(..................................) ( )
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NIM : 3211420157
2. Fatimah Az-zahra
LABORATORIUM GEOGRAFI
2021
A. JUDUL
PENGENALAN ALAT METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat praktikum yang digunakan dalam praktikum
Meteorologi dan Klimatologi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi alat,bagian bagian alat, dan
cara kerja alat.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan cara kerja dari setiap alat praktikum Meteorologi
Klimatologi dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang kelebihan,kekurangan, prinsip
kerja dan data yang dihasilkan dari setiap pengukuran alat praktikum Meteorologi
Klimatologi
5. Mahasiswa melakukan pengukuran secara indoor dan outdoor menggunakan alat
praktikum Meteorologi Klimatologi yang tersedia di lab Geografi UNNES
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Termometer dingin 1. Cover
2. Termometer Maximal Minimal 2. Kertas HVS
3. Barometer 3. Gambar Alat
4. Anemometer 4. Pensil
5. Hygrometer 5. Penghapus
6. Kompas Azimuth 6. Laptop
7. Obrometer
8. Solarimeter
9. Panci Evaporasi
10. Altimeter
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Meteorologi dan Klimatologi
Klimatologi itu berasal dari bahasa Yunani yakni klima yang mempunyai arti tempat, zona,
wilayah. Atau pun juga dapat diartikan sebagai Klima ialah kemiringan (slope) planet bumi yang
berhubungan dengan lintang tempat atau pun juga kemiringan khayal dari bumi. Dan juga logos yang
mempunayi arti ilmu atau pun mempelajari. Secara harfiah klimatologi ini bisa atau dapat kita artikan
sebagai ilmu yang yang mana membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik iklim di Indonesia
atau pun juga di seluruh dunia serta juga hubungan nya itu dengan aktivitas manusia. Klimatologi ini
merupakan cabang yang berasal dari ilmu atmosfer.
Klimatologi pun juga dapat atau bisa diartikan ialah sebagai ilmu yang mencari gambaran serta
juga penjelasan mengapa iklim juga cuaca di segala macam tempat di bumi itu dapat berbeda, serta
seperti apa hubungan antara iklim itu dengan kehidupan manusia sehari-hari. Klimatologi ini
merupakan salah satu dari beberapa cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan meteorologi
disebabkan karna mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini memiliki perbedaan mendasar pada
kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada proses di atmosfer tetapi klimatologi ini lebih mengkaji
hasil akhir dari sebuah proses pada atmosfer.
Pengertian Meteorologi dan Klimatologi menurut para ahli :
1. Kendrow (1957) menyatakan bahwa “Klimatologi lebih menekankan pada suatu deskripsi iklim
regional“.
2. Rumney (1968) menyatakan bahwa “Klimatologi ini merupakan ilmu atmosfer”.
3. Tjasyono (2004) menyatakan bahwa “Klimatologi ini merupakan meteorologi statistik”, Hal
tersebut berdasarkan dari ruang lingkup ilmu klimatologi yang mencari gambaran serta juga
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di segala macam tempat di bumi berbeda serta bagaimana
hubungan antara iklim serta dengan aktivitas atau kegiatan manusia. Disebabkan akrna klimatologi
ini memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak sehingga kemudian memerlukan statistik di
dalam pengerjaannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Meteorologi dan Klimatologi
Suhu
Suhu memiliki hubungan yang sangat erat dengan iklim dan cuaca yang terjadi di muka bumi. Suhu
secara langsung dipengaruhi oleh penyinaran matahari, sehingga bergantung kepada aktivitas matahari,
kondisi perawanan, serta topografi.
Kelembapan Udara
Kelembaban menyebabkan kondensasi pada daun tumbuhan udara yang lembab akan memudahkan
terjadinya kondensasi dan perawanan. Kelembapan udara merupakan ukuran jumlah uap air yang ada
di udara. Semakin banyak uap air maka semakin lembab pula udara tersebut. Kelembaban udara yang
tinggi umumnya menyebabkan pembentukan awan yang lebih banyak serta sensasi suhu yang berbeda
dengan aslinya. Kelembaban udara umumnya dipengaruhi oleh temperatur, serta keberadaan sumber
air. Semakin tinggi temperatur maka kelembaban udara akan cenderung tinggi karena laju evaporasi
juga semakin tinggi. Keberadaan sumber air juga turut meningkatkan laju evaporasi. Kelembaban dapat
diukur dengan menggunakan thermometer bola basah-bola kering ataupun dengan menggunakan AWS
(automatic weather station).
Tekanan udara
Tekanan udara merupakan faktor yang mempengaruhi pergerakan angin di atmosfer. Tekanan udara
suatu wilayah umumnya dipengaruhi oleh temperatur wilayah tersebut. Semakin tinggi suhunya,
semakin rendah tekanannya.
Tekanan udara yang rendah dapat menyebabkan angin bergerak menuju area tersebut, sehingga
menghasilkan hujan karena membawa uap air. Tekanan udara yang tinggi dapat menyebabkan langit
menjadi cerah dan hujan tidak terbentuk. Hal ini terjadi lantaran angin bergerak menjauhi wilayah
tersebut sembari membawa uap udaranya. Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer
yang diisi oleh cairan mercury (hydragyrum Hg) ataupun barometer digital.
Angin
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, angin merupakan salah satu faktor utama penentu cuaca atau iklim
suatu wilayah. Hal ini terjadi karena angin dapat membawa uap air di atmosfer ke wilayah lain. Uap air
yang banyak akan menyebabkan terjadinya presipitasi, sehingga menciptakan fenomena cuaca seperti
hujan dan salju pada wilayah tujuan. Oleh karena itu, arah angin kerap menentukan cuaca suatu
wilayah. Udara yang dibawa oleh angin juga penting dalam menentukan cuaca. Jika angin membawa
udara kering, wilayah tersebut akan mengalami kekeringan sedangkan jika angin membawa udara
basah, wilayah tersebut akan mengalami fenomena hujan.
Presipitasi
Presipitasi adalah fenomena dimana uap air yang berada di atmosfer berkondensasi dan turun ke
permukaan bumi. Presipitasi dapat terjadi dalam bentuk hujan, salju, ataupun es. Presipitasi umumnya
dikontrol oleh suhu udara serta kadar uap air yang ada pada wilayah tersebut. Suhu yang dingin
diperlukan untuk melakukan kondensasi sedangkan kadar uap air yang tinggi dibutuhkan untuk
membentuk awan hujan.
Perawanan
Perawanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim suatu wilayah. Awan
terbentuk ketika uap air yang berada di atmosfer mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi.
Tanpa adanya uap air, tidak mungkin awan terbentuk. Ketika awan sudah mencapai titik jenuh, turunlah
presipitasi dalam berbagai bentuknya, baik itu hujan, salju, maupun es. Selain mempengaruhi aktivitas
hidrometeorologis, awan juga dapat menyebabkan badai petir dan badai guntur. Dua fenomena yang
sangat mengganggu aktivitas penerbangan serta kenyamanan istirahat masyarakat.
Topografi
Faktor topografi sangat menentukan cuaca dan karakteristik iklim dari suatu daerah. Daerah yang
dengan ketinggian lebih tinggi cenderung memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan
daerah yang lebih rendah. Faktor topografi juga menyebabkan terjadinya hujan orografis. Oleh karena
itu, daerah yang menghadap angin umumnya akan lebih basah dibandingkan dengan daerah yang
membelakangi angin.
Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim yang baru-baru ini menjadi cukup
penting. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem menjadi salah satu dampak aktivitas manusia pada alam.
Fenomena ini diduga disebabkan oleh produksi gas rumah kaca yang semakin besar oleh aktivitas
manusia seperti pembangunan kawasan industri, deforestasi, serta perdagangan internasional.
Perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan suhu rata-rata di beberapa tempat di
dunia. Hal ini berbahaya karena dapat mengganggu habitat hewan, merusak ekosistem, serta
mencairkan es dan menaikkan muka air laut. Cuaca ekstrem adalah fenomena cuaca yang berbeda dari
kebiasaannya. Contohnya adalah siklon, badai, dan tornado. Perubahan iklim mengganggu siklus
alamiah di bumi sehingga kejadian cuaca ekstrem semakin banyak. Aktivitas manusia seperti industri
dan transportasi juga dapat menyebabkan fenomena hujan asam. Hujan asam adalah kondisi dimana
hujan yang turun ke bumi sudah tercampur dengan CO2 sehingga menciptakan larutan H2CO3 yang
bersifat asam dan korosif.
3. Macam-macam Skala Suhu dan Rumusnya
a) Skala Celcius
Pada skala Celcius, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai
dengan angka . Skala ini diajukan oleh Anders Celcius (1701-1744) dengan menetapkan titik
lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Skala Celcius didasarkan
pada titik beku 00X dan titik didih 1000C. Dengan demikian, terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah
antara kedua titik referensi ini. Oleh karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu
antara suhu titik beku dan titik didih.
b) Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-1736).
Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai
dengan . Fahrenheit meneapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah berdasarkan titik beku dan
titik didih air murni pada tekanan 1 atm. Skala Fahrenheit didasarkan pada titik beku 320F dan titik
didih 2120F. Dengan demikian dalam jangkauan antara titik beku dan titik didih ini terdapat 180 bagian,
dimana setiap bagian (skala) menunjukkan satu derajat. Oleh karena itu, satu derajat Fahrenheit adalah
1/180 kali perubahan suhu antara titik beku dan titik didih.
c) Skala Kelvin
Skala Kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris, Lord William Thomson Kelvin (1824-1907).
Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai
dengan angka 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Suhu nol mutlak adalah suhu terendah yang mungkin terjadi pada suatu benda. Berdasarkan
kesepakatan internasional, nol mutlak didefinisikan sebagai suhu terendah pada skala Kelvin
yang ditandai dengan 0 K yang setara dengan.
Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang lain, didasarkan pada suhu terendah yang
mungkin, yaitu -2730C. Oleh karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -2730C.
Biasanya, skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik. Satuan
Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Untuk mengubah satuan suhu dari
skala Celcius ke skala Kelvin atau sebaliknya tentu saja sangat mudah, yaitu hanya dengan
menambahkan 273 pada skala Celcius
d) Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap bawah ditandai
dengan angka.
e) Rumus Konversi Suhu
Berikut ini terdapat beberapa rumus konversi suhu, terdiri atas:
* Konversi suhu dari fahreinheit ke celcius
4. Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau
sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai- nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain: Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Tujuan Kalibrasi
• Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang
lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.
• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
• Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
• Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
• Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi
yang dimiliki.
• Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat
ukur.
Prinsip Dasar Kalibrasi
• Obyek Ukur (Unit Under Test)
• Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional
atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
• Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(bersertifikat))
• Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu
diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)
Hasil Kalibrasi antara lain:
• Nilai Obyek Ukur
• Nilai Koreksi/Penyimpangan
• Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi
setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua
sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang
mungkin terjadi dalam pengukuran)
• Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Persyaratan Kalibrasi
• Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
• Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
• Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap
getaran
• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya
kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025
memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
• Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu
perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang
sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology institute).
Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan
Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan- satuan
turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan
membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan Asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
meteorology dan klimatologi
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum
3. Mahasiswa menanyakan hal-hal yang kurang jelas
4. Mahasiswa mempraktikkan penggunaan alat-alat meteorology dan klimatologi baik di
dalam ruangan maupun di luar ruangan
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran dari alat-alat meteorology dan klimatologi
6. Mahasiswa mendeskripsikan tiap alat
7. Mahasiswa melampirkan data hasil pengukuran tiap alat berdasarkan data yang dibuat
oleh asisten praktikum
8. Mahasiswa mencari referensi dari berbagai sumber
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Termometer Dinding