Kelompok 3/ Kelas B:
1. Brian Pamungkas (2005064)
2. Frimansyah (2005065)
3. Gunawan Petrus Simanjuntak (2005066)
4. Jeremia Sidabutar (2005067)
5. Khairul Anwar (2005068)
6. Mhd. Tri Kusmedi (2005069)
7. Mhd. Maulideny Pramana Hasibuan (2005070)
8. Moh Sururi (2005071)
9. Mohd. Yusuf Qardawi (2005072)
A. Latar Belakang
Klimatologi atau ilmu iklim adalah ilmu mengenai iklim, secara ilmiah
didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu
yang Panjang. Bidang studi ini dikategorikan sebagai cabang dari sains
atmosfer dan sub bidang geografi fisik, yang merupakan salah satu dari sains
bumi. Ilmu klimatologi mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam
kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan
klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.
B. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
radiasi matahari, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
suhu, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan baik dan
benar.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
kelembaban, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan baik
dan benar.
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
penguapan, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan baik
dan benar.
5. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
curah hujan, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan baik
dan benar.
6. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan peralatan pengukur
kecepatan angin, menghimpun data dan mengimplementasikan dengan
baik dan benar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
L: Bola kaca pejal.
F: Pelat logam berbentuk mangkuk.
B: Bagian Pendiri (stand).
L: Bagian dasar terbuat dari logam.
E: K ertas pias.
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
7.30 8.00 8.30 9.00 9.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00
Waktu
Radiasi Suhu
60
Panjang Penyinaran (%)
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Bulan
a. Satuan alat: oC
b. Satuan pengukuran: oC
c. Ketelitian ala: 0,25 oC
d. Fungsi: Mengukur suhu minimun dan maksimum.
e. Prinsip kerja: Beda muai zat cair.
f. Cara pemasangan: Alat ini dipasang pada sangkar mateo dengan posisi
tegak.
g. Cara kerja:
Alat ini mirip seperti termometer maksimum dan termometer minimum
udara, namun untuk mengembalikan indeks tinggal menekan tombol
h. Cara pengamatan:
1) Sebelum pengamatan, ketiga jarum penunjuk dibuat saling berhimpit
dengan cara memutar sekrup.
2) Pada saat pembacaan:
Jarum merah menunjukkan suhu maksimum.
Jarum hijau menunjukkan suhu minimum.
Jarum hitam menunjukkan suhu sesaat.
i. Kelebihan:
1) Termasuk termometer khusus karena digunakan untuk mengatur suhu
tertinggi dan terendah di suatu tempat.
2) Menggunakan 2 skala, skala minimum di pipa kiri dan skala
maksimum di pipa kanan.
j. Kekurangan:
Pemakai harus berhati hati karena selesai dibaca suhunya, termometer
harus dikibas dengan keras untuk mengembalikan fungsinya.
a. Satuan alat: oC , oF
b. Satuan pengukuran: oC, oF
c. Ketelitian alat: 1 oF, 2 oC
d. Fungsi: Mengukur suhu ruangan.
e. Prinsip kerja: Beda muai zat cair.
f. Cara pemasangan: Diletakkan di dinding ,kemudian termometer akan
menunjukkan suhu ruangan tersebut.
g. Cara kerja: Cara kerja termometer udara diletakkan di dinding
kemudian ia akan menunjukkan suhu ruangan.
h. Cara pengamatan: termometer diamati 3 kali sehari, pada pukul 07.00,
13.00, dan 18.00 jika ingin mengukur suhu rata-rata.
i. Kelebihan: pemuaian sangat teratur jangkauan suhu cukup besar yaitu
-50oC s/d 50oC, pengukurannya teliti, air raksa mudah dilihat karena
warnanya mengkilap.
j. Kekurangan: air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat rendah dibawa -50oC, air raksa termasuk zat berbahaya jika
tabungnya pecah.
B.1.3 Termometer Tanah
Keterangan:
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi raksa
a
a. Satuan alat: oC
b. Satuan pengukuran : oC
c. Ketelitian alat: 0,5 oC
d. Fungsi: Mengukur suhu benda.
e. Prinsip kerja: Pemuaian zat cair.
f. Cara kerja: bekerja berdasarkan pemuaian zat cair yang dipanaskan.
g. Cara pemasangan: diletakkan pada benda yang ingin diukur suhunya,
usahakan jangan menyentuh reserv termometer.
h. Kelebihan: jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena membeku
pada suhu 40 oC serta pemuaiannya sangat teratur.
i. Kekurangan: sukar diperoleh karena air raksa cukup mahal
30
29.5
29
Suhu (oC)
28.5
28
27.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tanggal
30
29
28
Suhu (oC)
27
26
25
24
23
07.00 Kedalaman 5cm 13.00 Kedalaman 20cm 18.00
Waktu
3. 1. 2 Thermohygrograph
3. 1. 3 Thermohigrometer
Gambar 14. Thermohigrometer
% (Persen) 70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Gambar 15. Data suhu TBK dan TBB pada Stasiun Pengamatan
Bulaksumur
Pada tabel di atas kita dapat melihat kondisi tekanan uap dan suhu
udara yang diukur pada TBK menunjukkan angka yang lebih tinggi,
misalnya pada pengamatan pertama ( I ), suhunya adalah 26°C. Namun,
kondisi yang diukur pada TBB menunjukkan angka yang lebih rendah, yaitu
24°C. TBB menunjukkan angka yang lebih rendah karena termometer
tersebut telah terlebih dahulu dibungkus dengan kapas basah untuk
menunjukkan tekanan uap air untuk mencari kelembaban nisbi.
Perbedaan angka yang ditunjukkan oleh kedua termometer tersebut,
merupakan selisih antara suhu udara biasa pada TBK dengan tekanan uap
air pada TBB. Melalui selisih angka yang telah dibaca tersebut, maka kita
dapat mengetahui jumlah kelembaban udara dengan cara melihat tabel
kelembaban nisbi (relative humidity = RH). Kelembaban yang terjadi akan
selalu berubah-ubah, hal ini disebabkan karena panas pada ujung TBB akan
terserap sebagian pada kapas yang berada dalam air. Hal ini juga sangat
terpengaruh pada selisih dan angka yang diperoleh dari TBK dan TBB
melalui daya serap sinar matahari.
D. Pengukuran Penguapan
4. 1. 1 Panci Evaporasi tipe A
4. 1. 2 Piche Evaporimeter
120
100
80
EV (mm)
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Dari tabel yang disajikan maka diperoleh grafik seperti pada gambar
diatas, yang mana dari grafik ditas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
evaporasi tiap bulannya berbeda beda, dengan rincian yaitu pada bulan
januari dengan nilai evaporasi 68,8 mm, bulan februari 57,8 mm, bulan maret
73,9 mm, bulan april 63,4 mm, bulan mei 103,4 mm, bulan juni 85,5 mm,
bulan juli 109,4 mm, bulan agustus 121 mm, bulan september 126,1 mm,
bulan oktober 78,8 mm, bulan november 61,2 mm, dan bulan desember 111,3
mm.
Dari grafik diatas didapatkan nilai evaporasi yang berbeda beda setiap
bulannya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya radiasi
matahari, temperatur udara, kelembaban udara,serta kecepatan angin, dimana
faktor faktor diatas merupakan faktor yang mempengaruhi penguapan /
evaporasi.
Yang mana radiasi matahari ini berpengaruh terhadap evaporasi yaitu
dengan adanya radiasi matahari maka proses penguapan atau perubahan
bentuk dari zat cair ke gas secara alamiah menjadi berbeda beda tergantung
dari lama dan intensitas dari radiasi matahari itu sendiri, yang mana semakin
lama radiasi matahari maka semakin besar nilai evaporasinya begitupun
sebaliknya, radiasi matahari ini juga dipengaruhi oleh banyaknya awan yang
menyelimuti bumi, artinya ketika semakin banyak awan yang menyelimuti
bumi bumi maka proses evaporasi akan berjalan lambat begitupun sebaliknya
ketika terdapat awan yang sedikit menyelimuti bumi maka proses evaporasi
akan berjalan lebih cepat.
Temperatur udara disini juga berperan aktif dalam proses evaporasi ,
yang mana untuk menguapkan 1 gr air diperlukan kurang lebih 540 kalori
pada temperatur 100℃. Panas tersebut dapat bersumber dari radiasi matahari,
panas yang tersedia di atmosfer atau dari dalam tanah, dan massa air itu
sendiri.
Kelembaban udara juga menjadi faktor besar kecilnya evaporasi
disuatu wilayah yang mana semakin tinggi kelembaban maka udara diatas
permukaan bumi menjadi lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh
terhadap uap air dan proses evaporasi bisa terhenti, agar proses evaporasi bisa
berjalan lancar maka lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti
dengan udara kering, penggamtian tersebut dapat terjadi jika terdapat angin.
Faktor yang mempengaruhi nilai evaporasi selanjutnya yaitu
kecepatan angin yang mana kecepatan angin ini menjadi faktor penting dalam
proses evaporasi yaitu jika terdapat angin pada musim kemarau maka proses
evaporasi akan lebih cepat, namun ketika tidak ada angin / intensitas angin
rendah maka nilai evaporasi juga akan rendah, namun hal ini berbanding
terbalik apabila terdapat angin pada musim penghujan yang mana angin ini
banyak membawa uap air yang artinya itu akan memperlambat proses
evaporasi itu sendiri.
Dari pembahasan diatas maka nilai evaporasi disetiap bulannya yang
berbeda beda dimana bulan februari menjadi bulan dengan nilai evaporasi
terendah dalam setahun tersebut, sedangkan pada bulan september menjadi
bulan dengan nilai evaporasi tertinggi dalam setahun tersebut. Perbedaan
tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh radiasi matahari,temperatur udara,
kelembaban udara, ataupun kecepatan angin didaerah tersebut yang setiap
bulannya berubah ubah, yang mana hal ini berpengaruh terhadap hasil
evaporasi didaerah tersebut. Misalnya pada bulan februari yang mana pada
bulan tersebut memiliki nilai evaporasi yang paling rendah dalam setahun,
mungkin saja hal ini disebabkan karena pada bulan tersebut radiasi matahari
sangatlah rendah, yang mana jika radiasi matahari itu rendah maka secara
otomatis temperatur udaranya juga menjadi rendah, dan kelembaban udara
juga menjadi naik yang mana dari ketiga hal diatas itu menyebabkan
lambatnya proses penguapan yang pastinya nilai evaporasi dari bulan tersebut
juga akan turun / rendah. Atau juga dipengaruhi oleh kecepatan angin yang
berubah ubah yang mana hal ini juga berpengaruh terhadap peoses evaporasi.
Begitupun pada bulan september yang pada grafik memiliki nilai
evaporasi tertinggi, hal ini mungkin saja dipengaruhi oleh radiasi matahari
yang tinggi, yang mana jika radiasi tinggi maka temperatur udara juga akan
tinggi, kemudian kelembaban udara menjadi menurun sehingga dari peristiwa
ini proses penguapan akan lebih cepat sehingga nilai evaporasi juga akan
meningkat. Ataupun bisa dipengaruhi oleh kecepatan angin yang berubah
ubah setiap bulannya, sehingga membuat proses penguapan menjadi berubah
ubah juga mengikuti kecepatan angin tersebut.
5. 1. 1 Ombrometer
5. 1. 2 Ombrograf
Gambar 20. Ombrograf
800
700
600
500
CH (mm)
400
300
200
100
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
6. 1. 1 Barograph
a. Satuan alat: milibar.
b. Satuan pengukuran: milibar.
c. Ketelitian alat: 0,05 milibar.
d. Fungsi: mengukur tekanan udara secara otomatis.
e. Prinsip kerja: mengukur perubahan tekanan udara sesuai dengan
prinsip barometer aneroid.
f. Cara kerja : perubahan tekanan udara dilihat oleh perubahan tegangan
pegas yang selanjutnya dihubungkan oleh pengungkit dan jarum
menggoreskan/ mencatat hasil pengukuran ke kertas (barogram).
g. Cara pemasangan: alat dipasang di tempat yang terhindar dari
gangguan luar.
h. Cara pengamatan : diamati seminggu sekali dengan melepas barogram
0.12
0.1
0.06
0.04
0.02
0
76.8 76.84 76.87 76.91
Tekanan Udara (cmHg)
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan menjawab tujuan praktikum
I. Kesimpulan untuk acara radiasi matahari
II. Kesimpulan untuk acara pengukuran suhu
III.
B. Saran
Saran untuk acara praktikum ini
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nasir, d. (2017). Klimatologi Dasar: Landasan Fisika Atmosfer dan Unsur-
Unsur Iklim. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Andi Zulkifli Nusri, A. A. (2020). Perancangan Sistem Peringatan Dini Banjir Dengan
Memanfaatkan Pengukuran Curah Hujan. Jurnal Ilmiah Sistem Informasi dan
Teknik Informatika “JISTI” 3 (1), 86-92.
Budhyastoro, T. d. (2016). Pengukuran Suhu Tanah. Jurnal Penelitian Ilmu Tanah, 261-
262.
Edison, L. (2017, Januari 9). PT Dynamo Media Network. Diambil kembali dari
Kumparan: www.kumparan.com
Ery Djunaedy, W. S. (2019). PENGUKURAN RADIASI MATAHARI UNTUK
PERHITUNGAN FAKTOR MATAHARI SOLAR RADIATIOAN
MEASUREMENT FOR CALCULATION SOLAR FACTOR. e-Proceeding of
Engineering : Vol.6, No.1, 1205.
Ghufron Zaida Muflih, S. S. (2019). Pengukuran Curah Hujan di Kabupaten Wonosobo.
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology 4 (1), 45-56.
Inah Wati, H. P. (2015). Evaluasi Perbandingan Analisis Evaporasi Panci dengan
Parameter Cuaca. Jurnal Meteorologi dan Geofisika 16 (3), 32-33.
Jihand Aulia Sashiomarda, D. P. (2016). PERANCANGAN PERALATAN UNTUK
PENGUKURAN RADIASI GELOMBANG PENDEK MATAHARI. Jurnal
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 52-59.
Lutfiyana Lutfiyana, N. H. (2017). Rancang bangun alat ukur suhu tanah, kelembaban
tanah, dan resistansi. Jurnal Teknik Elektro 9 (2), 80-86.
Mushoddiqoh, d. (2018). Karakterisasi Volume Kalibrator Alat Penakar Curah Hujan
Menggunakan Metode Gravimetri. Jurnal Standarisasi, 11-18.
Saphire. (2019, November 2). Dictio.id. Diambil kembali dari Dictio Community:
www.dictio.id
Setiawan, S. (2020, November 14). About us: Guru Pendidikan. Diambil kembali dari
Guru Pendidikan: www.gurupendidikan.co.id
Sri Indarwati, S. M. (2019). Kelembaban Udara. MAJALAH ILMIAH MOMENTUM 15
(1), 17-22.
Sugiharyanto. (2007). Geografi dan sosiologi. Yogyakarta: Yudhistira.
Tri Hijrah, I. S. (2015). STUDI PENGARUH AREA PERKERASAN TERHADAP
PERUBAHAN SUHU UDARA. JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO
2, 76-82.
Wardhana, I. d. (2020). Exploratory Data Analysis Pada Termometer Suhu Tanah
Realtime Berbasis Internet Of Things. Journal Online Of Physics, 13-19.
Ebta Setiawan. (2012). Arti kata evaporasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia
https://kbbi.web.id/evaporasi
Tabel 4.
Suhu pada pukul
Kedalaman (cm)
7.00 13.00 18.00
25,6 30,4 28,4
5 25,7 29,2 28,3
26,7 32,3 30,1
Rerata 26 30,6 28,9
27,5 28,3 28,1
27,3 27,9 27,9
20 28,5 29,2 29,4
Rerata 27,8 28,5 28,5
Tabel 5.
Suhu TBK Suhu TBB RH
Bulan
7.00 13.00 18.00 Rerata 7.00 13.00 18.00 Rerata
Jan 24,38 30,26 25,88 26,23 23,48 26,87 24,42 24,56 87,34
Feb 24,06 30,52 25,69 26,08 23,17 27,02 24,37 24,43 87,16
Mar 24,33 31,08 26,08 26,46 23,41 27,14 24,82 24,70 86,66
Apr 24,45 30,79 26,15 26,46 23,59 27,22 24,94 24,84 87,56
May 24,52 31,64 26,62 26,83 23,25 27,65 25,12 24,82 81,84
Jun 23,21 30,93 26,05 25,85 22,22 26,96 24,43 23,96 84,8
Jul 22,6 30,91 26,8 25,73 21,66 26,8 24,84 23,74 84,73
Aug 26,62 31,03 26,21 27,62 21,75 26,75 24,38 23,66 71,62
Sep 24,91 31,56 27,04 27,11 23,75 27,33 25,15 25,00 84,34
Oct 25,02 30,99 26,32 26,84 23,85 27,19 24,86 24,94 85,62
Nov 24,9 30,19 25,8 26,45 23,82 27,01 24,61 24,82 87,56
Dec 25,31 30,85 30,89 28,09 23,97 27,28 24,98 25,05 77,84