Anda di halaman 1dari 42

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiasi matahari adalah sumber energi diatmosfer dan dibumi. Ada
hubungan yang erat diantara suhu dan radiasi serta panjang gelombang pancaran
radiasi. Radiasi yang di pancarkan dari matahari berbeda dengan radiasai yang di
pancarkan oleh bumi. Penerimaan radiasi matahari mempengaru radiasi yang
dipancarkan oleh bumi jumlah radiasi yang diterima di permukaan bumi banyak
di pengaruhi oleh keadaan awan yang ada diatmosfer.
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara atau ukuran energy
kenetik rata rata dari pergerakan molekul molekul. Suhu suatu benda ialah
keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk memindahkan
(transfer) panas ke benda benda lain atau menerima panas dari benda benda lain
tersebut. Suhu udara di permukaan bumi adalah relative tergantung pada faktor
faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal
itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara.
Kelembaban nisbi adalah perbandingan antara kelembaban actual dengan
kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban actual dinyatakan
dengan tekanan uap actual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air
tersebut merupakan tekanan uap air (es), sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat di
tuliskan dalam persen (%).
Evaporasi merupakan proses perubahan molekul kedalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan berubah menjadi gas (contohnya uap air). Proses
ini adalah kebalikan dari istilah kondensasi. Umumnya penguapan air bisa terlihat
dari lenyapnya cairan secara beangsur angsurpada saat terpapas sinar dengan
volume yang cukup signitif. Jadi, evaporasi ini juga dikenal dengan istilah
penguapan. Proses evaporasi selalu terjadi setiap harinya. Dari air sungai, danau,
genangan air, tetesan air, air laut dan lainnya.
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan

1
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh evaporasi, pengaliran dan
peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas permukaan tanah
rata seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm. curah
hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan sesuai kebutuhan.
Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu
menggunakan data curah hujan.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbedaan
pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka
semakin kencang pula angin yang akan di timbulkan. Angin local contohnya
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat pendekatan seperti
di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu :
kekuatan angin , arah angin, dan kekuatan angin.
Metode pengukuran curah hujan merupakan tujuan untuk mengetahui
bagaimana cara menghitung curah hujan berdasarkan topografi daerahnya metode
perhitungan curah hujan yang umum dilakukan di lapangan ada tiga yaitu metode
rata-rata aritmatik atau aljabar yang merupakan metode yang paling sederhana di
antara metode perhitungan curah hujan rata-rata cara pengukuran yang dilakukan
di beberapa Stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian
dibagi dengan jumlah Stasiun yang kedua itu metode Poligon thiessen yang
merupakan metode dengan melakukan perhitungan bobot masing-masing stasiun
yang mewakili daerah dengan luasan tertentu di sekitarnya metode ini umumnya
diterapkan jika penyebaran Stasiun curah hujan di daerah tersebut tidak merata
ada daerah yang demikian Stasiun curah hujan yang di pasar minimal sebanyak 3
Stasiun curah hujan perhitungan curah hujan rata-rata dapat dilakukan dengan
cara memperhitungkan daerah yang dipengaruhi oleh setiap Stasiun metode
poligon thiessen banyak diterapkan pada daerah-daerah kawasan yang ketiga
melalui metode isohyet isohyet adalah garis garis yang menghubungkan daerah
yang mempunyai curah hujan mirip atau sama pada metode isohyet dianggap
bahwa hujan pada suatu daerah di antara dua garis isohyet adalah merata dan sama

2
dengan nilai rata-rata dari kedua garis isohyet tersebut metode isohyet merupakan
cara paling teliti untuk menghitung kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah
pada metode ini Stasiun hujan Harus banyak dan tersebar merata metode isohyet
membutuhkan pekerjaan dan perhatian lebih banyak dibandingkan 2 metode
lainnya.
Praktikum lapangan adalah pengamatan unsur-unsur pembentuk cuaca dan
iklim menggunakan instrumentasi klimatogi untuk menentukan karakteristik
iklim suatu daerah. Praktikum lapangan biasanya dilakukan pada stasiun-stasiun
pengamatan cuaca seperti BMKG, namun kerap kali dilakukan pada tempat yang
sedang diteliti untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Unsur-unsur cuaca dan
iklim yang diamati yaitu seperti radiasi surya, suhu tanah dan udara, kelembaban
udara, curah hujan, evaporasi, dan angin. Pengamatan langsung unsur-unsur
klimatologi sangat penting dalam berbagai bidang terutama bidang pertanian.
Karena walaupun sifat iklim bertahan sangat lama, tetapi pasti akan tetap
mengalami perubahan akibat berbagai faktor seperti global warming, yang dapat
mengubah sifat asli dari suatu iklim.
Oleh karena itu, untuk mengetahui pentingnya berbagai unsur-unsur iklim
dalam pengembangan pertanian berkelanjutan, maka dirasa perlu diadakannya
praktikum agrolimatologi dengan istrumentasi-instrumentasi klimatologi yang
mendukung untuk menetukan kondisi iklim suatu daerah, yang nantinya data yang
didapatkan dapat dibuat menjadi suatu acuan untuk menentukan varietas tanaman
budidaya pertanian yang cocok ditanam di daerah tersebut, sehingga dapat
membentuk pertanian yang maju kedepannya.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan-tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Untuk mengetahui alat pengukur radiasi matahari serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut.
2. Untuk mengetahui alat pengukur suhu udara dan suhu tanah serta fungsi
dari bagian-bagian alat tersebut.

3
3. Untuk mengetahui alat pengukur kelembaban nisbi serta fungsi dari
bagian-bagian alat tersebut.
4. Untuk mengetahui alat pengukur radiasi matahari serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut.
5. Untuk mengetahui alat pengukur evaporasi serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut.
6. Untuk mengetahui alat pengukur curah hujan serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut.
7. Untuk mengetahui alat pengukur arah dan kecepatan angin serta fungsi
dari bagian-bagian alat tersebut.
8. Untuk mengetahui Metode Pengukuran Curah Hujan.
9. Untuk mengintepretasikan hasil pengukuran alat alat klimatalogi.

4
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi Matahari


Radiasi matahari merupakan unsure yang sangat penting dalam bidang
pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energy bagi tanaman hijau yang
melalui proses fotosintesis diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi
memegang peranan penting sebagai sumber energy dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhaana air tanaman. Intensitas matahari akan berkurang oleh
penyerapan dan pemantauan oleh atmosfer saat sebelum mencapai permukaan
bumi. Ozon diatmosfer menyerap radiasi dengan panjang gelombang pendek
(ultraviolet) sedangkan karbon dioksida dan uap air menyerap sebagian radiasi
dengan panjang gelombang yang lebih panjang (infra merah). Selain pengurangan
radiasi bumi langsung (sorotan) oleh penyerapan tersebut. Masih ada radiasi yang
dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu, dan uapair dalam atmosfer
(Wisnubroto,2005).
Penyinaran atau isolasi adalah penerimaan energy matahari oleh
permukaan bumi, bentuknya adalah sinar-sinar bergelombang pendek yag
menerobos atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi sebagian hilang karna
absorsi. Adapun yang berhasil sampai kebumi kemudian dilepaskan pula melalui
retreksi, ini terutama terjadi kedua daerah kutub bumi dan didaratan-daratan salju
serta perairan. Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku un tuk banyak peruses
yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Graya
radiasi pemindahan kalor dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan
konveksi gaya, (1) tidak ada medium yang diperlukan dan (2)pindahan tenaga
adalah sebanding kepada kuasa keempat atau kelima dari temperatur menyangkut
badan melibatkan (pitts,2001).
Energy cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses
fotosintensis berlapis antara 0,5-20% dari jumlah total energy yang tersedia.
Sehingga hasil fotosintensis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas
5 optimal yang dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman.

5
Hal ini juga berlaku kepada jenis-jenis angrek pemberian naungan pada tumbuhan
baik secara alami dan buatan akan berarti mengurangi intensitas cahaya yang di
terima oleh tanaman tersebut, hal ini akan mengurangi pertumbuhan maupun hasil
tanaman (Leopold,2002).
Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai
akar yang pendek, cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan
bercabang . Begitu juga diperkuat oleh menyatakan bahwa tanaman anggrek yang
cukup sinar matahari perakaran akan berkembang lebih baik, jumlah akar akan
banyak, namun jika berada dalam keadaan teduh maka proses asimilasi akan
berkurang (Kriedemann,2002).
Radiasi yang diserap bumi kira-kira 47% gelombang pendek dan sebagian
besar dipantulkan oleh permukaan deretan atau lautan. Dimana yang diserap
kemudian menjadi panas digunakan untuk memanaskan udara, tanah evaporasi
dan evapotranspirasi. Bumi menjadi benda yang meradiaksikan energi gelombang
panjang. Atmosfer dapat menyerap antara 80 sampai 90 persen radiasi gelombang
panjang yang dikeluarkan oleh bumi (Manan,2002).

2.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan sekarang
tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan
adalah derajat celcius. Sedangkan di Inggris dan beberapa negara lainnya
dinyatakan dalam derajat fahrenheit suhu juga bisa diartikan sebagai suatu sifat
fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi kinetik rata-rata dari
pergerakan molekul-molekul. Pada ga seperti udara hubungan antara energi
kinetik dengan suhu dapat dijabarkan EK = ½ M v²= ³/ NKT. Di atmosfer
dijumpai bahwa peningkatan panas late na keyboard penguapan tidak
menyebabkan kenaikan suhu udara. Tetapi penguapan justru menurunkan suhu
udara karena proporsi panas terasa menjadi berkurang (Handoko, 2003).
Suhu udara adalah tadarus panas atau dingin nya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Biasanya
pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (°C) Reamur (°R) dan Fahrenheit

6
(°F) suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekoator)
dan makin ke kutub semakin dingin. Dilain pihak, pada waktu kita mendaki
gunung suhu udara terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah
mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka itu buatan berkurang
turun rata-rata 0,6°C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur
vertikal atau lapse rate. Pada udara kering lapse rate adalah 1°C (Benyamin,
2000).
Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di
permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertikal dan
horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut sebulan
dalam setahun. Suhu udara di atmosfer bervariasi menurut letak ketinggian tempat
hingga ketentuan tertentu. Suhu udara dapat menurun tetapi menurut ketinggian
yang lainnya meningkat (Wisnubroto, 2002)
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan
kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah
juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat
fahrenheit, derajat kelvin dan lain-lain. Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh
rasio energi yang diserap dan dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini
digambarkan dalam perhitungan berdasarkan musim, bulanan dan suhu tanah
harian (Brady, 2008)
Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung
aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu
tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang diberikan oleh
matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh
konduksi bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu
tanah. Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari
pertumbuhan tumbuhan jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi
transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau
kekurangan air (Tisdale, 2006)
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (derajat
panas atau dingin) suatu benda. Termometer menggunakan zat yang mudah

7
berubah sifat akibat perubahan suhu (sifat termometrik benda). Raksa (Hg) dan
alkohol mudah semua akibat perubahan suhu, sifat termometrik inilah yang
dipakai pada termometer zat cair. Pembuatan skala pada termometer memerlukan
2 titik referensi yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik tetap bawah
dipilih titik beku air dan titik tetap atas dipilih titik didih air pada tekanan udara 1
atmosfer (Joytalita, 2010)
Termometer selubung logam adalah sebuah termometer yang khusus
dirancang untuk mengukur suhu tanah. Alat ini berguna pada perencanaan
penanaman dan juga digunakan oleh para ilmuwan iklim petani, dan ilmuwan
tanah. Suhu tanah dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat, terutama
pemetaan dari waktu ke waktu. Suhu tanah adalah kunci dalam pengambilan
keputusan penanaman (Nellyn, 2011).

2.3 Kelembapan Nisbi


Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang
menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara
tersebut. Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di
udara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari
kelembaban nisbi adalah persentase. kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada
suatu daerah tertentu dapat diukur menggunakan suatu alat yang disebut
psikhrometer (Waryono, 2007).
Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara ,karena suhu udara
menentukan kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat
dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai di permukaan
bumi. Apabila fluks radiasi matahari sampai di permukaan bumi tinggi, maka
suhu udara tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering).
Sebaliknya apabila kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara
nisbi rendah dan kelembaban nisbi cenderung tinggi (udara lembab) (Ferdinand
,2007)
Tinggi rendahnya kelembaban sangat bervariasi disuatu tempat karena
sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti suhu, tekanan udara, pergerakan

8
angin, kuantitas dan kualitas penyinaran vegetasi, dan ketersediaan air disuatu
tempat (air tanah, perairan). Tempat yang biasanya memiliki tingkat kelembaban
yang tinggi adalah hutan tropis karena keadaan tempat tersebut yang didominasi
oleh pohon-pohon dengan permukaan daun lebar sehingga menghalangi
masuknya cahaya matahari ketempat tersebut (Lakitan, 2000).
Untuk mengetahui kelembaban nisbi di lahan sawah , tegalan, kebun
campur dan kebun rumput gajah dilakukan pengamatan dengan thermohygrograt.
Kelembaban udara yang diukur merupakan kelembaban relatif lingkungan.
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara banyaknya uap air yang ada di
udara dengan banyaknya uap air maksimum yang dapat di kandung oleh udara
pada suhu dan tekanan yang sama. Kelembaban udara relatif,adalah rasio antara
tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada
temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah
uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah
uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan
temperatur yang sama (Kartasapoetra, 2001)
Kelembaban nisbi sangat berpengaruh terhadap besarnya radiasi matahari.
Semakin tinggi suhu udara akibat semakin besar radiasi maka kelembaban nisbi
meningkat. Ini menandakan bahwa kenaikan dan penurunan suhu pada suatu
matahari terbit dan saat menjelang matahari terbit mempengaruhi kadar uap air di
udara sehingga akan mempengaruhi kelembaban nisbi. Namun, hal tersebut tidak
berlaku jika kondisi cuaca mendung atau adanya angin hangat yang lembab pada
jam-jam terbit matahari. Karena pada saat mendung fluks matahari sampai di
permukaan bumi menjadi rendah dan suhu udara menurun sehingga kelembaban
akan naik (Cambers, 2001).
Thermohygrograt merupakan kombinasi dari termograt dan higrograt yang
menggunakan selembar pias dengan 2 skala. Pada alat ini ter dapat dua sensor
yaitu sensor bimental dan sensor rambut. Bimental adalah gabungan dari dua
macam logam yang berbeda koefisien sehingga apabila terpanas kan akan berubah
bentuk. Sensor rambut dapat menggunakan rambut ekor kuda atau rambut

9
manusia. Sensor dihubungkan dengan tingkat pencatat yang menekan pada pena
(Vita, 2012).

2.4 Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini kemudian
bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara, evaporasi juga
merupakan proses perubahan cairan menjadi uap ini terjadi jika cairan
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada daun
tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang basah.
Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air yang merupakan suatu proses
yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari dan
sering juga selamat malam hari air akan menguap dari permukaan baik tanah
gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan
permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir
(Willson, 2003).
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan
transpirasi tanaman secara bersamaan disebut evapotranspirasi (ET). Evaporasi
merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi perubahan sifat dari
fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan fungsi dari landasan tekanan
uap, tekanan terhadap aliran, dan kemampuan tanaman dan tanah untuk
mentransfer air ketempat terjadinya transpirasi. Kehilangan air ke atmosfer
ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan faktor dalam tanaman. Pengaruh
lingkungan terhadap ET disebut tuntutan atmosfer atau tuntutan evaporasi
(Hutabarat, 2008).
Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam
pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung maupun
evapotranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang besar adalah tidak
mungkin saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang tidak langsung telah
dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil yang dapat diterima. Penguapan
adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas (uap) (Wuryanto,
2000).

10
Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah
yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat kelembang yang rendah. Daerah
subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima insolasi
(pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga merupakan
daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai kelembaban yang
rendah (Brady, 2002).
Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur evaporasi adalah pan
evaporimeter. Pan evaporimeter adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian
rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang terjadi selama 24 jam. Pan
evaporimeter termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada
saat-saat tertentu untuk memperoleh data satuan dasar untuk alat ini adalah mm
(Anna, 2004).

2.5 Curah Hujan


Cuaca hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran
dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh di atas permukaan
tanah rata seandainya tidak ada Infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm.
Curah hujan dihitung harian,mingguan, hingga tahunan sesuai kebutuhan
pembangunan saluran drainase selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu
menggunakan data surah hujan (Guslim, 2007).
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta bervariasi
dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat
yang sama dan dari waktu hujan yang berbeda. Air hujan terdiri atas ion ion
natrium, kalsium, karbonat, dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar
bersama-sama. Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari
angkasa seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air
yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke
permukaan bumi. Sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis
presipitasi yang dikenal sebagai virga (Soekardi, 2006).

11
Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang
bergerak melintas permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap uap
air tersebut sehingga menjadi dingin mencapai temperatur di bawah temperatur
titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika temperaturnya rendah
terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya temperatur massa udara disebabkan
oleh konveksi, yaitu udara yang mengandung embun panas yang temperaturnya
bertambah kemudian berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya
dengan cepat menimbulkan hujan (Darldjoeni, 2000).
Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang
disebut pula presipitasi. Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya.
Cakupannya meliputi endapan air. Salju, salju keras, butiran es sampai batu es,
akan tetapi juga endapan kabut dan embun. Hujan adalah uap air di atmosfer yang
mengemban menjadi butir-butir air dan jatuh ke permukaan tanah. Yang
dimaksud banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak ada
yang berembes ke dalam tanah (Soekarno, 2000).
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan yang di antaranya
adalah penakar hujan ombrometer observatorium yang merupakan penakar hujan
manual. Yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar ini
merupakan penakar hujan yang banyak digunakan di indonesia. Ada juga pernah
kan hujan tipe otomatis yang pencatatan hujannya bersifat otomatis (perekam).
Dengan alat ini memudahkan dalam mengukur curah hujan tinggi maupun rendah
selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan (Purnama,
2013).

2.6 Angin
Angin adalah gerakan atau perpindahan massa udara pada arah horizontal
yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat ke tempat
lainnya. Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan
bumi, pada arah horizontal atau hampir horizontal. Massa udara ini mempunyai
sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga
dikenal adanya angin bahas, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini

12
dipengaruhi oleh tiga hal utama yaitu 1. daerah asalnya dan 2. daerah yang
dilewati nya dan 3. lama atau jarak pergerakan nya. Dua komponen angin yang
diukur ialah kecepatan dan arahnya (Handoko, 2001).
Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn karena
dapat melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang mengandung uap
air membentur pegunungan atau gunung yang tinggi, sehingga naik makan ke atas
hu semakin dingin dan terjadilah kondensasi yang lanjutannya terbentuk titik titik
air, titik titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada
lereng pertama. Angin terus bergerak menuju puncak, kemudian jatuh pada lereng
berikutnya sampai ke lembah karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang
menuruni lereng bersifat kering, sehingga angin fohn memiliki sifat kering dan
panas (Wahyuningsih ,2004).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara
horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktasi secara dinamis. Faktor pendorong pergerakan nya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara di antara suatu tempat dengan tempat yang lain. Angin
selalu bertiup dari tempat bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada
setiap bidang seluas 1 cm² yang mendatar dari permukaan bumi (Lakitan ,2002).
Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan
permukaan yang licin (smooth). Variasi yang diakibatkan oleh kekaisaran
permukaan disebut turbelensi mekanis. Turbelensi dapat pula terjadi pada saat
udara panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, karena adanya
resistensi dari lapisan udara di atasnya. Turbelensi yang disebabkan perbedaan
suhu lapisan atmosfer ini disebut turbelensi termal atau kadang disebut turbelensi
konteksi. Fluktuasi kecepatan angin akibat turbelensi mekanis umumnya lebih
kecil tetapi frekuensinya lebih cepat dibandingkan dengan fluktuasi akibat
turbelensi termal (Karim ,2001).
Angin adalah udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak
panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas membuat

13
suhu udara naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih
ringan karena lebih ringan dibandingkan udara di sekitarnya, udara akan naik.
Begitu udara panas tadi naik. Tempatnya akan segera digantikan oleh udara
sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi
terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang
disebut angin (Nasir, 2004).

2.7 Metode Pengukuran Curah Hujan


Cuaca hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran
dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh di atas permukaan
tanah rata seandainya tidak ada Infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm.
Curah hujan dihitung harian,mingguan, hingga tahunan sesuai kebutuhan
pembangunan saluran drainase selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu
menggunakan data surah hujan (Guslim, 2007).
` Metode dalam menghitung curah hujan rata-rata suatu wilayah dapat
menggunakan 3 metode antara lain metode rata-rata aritmatik aljabar,metode
poligon thiessen, dan metode isohyet. Penerapan metode dalam praktikum
menghitung curah hujan ini hanya menggunakan dua metode yaitu metode aljabar
dan poligon thiessen berikut adalah penjabaran dari metode 3 tersebut hasil dari
pencatatan Hujan menggunakan automatic Maka hasilnya akan berupa grafik
dengan skala horizontal waktu dan skala 9 artikel. Tebal hujan dengan satuan mm
cara pemasangan alat penakar hujan tidak boleh sembarangan karena harus
mengikuti aturan aturan yang telah bertujuan agar dapat diperoleh dengan benar.
Analisis yang tinggi mengenai curah hujan menggunakan salah satu motede yang
cara paling sederhana dalam menghitung curah hujan kegiatan pengukuran
dilakukan di beberapa stasiun atau titik pengamatan pada waktu yang bersamaan.
Hasil sampel air hujan yang diperoleh dari semua stasiun dijumlahkan lalu dibagi
dengan jumlah stasiun yang ada. metode aljabar akan memperoleh hasil baik
apabila Stasiun tersebar merata di wilayah menjadi lokasi pengamatan dan
distribusi hujan relatif merata pada seluruh wilayah tersebut (Loebis,2007).

14
Metode aljabar merupakan salah satu cara paling sederhana dalam
menghitung curah hujan kegiatan pengukuran dilakukan di beberapa stasiun atau
titik pengamatan point kreatif pada waktu yang bersamaan.Curah hujan yang
diperoleh dari sebuah stasiun dijumlahkan oleh dibagi dengan jumlah stasiun yang
ada. Memperoleh hasil yang baik apabila Stasiun tersebar merata di wilayah yang
menjadi lokasi pengamatan dan distribusi hujan merata pada seluruh wilayah
tersebut. Adapun syarat-syarat hujan dapat dikatakan menggunakan aljabar adalah
yang pertama daerah cukup datar, kedua jarak antara stasiun berdekatan dan
Curah hujan yang seragam. Kelebihan dari metode ini dapat digunakan pada
daerah datar dengan jumlah Stasiun hujan relatif banyak. Metode ini sangat
sederhana dan mudah diterapkan tetapi kekurangannya yaitu tidak memberikan
rasa dan teliti mengingat curah hujan yang sesekali tidak mungkin benar-benar
merata pada seluruh wilayah (Mahbud,2010)
Metode poligon thiessen merupakan metode yang mempertimbangkan
bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili wilayah sekitarnya. Penggunaan
metode poligon thiessen diterapkan apabila penyebaran Stasiun hujan di wilayah
pengamatan tidak merata. Caranya dengan menarik garis hubungan antar masing-
masing Stasiun kemudian menarik garis sumbu dari garis-garis hubung tersebut.
Jumlah Stasiun Dalam metode ini minimal ada tiga Stasiun dan metode poligon
thiessen merupakan metode yang banyak digunakan untuk menghitung hujan
hujan rata-rata suatu kawasan. Oleh karena itu, hitungan curah hujan dilakukan
dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap Stasiun. Kelebihan metode
poligon thiessen adalah dapat dilakukan pada daerah yang memiliki distribusi
penakaran hujan yang tidak merata atau seragam dengan mempertimbangkan luas
daerah pengaruh dari masing-masing wilayah. Penakar metode poligon thiessen
juga memiliki kelebihan yaitu mengabaikan efek topografi dan 1 Polygon
mewakili 1 Stasiun penakar hujan. Sedangkan kelemahan metode poligon thiessen
yaitu membutuhkan waktu yang lama karena perhitungan yang dilakukan
membutuhkan ketelitian dan proses pengerjaan yang baik. Kelemahan lain pada
metode poligon thiessen yaitu tidak cocok untuk daerah Gunung dengan intensitas
curah hujan yang tinggi (Suyono,2003).

15
Metode isohyet merupakan metode paling teliti dari pengukuran curah
hujan dalam menghitung kedalaman hujan rata-rata pada suatu daerah. Pengertian
dari isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman
hujan-hujan yang sama. Pada metode isohyet hujan yang merata dianggap berada
di daerah antara dua garis isohyet dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua garis
tersebut. Pada metode ini juga diperlukan banyak Stasiun pengukur hujan yang
tersebar merata dan membutuhkan pekerjaan Serta perhatian yang lebih dibanding
dengan kedua metode sebelumnya. Metode yang diterapkan kemungkinan akan
mendapatkan hasil yang valid di setiap Stasiun karena didukung dengan jarak
antara stasiun yang relatif hampir berdekatan atau sama. Sedangkan metode
poligon thiessen yang memasukkan unsur luas luas Daerah atau wilayah ke dalam
perhitungan membutuhkan proses yang lebih panjang dan mencari besaran rata-
rata hujan (Harijono,2011).

2.8 Praktikum Lapangan


Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang iklim,
bagaimana iklim itu dapat berbeda pada suatu tempata dengan tempat lainnya. Hal
inilah yang sangat erat hubungannya dengan ilmu ini adalah cuaca, dimana cuaca
dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan
berbagai prosesnya. Klimatologi tidak dapat terlepas dari meteorologi, sehingga
kadang-kadang meteorology dianggap sama dengan klimatologi. Meteorology
atau ilmu cuaca menekankan pada proses fisika yang terjadi di atmosfer misalnya
hujan, angin dan suhu, sedangkan klimatologi lebih kompleks lagi, klimatologi
merupakan nilai rata-rata dari cuaca bias mencakup waktu yang lama sampai 15
tahun (Ance, 2012).
Hubungan antara klimatologi dengan pertanian sudah banyak diketahui
oleh kaum awam. Pengetahuan ini digunakan untuk menentukan kebijakan yang
menyangkut strategi pemamfaatan sumberdaya serta taktik penggunaan daya dan
dana. Namun penulisan keadaan iklim di berbagai tempat di Indonesia belum bias
ditemui. Oleh karena pembangunan termasuk pembangunan pertanian, tetap harus

16
dilanjutkan, maka informasi tentang keadaan iklim perlu disediakan
bagaimanapun kualitasnya. Untuk meningkatkan hasil guna informasi ini, maka
data yang ada perlu dicocokan dengan pengetahuan kita tentang proses
pembentukan iklim di daerah bersangkutan, dengan demikian kualitas informasi
jadi guna hasil guna dapat diperbaiki (Rozari, 2001).
Yang dimaksud curah hujan adalah endapan atau defosit air, dalam bentuk
cair maupun padat, yang berasal darii atmosfer. Hal ini berarti curahan mencakup
antara lain : tetes hujan, batu es, embun, embun Kristal. Embun Kristal adalah
Kristal-kristal es yang terbentuk pada permukaan karena suhu yang rendah. Pada
daerah tropis, termasuk Indonesia, curah hujan disinonimkan sebagai jumlah air
yang jatuh pada suatu areal, karena umumnya tidak ditemukan salju di daerah ini.
Banyaknya curah hujan yang mencapai tanah atau permukaan bumi selama selang
waktu tertentu dinyatakan dengan ketebalan atau ketinggian air hujan tadi
seandainya meenutupi proyeksi horizontal permukaan bumi tersebut dan tidak
mengalami penguapan, limpasan dan infiltrasi atau peresapan. Oleh karena itu,
biasanya banyaknya curah hujan dinyatakan dengan satuana millimeter (mm). di
beberapa Negara banyaknya curahan hujan masih dinyatakan dengan inci (inch)
(Asdak, 2007).
Pengamatan curah hujan dapat diukur menggunakan alat yang disebut
penakar hujan atau ombrometer. Ada dua macam alat penakar hujan yaitu penakar
hujan noon rakam dan penakar hujan rekam. Penakar hujan non rekam pada
dasarnya adalah terdiri atas kaleng penadah atau kolektor berbentuk corong
silinder yang menghadap ke atas sehingga lubang corong terletak horizontal di
atas permukaan tanah air hujan yang masuk melalui lubang corong dalam jangka
waktu tertentu menyempit masuk atau dapat disalurkan ke dalam bejana
pengukuran dari gelas yang telah dikalibrasi ke dalam millimeter sesuai dengan
luas lubang kolektor sehingga banyaknya curah hujan yang jatuh dalam selang
waktu tertentu yang dapat dibaca. Pengamatan suhu. Selain pengamatan curah
hujan, suhu merupakan unsure cuaca yang paling banyak dibicarakan. Suhu dapat
didefinisikan secara mikroskopis berkaitan dengan gerakan molekul air di
atmosfer. Pengukuran suhu dapat menggunakan thermometer. Ada berbagai jenis

17
thermometer yang dipakai untuk mengukur perubahan suhu, yaitu thermometer air
raksa, thermometer alcohol, thermometer tahanan, thermometer gas, thermometer
listrik, termokopel dan thermometer gas. Untuk pengamatan rutin suhu udara
biasa digunakan thermometer air raksa (Hg). Jika suhu naik, maka air raksa akan
mengembang dan panjang kolom air raksa di dalam tabung bertambah, sebaliknya
jika terjadi penurunan suhu maka air raksa mengkerut dan kolom air raksa di
dalam tabung memendek. Jadi nilai suhu dinyatakan oleh panjang kolom air
raksa. Pengamatan angin. Kecepatan angin adalah besaran vektor tiga dimensi,
kecuali dalam konveksi lokal. Untuk mengukur laju dan arah mata angina lat yang
biasa digunakan adalah anemometer. Alat ini memberikan tanggapan atas daya
dinamik yang berasal dari angin yang bekerja pada alat tersebut. Ada dua jenis
anemometer, yaitu jenis mangkok (wind cup) dan jenis baling-baling (wind vane).
Masing-masing alat ini mempunyai sensor, ialah sensor laju anagin dan sensor
arah angin. Pada wind cup terdapat tiga atau empat mangkok untuk dapat
mengetahui kecepatan angin dengan satuan knot, dan wind vane untuk dapat
mengetahui arah mata angin pada delapan arah mata angin pokok ditambah
dengan derajat kemiringan akuratnya (Khakhim, 2013).
Pengamatan cuaca atau pengukuran unsure cuaca dilakukan pada lokasi
yang dinamakan stasiun cuaca. Stasiun cuaca ini paling sedikit dapat dibagi dalam
empat golongan tergantung pada tujuan pengamatannya. Keempat golongan
tersebut adalah, 1) stasiun sinoptik tujuan stasiun ini pada umumnya untuk
mendapatkan gambaran umum keadaan atmosfer suatu daerah yang berukuran
luas – ukuran benua, pada saat atau waktu yang sama yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, tiap stasiun sinoptik hanya dapat mewakili daerah yang cukup luas. 2)
stasiun klimatologis, tujuan stasiun ini adalah mendapatkan data klimatologi yang
pengukurannya dilakukan secara kontinu dan meliputi waktu periode yang lama,
paling sedikit sepuluh tahun. Bagi stasiun klimatologis utama pengamatannya
meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban, arah mata angin, macam dan tinggi
dasar awan, radiasi matahari dan suhu tanah. 3) stasiun meteorologist pertanian,
maksud dari stasiun ini ialah menghasilkan serempak data meteorologist dan sata
biologis atau hidup tanaman dan hewan. Informasi meteorologist yang diamatia

18
dalah keadaan atmosfer paling bawah, suhu, kadar lengas tanah pada berbgai
kedalaman, curah hujan dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan radiasi
matahari. 4) stasiun hujan, disebut juga stasiun curah hujan dimaksud untuk
mengamati curah hujan, lokasi atau penempatan stasiun haruslah sedemikian rupa
sehingga curah hujan yang diukurnya dapat mewakili hujan yang jatuh di daerah
yang cukup luas di sekelilingnya (Prawirowardoyo, 2006).

19
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan mulai pada hari sabtu tanggal 21 April s.d
pada hari jumat, 8 juni 2018, pada pukul 16.00-17.30 WITA. Bertempat di
Gedung E, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sun shine recorder
type Jordan, kertas pias, thermometer suhu, thermometer tanah selubung logam,
thermohigrograf, sangkar penutup alat thermohigrograf, evan perimeter,
ombrometer, penagkar hujan type kolektor, anemometer, dan thermometer
hygrometer.

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1. Ditunjukkan alat untuk mengukur Radiasi Matahari, Suhu Udara dan Suhu
Tanah, Kelembapan Nisbi, Evaporasi, Curah Hujan, dan Arah dan
Kecepatan angin yaitu sun shine recorder type Jordan, kertas pias,
thermometer suhu, thermometer tanah selubung logam, thermohigrograf,
sangkar penutup alat thermohigrograf, evan perimeter, ombrometer,
penagkar hujan type kolektor, anemometer, dan thermometer hygrometer.
2. Dijelaskan bagian – bagian dari alat tersebut.
3. Dijelaskan cara penggunaan alat tersebut.
4. Dijelaskan fungsi bagian – bagian alat tersebut.
5. Digambar dan dicatat.
6. Dilakukan pengukuran arah dan kecepatan angin, kelembaban nisbi dan
curah hujan pada praktikum lapang.

20
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Radiasi Matahari

Penutup silinder Jordan


Tabung silinder Jordan
Celah sinar

Pengatur
Skala Inklinasi
Dasar Alat

Gambar 1. Type Jordan

Garis tebal berjumlah 12

Celah Sinar
Garis tipis berjumlah 5

Gambar 2. Kertas Pias

Radiasi matahari adalah pancaran energy yang berasal dari proses


hermonukleryang terjadi di matahati yang dimana besarnya radiasi yang diserap
atau dipatulkan baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung
pada ketubalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu.
Alat yang digunakan untuk mengukur lama penyinaran martahari pada
permukaan bumi adalah sun shine recorder type Jordan dan kertas pias. Bagian-
bagian dan fungsi dari alat sun shine type Jordan antara lain: Penutup silinder
Jordan, berfungsi sebagai penutup silider agar sinar matahari tidak keluar. Tabung
silinder , berfungsi sebagai tempat dimasukan kertas pias. Celah sinar, berfungsi

21
sebagai tempat cahaya masuk sehingga dapat membakar kertas pias. Mengukur
sudut, berfungsi mengukur sudut inklinasi. Skala inklinasi, berfungsi untuk
melihat sudut yang membentuk (kemiringan). Dasar alat, berfungsi sebagai
penopang atau penyangga.
Sedangkan bagian-bagian dari kertas pias antara lain garis tebal berjumlah
12 dan berfungsi satu garis tebal menunjukan 1 jam. Garis tipis berjumlah 5 antara
tiap garis tiap garis tebal 1 garis tipis menunjukan 10 menit. Dan terakhir celah
sinar yang memiliki fungsi sama dengan yang ada yaitu sebagai tempat cahaya
masuk dan membakar kertas pias.
Sun shine recorder type jordan memiliki kelebihan dan kelebihan adalah
mudah dibawah kemana-mana karna ukurannya tidak terlalu besar, penggunannya
juga tidak terlalu rumit atau dapat dengan mudah digunakan. Kelemahan alat ini
yaitu saat interpraksinnya hasil pengukuran oleh orang yang berbeda dapat
menunjukan perbedaan sampai 5% lama penyinaran bulan, pemakaiannya kurang
praktis sehingga alat ini sering sekali tidak digunakan. Begitupun kertas pias
memiliki kelebihan yaitu melebihi nada yang terlihat pada kertas kertas pias
menunjukan pengukuran pasang penyinaran yang akurat secara jelas.
Kekurangannya, standar dari kepekaan baku terhadap sinarditentukan oleh
ketelitian penyiapan kertas pias, penyimpanannya harus rapat dan pengamatan
atau pencatatan data tidak boleh ditunda sehingga kurang peraktis
penggunaannya.
Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran kertas pias panjang kertas pias
yang terbakar dinyatakan dalam satu jam. Dalam satu hari alat ini menggunakan 2
kertas pias untuk menuntukan lama panjang penyinaran. Sun shine recorder type
jhordan bekerja berdasarkan reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk melalui
celah sinar bereaksi dengan kalium ferosianida yang terlapis dalam kertas pias
dalam tabung silinder.
Fungsi sun shine recorder type Jordan dan kertas pias dibidang pertanian
memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan pertanian banyak
memanfaatkan radiasi, dengan alat ini setiap petani dapat mengetahui tingkat
radiasi di tempat tersebut dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk

22
menghindari terjadinya penerimaan dosis yang brtlebihan yang dapat
mempengaruhi lahan pertanian.

4.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah

Skala Celcius

Skala Fahrenheit

Gambar 3. Thermometer Suhu Udara

Selubung Logam

Skala

Lubang

Gambar 4. Thermometer Tanah Selubung Logam

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginya udara. Biasanya


pengukuran dinyatakan dalam skala celcius (C), reamor (R), fharenhait (F), dan
Kelvin (V). suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari wakltu ke waktu di
permukaan bumi. Sedangkan suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi
yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam
tanah dengan satuan celcius, derajat fharanhait, drajat Kelvin, dan lain-lain. Suhu
tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energy yang diserap dan dilepaskan.

23
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara adalah thermometer
suhu udara. Bagian-bagian serta fungsinya antara lain, terdiri dari skala celcius
yang berfungsi suhu udara dalam skala celcius dan skala fahranheityang berfungsi
mengukur suhu dalam derajat fahranheit. Sedangkan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu tanah adalah thermometer selubung logam. Bagian-bagian serta
fungsinya adalah antara lain terdiri dari selubung logam yang berfungsi untuk
melindungi skala agar tidak berpengaruh oleh sinar matahari , kemudian skala
berfungsi untuk melihat ukuran suhu udara tanah dan selubung pada bagian
bawah alat berfungsih untuk menyerap panas tanah dan dapat memuatkan air
raksa. Bagian bawah alat dibuat runcing agar mudah menembus tanah.
Thermometer suhu udara menggunakan air raksa atau alcohol tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan, jika thermometer menggunakan air raksa
memiliki kelebihan antara lain raksa lebih mudah dilihat karna mengkilap, raksa
tidak membasahi dinding kaca, jangkauan sehunya besar dan raksa memiliki
konduktivitasyang tinggi, sedangkan kelemahan adalah harga raksa yang mahal
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu daerah kutup, raksa bersifat racun
sehingga berbahaya jika pecah. Adapun thermometer suhu yang menggunakan
alkihol memiliki kelebihan harganya murah, pemuaiannya besaruntuk kenaikan
suhu yang kecil (teliti), sedangkan kekurangannya adalah tidak berwarna sehingga
harus diberi warna-warna yang berpariasi dinding kaca. Adapun thermometer
selubung logam yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalah
mudah dan praktis dibawah, sederhana saat pengoprasiannya, sedangkan
kekurangannya adalah kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu tanah
dalam jangkauan rendah.
Prinsip kerja thermometer suhu adalah alcohol yang berfungsi sebagai
bahan pengukur suhu , air raksa atau alkohol ini jika suhu tinggi maka air raksa ini
akan memuai dan menubjukan angka tertentu dan jika suhu turun maka air raksa
atau alkohol itu akan mengkerut dan suhu akan mengecil. Sedangkan prinsip kerja
thermometer selubung logam adalah denganmenggunakan air raksa yang
panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan , dan diberi selubung logam agar tidak
berpengaruh oleh matahari. Thermometer ini ditancapkan lurus dalam lubang

24
tanah dengan skala muncul diatas, panas tanah yang masuk melalui lubang
thermometer akan memuaikan air raksa .
Fungsi thermometer suhu dibidang pertanian adalah untuk mengukur
berapa drajat suhu udara disuatu daerah untuk kegiatan pertanian, sebab tumbuh-
tumbuhan mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itun tidak
akan tumbuh dengan baik bila syaratnya tidak terpenuhi. Juga berpengaruh pada
proses pematangan buah. Begitupun thermometer suhu tanah selubung logam
memiliki fungsi dibidang pertanian sebagai pengukur drajat suhu dalam tanah
sebab suhu tanah berpengaruh langsung terhadap aktifitas pertanian terutama
proses perakaran tanaman didalam tanah . Apabila suhu tanah naik akan berakibat
kurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsure hara sulit di serap tanaman
begitu sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya
kandungan air dalam tanah.

4.3 Kelembapan Nisbi

Pengukuran Suhu

Pengukuran Kelembaban

Gambar 5. Kertas Grafik

Drutarloji
Penjepit Kertas Pias
Pena Pencatat suhu
Pena Pencatat Kelembaban

Rambut Manusia

Gambar 6. Thermohygrograf

25
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual
dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk
menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (ea), sehingga
kelembahan nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%).
Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi adalah
thermometer yang dilengkapi dengan kertas pias dan sangkar penutup
thermometer. Bagian-bagian serta fungsinya dari alat thermometer antara lain.
Drufarloji yang berfungsi tempat penyerapan kelembaban yang dihasilkan tempat
tersebut, penjepit kertas pias tentu berfungsi sebagai penjepit kertas pias agar
tidak terlepasdari drafarloji, pena pencatat suhu berfunsi sebagai penunjuk derajat
suhu pada kertas pias yang dihasilkan , pena pencacat kelembaban berfungsi
penunjuk berapa kelembaban yang dihasilkan kertas pias , dan rambut manusia
berfungsi sebagai sensor untuk mengukur kelembaban udara. Sedangkan bagian-
bagian dari kertas pias terdiri dari pengukur suhu yang berfungsi menunjukan
derajat suhu dan pengukur kelembaban berfungsi menunjukan kelembaban yang
dihasilkan. Kemudian bagian-bagian dari sangkar penutup alat berfungsi
melindunggi thermometer yang terdiri atas celah sangkar sebagai jalan masuknya
kelembaban dan suhu, dan pelindung alat sebagai pelindung agar sebagai
pelindung agar kelembaban tidak mudah keluar.
Thermometer memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari alat ini
adalah antar lain dapat mengukur kelembaban relative secara lansung dan terdapat
tebal untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara, alat ini
bias dipasang sangkar atau digantung pada tiang/ dipegang. Kekurangan dari alat
ini adalah hubungan kelembaban dan pemurangan tidak linier, tidak terlalu teliti
(sekitar 5%), meskipun rambut kuda atau manusia mempunyai sifat higroskopik
yang baik.
Prinsip kerja dari thermograf adalah saat udara naik akan menyebabkan
keeping dari logam memuai dan menggerakan system tuas sehingga pena pencatat
suhu udara bergerak dan menggores pada kertas pias/grafik. Kenaikan
kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut

26
mengembang dan akan mengerakan system tuas sehingga pena pencatat
kelembaban udara bergerak dan mengoreskan pada kertas puas/grafik.
Fungsi dari thermohyrograf dibidang pertanian untuk mengukur
kelembaban udara pada wilayah yang akan dijadikan lahan pertanian, menginggat
kelembaban sangat dibutuhkan oleh tanaman agar tunaman tersebut tidak cepat
kering karna pnguapa. Kelembaban yang dibutuhkan tanaman berbeda-beda
sesuai dengan jenis tanamannya, kelembaban akan berpengaruh terhadap laju
penguapan atau traspirasi. Jika kelembaban rendah, maka laju traspirasi akan
meningkat dan penyerapan air serta zat- zat mineral juga akan meningkat jadi,
thermoghyrograf penting untuk mengetahui rendah atau tingginya kelembaban
udara yang ada.

4.4 Evaporasi

Still While (Tabung


Peredam)

Panci Evaporimeter

Kerangka kayu

Gambar 7. Pan Evaporimeter

Evaporasi adalah proses perubahan molekul kedalam keadaan cair dengan


spontan berubah menjadi gas yang umumnya penguapan air bias terlihat dari
lengkapnya cairan secara berangsur-angsur pada saat terpapas sinar dengan
volume yang cukup signifikan, jadi evaporasi ini juga dikenal dengan istilah
penguapan lingkungan atau permukaan pada lingkungan abiotik.
Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah pan evaporimeter.
Bagian-bagian serta fungsinya antara lain: still while (tabung peredam) yang
berfungsi agar air dalam panci evaporimeter tetap tenang. Panci evaporimeter

27
berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh. Kerangka kayu
berfungsi sebagai penyokong atau tempat disetarakan panci evaporimeter,
kerangka kayu berwarna putih berperan agar tidak dapat menyerap radiasi
matahari sehingga tidak menggangu pengukuran.
Pan evaporimeter memiliki kelebihan dan kekurangan , kelebihan dari alat
ini adalah memiliki ketelitian dapat mencapai 0,02 m, namun kekurangan dari
alat ini adalah kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada
tinggi air dalam panci, maka air selamanya dikembalikan tinggi semula yaitu 5 cm
dibawah bibir panci.
Prinsip kerja dari pan evporimeter adalah diletakan diatas kerangka kayu,
kemudian tunggu saat panci terisi oleh air hujan, kita dapat melihat pengurangan
dengan melihat perbedaan ketinggian antara awan pengurangan dan akhir
pengurangan akibat penguapan air (evaporasi).
Fungsi pan evaporimeter dibidang pertanian adalah untuk mengukur
tingkat evaporasi yang ada pada lahan tersebut, karna evaporasi yang tinggi dapat
menyebabkan lahan atau tanah mengalami kekeringan disebabkan air dalam tanah
mengalami penguapan sehingga penting untuk mengetahui tingkat evaporasi yang
terjadi pada tiap harinya. Karna tanah yang kering tentu akan membuat
pertumbuhan tanaman akan terhambat mengingat air adalah factor yang sangat
penting bagi tanaman.

4.5 Curah Hujan

Mulut Tabung

Saluran Sempit (bagian dalam)

Tabung Kolektor

keran

Gambar 8. Type Kolektor

28
Skala
Jungkat Jungkit
Pipa Pembuangan
Alat Pengukuran Miringan
Tuppir bucket

Penyaring

Kabel

Gambar 9. Ombrometer

Curah hujan adalah air hujan yang jatuh di permukaan bumi selama
periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas satuan horizontal apabila
tidak terjadi penghilangan proses evaporasi, pengalian dan peresapan yang
dinyatakan dalam satuan tinggi.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan diantaranya ada dua
type, yaitu alat penakar hujan type kolektor dan alat pengukur hujan type rekaman
(ombrometer). Bagian-bagian serta fungsinya dari alat penakar hujan type
kolektor antara lain: mukut tabung berfungsi sebagai penutup alat dan jalan masuk
air hujan , saluran sempit yang berfungsi sebagai jalan mengalir air hujan menuju
tabung kolektor, tabung kolektor berfungsi menampung air hujan, dan terakhir
fungsi keran untuk mengeluarkan air yang telah ditampung. Bagian-bagian serta
fungsi dari ombrometer antara lain: skala berfungsi untuk melihat skala
hujan,jungkat-jungkit berfungsi sebagai jalan air menujun pipa pembuangan, pipa
pembuangan berfungsi sebagai tempat masuk air yang ditampung. Alat pengukur
kemiringan berfungsi untuk melihat kemiringan alat agar seimbang, kabel
berfungsi sebagai penghubung kekomputer untuk melihat curah hujan dan yang
terakhir penyaring berfungsi sebagai jalan masuk air yang menyarin hujan.
Alat penakar hujan type kolektor memiliki kelebihan dan kekuranagan,
kelebihannya adalah mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi di banding
type rekaman, satuan alat sama dengan satuan pengukur sehungga memudahkan
pengukuran, sedangkan kekurangannya adalah alat ini kurang praktis dan etisien
dalam waktu dan tenaga kerja sebab setiap hari harus ada yang membuka keran

29
tersebut agar hari berikutnya dapat diukur curah hujannya lagi dan tiap harinya
juga pengamatan harus rutin pengukuran hujan tersebut ombrometer atau type
rekaman juga memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah alat
pengukur hujan secara otomatis, alat ini bisa mengukur intensitas hujan.
Sedangkan kekurangan dari alat ini adalah daya tampungnya yang sedikit
sehingga tidak bisa mengamati curah hujan yang lebih besar, dan ketelitian alat ini
mencapai 2 mm sehingga data yang dihasilkan kurang valid.
Prinsip kerja dari alat penakar hujan type kolektor adalah air hujan masuk
kemukut penakar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung kolektor,
kemudian air dikeluarkan melalui keran kemudian ditampung dengan gelas ukur
untuk mengetahui besarnya curah hujan pada hari ini. Sedangkan prinsip kerja
pada alat penakar hujan type rekaman adalah hujan atau air hujan disaring dan
masuk melalui penyaring kemudian air jatuh pada jungkat-jungkit, jika berat pada
salah satu jungkat-jungkit maka air hujan akan diteteskan menuju pipa
pembuangan, kemudian alat ini disambung ke computer dan pada computer akan
dihitung curah hujan dalam bentuk gerafik.
Kedua alat ini memiliki fungsi dibidang pertanian dalam hal mengukur
curah hujan, karna kebutuhan utama tanaman adalah air dan kebutuhan setiap
tanaman berbeda-beda dengan mengetahui curah hujan yang ada setiap harinya
maka petani akan mengetahui tanaman apa yang cocok dengan curah hujan yang
seperti itu, agar hasil panen dan tanaman dapat tumbuh dengan baik.

4.6 Angin

Windvane

Lengan Tuji

Windcup

Spidometer

Gambar 10. Anemometer

30
Angin adalah gerakan atau perpindahan massa udara pada arah horizontal
yang bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
rendah. Sifat-sifat angin adalah kecepatan angin, arah angin, dan kekuatan anggin.
Alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah
anemometer, bagian-bagian dan fungsi dari anemometer antara lain: windvane
berfungsi untuk mengetahui arah angin, windcup berfungsi untuk mengetahui
kecepatan angin, lengan tuji, berfungsi sebagai penghubung antara windvane dan
windcup, spidometer berfungsi untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
Anemometer memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari alat ini
adalah dapat menerima angin dari arah manapun, anemometer dapat dipasang
pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 1-10 meter, dan dengan anemometer
kita dapat mengetahui kecepatan angin perharinya. Sedangkan kekurangan dari
alat anemometer ini adalah jika di pasang ketinggian mancapai 10 meter maka
untuk menghindari kerusakan nemometer tersebut harus dilengkapi dengan anti
petir, anemometer haru dipasang secara terpisah, tidak boleh dekat dengan alat-
alat atau benda yang dapat menjadi penghalang, dan kekurangan yang terakhir
adalah sebelum memasang harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu agar hasil
yang didapatkan maksimal.
Prinsip kerja dari anemometer adalah dengan adanya hembusan angin
yang mengenai windvare dan wincup pada alat tersebut, putaran dari windcup
dihitung dengan cara mengukur jumlah putaran dalm satuan waktu tertentu
dimana baling-baling pada anemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang
menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin. Setelah baling-baling
berputar maka hl ini akan mengerakan sebuah alat yang akan mengukur kecepatan
angina tau yang disebut windcup. Windvare berperan dalam menentukan
darimana asal dari hembusan angin yang mengenai anemometer.
Fungsi anemometer dalam bidang pertanian adalah sebagai pengamatan
terhadap kecepatan angin dimana secara luas angin akan mempengaruhi unsure
cuaca seperti suhu optimal dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan
sebaik-baiknya. Kecepatan angin dan arah angin berpengaruh terhadap uap air
yang dibawah dan juga gas-gas yang sangat dibutuhkan tanaman. Angin sangat

31
membantu dalam penyerbukan tanaman dengan keadaan angin yang memiliki
kecepatan tinggi, jika serangga penyerbuk berkurang akan berpengaruh pada
perkembangan tanaman, sehingga anemometer sangat diperlukan untuk
mengetahui kecepatan angin yang baik.

4.7 Metode Pengukuran Curah Hujan

Daerah I = 280 ml
= 28 mm; (10 ml = 1 mm)*
Daerah II = 360 ml
= 36 mm

Curah hujan adalah air hujan yang jatuh di permukaan bumi selama
periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas satuan horizontal apabila
tidak terjadi penghilangan proses evaporasi, pengalian dan peresapan yang
dinyatakan dalam satuan tinggi.
Pada daerah I mempunyai nilai curah hujan 280 mm/hari , yang artinya
termasuk daerah dengan curah hujan rendah, Tanaman yang cocok untuk daerah
pertama adalah tanaman lahan basah tetapi tidak terlalu membutuhkan air terlalu
banyak seperti sawi, bayam dan pokcoi. Sedangkan untuk daerah kedua adalah
tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan membutuhkan sedikit air untuk
metabolismenya, seperti tanaman kelas C4 dan CAM seperti jagung, sorgum, dan
singkong curah hujan jenis ini memang banyak ditemukan pada pulau Jawa, Bali,
Lombok dan dataran tinggi Papua dengan curah hujan tahunan dapat mencapai
3000 mm/tahun. Sedangkan pada daerah 2 dengan nilai curah 360 mm/hari
termasuk daerah dengan curah hujan sedang, curah hujan jenis ini memang
banyak ditemukan pada pulau Jawa, Bali, Lombok dan dataran tinggi Papua
dengan curah hujan tahunan dapat mencapai 3000 mm/tahun.
Daerah yang cocok untuk pertanian yaitu, kedua daerah ini cocok untuk
pertanian, namun daerah pertama lebih cocok dan lebih unggul karena mempunyai
curah hujan lebih tinggi jadi dapat dtanami jenis tanaman yang lebih beragam
daripada daerah dua.

32
4.8 Praktikum Lapangan
Analisis Data
a. Suhu Rata-Rata Harian
Diketahui:
Tpagi = 270C
Tsiang = 320C
Tsore = 300C
Th = ?
(2 𝑥 𝑡𝑝)+𝑡𝑠+𝑡𝑠𝑟
Th =
4
(2 𝑥 27)+32+30
=
4

54+62
=
4

116
=
4

= 290C

b. Kelembaban Nisbi
Diketahui:
Td = 300C
Tw = 260C
Δt = Td-Tw
= 300C-260C
= 40C
Berdasarkan hasil pengukuran suhu udara didapatkan suhu kering (Td) =
300C dan suhu basah (Tw) = 260C sehingga beda antara suhu termomter
kering dan termometer basah (Δt ) = 40C, berdasarkan tabel RH , maka
didapatkan kelembaban nisbi udara sebesar 85 %.

33
c. Arah Angin
Bergerak dari Barat daya menuju timur laut dengan kemiringan arah
45º.

Suhu adalah derajat panas benda. Semakin tinggi suhu maka semakin
panas benda tersebut. Secara mikroskopis suhu menunjukan energy yang dimili
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatau benda masing-masing bergerak, baik
itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin
tingginya energy atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperature. Sedangkan kelembaban adalah konsentrasi uap air
di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolute,
kelembaban spesifik atau kelembaban relatif.
Alat untuk mengukur suhu disebut dengan thermometer, thermometer
mengandung zat cair dapat berupa raksa (Hg) atau alkohol yang akan peka
terhadap kondisi suhu lingkungan sehingga dapat naik turun pada gelas kaca ukur
yang menunjukan nilai suhu dari daerah tersebut. Sedangkan alat untuk
mengukur kelmebaban yaitu hygrometer, alat ini bekerja dengan memamfaatkan
partikel udara yang bergerak pada atmosfer untuk mengerut dan mengembangkan
rambut yang menunjukan nilai kelembaban melalui diagram pada kertas pias
(hygrometer rambut) dan memamfaatkan besarnya nilai tekanan udara akibat
pengaruh uap air pada atmosfer ( thermometer digital).
Berdasarkan hasil analisis datanya, didapatkan bahwa nilai suhu rata-rata
hariannya adalah 290C, suhu tersebut merupakan suhu rata-rata daerah tropis
terutama di pulau Lombok antara rentang suhu 22º sampai 30º, sedangkan nilai
kelembabannya yaitu 85%, nilai kelembaban yang demikian termasuk nilai
kelembaban tinggi, yang memang daerah tropis seperti pulau Lombok akan
mendapatkan penyinaran radiasi matahari sepanjang tahun yang menyebabkan
laju penguapan tinggi sehingga kandungan uap air pada atmosfer tinggi. Hal
inilah yang menyebabkan tingkat kelembaban tinggi, selain itu karena suhu rata-
rata tahunan yang tidak terlalu rendah yang dapat membuat atmosfer terlampau
jenuh dan menyebabkan udara kering seperti daerah subtropis.

34
Jika dibandingkan data suhu yang didapatkan untuk daerah mataram saat
praktikum dengan suhu rata-rata daerah Sumbawa, maka tidak terlalu terdapat
perbedaan. Pada daerah mataram suhunya 290C, sedangkan daerah Sumbawa
mempunyai suhu tertinggi berkisar (musim kemarau) antara 30-330C, sedangkan
temperatur terendahnya (musim penghujan) 20-250C.
Suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap vegetasi di daerah
tersebut, jika suhu rata-rata tahunan antara setiap musim tidak terlalu jauh
perbedaannya dan kisaran suhunya 22-340C, menyebabkan kelembaban udaranya
tingg, karena saat musim panas (musim kemarau), akan banyak terjadi penguapan
yang akan membentuk kelembaban di atmosfer, sedangkan pada musim
penghujan walaupun penguapan sedikit tetapi kelembaban banyak terbentuk dari
presipitasi dalam bentuk air (hydrometeor). Hal ini yang menyebabkan daerah-
daerah di Indonesia mempunyai nilai vegetasi yang tinggi karena suhu yang
cenderung stabil dan kelembaban yang tinggi, vegetasi yang tumbuh pun adalah
jenis tanaman basah yang banyak tersebar di hutan hujan Indonesia, seperti
anggrek, jati, gaharu dan beringin.
Pada pengukuran arah angin didapatkan data bahwa angin bergerak dari
arah barat daya ke timur laut, dengan derajat perpindahan arah angin dari awal
posisi alat sebesar 45º.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan
arah mata angin, terdapat dua alat yang berbeda pada anemometer, yaitu wind cup
yang berbentuk mangkok untuk mengetahui kecepatan angin dan wind vane untuk
mengetahui arah mata angin. Pada wind cup prinsip kerjanya memamfaatkan
energi kinetik angin untuk menggerakan mangkok-mangkoknya sehingga dapat
berputar, semakin cepat perputarannya, maka makin tinggi juga kecepatan
anginnya yang dinyatakan dengan knot dan dilihat datanya pada komputer.
Sedangkan wind vane menggunakan prinsip jika qangin mengenai alat, maka alat
akan bergerak searah mata angin, kemudian arah pergerakan dapat dilihat
langsung.

35
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Agroklimatologi yang telah dilakukan, maka
kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Alat yang digunakan untuk mengukur lama penyinaran martahari pada
permukaan bumi adalah sun shine recorder type Jordan dan kertas pias.
Bagian-bagian dan fungsi dari alat sun shine type Jordan antara lain:
Penutup silinder Jordan, berfungsi sebagai penutup silider agar sinar
matahari tidak keluar. Tabung silinder , berfungsi sebagai tempat
dimasukan kertas pias. Celah sinar, berfungsi sebagai tempat cahaya
masuk sehingga dapat membakar kertas pias. Mengukur sudut,
berfungsi mengukur sudut inklinasi. Skala inklinasi, berfungsi untuk
melihat sudut yang membentuk (kemiringan). Dasar alat, berfungsi
sebagai penopang atau penyangga. Sedangkan bagian-bagian dari
kertas pias antara lain garis tebal berjumlah 12 dan berfungsi satu garis
tebal menunjukan 1 jam. Garis tipis berjumlah 5 antara tiap garis tiap
garis tebal 1 garis tipis menunjukan 10 menit. Dan terakhir celah sinar
yang memiliki fungsi sama dengan yang ada yaitu sebagai tempat
cahaya masuk dan membakar kertas pias.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara adalah thermometer
suhu udara. Bagian-bagian serta fungsinya antara lain, terdiri dari skala
celcius yang berfungsi suhu udara dalam skala celcius dan skala
fahranheityang berfungsi mengukur suhu dalam derajat fahranheit.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah adalah
thermometer selubung logam. Bagian-bagian serta fungsinya adalah
antara lain terdiri dari selubung logam yang berfungsi untuk
melindungi skala agar tidak berpengaruh oleh sinar matahari ,
kemudian skala berfungsi untuk melihat ukuran suhu udara tanah dan
selubung pada bagian bawah alat berfungsih untuk menyerap panas

36
tanah dan dapat memuatkan air raksa. Bagian bawah alat dibuat
runcing agar mudah menembus tanah.
3. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi adalah
thermometer yang dilengkapi dengan kertas pias dan sangkar penutup
thermometer. Bagian-bagian serta fungsinya dari alat thermometer
antara lain. Drufarloji yang berfungsi tempat penyerapan kelembaban
yang dihasilkan tempat tersebut, penjepit kertas pias tentu berfungsi
sebagai penjepit kertas pias agar tidak terlepasdari drafarloji, pena
pencatat suhu berfunsi sebagai penunjuk derajat suhu pada kertas pias
yang dihasilkan , pena pencacat kelembaban berfungsi penunjuk
berapa kelembaban yang dihasilkan kertas pias , dan rambut manusia
berfungsi sebagai sensor untuk mengukur kelembaban udara.
Sedangkan bagian-bagian dari kertas pias terdiri dari pengukur suhu
yang berfungsi menunjukan derajat suhu dan pengukur kelembaban
berfungsi menunjukan kelembaban yang dihasilkan. Kemudian bagian-
bagian dari sangkar penutup alat berfungsi melindunggi thermometer
yang terdiri atas celah sangkar sebagai jalan masuknya kelembaban
dan suhu, dan pelindung alat sebagai pelindung agar sebagai pelindung
agar kelembaban tidak mudah keluar.
4. Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah pan
evaporimeter. Bagian-bagian serta fungsinya antara lain: still while
(tabung peredam) yang berfungsi agar air dalam panci evaporimeter
tetap tenang. Panci evaporimeter berfungsi sebagai tempat menampung
air hujan yang jatuh. Kerangka kayu berfungsi sebagai penyokong atau
tempat disetarakan panci evaporimeter, kerangka kayu berwarna putih
berperan agar tidak dapat menyerap radiasi matahari sehingga tidak
menggangu pengukuran.
5. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan diantaranya ada dua
type, yaitu alat penakar hujan type kolektor dan alat pengukur hujan
type rekaman (ombrometer). Bagian-bagian serta fungsinya dari alat
penakar hujan type kolektor antara lain: mukut tabung berfungsi

37
sebagai penutup alat dan jalan masuk air hujan , saluran sempit yang
berfungsi sebagai jalan mengalir air hujan menuju tabung kolektor,
tabung kolektor berfungsi menampung air hujan, dan terakhir fungsi
keran untuk mengeluarkan air yang telah ditampung. Bagian-bagian
serta fungsi dari ombrometer antara lain: skala berfungsi untuk melihat
skala hujan,jungkat-jungkit berfungsi sebagai jalan air menujun pipa
pembuangan, pipa pembuangan berfungsi sebagai tempat masuk air
yang ditampung. Alat pengukur kemiringan berfungsi untuk melihat
kemiringan alat agar seimbang, kabel berfungsi sebagai penghubung
kekomputer untuk melihat curah hujan dan yang terakhir penyaring
berfungsi sebagai jalan masuk air yang menyarin hujan.
6. Alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah
anemometer, bagian-bagian dan fungsi dari anemometer antara lain:
windvane berfungsi untuk mengetahui arah angin, windcup berfungsi
untuk mengetahui kecepatan angin, lengan tuji, berfungsi sebagai
penghubung antara windvane dan windcup, spidometer berfungsi
untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
7. Pada pengukuran Curah hujan didapatkan hasil pada daerah I dan II
sebesar 280 mm dan 360 mm. Tanaman yang cocok untuk daerah
pertama adalah tanaman lahan basah tetapi tidak terlalu membutuhkan
air terlalu banyak seperti sawi, dan bayam. Sedangkan untuk daerah
kedua adalah tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan
membutuhkan sedikit air untuk metabolismenya, seperti tanaman kelas
C4 dan CAM seperti jagung, sorgum, dan singkong curah hujan jenis
ini memang banyak ditemukan pada pulau Jawa, Bali, Lombok dan
dataran tinggi.
8. Dilakukan pengukuran suhu, kelembaban nisbi, serta arah angin. Pada
pengukuran suhu didapatkan suhu pada pagi siang dan sore hari
berturut turut 270 , 320 , dan 300. , dengan suhu rata-rata harian sebesar
290 . Pada pengukuran kelembaban nisbi didapatkan hasil pengukuran
suhu kering (tw) dan suhu basah (td) sebesar 300C dan 260C dengan

38
selisih 40 serta persen kelembaban nisbi sebesar 85%. Pada pengukuran
arah angin di dapatkan bahwa angin bergerak dari arah barat daya ke
timut laut dengan derajat perpindahan sebesar 450.

5.1 Saran
Dalam melakukan kegiatan pertanian pengetahuan mengenai
agroklimatologi sangat lah penting mengingat bahwa unsur cuaca dan iklim
sangat berpengaruh terhadap tanaman yang akan di Tanami. Untuk itu perlunya
pemahaman petani lebih luas lagi mengenai agroklimatologi agar dapat
menghasilkan petani dan hasil yang panen yang lebih baik lagi.

5.3 Kesan dan Pesan


Kesan saya kepada kakak-kakak coass, semuanya baik dan tidak terlalu
membuat kita mengalami kesusahan mengenai praktikum dan laporan,saya juga
ingin mengucaplkan terima kasih karena kakak bisa sabar menghadapi kita yang
kadang tidak mendengar perkataan kakak semua. Pesan saya kepada kakak coass
semua jangan suka marah kalau sedang menjelaskan kepada anak didiknya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anna. 2004. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni. Yogyakarta.

Ance, Gunarsih kartasapoetra. 2012. Klimatologi : Pengaruh Iklim terhadap


Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta.

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. UGM
Press : Yogyakarta.

Benyamin. 2000. Aplikasi Suhu Dan Aliran Panas Tanah. USU. Medan.

Brady. 2002. Klimatologi Dasar. IPB. Bogor.

Brady. 2008. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan Tanaman. Bumi Aksara.
Jakarta.

Cambers. 2001. Pengenalan alat-alat. ITB. Bandung.

Daridjoeni. 2000. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. PT Kanisius. Yogyakarta.

Ferdinand, E. 2007. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. ITB. Bandung.

Guslim. 2007. Penampakan Pola Iklim Untuk Petani . PT Pustaka Jaya. Jakarta.

Handoko,Ir. 2001. Klimatologi Dasar. FMIPA IPB. Bogor.

Handoko,Ir. 2003. Klimatologi Dasar. Penerbit Alumni. Bengkulu.

Harijono,M.2011.Pertanian Agribisnis.USU.Medan.

Hutabarat. 2008. Dasar-Dasar Hidrologi. UGM Press. Yogyakarta.

Joyfalita, N. 2010. Penentuan Praktikum Agroklimatologi. Universitas Bengkulu.


Bengkulu.

Khakim, Nurul & dkk. 2013. Perubahan Iklim dan Pemamfaatan SIG di Daerah
Pesisir. UGM Press : Yogyakarta.

40
Karim, kamarlis. 2001. Dasar-Dasar Klimatologi. UNSYIAH. Bandah Aceh.

Kartasapoetra. 2001. Meteorology. Graha Pustaka. Bandung.

Kriedemam. 2002. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Lakitan, A. 2000. Pengantar Ilmu Pertanian. Alfa Beta. Bandung.

Lakitan,A. 2002. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian. Pustaka Jaya. Bogor.

Leopold. 2002. Fisika Lingkungan. Hipokrates. Jakarta.

Loebis.2007.Klimatologi Dasar.Graha Pustaka.Bandung.

Manan.E. 2000. Klimatologi Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Mahbud.2010.Agroklimatologi.IPB.Bogor.

Nasir. 2004. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafido persada. Null.

Nellyn,S. 2011. Dasar Klimatologi. Yudhistira. Bogor.

Prawirowardoyo, Susilo. 2006. Meteorologi. Penerbit ITB : Bandung.

Pitts, Guslim. 2001. Pengantar Iklim. UGM Press.yogyakarta.

Purnama, A. 2013. Alat Ukur Hujan. IPB. Bogor.

Rozari, M. B. 2001. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Fakultas


Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Suyono,S.2003.Unsur Iklim dan Cuaca.Alfa Beta.Bandung.

Soekardi, M. 2006. Curah Hujan. IPB. Bogor.

Soekarno. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.

Tisdale. 2006. Ilmu Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

Vita, Z. 2012. Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim. Dinas Pendidikan. Jakarta.

Wahyunigsi, Utami. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta.

41
Waryono. 2007. Klimatologi Dasar. Gama Widya. Jakarta.

Wilson. 2003. Rekayasa Pangan. Arcan. Bogor.

Wisnabroto. 2002. Klimatologi. ITB. Bogor.

Wisnubroto, S. 2005. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya.


Jakarta.

Wuryanto, A. 2000. Fisiologi Pasca Panen. UGM. Yogyakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai