudah mencapai titik jenuh, turunlah
presipitasi dalam berbagai bentuknya, baik itu hujan, salju, maupun es. Selain mempengaruhi aktivitas
hidrometeorologis, awan juga dapat menyebabkan badai petir dan badai guntur. Dua fenomena yang
sangat mengganggu aktivitas penerbangan serta kenyamanan istirahat masyarakat.
 Topografi
Faktor topografi sangat menentukan cuaca dan karakteristik iklim dari suatu daerah. Daerah yang
dengan ketinggian lebih tinggi cenderung memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan
daerah yang lebih rendah. Faktor topografi juga menyebabkan terjadinya hujan orografis. Oleh karena
itu, daerah yang menghadap angin umumnya akan lebih basah dibandingkan dengan daerah yang
membelakangi angin.
 Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim yang baru-baru ini menjadi cukup
penting. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem menjadi salah satu dampak aktivitas manusia pada alam.
Fenomena ini diduga disebabkan oleh produksi gas rumah kaca yang semakin besar oleh aktivitas
manusia seperti pembangunan kawasan industri, deforestasi, serta perdagangan internasional.
Perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan suhu rata-rata di beberapa tempat di
dunia. Hal ini berbahaya karena dapat mengganggu habitat hewan, merusak ekosistem, serta
mencairkan es dan menaikkan muka air laut. Cuaca ekstrem adalah fenomena cuaca yang berbeda dari
kebiasaannya. Contohnya adalah siklon, badai, dan tornado. Perubahan iklim mengganggu siklus
alamiah di bumi sehingga kejadian cuaca ekstrem semakin banyak. Aktivitas manusia seperti industri
dan transportasi juga dapat menyebabkan fenomena hujan asam. Hujan asam adalah kondisi dimana
hujan yang turun ke bumi sudah tercampur dengan CO2 sehingga menciptakan larutan H2CO3 yang
bersifat asam dan korosif.
3. Macam-macam Skala Suhu dan Rumusnya
a) Skala Celcius
Pada skala Celcius, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai
dengan angka . Skala ini diajukan oleh Anders Celcius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Skala Celcius didasarkan
pada titik beku 00X dan titik didih 1000C. Dengan demikian, terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah
antara kedua titik referensi ini. Oleh karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu
antara suhu titik beku dan titik didih.
b) Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-1736).
Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai
dengan . Fahrenheit meneapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah berdasarkan titik beku dan
titik didih air murni pada tekanan 1 atm. Skala Fahrenheit didasarkan pada titik beku 320F dan titik
didih 2120F. Dengan demikian dalam jangkauan antara titik beku dan titik didih ini terdapat 180 bagian,
dimana setiap bagian (skala) menunjukkan satu derajat. Oleh karena itu, satu derajat Fahrenheit adalah
1/180 kali perubahan suhu antara titik beku dan titik didih.
c) Skala Kelvin
Skala Kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris, Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan angka 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Suhu nol mutlak adalah suhu terendah yang mungkin terjadi pada suatu benda. Berdasarkan
kesepakatan internasional, nol mutlak didefinisikan sebagai suhu terendah pada skala Kelvin
yang ditandai dengan 0 K yang setara dengan.
Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang lain, didasarkan pada suhu terendah yang
mungkin, yaitu -2730C. Oleh karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -2730C.
Biasanya, skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik. Satuan
Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Untuk mengubah satuan suhu dari
skala Celcius ke skala Kelvin atau sebaliknya tentu saja sangat mudah, yaitu hanya dengan
menambahkan 273 pada skala Celcius
d) Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap bawah ditandai
dengan angka.
e) Rumus Konversi Suhu
Berikut ini terdapat beberapa rumus konversi suhu, terdiri atas:
* Konversi suhu dari fahreinheit ke celcius

Rumus yang digunakan yaitu :


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam fahreinheit ialah 86°F, maka suhu dalam celcius yaitu :

* Konversi suhu dari fahreinheit ke reamur

Rumus yang digunakan yaitu :


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam fahreinheit ialah 86°F, maka suhu dalam reamur yaitu :
* Konversi suhu dari fahreinheit ke kelvin

Rumus yang digunakan yaitu :


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam fahreinheit ialah 86°F, maka suhu dalam fahreinheit yaitu :

* Konversi suhu dari celcius ke reamur

Rumus yang digunakan yaitu :


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam reamur yaitu :

* Konversi suhu dari celcius ke fahreineit

Rumus yang digunakan yaitu :


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam fahreinheit yaitu :

* Konversi suhu dari celcius ke kelvin


Rumus yang digunakan yaitu:
K = °C + 273
* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam kelvin yaitu:
K = 32°C + 273 = 305 K
* Konversi suhu dari reamur ke celcius

Rumus yang digunakan yaitu:


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam celcius yaitu :

* Konversi suhu dari reamur ke fahreinheit

Rumus yang digunakan yaitu:


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam fahreinheit yaitu:

* Konversi suhu dari reamur ke kelvin

Rumus yang digunakan yaitu:


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam kelvin yaitu:
* Konversi suhu dari kelvin ke celcius
Rumus yang digunakan yaitu: C = K – 273
* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam celcius yaitu:
C = 300 – 273 = 27°C
* Konversi suhu dari kelvin ke reamur

Rumus yang digunakan yaitu:


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalalm kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam reamur yaitu:

* Konversi suhu dari kelvin ke fahreiheit

Rumus yang digunakan yaitu:


* Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam fahreinheit yaitu:

4. Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau
sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai- nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain: Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Tujuan Kalibrasi
• Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang
lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.
• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
• Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
• Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
• Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi
yang dimiliki.
• Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat
ukur.
Prinsip Dasar Kalibrasi
• Obyek Ukur (Unit Under Test)
• Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional
atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
• Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(bersertifikat))
• Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu
diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)
Hasil Kalibrasi antara lain:
• Nilai Obyek Ukur
• Nilai Koreksi/Penyimpangan
• Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi
setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua
sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang
mungkin terjadi dalam pengukuran)
• Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Persyaratan Kalibrasi
• Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
• Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
• Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap
getaran
• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya
kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025
memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
• Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu
perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang
sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology institute).
Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan
Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan- satuan
turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan
membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan Asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
meteorology dan klimatologi
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum
3. Mahasiswa menanyakan hal-hal yang kurang jelas
4. Mahasiswa mempraktikkan penggunaan alat-alat meteorology dan klimatologi baik di
dalam ruangan maupun di luar ruangan
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran dari alat-alat meteorology dan klimatologi
6. Mahasiswa mendeskripsikan tiap alat
7. Mahasiswa melampirkan data hasil pengukuran tiap alat berdasarkan data yang dibuat
oleh asisten praktikum
8. Mahasiswa mencari referensi dari berbagai sumber
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Termometer Dinding

Bagian Alat : 1. Badan alat


2. Tabung raksa
3. Skala Derajat Celcius
4. Skala Derajat Fahrenheit
Fungsi Alat : Untuk mengukur suhu udara dalam ruangan
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan termometer dinding.
2. Mahasiswa meletakkan termometer dindingke tempat yang akan diukur.
3. Mahasiswa menggantugkan termometer ke dinding dengan ketinggian minimal
1,5 meter dari permukaan tanah secara vertikal.36
4. Mahasiswa menunggu kurang lebih 30 detik, kemudian secara otomatis air raksa
akan bergerak.
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula.
b. Termometer Maximal Minimal

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. Pengait
3. Tutup Alat
4. Skala Minimum
5. Skala Maximum
6. Tombol Peneral/Kalibrasi
7. Air Raksa
8. Air Pembatas
Fungsi Alat : untuk mengetahui suhu tertinggi dan terendah pada suatu ruangan
dalam waktu yang sama.
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan termometer max-min
2. Mahasiswa menetralkan termometer dengan menekan tombol kalibrasi.
3. Mahasiswa meletakkan termometer di tempat yang akan diukur suhunya.
4. Mahasiswa menggantung termometer minimal 1,5 meter dari permukaan tanah
secara vertikal.
5. Mahasiswa menunggu kurang lebih 30 detik dan saat pengukuran thermometer
tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
6. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
7. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula.
c. Barometer

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. skala dalam (suhu) - Mmhg
3. skala luar (tekanan udara) – Hpa
4. jarum penunjuk skala37
5. lubang penetral/fentilasi
6. hasil pengukuran
Fungsi Alat : untuk mengukur suhu dan tekanan udara
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menetralkan barometer dengan cara mengelap fentilasi dengan
tissu basah.
3. Mahasiswa memegang alat untuk mengetahui berapa suhu dan tekanan
udaranya
4. Mahasiswa menunggu 5-10 menit
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula.
d. Anemometer

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. Kipas Angin
3. Layar Monitor
4. Tombol On
5. Tombol Off
6. Tali Pengait
7. Skala (Knot)
8. Tombol Mut
9. Tombol Unit
Fungsi Alat : Untuk Mengukur Kecepatan Angin
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan alat anemometer
2. Mahasiswa menentukan tempat yang akan diukur
3. Mahasiswa menekan tombol on
4. Mahasiswa mengarahkan alat ke arah datangnya angin
5. Mahasiswa menunggu sebentar hingga kincir berputar
6. Mahasiswa melihat hasil pada layar monitor
7. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
8. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula
e. Hygrometer

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. hasil pengukuran suhu
3. hasil pengukuran kelembaban udara
4. sensor
5. tombol untuk mengatur kelembaban (%)
6. tombol untuk mengukur suhu/temperatur (°C)
7. tombol untuk menghapus
8. tombol on/off.
9. kabel sensor
10. Suhu derajat celcius/fahrenheit
11. Lama pengukuran
12. Baterai
Fungsi Alat : Untuk mengukur kelembaban udara(%) dan suhu /temperatur (°C)
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa memilih ruang yang akan diukur kelembaban udara.
3. Mahasiswa menghidupkan hygrometer dengan menekan tombol on dan
menggerakkan sensor ke atas kurang lebih 2 meter.
4. Mahasiswa menunggu selama 30 detik,biarkan alatnya bekerja.
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula
f. Kompas Azimuth

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. Tutup Kompas
3. kawat bidik
4. rumah kompas
5. piringan derajat
6. visir
7. jarum kompas
8. kaca pembesar
9. pegangan jari
Fungsi Alat : Untuk membidik sudut suatu obyek.
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyipkan alat
2. Mahasiswa menentukan sasaran yang akan dibidik
3. Mahasiswa membuka tutup kompas hingga posisinya tegak lurus
4. Mahasiswa memasukkan ibu jari ke cincin pegangan dengan jari jari yang
lain memegang rumah kompas.
5. Mahasiswa mendekatkan kompas ke depan mata
6. Mahasiswa mulai membidik dengan cara mengunci piringan derajat ke arah
utara.
7. Mahasiswa mulai membidik
8. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
9. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula
g. Obrometer

Bagian Alat : 1. Badan alat.


2. Mulut corong.
3. Tabung Penampung.
4. Kran.
5. Penyangga
6. Gelas ukur
Fungsi Alat : Digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu wilayah.
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan ombrometer.
2. Mahasiswa meletakkan ombrometer di tempat yang diinginkan.
3. Mahasiswa menunggu kurang lebih satu hari atau sampai sore hari.
4. Mahasiswa membuka kran dan menaruh air dari kran gelas ukur.
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran.
6. Mahasiswa merapikan alat dan mengembalikan ke tempatnya.
h. Solarimeter

Bagian Alat : 1. Badan alat.


2. Less bila kaca.
3. Pengukur kemiringan.
4. Busur pemegang bola kaca.
5. Struk pengunci.
6. Mangkuk kertas ukur.
Fungsi Alat : Mencari lamanya penyinaran matahari persatu hari dalam satu jam/perharinya.
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan solarimeter.
2. Mahasiswa meletakkan solarimeter di tempat yang diinginkan.
3. Mahasiswa mengatur kemiringan dan arah dari solarimeter.
4. Mahasiswa menunggu kurang lebih 1 hari atau sampai sore hari.
5. Mahasiswa melihat kertas ukur dan mencatat hasilnya
6. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpannya ketempat semula
i. Panci Evaporasi

Bagian Alat : 1. Badan alat.


2. Kail.
3. Mulut alat.
4. Sekrup pemutar.
5. Alas.
Fungsi Alat : Digunakan untuk mengukur penguapan pada suatu daerah.
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan panic evaporasi.
2. Mahasiswa meletakkan panci evaporasi di tempat yang diinginkan.
3. Mahasiswa mengisi panci evaporasi sampai 20 cm atau 2,5 dari mulut panci.
4. Mahasiswa mengatur kal dengan sekrup pemutar dan meletakkannya pada permukaan air.
5. Mahasiswa menunggu kurang lebih 1 hari atau didiamkan sampai sore hari.
6. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran.
7. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula.
j. Altimeter

Bagian Alat : 1. Badan Alat


2. Pengait
3. jarum penunjuk skala
4. skala dalam (untuk mengukur tekanan udara) – mb
5. skala luar (untuk mengukur ketinggian tempat) – m
Fungsi Alat : Untuk mengukur ketinggian suatu tempat dan tekanan udara
Cara Kerja Alat :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menetrakan alat dengan cara membawa alat ke laut atau mencari
selisih ketinggian awal dikurangi ketinggian akhir.
3. Mahasiswa melihat skala pada alat.39
4. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
5. Mahasiswa merapikan alat dan menyimpan ke tempat semula
2. Analisis
Dalam analisis ini saya akan menjelaskan prinsip kerja dari berbagai macam alat.
Yang pertama adalah analisis alat yang bernama termometer dinding yang mempunyai prinsip kerja
yaitu meletakkan termometer dinding menempel pada dinding dalam suatu ruangan disertai dengan
penggunaan air raksa bisa dikatakan juga sebagai prinsip pemuaian air raksa, digunakannya air raksa karena
air raksa memiliki warna yang mengkilap sehingga mudah untuk dibaca. Kelebihan dari termometer dinding
ini adalah mudah dibawa karena ukurannya yang kecil, Hasil pengukuran mudah dilihat dan dinding kaca tidak
basah karena menggunakan air raksa sebagai pengisinya, Pengukurannya lebih teliti,dapat mengukur suhu yang
tinggi. Akan tetapi, termometer dinding ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti hanya dapat digunakan
di dalam ruangan bisa dikatakan media lokasi yang tertentu saja atau terbatas dan tidak dapat mengukur suhu
yang teramat rendah.
Yang kedua adalah analisis alat yang bernama termometer maximum minimum yang mempunyai
prinsip kerja yaitu pada pemuaian alkohol dan air raksa yang dimodifikasi dengan adanya indeks menunjukkan
suhu maksimum ditunjukkan oleh air raksa,jika suhu mengembang. Jika suhu turun indeks suhu minimum akan
bergerak turun atau kekolom reservoir, sehingga bisa dikatakan juga sebagai prinsip pemuaian alkohol dan air
raksa. Untuk kelebihan dari termometer maximum dan minimum ini adalah mudah untuk dibawa, Hasil
pengukuran yang mudah dilihat karena menggunakan alkohol dan air raksa bukan dengan air biasa, Dilengkapi
magnet tetap untuk menarik keping baja turun melekat pada raksa. Dan untuk kekurangan dari termometer
maksimum dan minimum ini adalah untuk penggunaan yang maksimal termometer ini hanya bisa digunakan
di suatu ruang atau tempat tertentu dengan syarat yaitu terhindar dari sinar matahari secara langsung agar
diperoleh hasil yang maksimal sehingga kita dapat katakan tidak cocok digunakan pada ruang terbuka dan
termometer ini juga pemakai harus berhati-hati karena selesai dibaca suhunya, termometer harus dikibas
dengan keras untuk mengembalikan fungsinya.
Yang ketiga adalah analisis alat yang bernama barometer yang memiliki prinsip kerja yaitu perubahan
tinggi dari tabung logam yang fleksibel akibat perubahan tekanan luar dan dihubungkan ke penunjuk skala
yang bebas bergerak dapat juga dikatakan dengan menetralkan barometer dengan cara mengelap fentilasi
dengan tisu basah. Barometer ini memiliki beberapa kelebihan yaitu Bentuk yang kokoh dan mudah dibawa
sehingga banyak digunakan dilapangan dan dilaut (maritim), Kemungkinan pecah lebih sedikit, Cara
membawanya tidak sesulit barometer air raksa, Tidak begitu terpengaruh oleh gerak olengan dan anggukan
kapal sehingga penunjukkannya dapat dibaca dengan cepat dan mudah. Barometer ini juga memiliki beberapa
kekurangan yaitu Tidak dapat mengikuti segera perubahan-perubahan tekanan udara dapat dikatakan akan
menimbulkan kerja yang lamban, Barometer yang digantungkan di kapal pada ketinggian yang berbeda-beda
sudah jelas tidak akan memberi penunjukan tekanan yang sama nilainya sehingga ketinggian akan
mempengaruhi dan tekanan udara berkurang seiring pertambahan ketinggian atau sebaliknya sehingga selalu
perlu dikalibrasi.
Yang keempat analisis alat yang bernama anemometer yang memiliki prinsip kerja yaitu dengan angin
yang menggerakkan anemometer sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan
jarum penunjuk skala sehingga angina menjadi pelaku utama dalam menggerakkan kincir yang bekerja untuk
membaca skala pada anemomter. Untuk kelebihan dari anemometer ini adalah Alat ini mudah untuk dibawa
karena bentuknya yang kecil dan ringan, Pengukurannya mudah diamati, Untuk memperoleh data matang
mudah sebab perhitungannya sederhana, Mempunyai ketelitian yang tinggi yaitu 0,5 m/s, Dapat mengukur
kecepatan sesaat dan dilengkapi oleh skala beaufort. Anemometer ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu
Alat ini tidak otomatis karena arah angin diusahakan datang dari belakang alat sehingga menggerakkan baling-
baling tersebut jadi angin dapat diukur dari gerakan baling-baling tersebut, Terbatas mengukur kecepatan
sesaat saja, Hanya dapat mengukur kecepatan angin, Intensitas angin yang rendah atau kurang baik akan
mempengaruhi kinerja perhitungan alat ini menjadi kurang maksimal.
Yang kelima analisis alat yang bernama hygrometer memiliki prinsip kerja yaitu dengan meletakkan
alat pada suatu ruangan di ibaratkan penggunaa di dalam suatu sangkar dengan memasukkannya pada sangkar
tersebut dan ditunggu, jadi cukup diletakkan pada suatu tempat dengan dilakukannya menekan tombol on dan
menggerakkan sensor yang ada. Alat ini memiliki beberapa kelebihan yaitu Mudah untuk dibawa karena
bentuknya yang kecil dan ringan, Pengukurannya mudah diamati dan penggunaannya cukup mudah dilakukan,
Dapat juga dikatakan tampilan numeriknya yang mudah dibaca dan dapat menampilkan nimal desimal tingkat
kelembapan udara. Akan tetapi, alat ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu memerlukan baterai untuk
pengoperasiannya dan juga pada tampilan hygrometer yang cukup sulit untuk dibaca sehingga diperlukan
pemaham yang baik juga dalam melakukan atau melihat analisis data yang ditampilkan pada layar hygrometer,
Dikarenakan alat ini yang menggunakan baterai dan dapat dikatakan bersifat digital alat ini juga memiliki
potensi untuk mengalami kerusakan seperti bila terbanting dan kejadian lainnya.
Yang keenam analisis alat yang bernama kompas azimuth yang mempunyai prinsip kerja yaitu
Diletakkan dalam posisi datar atau tegak lurus dapat didukung dengan posisi tangan yang membentuk sudut
90°, sehingga saat penggunaan kompas azimuth lebih seimbang dan yang penting juga, usahakan garis kuning
harus sejajar dengan benang visir untuk memudahkan kerja kompas azimuth untuk melakukan pembacaan pada
skala kompas azimuth dengan baik dan hasil satuan derajat menjadi hasil dari penelitian menggunakan kompas
azimuth dan diketahui arah azimuthnya. Kompas azimuth ini memiliki beberapa kelebihan yaitu Pada kompas
azimuth sudut bidikan bisa langsung dibaca melalui prisma, Dapat langsung diketahui azimuth dan back
azimuthnya, Penggunaan kompas azimuth yang mudah dan didukung bentuknya yang kecil dan ringan. Selain
itu kompas azimuth ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu Penggunaannya yang tidak begitu mudah
dikarenakan faktor keseimbangan dan menyesuaikan objek yang akan dibidik dengan visir serta memastikan
garis kuning pada dial tetap lurus agar derajat objek yang dibidik dapat lebih akurat, penyesuaian seperti inilah
yang cukup sulit atau tidak mudah dilakukan. Sehingga dalam kompas azimuth keseimbangan dan posisi datar
menjadi hal yang penting.
Yang ketujuh analisis alat yang bernama obrometer yang mempunyai prinsip kerja yaitu dari
pengukuran hujan dan untuk ombrometer sendiri termasuk kedalam tipe kolektor (penampunng) sehingga
dapat dikatakan bahwa untuk ombrometer memiliki prinsip sebagai alat penampung curah hujan yang
ditampung pada tabung penampung yang nantinya apabila sudah penuh akan dikeluarkan dari kran dan
dihitung melalui gelas ukur.Ombrometer ini juga terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki seperti
Mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan tipe perekam data (otomatis), Satuan alat sama
dengan satuan pengukuran sehingga memudahkan pengukuran, Pengukuran: jika gelas penakar pecah dan
diganti dengan mengukur volume air yang terpampang dengan jelas ukuran biasa sebab penampang curah
hujan 100 𝑐𝑚2 sehingga setiap volume 100 berarti sama dengan 1 mm muka air sehingga dapat dikatakan
mudah untuk mencari solusi apabila terjadi masalah saat melakukan perhitungan pada gelas ukur opsi
pengganti sudah tersedia. Ombrometer ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya yaitu Alat ini harus
dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga dibutuhkan alat khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut,
Alat ini tidak bisa mengukur intensitas curah hujan, Alat ini kurang praktis dan efesien dalam waktu dan tenaga
kerja sebab setiap hari harus ada yang membuka kran tersebut agar hari berikutnya dapat diukur curah hujannya
lagi dan tiap hari juga pengamat harus rutin mengukur curah hujan tersebut.
Yang ke delapan analisis alat yang bernama solarimeter yang mempunyai prinsip kerja yaitu
pemfokusan sinar matahari dengan mengatur kemiringan dan arah dari solarimeter untuk bisa mendapatkan
hasil yang nantinya tersedia pada kertas ukur di solarimeter. Solarimeter ini juga memiliki beberapa kelebihan
diantaranya Pemakaiannya mudah, Ketelitian akurat, Tidak peka terhadap radiasi baru, Dapat menyesuaikan
letak kedudukan matahari pada suatu saat alat dipasang dengan menggunakan kertas pias yang bentuknya
berbeda-beda. Solarimter ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti Kertas pias yang dipasang harus tepat
agar cahaya matahari dapat tepat jatuh ke kertas tersebut, Mengganti kertas pias setelah terbakar bila ingin
mengukur lama penyinaran matahari pada hari selanjutnya jadi dinilai kurang praktis, Alat ini harus diletakkan
di tempat terbuka dan tempat yang banyak mengenai cahaya matahari.
Yang kesembilan analisis alat yang bernama panic evaporasi yang mempunyai prinsip kerja yaitu
pengukuran selisih tinggi permukaan air dengan mengatur kail dengan sekrup pemutar dan meletakkannya
pada permukaan air dan pada saat membaca dan mengukur skalanya maka tabung pengaman didekatkan ke
panci dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Panci evaporasi ini juga
memiliki beberapa kelebihan yaitu Alat ini mempunyai ketelitian 0,02 mm lebih teliti dibandingkan
evaporimeter piche, Dapat juga untuk megukur evaporasi setiap hari, Evaporasi dapat diukur walau terjadi
hujan. Panci evaporasi ini juga memiliki beberapa kekurangan antara lain Apabila terjadi hujan lebat minimal
54 ml, air akan tumpah dari bak sehingga besarnya penguapan yang terjadi tidak dapat diukur dan pengukuran
volume air dengan cara menambahkan atau mengurangi sehingga hal ini dirasa kurang praktis selain itu juga
harus diamati secara rutin sehingga cukup membutuhkan waktu dan perhatian yang cukup tinggi.
Yang terakhir yaitu yang kesepuluh adalah analisis alat yang bernama altimeter yang mempunyai
prinsip kerja yaitu memerlukan kondisi atau posisi stabil maupun datar, sehingga titik 0° yang ingin dicapai
atau ditentukan dapat berjalan dengan baik, sehingga hal-hal yang mengganggu prinsip kerja altimeter dapat
dihindari, yaitu menentukan ketinggian suatu lokasi. Altimeter ini juga memiliki beberapa kelebihan yaitu
mudah untuk dibawa karena bentuknya yang kecil dan ringan, Dapat membantu dalam memprediksi cuaca
maupun sebagai petunjuk arah serta dalam altimeter digital penentuan ketinggian dapat dilakukan secara
otomatis atau autometik. Altimeter juga memiliki beberapa kekurangan yaitu Setiap altimeter yang akan
dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu, Pemeriksaan ketelitian alat di titik ketinggian yang sudah pasti yaitu
di titik 0° biasanya di bawa ketempat yang lebih rendah atau di daerah pantai sehingga aksebilitas penggunaan
alat ini tidaklah mudah, Alat ini sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca serta perubahan temperature
sehingga kondisi-kondisi tersebut perlu diperhatikan.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam praktikum kali ini yang berjudul “PENGENALAN ALAT METEOROLOGI DAN
KLIMATOLOGI” adalah sebagai berikut :
Klimatologi ini merupakan salah satu dari beberapa cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan
meteorologi disebabkan karna mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini memiliki perbedaan mendasar pada
kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada proses di atmosfer tetapi klimatologi ini lebih mengkaji hasil akhir
dari sebuah proses pada atmosfer. Faktor-faktor yang mempengaruhi meteorology dan klimatologi diantaranya
adalah Sinar matahari, Suhu dan temperatur, kelembapan udara, tekanan udara, angin, curah hujan, awan,
presipitasi, kedekatan dengan badan air, sifat arus laut, topografi, dan aktivitas manusia. Macam- macam skala
suhu yaitu skala celcius, reamur, kelvin, dan fahrenheit. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Tujuan kalibrasi yaitu mencapai ketelusuran
pengukuran dan menentukan deviasi kebenaran nilai konvensional penunjukkan suatu instrument ukur.
Manfaatnya menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifiknya.
Termometer dinding dengan prinsip kerja meletakkan termometer dinding menempel pada dinding dalam suatu
ruangan disertai dengan penggunaan air raksa bisa dikatakan juga sebagai prinsip pemuaian air raksa.
Termometer maximum dan minimum dengan prinsip kerjanya yaitu didasarkan pada pemuaian alkohol dan air
raksa yang dimodifikasi dengan adanya indeks menunjukkan suhu maksimum ditunjukkan oleh air raksa,jika
suhu mengembang. Anemometer dengan prinsip kerja dari alat ini adalah dengan angin yang menggerakkan
anemometer (motor yang ada dalam dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik.
Hygrometer dengan prinsip kerja diletakkan pada suatu tempat dengan dilakukannya menekan tombol on dan
menggerakkan sensor. Kompas azimuth prinsip kerjanya diletakkan dalam posisi datar atau tegak lurus dapat
didukung dengan posisi tangan yang membentuk sudut 90°. Obrometer dengan prinsip kerjanya alat
penampung curah hujan yang ditampung pada tabung penampung. Solarimeter dengan prinsip kerja yaitu
pemfokusan sinar matahari dengan mengatur kemiringan dan arah dari solarimeter. Panci evaporasi dengan
prinsip kerjanya pengukuran selisih tinggi permukaan air dengan mengatur kail dengan sekrup pemutar.
Altimeter dengan prinsip kerjanya memerlukan kondisi atau posisi stabil maupun datar. Barometer dengan
prinsip kerjanya perubahan tinggi dari tabung logam yang fleksibel akibat perubahan tekanan luar dan
dihubungkan ke penunjuk skala yang bebas bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Amini, Rosidah.2017. Pengertian dan Ruang Lingkup Meteorologi & Klimatologi (Metklim).
https://www.academia.edu/36725193/Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Meteorologi_and_Klimat
ologi_Metklim (diakses pada 8 April 2021 pukul 05.00 WIB).
Hakim, Iqbal.2019. 10 unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim.
https://insanpelajar.com/10-unsur-yang- mempengaruhi-cuaca-dan-iklim/
(diakses pada 8 April 2021 pukul 06.00 WIB).
Nugroho, Hendro dkk.2015. Potensi Turbulensi pada Peristiwa Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501. Jurnal
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2 (2): 1-162.
Pendidikan, dosen.2019. Rumus konversi suhu. https://www.dosenpendidikan.co.id/rumus- konversi-
suhu/
( diakses pada 7 April 2021 pukul 05.30 WIB).
Utomo, Dwiyono.2018. Meteorologi Klimatologi. Yogyakarta : Magnum Pustaka Utama.
Prawirowardoyo S.1996. Meteorologi. Bandung : Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai