Anda di halaman 1dari 53

PENANGANAN LUKA

&
PERDARAHAN

(MANNA FITRIA. ARITONANG, SKM)


Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
( trauma ) atau penyakit.
Klasifikasi sumber perdarahan / Golongan Perdarahan

1. Perdarahan Nadi (Arteri)


2. Perdarahan Balik (Vena)
3. Perdarahan Rambut (Pembuluh Kapiler)
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas
keluar dari luka terbuka.

Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,


kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit
berupa memar.
A. Perlindungan terhadap Infeksi
pada penangan perdarahan :
1. Gunakan APD (Alat Perlindungan Diri)
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,
makanan sewaktu memberi perawatan.
3. Buang bahan yang telah ternoda.
B.Mengendalikan Perdarahan Luar :
1.Tekan Langsung ( 5 – 15 menit )
2.Elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )
3.Tekan pada titik tekan.
1. Pada perdarahan besar :
a. Tutup langsung luka
b. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
c. Rawat luka setelah perdarahan terkendali.

2. Pada Perdarahan ringan atau terkendali


a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Jangan melepas penutup luka atau balutan pertama.
3. Perdarahan dalam / curiga
ada perdarahan dalam :

1.Baringkan & Istirahatkan penderita


2.Buka jalan nafas & pertahankan
3.Perawatan Syok jika ada
4.Periksa berkala pernapasan & denyut
nadi
5.Jangan beri makan & minum
6.Rawat cedera lain
7.Beri O2 & Rujuk
Dimana Sistem peredaran darah ( Sirkulasi )
gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital.

1. Kegagalan jantung memompa darah


2. kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas.
4. Kekurangan cairan tubuh.
a. Pernafasan : cepat dan dangkal
b. Nadi : Cepat dan lemah
c. Kulit : Pucat,dingin & lembab
d. Wajah : Pucat, sianosis pada bibir, lidah
dan cuping telinga.
e. Mata : Pandangan hampa, pupil melebar.

a. Mual & mungkin muntah


b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah & takut mati
1. Bawa penderita ketempat teduh & aman
2. Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm
3. Pakaian dilonggarkan
4. Beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan nafas & Pernafasan baik
7. Kontrol perdarahan & rawat cedera lainnya
8. Beri Oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan & minum
10.Periksa berkala tanda vital
11.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Cedera yang melibatkan jaringan kulit,otot,
saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa
1.Luka Terbuka
2.Luka Tertutup

1. Luka Lecet
2. Luka sayat / iris
3. Luka Robek
4. Luka Tusuk
5. Avulsi ( sobek )
6. Amputasi
1.Memar
2.Cedera karena
himpitan
3.Cedera remuk
Adalah : bahan yang diletakkan tepat
diatas luka.
Jenis : 1. Penutup luka oklusif ( kedap )
2. Penutup luka tebal
Fungsi : 1. Membantu mengendalikan
darah
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.

1. Penekanan untuk membantu


menghentikan perdarahan.
2. mempertahankan penutup luka pada
tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh
yang cedera.
1.Pembalut pita / gulung
2.Pembalut segitiga ( mitella )
3.Pembalut tabung / tubuler
4.Pembalut penekan
1.Penutup luka harus meliputi permukaan
luka
2.Upayakan permukaan luka bersih
sebelum ditutup kecuali terjadi
peradarahan.
3.Pemasangan penutup luka dilakukan
sedemikian rupa sehingga luka tidak
terkontaminasi.
1.Pembalut dipasang setelah perdarahan
terhenti.
2.Ikatan jangan terlalu kendor atau kencang
3.Ujung pemablut jangan terurai
4.Daerah yang dibalut harus lebih luas dari
luka
5.Jangan menutup ujung jari kecuali ada luka
6.Khusus anggota gerak pembalutan dilakukan
dari bawah ke atas (arah jantung)
7.Pembalutan dilakukan pada posisi yang
diinginkan
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah
dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada
9. Rujuk kefasilitas kesehatan.
Khusus memar dapat dilakukan sbb :
1. Istirahatkan anggota gerak
2. Beri kompres dingin
3. Balut tekan
4. Tinggikan anggota gerak tersebut
Secara umum cedera pada alat gerak
dapat berupa :
1. Patah tulang
2. Cerai sendi / dislokasi
3. Terkilir otot / Strain
4. Terkilir sendi / Sprain
Terputusnya jaringan tulang , baik seluruhnya atau
hanya sebagian saja.

Penyebab :
Terjadinya gaya yang
melampaui batas elastisitas
jaringan tulang sehingga
jaringan tulang rusak.

Cedera dapat terjadi :


1. Gaya langsung
2. Gaya tidak langsung
3. Gaya puntir
Gejala dan tanda :
1. terjadi perubahan bentuk
2. Daerah yang patah nyeri & kaku saat ditekan
3. Bengkak disertai memar
4. Terjadi gangguan fungsi gerak
5. Terdengar suara berderik
6. Mungkin terlihat bagian yang patah
Jenis patah tulang :
1. Patah Tulang tertutup
2. Patah Tulang terbuka
Patah tulang tertutup
Patah tulang terbuka
Penanganan Terkilir :

1. Letakan penderita dalam posisi yang nyaman,


istirahatkan bagian yang cedera.
2. Tinggikan daerah yang cedera.
3. Beri kompres dingin, maksimum selama 30 menit,
ulangi setiap jam bila perlu.
4. Balut tekan dan tetap tinggikan.
5. Bila ragu rawat sebagai patah tulang.
6. Rujuk kefasilitas kesehatan
Upaya untuk menstabilkan dan mengistirahatkan
(imobilisasi) bagian yang cedera.

Tujuan :
1. Mencegah pergerakan
2. Mengurangi terjadinya cedera baru
3. Mengistirahatkan anggota yang patah
4. mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan
Macam bidai :

1.Bidai keras
2.Bidai Traksi
3.Bidai improvisasi
4.Gendongan / belat & bebat
BIDAI KERAS
BIDAI YANG DAPAT DIBENTUK
BIDAI TRAKSI
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN
Walau membidai dengan alat atau cara
apapun ada ketentuan yang berlaku pada
semua pembidaian.

1. Sedapat mungkin informasikan rencana


tindakan kepada penderita

2 Paparkan seluruh bagian yang cedera dan


rawat perdarahan bila ada
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada
daerah sendi sebelum membidai. Buka
perhiasan di daerah patah atau di bagian distal.

4. Nilai GSS (Gerak Sensasi Sirkulasi) / PSM


(Awal) = Proses Safety Management
5. Siapkan alat-alat selengkapnya

6.Jangan berupaya merubah posisi


bagian yang cedera. Upayakan
membidai dalam posisi ketika
ditemukan

7.Jangan berusaha memasukkan


bagian tulang yang patah
8.Bidai harus meliputi dua sendi
dari tulang yang patah. Ukur bidai
pada anggota badan yang sehat.

9.Bila cedera pada sendi, bidai


kedua tulang yang mengapit sendi
tersebut. Upayakan juga membidai
sendi distalnya.
10.Lapisi bidai dengan bahan yang
lunak, bila memungkinkan.

11.Isilahbagian yang kosong antara


tubuh dengan bidai dengan bahan
pelapis.

12.Ikatan jangan terlalu keras dan


jangan terlalu longgar.
13.Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai
dari sendi yang banyak bergerak, kemudian
sendi atas dari tulang yang patah.

14.
gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS)
kembali, bandingkan dengan
pemeriksaSelesai pembidaian,dilakukan
pemeriksaan an GSS pertama.

15. Jangan membidai berlebihan


Bila dianggap perlu penolong harus memindahkan
Penderita maka harus diperhatikan :

1. Jangan membuat cedera lebih lanjut pada


penderita.
2. Hindari cedera pada penolong.

MEKANIKA TUBUH
Menggunakan gerakan tubuh penolong yang
baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan
Dalam pemindahan penderita.
PRINSIP DASAR PEMINDAHAN
PENDERITA
1. Jangan dilakukan jika tidak
mutlak perlu.
2. Lakukan sesuai dengan teknik
yang baik dan benar
3. Kondisi fisik penolong baik dan
terlatih
Macam Pemindahan Penderita

1. Pemidahan Darurat
- Menarik kemeja penderita
- Menarik dengan selimut
- Menarik dengan kain
- Menarik dari ketiak / lengan

2. Pemindahan Biasa
- Teknik angkat langsung (2-3 penolong )
- Teknik angkat anggota gerak
Berdasarkan pertanyaan yang mungkin terjadi pada
saat memindahkan penderita :

a. Kapan saatnya penderita dipindahkan ?


b. Apakah penilaan dan pemeriksaan harus selesai
sebelum pemindahan ?
c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga
(stabilisasi manual ) ?
Peralatan pemindahan penderita :
1. Tandu beroda
2. Tandu lipat
3. Tandu scoop
4. Tandu kursi
5. Tandu basket
6. Tandu selimut
7. Papan spinal

Selesai

Anda mungkin juga menyukai