Absen : 07
Cedera tendon biasanya terjadi ketika melakukan olahraga atau aktivitas yang melibatkan
gerakan yang tiba-tiba dan tajam, misalnya melempar atau melompat, atau setelah penggunaan
tendon yang berlebihan secara berulang, misalnya berlari.
Cedera ligamen pada atlet sering terjadi dan dapat mengenai setiap sendi.
Penyebab cedera ligamen yang sering adalah terkilir, atau mendarat dengan posisi yang salah.
Ligamen yang paling sering cedera (robek) adalah ligamen lutut dan pergelangan kaki.
Hal ini disebabkan karena sendi-sendi tersebut menahan berat badan dan mendapatkan tekanan
yang tinggi pada olahraga dengan arah yang berubah atau olahraga dengan kontak penuh.
Ketika terjadi cedera pada sprain, lakukan protokol RICE berikut ini:
Penanganan
Penanganan awal (48-72 jam pertama) pada sprain maupun strain sama, yaitu dengan melakukan
PRICE.
1. P - protect (lindungi): lindungi bagian yang cedera dari kerusakan lanjutan. Dapat dilakukan
pembidaian atau gunakan tongkat apabila yang cedera adalah tungkai bawah.
2. R - rest (istirahat): istirahatkan bagian yang cedera hingga mendapat evaluasi lanjutan dari
tenaga medis.
3. I - ice (es): aplikasikan es pada bagian yang cedera untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Es
sebaiknya digunakan tidak lebih dari 15-20 menit pada satu waktu. Gunakan kompres es tiap 2
jam pada 2-3 hari pertama cedera.
4. C - compress (bebat): bebat bagian cedera. Gunakan verban elastis untuk mengontrol
pembengkakan. Dianjurkan kekuatan bebatan sebesar 15-20 mmHg.
5. E - elevate (naikkan): naikkan bagian cedera di atas dari jantung untuk memanfaatkan
gravitasi dalam mengurangi pembengkakan.
1. H - heat (panas): hindari panas, seperti mandi dengan air hangat, sauna atau kompres hangat.
Panas membuat dilatasi atau melebarkan pembuluh darah, sehingga akan memperparah
pembengkakan.
3. R - running (lari): hindari lari atau bentuk aktivitas apapun yang dapat memperparah cedera.
4. M - massage (pijit): hindari memijit bagian cedera karena bisa meningkatkan perdarahan dan
pembengkakan.
Pertolongan pertama pada cedera memar biasa hanya memerlukan teknik sederhana yang dapat
dipelajari secara mandiri. Caranya:
Istirahatkan bagian tubuh yang memar jika memungkinkan. Bila kaki tertendang saat
bermain bola, misalnya, segeralah menepi ke lapangan dan berhenti bermain. Dengan
begitu, aliran darah ke area yang memar akan melambat. Jika terus bermain, memar akan
menjadi lebih parah.
Balut atau tempelkan kantong es dengan handuk pada area tubuh yang memar dan
biarkan selama kira-kira 10 menit. Ulangi beberapa kali dalam satu-dua hari atau selama
diperlukan. Cara ini akan mengurangi ukuran memar dan membuatnya sembuh lebih
cepat. Suhu dingin dari es akan membuat aliran darah di area memar lebih lambat dan
mengurangi darah yang keluar dari pembuluh.
Kompres area yang memar jika membengkak dengan perban elastis. Kompres dapat
meredakan bengkak yang terjadi dalam cedera memar.
Naikkan atau tempatkan bagian yang memar lebih tinggi dari tubuh. Dengan demikian,
pembengkakan bisa berkurang dan memar tidak menyebar.
Bila merasa nyeri, boleh mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual di apotek. Setelah satu atau
dua hari, Anda juga bisa menempelkan kain hangat untuk membantu sirkulasi darah dan
membersihkan darah yang terperangkap setelah terjadi memar.
Luruskan bagian tubuh yang nyeri,posisikan bagian tubuh yang kram lebih tinggi dari
bagian tubuh lainnya.
Kompress hangat saat kram muncul. Dan jika nyeri sudah mulai berkurang dan otot
menjadi lemas,dapat diteruskan dengan di kompres dingin menggunakan ice
pack/handuk dingin agar nyeri cepat teratasi.
Penggunaan salep untuk membantu meredamkan rasa nyeri akibat kram otot.
Istirahatkan anggota tubuh yang mengalami kram .jangan memaksakan diri untuk
melakukan aktivitas berat sampai dirasakan nyeri sudah hilang/aktivitas harian sduah
dapat berjalan seperti biasa.
Penanganan awal (48-72 jam pertama) pada sprain maupun strain sama, yaitu dengan melakukan
PRICE.
1. P - protect (lindungi): lindungi bagian yang cedera dari kerusakan lanjutan. Dapat dilakukan
pembidaian atau gunakan tongkat apabila yang cedera adalah tungkai bawah.
2. R - rest (istirahat): istirahatkan bagian yang cedera hingga mendapat evaluasi lanjutan dari
tenaga medis.
3. I - ice (es): aplikasikan es pada bagian yang cedera untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Es
sebaiknya digunakan tidak lebih dari 15-20 menit pada satu waktu. Gunakan kompres es tiap 2
jam pada 2-3 hari pertama cedera.
4. C - compress (bebat): bebat bagian cedera. Gunakan verban elastis untuk mengontrol
pembengkakan. Dianjurkan kekuatan bebatan sebesar 15-20 mmHg.
5. E - elevate (naikkan): naikkan bagian cedera di atas dari jantung untuk memanfaatkan
gravitasi dalam mengurangi pembengkakan.
Ketika Anda menemukan atau bahkan mengalami fraktur, segera hubungi fasilitas kesehatan
terdekat dan perhatikan langkah pertolongan pertama berikut sambil menunggu bantuan medis
tiba.
Cegah gerakan di area cedera. Lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) pada bagian yang
patah.
Imobilisasi tangan dasar. Korban dianjurkan untuk menopang cedera dengan tangannya
sendiri dengan memeganginya, jika memungkinkan atau di mana tidak ada
peralatan/bahan lain dalam bentuk apa pun.
Menggunakan bantalan (padding). Letakkan bantalan yang lembut (baju, selimut, handuk
kecil, dll.) pada bagian tubuh yang patah atau pada lekukan tubuh terdekat pada daerah
cedera untuk menopang.
Menopang bagian yang cedera dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih
lanjut. Terus topang bagian yang patah hingga bantuan medis tiba.
3. Hentikan perdarahan jika korban mengalami fraktur terbuka. Tekan kuat luka dengan
perban atau kain steril (prinsip balut tekan).
4. Jangan mencoba memindahkan korban, terutama jika korban mengalami cedera kepala,
leher, atau tulang belakang untuk menghindari cedera yang lebih parah.
6. Jika memungkinkan, lakukan kompres dingin dengan es yang dibalut handuk atau ice
pack selama maksimal 20 menit.
7. Pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok. Jika korban mengalami
syok, baringkan korban dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari kepala.
Jika Anda yakin telah mengalami dislokasi sendi: Jangan menunda perawatan medis.
Dapatkan bantuan medis. Jangan bergerak sendi. Sampai Anda menerima bantuan, lindungi
sendi yang terkena ke posisi tetap, biasanya dengan elastic bandage. Jangan mencoba untuk
memindahkan sendiri dislokasi sendi atau memaksa kembali tulang ke tempatnya. Hal ini
dapat merusak sendi dan otot sekitarnya, ligamen, saraf atau pembuluh darah. Menaruh es
pada sendi yang terluka. Hal ini dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan
mengontrol perdarahan internal dan penumpukan cairan di dalam dan sekitar sendi yang
terluka.
Luka lecet yang ringan dapat diobati sendiri di rumah. Namun, teman-teman harus mencuci
tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar tangan higienis (bersih) sebelum menyentuh luka lecet tersebut.
Setelah mencuci tangan dengan bersih, berikut ini pertolongan pertama yang bisa dilakukan:
Bersihkan luka lecet dari kotoran yang mungkin menempel di bawah air mengalir.
Selain itu, bisa menggunakan larutan garam agar luka lecet bersih.
Gunakan sabun lembut, seperti sabun bayi untuk membersihkan luka lecet. Sebaiknya,
hindari menggunakan sabun yang mengandung alkohol. Hal ini dilakukan agar luka
lecet tidak terasa perih dan terhindar dari iritasi kulit.
Oleskan antibiotik agar luka lecet tetap lembap. Selain itu, antibiotik juga berguna untuk
mempercepat penyembuhan hingga mencegah infeksi pada luka lecet.
Tutup luka lecet dengan kasa yang lembut.
Penggunaan kasa untuk luka lecet ini juga perlu diganti setiap hari, agar luka lecet tidak
terinfeksi.
Hindari Luka dari sinar mahahari secara langsung.
Periksalah ke dokter jika darah dari luka lecet tidak berhenti mengeluarkan darah.
Maka dari itu, Anda harus mencuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh luka. Pastikan juga
alat-alat yang akan digunakan sudah dalam keadaan bersih.
Jangan menggunakan alkohol untuk luka, hidrogen peroksida, atau garam sebagai upaya
pembersihan karena malah akan merusak jaringan serta memperlambat penyembuhan.
3. Mengoleskan antibiotik jika perlu
Jika luka tusuknya dalam dan berisiko terkontaminasi bakteri, oleskan krim atau salep antibiotik
tipis-tipis di atas luka tusuk dan tutup menggunakan perban.
Namun, penggunaan antibiotik haruslah dengan resep dari dokter. Oleh karena itu, Anda
sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memilih untuk menggunakannya.
Biasanya, salep antibiotik yang kerap dipilih adalah bacitracin. Salep ini berfungsi untuk
mencegah luka dari infeksi.
Untuk luka ringan, penggunaan plester tidaklah wajib, Anda bisa membiarkan luka tetap terbuka.
Meski demikian, Anda tetap boleh menggunakan plester untuk menghindari luka terpapar debu
dan kotoran.
Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun antiseptik sebelum mengobati luka robek. ...
Apabila luka mengeluarkan darah, hentikan pendarahan menggunakan kasa steril dengan
menekan pada area luka. ...
Bersihkan daerah sekitar luka menggunakan cairan fisiologis steril atau cairan infus.
Berikan obat oles pada area luka apabila dibutuhkan