Anda di halaman 1dari 41

PPGD Praktis

WANADRI 4 U : Tebing Terjal 2022


dr. Ratih Citra Sari, MH. Kes.
W – 021 TA
▪PPGD :
DEFINISI Pertolongan Pertama
Pada Gawat Darurat
▪ Luka & Perdarahan
▪ Patah tulang & Terkilir
KEADAAN GAWAT ▪ Cedera tulang belakang
DARURAT YANG ▪ Hipotermia & Heat Stroke
MEMBUTUHKAN ▪ Dehidrasi berat & Hipoglikemia ( Kadar gula darah
PERTOLONGAN rendah )
PERTAMA ▪ Pingsan
▪ Kehilangan kesadaran
1. Baringkan korban, perhatikan darah yang keluar ke jalan nafas (jika
ada luka di daerah muka atau kepala)
2. Lindungi luka dengan perban tebal dan bersih, balut tekan pada
bagian luka
3. Tinggikan bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya darah
4. Singkirkan pakaian yang menghalangi darah, untuk menilai kondisi
luka
5. Warna darah yang merah segar atau mengalir deras kadang
berdenyut merupakan pendarahan arteri, sedang yang terbanyak
LUKA & adalah pendarahan dari vena dengan warna merah gelap dan berasal
dari bagian daerah luka.

PERDARAHAN 6. Untuk pendarahan dari arteri bisa digunakan tekanan jari pada
daerah pangkal dari luka atau dengan mempergunakan torniket yang
diikat selama 1 menit dan kendorkan 5 menit berselang seling, namun
tindakan ini tidak dianjurkan dan tidak dapat dilakukan untuk keadaan
yang sangat terpaksa seperti pendarahan yang hebat dimana
pendarahan tidak dapat berhenti dengan balut tekan dan penekanan
arteri penangkal dari luka.
7. Tips : Gunakan lakban untuk memaksimalkan tekanan pada luka
terbuka
Luka MEMAR : Suatu luka tertutup, dimana permukaan kulit tampak utuh dan
terdapat daerah yang bengkak, berwarna biru kehitaman karena adanya darah
dibawah kulit.

Penanganannya :
1. Cari penyebabnya
2. Jika terletak di daerah anggota gerak, adakah tanda-tanda patah tulang
(kelainan bentuk dibandingkan sisi sebelahnya, nyeri apabila digerakkan atau
bila ditekan). Jika ada lakukan pemasangan spalk/bidai dengan benar
3. Bila terdapat didaerah dada, perut atau pinggang kita harus berhati-hati akan
kemungkinan terdapat kerusakan organ tubuh didalam rongga dada, rongga
perut, dan pinggang (tindakannya dengan makin dari nol daerah yang terluka
agar tidak menjadi parah dan membahayakan korban, bila perlu bawa segera
ke rumah sakit terdekat)
4. Jika tidak terdapat tanda-tanda diatas lakukan pembalutan tekan dan dapat
diberikan obat untuk penghilang rasa sakit.

Luka LECET : Hanya sebagian dari permukaan kulit saja yang terkena, dapat
disebabkan oleh suatu gesekan yang terus menerus atau gesekan pada benda
yang keras.

Penanganannya :
Cukup dengan membersihkan dan memberikan obat merah/betadine untuk
mencegah kuman, luka ini biasanya cepat mengering/sembuh.
Luka SAYAT : Biasanya disebabkan oleh sayatan benda tajam yang disertai dengan
putusnya salah satu urat otot, bila cukup lebar diperlukan penjahitan pada luka
jenis ini.
Yang mesti diperhatikan adalah jangan membubuhi apapun pada luka, jika luka
kotor bersihkan dengan air bersih atau mengalir, segera tutup dengan kasa steril
atau kain yang benar-benar bersih dan bawa ke sarana kesehatan.

Luka TUSUK : Hampir sama dengan luka sayat dalam cara penanganan luka.
Bedanya jika terjadi pendarahan pada luka tusuk, jangan mencoba mencabut
benda yang ada/menusuk tubuh karena dapat menimbulkan luka yang terbuka
sehingga akan terjadi infeksi atau timbul pendarahan, buat bantalan lilitan ujung
perban ke jari membuat lingkaran, buatlah lilitan melingkar disetiap ujungnya
keatas dan kebawah, letakkan diatas tempat yang terkena tusukan (luka tusukan
berupa pecahan kaca atau benda-benda kecil lainnya).
Luka GIGIT : Luka yang diakibatkan oleh gigitan manusia, ular atau
hewan-hewan lainnya. Luka jenis ini walaupun kecil selalu kita anggap
sebagai luka yang kotor dan sangat potensial untuk terjadi infeksi.

Bisa ular terdiri dari 3 macam :


a. Neurotoksik
Racun bagi jaringan syaraf biasanya disertai sesak nafas dan luka
gigitannya tidak terasa sakit namun sangat cepat berbahaya bahkan
tanda-tanda tidak begitu jelas.
b. Hemotxil
Racun bagi sel-sel darah bisanya menimbulkan bercak darah di seluruh
tubuh, disertai batuk darah, kencing darah, luka gigitannya terasa nyeri
dan membengkak.
c. Kardiotoksik
Racun bagi jantung karena fungsi jantung itu sendiri sangat vital
biasanya sangat sulit untuk ditangani, jenis ini adapun tanda-tandanya
luka dari bekas gigitannya berwarna hitam atau kebiru-biruan,
penyebarannya sangat cepat.
Penanganan luka gigitan ular berbisa :
Tindakan yang paling tepat ialah dengan menginjeksi anti bisa ular (SABU) agar racun (bisa tersebut dapat
segera dinetralkan). Jika SABU tak ada maka hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Tenangkan korban. Baringkan korban dan jaga korban tidak banyak melakukan aktifitas, untuk
menghindari percepatan penyebaran racun atau bisa ular dalam tubuh.
2. Pasangkan tornikuet (pita Pengikat), dibuka setiap 5 sampai 10 menit dengan tujuan agar tidak terjadi
kematian jaringan.
3. Mengeluarkan bisa ular dengan melakukan pengisapan pada daerah luka irisan dengan menggunakan alat
pengisap (sangat dianjurkan untuk tidak menghisap dengan mulut, karena apabila ada lubang pada gigi
akan mengakibatkan bisa masuk kedalam tubuh dan meracuni penolong).
▪ Tanda – tanda patah tulang :
• Saat jatuh, terdengar bunyi ‘krek’.
• Rasa nyeri yang terjadi cukup parah, bahkan saat disentuh sedikit tetap terasa
nyeri.
• Bengkak pada bagian yang patah.
• Mati rasa di area tulang yang patah.
• Memar.
• Sakit jika berjalan dan tak mampu mengangkat beban berat atau menopang
beban tubuh sendiri.
• Penanganan korban patah tulang setiap gerakan pada daerah yang terluka dapat
PATAH TULANG •
menyebabkan syok dan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar.
Penanganan :
& TERKILIR 1. Letakkan daerah yang terluka di posisi yang nyaman dengan sedikit mungkin
gerakan
2. Jika ada pendarahan segera atasi dengan balut tekan.
3. Balut bidai dengan papan/dahan kayu/handuk dengan panjang melebihi dua
persendian di atas dan di bawah luka
4. Pasang bidai paling sedikit dua buah pada dua sisi yang melebihi dua
persendian
5. Ikat bidai di tiga tempat atau lebih, sehingga daerah yang luka dan persendian
di atas dan di bawah luka tidak bisa digerakkan
6. Topang daerah yang luka agar tidak bergerak terhadap tubuh korban dengan
mitella atau alat yang lain
7. Persiapkan korban untuk dievakuasi.
TERKILIR :
Biasanya korban mengeluh tangan atau kakinya tidak bias digerakkan
dan terasa nyeri.

Seperti pada patah tulang luka ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang
hebat karenanya pada luka ini juga harus dijaga agar tidak terlalu
banyak gerakan.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :


1. Letakkan daerah yang terluka dalam posisi yang nyaman.
Lakukan RICE yaitu :
- R, Rest : Istirahatkan bagian yang luka tidak bergerak atau menahan
beban
- I, Immobilisation : jaga daerah yang luka tidak bergerak dengan
menggunakan pembalut elastis, mitella, pembalut gulung kain, handuk
atau benda lain yang dapat menahan gerakan pada persendian.
- C, Compress : kompres daerah yang luka dengan es/air dingin/benda
dingin pada 24jam pertama kemudian dengan benda hangat.
- E, Elevation : tinggikan daerah yang terluka.
2. Topang Persendian yang terluka dengan menggunakan mitella atau
benda lain. Kemudian korban dibawa kepusat pelayanan kesehatan.
▪ Trauma fisik ini dapat memberi dampak yang serius dan bertahan
lama hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan pada
kasus yang parah, cedera tulang belakang bisa menyebabkan
kelumpuhan.
▪ Gejala berupa nyeri dan kaku pada area punggung atau leher,
tidak mampu menggerakan lengan dan kaki, masalah dalam
berjalan, mati rasa atau kesemutan pada anggota gerak, sakit
kepala, bahkan hilang kesadaran.
CEDERA ▪ Jangan memindahkan orang yang mengalami cedera kecuali
TULANG apabila benar-benar diperlukan. Ini termasuk memposisikan
ulang kepala orang tersebut atau berusaha melepas helm karena

BELAKANG dikhawatirkan akan memperburuk cedera.


▪ Usahakan agar orang tersebut tetap diam meski merasa mampu
untuk bangun dan berjalan
▪ Lakukan RJP jika orang yang mengalami cedera tulang belakang
itu tak bernapas. Gerakkan rahang ke depan dan jangan
memiringkan kepala.
“ANCAMAN HIPOTERMIA TERDAPAT PADA
SEMUA KORBAN YANG DITEMUKAN HIDUP !!!”
( ADVANCED WILDER NES S LIFE SUP P OR T )
▪ Penyebab Hipotermia :1. tubuh terendam dalam suhu
dibawah titik beku dimana kejadian hipotermia akan cepat
berlangsung
2. Hipotermia akan berlangsung perlahan bila
berada/kontak lama dalam lingkungan suhu dingin
3. Hipotermia lebih mudah terjadi pada seseorang yang
kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah, terkena
angin dingin, dan kekurangan oksigen pada ketinggian.

Hipotermia ▪ Kenali tanda-tanda hipotermia ringan, sedang & berat : 1.


penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda : korban bila
diraba seluruh tubuh terasa dingin dan tampak kelabu dan
kebiru-biruan atau pucat
2. tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya
denyut nadi tidak normal, begitu juga suhu tubuh dan
pernafasannya tidak normal dibandingkan orang normal
3. korban dapat mengalami penurunan kesadaran,
mengantuk, mengigau (Linglung) atau tidak sadar.
Prinsip Pertolongan Pertama Pada HIPOTERMIA :

KERING, TERLINDUNG DARI ANGIN DAN


AIR, TERDAPAT S UMBER PANAS
Pertolongan Pertama pada Hipotermia :

1. ABC
2. Cegah kehilangan panas, terutama panas tubuh
dengan memindahkan korban dari lingkungan dingin.
Pada penderita hipotermia ringan biasanya merespon
terhadap penghambatan dari luar, dengan
melepaskan baju basah dan dingin. Kemudian
dipakaikan selimut darurat/jaket yang hangat (bisa

Hipotermia juga dengan Sleeping Bag). Dekatkan korban dengan


perapian.
3. Bila sudah sadar, berikan korban minuman air gula
yang hangat
4. Segera evakuasi sambil memonitor kesadaran umum
(kesadaran pernafasan dan denyut jantung)
▪ Adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh sengatan panas sebagai akibat kegiatan fisik di
lingkungan suhu panas atau cuaca yang sangat panas, sehingga timbul gangguan hebat pada sistem
pengaturan suhu tubuh disertai tanda-tanda yang khas yaitu:
- Kenaikan suhu badan yang tinggi
- Kejang
- Penurunan kesadaran, koma bahkan kematian

▪ Gejala-gejala heatstroke terdiri dari :


Gejala Lanjutan : korban menjadi pasif (malas berkomunikasi), muntah yang sangat hebat, suhu tubuh
menjadi sangat panas (≥ 45°C), nadi sangat cepat (≥ 160x/menit), pernafasan cepat, kejang pada
bagian tubuh tertentu, kulit menjadi merah, panas dan kering.
Gejala Kritis : Syok, kesadaran semakin menurun, pupil membesar, kejang pada seluruh tubuh.

▪ PENANGANAN :
1. ABC, RJP jika perlu
HEATSTROKE 2. Kecuali gejala heatstroke secara dini, pindahkan ke tempat yang teduh, baringkan korban,
longgarkan pakaian dan perlengkapannya.
3. Apabila tidak ada alat pengukur suhu tubuh, kita dapat membandingkan suhu tubuh korban
dengan suhu tubuh kita sebagai penolong
4. Dinginkan tubuh korban dengan segera sampai suhu tubuh kira-kira 38.5°C dengan mengompres
tengkuk dengan air dingin, dan bila mungkin diberi cukup air minum
5. Keringkan tubuh korban untuk mencegah korban jatuh kedalam keadaan hipotermia.
6. Monitor suhu tubuh setiap 5 menit, jaga korban tetap dalam keadaan sadar.

Catatan :
Jika Heat stroke ini didiamkan akan menyebabkan mati suri, keadaan lebih lanjut dari pingsan
dimana fungsi pernafasan menurun dan tidak mencukupi lagi, korban jadi tidak sadar, denyut nadi
tidak teraba, dan pernafasan tidak tampak, pupil mata melebar dan ada reaksi terhadap penyinaran,
muka pucat kebiru-biruan.
▪ Dehidrasi adalah kekurangan cairan yang disebabkan oleh
kekurangan pemasukan cairan atau pengeluaran cairan
yang berlebihan.
▪ Keadaan ini dapat terjadi pada orang-orang yang
melakukan aktivitas berat dalam waktu yang cukup lama
tanpa mengkonsumsi cukup cairan. Dehidrasi juga dapat
terjadi pada orang yang menderita diare. Karena orang
DEHIDRASI yang terkena diare, cairannya banyak yang terbuang
melalui pencernaan.
BERAT ▪ Bahaya lain dari dehidrasi adalah terganggunya
keseimbangan elektrolit tubuh dan dapat menjadi penyakit
pada keadaan bahaya lain seperti kram otot. Heat stroke,
syok. Dehidrasi jika TIDAK SEGERA DITANGANI dapat
menyebabkan kematian.
▪ PENANGANAN : Berikan cairan yang cukup dan segera
evakuasi
▪ Hipokligemia adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah menjadi
rendah disebabkan kekurangan zat gula termasuk cadangan dalam
tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada korban yang lama tidak makan
atau minum yang mengandung zat gula dalam lingkungan dingin dalam
waktu yang cukup lama.
▪ GEJALA : keringat dingin, penglihatan menjadi kabur, kehilangan
kemampuan untuk bergerak, kejang, jantung berdebar, cemas, gelisah,
bingung bahkan tidak sadar.
Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat
gula.

Hipoglikemia ▪ PENANGANAN :
1. Baringkan korban tanpa bantal
2. Jaga jalan nafas, berikan oksigen bila ada oksigen. Jika terjadi henti
jantung dan atau henti nafas lakukan kembali RJP seperti penanganan
keadaan umum.
3. Jika korban sadar cepat beri minum atau makanan yang kaya
kandungan glukosa (manis, mengandung zat gula/pati)
4. Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan
cara dibangunkan ataupun dengan pemberian rangsangan sakit,
hangatkan korban dan secepat mungkin dievakuasi ke instansi
kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
▪ Baringkan penderita ditempat yang aman dan luas
▪ Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung
▪ Longgarkan pakaian, lepaskan sepatu
Pingsan :
▪ JANGAN BERIKAN MINUM KECUALI SUDAH SADAR
▪ Hilang konsentrasi
▪ Kedua kaki dan tangan kaku diertai gerakan kejut
▪ Bola mata berbalik ke atas
▪ Rahang terkatub
KEJANG
▪ Muntah
▪ Henti nafas sejenak
▪ Kehilangan control BAK dan BAB
▪ Lemas sesuai kaku
PERTOLONGAN
PERTAMA KEJANG
HINDARI
CEDERA AKIBAT
KEJANG,
PASTIKAN
OKSIGEN CUKUP
Sebuah langkah darurat yang dapat menjaga pernapasan

BANTUAN dan denyut jantung seseorang dengan cara memberikan


kompresi dada dan pernafasan buatan
HIDUP DASAR
▪ Tandu darurat
▪ Bisa dengan mengunakan 2 batang kayu Lurus dan
Sarung

▪ Tali darurat/pengikat
▪ Bisa mengunakan tali sepatu, tali prusik di tas, gelang
prusik dan kalung dari tali prusik, bisa dengan akar dan
EVAKUASI kulit kayu dan ikat pinggang

▪ Spalak / alat Bidai


▪ Bisa mengunakan kayu lurus, besi di punggung Cariel (
Tulang Cariel )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai