b. Kondisi ideal:
Pukulan dalam bulutangkis menjadi faktor utama untuk meraihnya point, dengan
serangan smash yang mematikan dan keras maka bisa menjadi cara untuk mendapatkan
point dengan mudah. Namun seorang pemain terkadang memiliki cara bermain serta
kondisi tubuh yang berbeda. Dalam permainan bulutangkis membutuhkan kekuatan otot,
kekuatan ialah kemampuan otot agar bisa mengatasi beban/tahan, menahan atau
melakukan aktifitas. Namun Otot dalam permainan bulutangkis menjadi peranan yang
kuat dan penopang jalannya gerakan dalam permainan bulutangkis. (Budiwanto, 2012)
menyatakan bahwa aktifitas otot yang dilatih atau dilakukan berulang ulang akan
mempunyai dampak yaitu bertambah besarnya otot tersebut. Maka otot akan mengalami
perubahan yang signifikan dan kuat apabila dilatih secara berulang. Berbicara terkait
berulang, yaitu gerakan otomatisasi akan tercipta karena gerakan yang berlanjut dari
sebuah hasil latihan yang dilakukan secara sistematis (Budiwanto, 2012). Dengan
demikian maka hubungan kekuatan otot dengan akurasi smash pada bulutangkis, dapat
dilakukan dengan cara latihan. Dengan cara tersebut maka kekuatan otot akan
mengalami perubahan, sehingga dari gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang
maka akan mendapatkan akurasi pula yang tepat saat melakukan smash. Maka cara ideal
untuk mendapatkan akurasi smash yang baik ialah melatih kekuatan otot lengan dengan
pengulangan berkali-kali sehingga menghasilkan kekuatan otot yang baik serta
maksimal dalam melakukan smash. Dengan ini bisa dipahami bahwa pemain akan
mendapatkan akurasi smash yang baik apa bila didukung dengan otot lengan yang kuat
sehingga memberikan dorongan yang keras.
5. hipotesis
berdasarkan variable diatas diduga ada keterkaitan antara kekuatan otot lengan
dengan akurasi smash yang dilakukan menggunakan metode latihan pengulangan
sebanyak 3000 kali (Bompa & Haff, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Septianingrum, K. (2021). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Power Otot Tungkai
Dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulu Tangkis. Sains Olahraga: Jurnal
Ilmiah Ilmu Keolahragaan, 5(1), 31-39.
Bompa, T. O., & Haff, G. (2009). Periodization: Theory and methodology of training (5th ed).
Human Kinetics.
Budiwanto, S. (2012). METODOLOGI LATIHAN OLAHRAGA. Malang:UM press.
Sriwahyuniati, Ch. F, (2017).Belajar Motorik. Yogyakarta: UNY Press.
Putra, R. (2019). Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan, Kelentukan Dan Koordinasi Mata-
Tangan Terhadap Ketepatan Smash Atlet Bulutangkis PB. Bintama
Kerinci. Ensiklopedia of Journal, 1(3).
Setiawan, A., Effendi, F., & Toha, M. (2020). Akurasi smash forehand bulutangkis dikaitkan
dengan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan. Jurnal MAENPO: Jurnal
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi , 10 (1), 50
Yusuf, M. A. (2015). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan Dan Koordinasi Mata-Tangan
Terhadap Pukulan Smash Pada Bulutangkis Kategori Remaja Putra (Studi Pada Pb
Wima Surabaya). Jurnal Kesehatan Olahraga, 3(1).