1
2
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan
radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola
angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,
suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu
wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara
menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim
terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer.
Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima
jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca
akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan
kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI 2008).
Radiasi surya terdiri dari spektra ultraviolet dengan panjang gelombang
kurang dari 0,38 mikron yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya
sangat tinggi, spektra Photosynthetically Active Radiation yang berperan
membangkitan proses fotosintesis dan spektra inframerah dengan lebih
dari 0.74 mikron yang merupakan pengatur suhu udara. Spektra radiasi
PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spektrum yang masing-
masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spektrum biru
memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis
(Yulipriana 2009).
Radiasi surya yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga
komponen, yaitu langsung, baur dan global. Radiasi global merupakan
gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua
bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung
normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada
permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng
bukit/gunung (pertanian dan perkebunan), plat penadah miring
(pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah
3
4
tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor suhu kadar uap air di
udara dan gravitasi (Wuryatno 2009).
Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan
barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara
dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan
udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur
ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk
mengukur ketinggian pesawat terbang ( Leonheart 2010).
Tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada tiap-tiap 1
cm2 bidang mendatar di permukaan bumi sampai batas atmosfer. Jika naik,
maka tekanan makin rendah karena kerapat udara makin kecil, kolam
udaranya makin pendek. Tekanan tergantung pada jumlah udara di atas
titik di mana dilakukan pengukuran, sehingga tekanan berkurang saat
pengukuran dilakukan ditempat lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tempat,
tekanan udara di tempat tersebut semakin berkurang. Pada lapisan bawah
atmosfer, kecepatan penurunan adalah 1mmHg untuk tiap naik 11 m
( Daljuni 2009).
Variasi tekanan udara di bumi dibedakan menjadi variasi vertikal dan
variasi horizontal. Variasi vertikal terjadi karena komposisi gas
penyusunnya makin ke atas makin berkurang, sifat udara yang dapat
dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah dan adanya
variasi suhu secara vertikal di atas troposfer ( > 32 km) sehingga makin
tinggi tempat suhu makin naik. Sedangkan variasi horizontal yanitu karena
perbedaan suhu yang tinggi. Pada daerah yang bersuhu tinggi akan
memiliki tekanan udara yang rendah, sedangkan daerah yang bersuhu
rendah memiliki tekanan udara yang tinggi ( Bakau 2012).
Pada umumnya makin tinggi suatu ketinggian dari permukaan laut,
tekanan udaranya semakin berkurang, karena jumlah molekul dan atom
yang ada di atasnya berkurang. Dengan demikian dapat kita katakan
bahwa tekanan udara menurun terhadap ketinggian, begitu juga dengan
kerapatan udara. tekanan udara merupakan salah satu faktor yang
6
turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar
(Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang 2009).
Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat,
yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang
dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi
temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa
(Soekirno 2010).
Pada suhu rendah kelembaban pada suatu tempat akan meningkat. Hal
itu dapat memicu perkembangan jamur yang dapat merugikan manusia.
Beberapa jenis penyakit yang nampak yaitu iritasi pada hidung, tubuh, dan
lain-lain. ( Muastani 2011).
5. Curah Hujan
Curah hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang jatuh atau
keluar dari awan atau kelompok awan. Jika curahan dimaksud dapat
mencapai permukaan bumi disebut sebagai hujan. Jika setelah keluar dari
dasar awan tetapi tidak jatuh sampai ke permukaan bumi disebut sebagai
virga. Butir air yang dapat keluar dari awan dan mampu mencapai
permukaan bumi harus memiliki garis tengah paling tidak sebesar 200
mikrometer (1 mikrometer = 0,001 cm). Kurang dari ukuran diameter
tersebut, butir-butir air dimaksud akan habis menguap di atmosfer sebelum
mampu mencapai permukaan bumi ( Swarinoto 2011).
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang jatuh ke permukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan dalam proses evaporasi,
peresapan dan lain-lain. Curah hujan 1mm berarti banyaknya air yang
jatuhdiatas bidang 1m2. Artinya 1 mm x 1m2= 1dm3 atau liter
( Afika 2012).
Pengaruh faktor fisiografis wilayah Indonesia dan sekitarnya
terhadap unsur-unsur iklim/cuaca telah menghasilkan 3 (tiga) tipe curah
hujan, yakni: tipe ekuatorial, tipe monsun dan tipe lokal. Ada beberapa
faktor fisis penting yang ikut berperan terhadap proses terjadinya hujan di
9
melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur
evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A.
Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya
yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada
tempat pengukuran (Hanum 2009).
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam
berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang
transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini
terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam
gas dan "menguap" ( Weny 2012)
8. Awan
Awan adalah kumpulan uap air di langit yang berasal dari penguapan
bisa dari laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang
dapat menyebabkan hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi,
menyebabkan uap air menjadi beku dan jatuh ke bumi sebagai salju.
( Paputungan 2012).
Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan
mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin
mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa
uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfir dan terbentuklah
titik air.Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan
udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air
tersebut. Dan jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu
dengan lainnya akan membentuk awan (Syaiful 2008)
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Apabila awan telah terbentuk, titik-
titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan
menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
13
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh
ke bawah dan turunlah hujan. Jika titik-titik air tersebut bertemu udara
panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang
menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair
( Karmini 2008).
Di bumi ini terdapat beberapa jenis awan dan letaknya. Awan berdasar
letaknya dibedakan menjadi awan tinggi, awan sedang dan awan rendah.
Awan tinggi terletak diatas 6 km lebih. Karena pada ketinggian itu suhu
mencapai -24 derajat Celsius, partikel uap air dalam awan menjadi beku
dan ini adalah awan yang dapat menyebabkan hujan es. Contoh dari awan
tinggi yaitu Awan Cirrus Awan Cirrostratus Awan Cirrocumulus. Awan
medium terletak diantara 2 km sampai 6 km (20,000 kaki). Contoh dari
awan sedang yaitu Awan Altocumulus, Awan Altostratus, Awan
Nimbostratus. Awan rendah, yang terletak dari permukaan laut sampai
ketinggian dua kilometer ( 7,000 kaki). Contoh dari awan rendah adalah
AwanStratus, Awan Stratocumulus, Awan Cumulus, Awan
Cumulonimbus ( Fahmirizal 2010).
Penyemaian awan adalah mempengaruhi proses yang terjadi di awan
sebagai dapur pembuat hujan. Sehingga mempercepat peluang terjadinya
hujan. Selain dengan modifikasi cuaca, BPPT (Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi) juga mengoperasikan alat pemecah pembentukan
awan hujan. Alat tersebut bekerja sebagai radar yang mampu ”mengendus”
potensi hujan (Suri 2013) .
14
C. Hasil Pengamatan
1. Radiasi Surya
3
1
Gambar 2 : Barometer
14
15
4. Kelembaban Udara
1
5. Pelampung
b. Prinsip Kerja
1. Air yang ditampung dalam tabung kolektor dapat diketahui
bila kran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur ada
gelas ukur yangmempunyai skala khusus yaitu dapat
menunjukkan jumlah ukurcurah hujan yang terjadi.
a. Bagian Utama
1. Corong
2. Gelas ukur
b. Prinsip Kerja
1. Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung
penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong
pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu
pena.
2. Tangkai pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas
garis pada kertas berskala, bergeraknya kertas searah
dengan putaran jarum jam.
3. Mencatat hasil skala yang diamati.
19
6. Angin
1) Alat pengukur kecepatan angin
b. Prinsip Kerja
1. Cara pengematan arah angin dengan melihat kemana
arah jarumyang berbentuk panah itu menunjukkan
posisinya.
2. Pengukuran angin dinyatakan dengan istilah mata angin
atau derajat yaitu 00-3600. Pengukurannya disesuaikan
dengan arah jarum jam, yaitu dimulai dari sudut 00 atau
arah utara, selanjutnya 900 menunjuk rah timur, 1800
menunjuk arah selatan, 2700 menunjuk arah bara, dan
3600 menunjuk arah selatan kembali.
7. Evaporasi
D. Pembahasan
1. Radiasi Surya
Pada Praktikum radiasi surya ini hanya dilakukan pengamatan
mengenai lama penyinaran. Untuk mengetahui lama penyinaran dapat
menggunakan alat Sunshine Recorder tipe CambellStockes. Pada Sunshine
Recorder, terdapat sebuah kertas pias yang dipasang tepat di bawah bola
kaca. Kertas pias ini diganti setiap 12 jam dan diletakkan sesuai dengan
arah datangnya sinar matahari. Kertas pias akan terbakar akibat sinar
matahari dan kertas yang terbakar menunjukan lamanya waktu penyinaran.
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah peletakkan kertas pias. Kertas
pias dipasang berdasarkan arah gerak tahunan matahari. Arah gerakannya
ini disebabkan karena adanya revolusi bumi.
Radiasi surya berperan penting bagi pertumbuhan tanaman,
khususnya dalam fotosintesis dan fotostimulus. Energi yang diperlukan
untuk respirasi diperoleh dari cahaya matahari, begitu juga dengan
fotostimulus yang rangsangan utamanya adalah cahaya. Jika intensitas
radiasi yang diterima daun meningkat maka laju fotosintesis meningkat
pula sampai pada batas kejenuhan dimana laju fotosintesis tidak lagi
dipengaruhi intensitas cahaya.
Lama penyinaran matahari berkaitan dengan suhu udara dan tingkat
kelembaban udara pada suatu daerah, karena itu lama penyinaran matahari
perlu diketahui juga untuk kepentingan kegiatan pertanian yang
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Terutama suhu tanah yang akan
meningkat jika disinari matahari lebih lama, dengan kenaikan suhu maka
kelembaban tanah tersebut akan menurun.
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro
antara lain adalah jarak antara matahari dan bumi, panjang hari dan sudut
datang, dan pengaruh atmosfer bumi. Radiasi langsung adalah radiasi
yangmencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh
bumi dalam arah sejajar sinar datang.Besarnya radiasi matahari yang jatuh
secara normal ke permukaan bumi mengalami variasi yang disebabkan
22
23
dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh
peningkatan proses tersebut. Setelah melewati titik optimum, proses
tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun kimia dan
menurunnya aktifitas enzim.
Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian
tempat, suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin
tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar
0,6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan
disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak
perubahan suhu udara yang mungkin timbul.
b. Suhu Tanah
Suhu tanah lain halnya dengan suhu udara.Suhu tanah
memberikan pengaruh yang lebih baik dalam hal pertumbuhan
tanaman. Sedangkan suhu udara memberikan pengaruh terhadap fase
reproduksi. Untuk mengetahui suhu tanah (dengan menggunakan
thermometer tanah bengkok) dapat dilakukan dengan mengamati angka
pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalaman
tanah.Termometer ini ditanam di dalam tanah dengan kedalaman
tertentu. Termometer bengkok yang ada di Stasiun Klimatologi,
Jumantono ini ada 5 macam, yaitu termometer bengkok yang ditanam
pada kedalaman 0 cm , 5 cm, 10 cm ,50 cm dan 100 cm.
Pada termometer bengkok yang ditanam dengan kedalaman 50
cm dan 1 m, bagian dalam termometer terdapat lapisan lilin yang
berwarna oranye berfungsi agar termometer yang ditanam dalam tanah
bisa tegak dan tidak mudah goyah dalam kedudukannya. Untuk
pengukuran suhu tanah semakin dalam maka suhu tanah akan semakin
rendah atau kedalaman tanah berbanding terbalik dengan suhu tanah
tersebut. Termometer bengkok ini diletakkan dengan kondisi sekitar
tidak ada vegetasi. Hal itu dikarenakan tumbuhan mempengaruhi suhu
tanah. Di dalam tanah tumbuhan melakukan aktivitas perakaran, dimana
26
4. Kelembaban Udara
Untuk menggambarkan keadaan kelembaban di suatu daerah pada
suatu waktu dipakai istilah kelembaban relatif yang merupakan
perbandingan antara banyaknya uap air saat itu dan uap air maksimum
yang dapat dikandung oleh udara saat itu pula. Kelembaban relatif udara
dapat di ukur langsung dengan alat hygrometer yang sensornya berupa
benda higroskopis. Untuk mengetahui kelembaban dan suhu udara
menggunakan alat termohygrograf. Dengan cara membaca skala pada
27
termohygrograf, skala atas untuk suhu udara dan skala bagian bawah untuk
kelembaban udara.
Salah satu fungsi dari kelembapan udara adalah sebagai pelindung
permukaan bumi. Kelembapan tanah merupakan keadaan keseimbangan
kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu.
Kelembaban tanah diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan
moisture tester.
Faktor yang mempengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman,
sinar matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air.
Dalam bidang pertanian kelembaban besar peranannya antara lain: jika
kelembaban tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan
menjadi subur yang dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan
hasil sayuran dan buah-buahan cepat membusuk. Pada umumnya
kelembaban berlawanan dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi
hari dan minimum pada sore hari secara harian. Kadar air dalam udara
dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat
mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan
berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. Namun, kelembaban
yang tinggi dapat membuat kepala putik dapat busuk. Selain itu, aktivitas
serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi.
5. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Satuannya
adalah mm (apabila tidak ada infiltrasi dan evaporasi). Curah hujan 1 mm
artinya banyaknya hujan yang jatuh pada sebidang tanah seluas 1 m2, yaitu
: 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100 dm2 = 1dm3 = 1 liter.
28
Arah angin adalah dimana angin itu bertiup dan dinyatakan dengan
sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Untuk sudut 0o atau
360omenunjukkan arah utara, 90o menunjukkan timur, 180o arah selatan
dan 270o arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan
arah timur laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Untuk menentukan
arah angin di perlukan alat penunjuk angin yang disebut wind vane. Posisi
vane yang menunjukkan arah angin dapat diliat dengan mudah dan
sekaligus dapat diicatat arah angin pada waktu itu. Kecepatan angin
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain gradien tekanan horizontal,
latitude, altitude, dan waktu untuk gradien tekanan yang sama.Angin selalu
bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan
udara yang lebih rendah.
Angin berfungsi dalam mempercepat pendinginan dari benda yang
panas. Fungsi lain yaitu sebagai pencampur lapisan udara, antara udara
panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya
dengan CO2 dan udara yang CO2nya rendah. Kecepatan angin sangat
berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya.
Kecepatan angin yang besar dapat mengakibatkan pohon-pohon bergerak
sehingga bunga-bunga akan rontok dan tidak terjadi pembuahan, atau
bahkan angin dapat merobohkan pohon-pohon serta rumah-rumah dan
yang paling parah angin dengan kecepatan yang kuat akan mengakibatkan
kehancuran. Untuk mengatasi kerusakan pertanian akibat angin biasanya
petani menanam tanaman pematah angin, seperti lamtoro, sengon, dan
lain-lain.
7. Evaporasi
Untuk pengamatan unsur ini digunakan evaporimeter yang
merupakan bejana penguapan panci atau tangki yang berisi
air.Evaporimeter berada di sebuah panci yang berisi air, dimana kenaikan
suhu menyebabkan air dalam panci semakin berkurang. Bagian ujung
evaporimeter terdapat kait yang merupakan dasar dari pengukuran.
Pengukuran dilakukan dengan memutar-mutar evaporimeter sampai ujung
30
kait setara dengan permukaan air, setelah itu lihat angka pada
evaporimeter. Pada evaporimeter terdapat dua skala yaitu skala utama dan
skala nonius. Nilai evaporasi merupakan selisih permukaan atau tinggi dari
dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila terjadi hujan.
Laju evaporasi bergantung masukan energi matahari yang diterima.
Semakin besar jumlah energi matahari yang diterima, maka semakin
banyak molekul air yang diuapkan. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk
melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.
Terdapat berbagai faktor yang menghambat dan mempercepat
kecepatan dan jumlah penguapan diantaranya adalah: (1) Suhu, dengan
kenaikan suhu air dan tekanan uap air, kemampuan titik-titik air untuk
menguap ke udara mengalami kenaikan dengan cepat; (2) Kelembaban
udara, dipengaruhi oleh jumlah uap air di udara. Penguapan akan lebih
besar apabila kelembaban nisbi rendah; (3) Angin, angin sangat
mempercepat terjadinya penguapan, karena angin mengganti udara basah
dekat permukaan air dengan udara kering; (4) Susunan air, penguapan
lebih tinggi pada air tawar dari pada air asin; (5) luas permukaan,
penguapan akan lebih besar pada daerah yang memiliki permukaan yang
luas; (6) Tekanan Udara, pada umumnya jika tekanan udara lebih rendah
di atas permukaan air, penguapannya lebih besar; (7) Panas laten
penguapan.
8. Awan
Dalam praktikum dilakukan pendiskripsian ciri-ciri awan, setelah
diketahui dari ciri-ciri awan yang diamati kemudian mencocokkan dengan
gambar sampel. Awan yang diamati pada praktikum agroklimatologi acara
pengamatan unsur-unsur cuacaadalah termasuk awan kumulus. Awan
kmulus mempunyai ketinggian 300 m – 1500 m. Awan ini menjulang dan
berbentuk bukit dan menara bergelombang, ujung berkilau karena sinar
matahari dan bawah gelap (tak berpotensi hujan)
31
Proses pembentukan awan terjadi bila udara panas, lebih banyak uap
terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas
yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan
dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah
awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. Apabila
awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin
besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan - lahan daya
tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik di mana titik-
titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun, jika titik
- titik air tersebut bertemu udara panas, titik - titik itu akan menguap dan
lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan selalu berubah - ubah
bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap
dan mencair.Inilah juga yang menyebabkan kadang - kadang ada awan
yang tidak membawa hujan.
32
E. Komprehensif
Proses budidaya pertanian tanaman pangan sangat dipengaruhi
olehbeberapa faktor, antara lain tanah, varietas tanaman, teknik budidaya,
unsuriklim/cuaca dan interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Unsur
iklim/cuaca mempunyai peran yang sangat penting dalam proses budidaya
tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur
iklim/cuaca yang sangat penting pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem
budidaya di daerah tropis(indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai
sumber air utama. Tetapi pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat
berlebihan pada musim hujan dapat menimbulkan bencana alam banjir, dan
sebaliknya jumlah curah hujan yang sangat kurang pada musim kemarau dapat
menimbulkan bencana alam kekeringan. Kedua jenis bencana alam tersebut,
dapat menimbulkan penurunan produksi dengan intensitas dan luasan yang
berbeda-beda pada setia
32
33
33
34
II. Saran
a. Penggunaan alat unsur-unsur cuaca lebih diperhatikan lagi agar tidak
rusak.
b.Perawatan terhadap alat-alat tersebut agar dapat digunakan dalam
pengamatan cuaca dan dapat digunakan untuk praktikum
Agroklimatologi.
c. Sarana dan prasarana untuk praktikum dapat diperbaiki sehingga pada
praktikum selanjutnya alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah,teguh 2012. Dalam jurnal pengaruh ruang terbuka hijau (rth) terhadap
iklim Mikro
36
Lubis, Kamala Sari. 2007. Aplikasi Suhu dan Aliran Panas Tanah. USU. Medan
Warsito et al. 2007. Prediksi Curah Hujan Kota Semarang dengan Feedforward
Neural Network Menggunakan Algoritma Quasi Newton Bfgs dan
Levenberg-Marquardt. Jurnal PRESIPITASI Volume 3 No 2.
James Rilatupa . 2008. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS. Vol. 18, No. 3.
Soepardi. 2007. Sifat Dan Ciri Cuaca. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Hanna.2014.http://hannadebora123456789.blogspot.com/2014/01/laporan-
klimatologi-radiasi-surya.html Diakses pada hari senin, 10 November
2014
Purnono.2011 . Klimatologi Pertanian Dasar. IPB Press. Bogor
Soegimo, Dibyo.2009.Geografi kelas X. Penerbit CV Mefi Caraka. Jakarta
Sunesia.2014. http://www.sunesia.com/energi-surya/radiasi-surya/ di akses pada
tanggal 11 November 2014.
37