Anda di halaman 1dari 42

PROSEDUR TINDAKAN

KEGAWATDARURATAN

Febriyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Tindakan mengeluarkan benda
asing adalah prosedur medis yang
dilakukan untuk mengeluarkan
benda asing dari dalam tubuh
manusia. Benda asing dapat
masuk ke dalam tubuh melalui
berbagai cara, seperti tertelan,
terhirup, atau tertusuk.
• Benda asing yang masuk ke dalam tubuh dapat
menyebabkan berbagai gejala, tergantung pada
jenis dan lokasi benda tersebut. Beberapa gejala
yang umum terjadi antara lain sakit perut, sesak
napas, batuk, mual, muntah, dan demam.

• Jika benda asing tidak segera dikeluarkan, dapat


terjadi bahaya yang lebih serius seperti infeksi,
pendarahan, kerusakan organ, dan bahkan
kematian. Oleh karena itu, tindakan mengeluarkan
benda asing harus segera dilakukan setelah benda
tersebut terdeteksi di dalam tubuh.
Teknik yang biasa digunakan antara lain
endoskopi, operasi, atau penggunaan magnet.
Endoskopi digunakan untuk mengeluarkan benda
asing yang berada di dalam saluran pencernaan
atau pernapasan, sedangkan operasi dilakukan
jika benda asing berada di dalam jaringan lunak
atau organ tubuh. Penggunaan magnet dapat
membantu mengeluarkan benda asing logam yang
terdapat di dalam tubuh.
Untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam tubuh,
ada beberapa hal yang bisa dilakukan :
1.Hindari makan sambil berbicara atau tertawa terlalu
keras untuk mengurangi risiko tertelan benda asing
2.Gunakan alat pelindung seperti masker dan kacamata
saat bekerja dengan bahan-bahan kimia atau mesin yang
berbahaya.
3.Pastikan anak-anak selalu diawasi saat bermain untuk
mencegah tertelan atau terhirup benda asing.
4.Jangan biarkan benda asing tertinggal di dalam tubuh
setelah melakukan tindakan medis seperti operasi atau
pemasangan alat kesehatan
Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
( trauma ) atau penyakit.

Klasifikasi sumber perdarahan / Golongan Perdarahan

1. Perdarahan Nadi ( Arteri )


- Berasala dari pembuluh Nadi
- keluarnya memancar seirama denyut nadi
- berwarna merah terang
2. Perdarahan Balik ( Vena )
- Darah keluar mengalir
- Berwarna merah gelap

3. Perdarahan Rambut ( kapiler )


- Darah keluar merembes
- Berwarna merah gelap
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas
keluar dari luka terbuka.

Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,


kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit
berupa memar.
A. Perlindungan terhadap Infeksi
pada penangan perdarahan :
1. Gunakan APD
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,
makanan sewaktu memberi perawatan.
3. Buang bahan yang telah ternoda.
B.Mengendalikan Perdarahan Luar :
1.Tekan Langsung ( 5 – 15 menit )
2. Elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )
3. Tekan pada titik tekan.
4. Cara lain yaitu imobilisasi dengan / tanpa bidai/
Torniket.
1. Pada perdarahan besar :
a. Tutup langsung luka
b. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
c. Rawat luka setelah perdarahan terkendali.

2. Pada Perdarahan ringan atau terkendali


a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Jangan melepas penutup luka atau balutan pertama.
3. Perdarahan dalam / curiga ada perdarahan dalam :
a. Baringkan & Istirahatkan penderita
b. Buka jalan nafas & peertahankan
c. Perawatan Syok jika ada
d. Periksa berkala pernapasan & denyut nadi
e. Jangan beri makan & minum
f. Rawat cedera lain
g. Beri O2 & Rujuk
Dimana Sistem peredaran darah ( Sirkulasi )
gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital.

1. Kegagalan jantung memompa darah


2. kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas.
4. Kekurangan cairan tubuh.
a. Pernafasan : cepat dan dangkal
b. Nadi : Cepat dan lemah
c. Kulit : Pucat,dingin & lembab
d. Wajah : Pucat, sianosis pada bibir, lidah
dan cuping telinga.
e. Mata : Pandangan hampa, pupil melebar.
a. Mual & mungkin muntah
b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah & takut mati
1. Bawa penderita ketempat teduh & aman
2. Tidurkan telentang,tungkai tinggikan 20–30 cm
3. Pakaian dilonggarkan
4. Beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan nafas & Pernafasan baik
7. Kontrol perdarahan & rawat cedera lainnya
8. Beri Oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan & minum
10.Periksa berkala tanda vital
11.Berikan terapi IV line
Cedera yang melibatkan jaringan
kulit,otot,saraf / pembuluh darah
akibat suatu ruda paksa
1. Luka Terbuka
2. Luka Tertutup

1. Luka Lecet
2. Luka sayat / iris
3. Luka Robek
4. Luka Tusuk
5. Avulsi ( sobek )
6. Amputasi
1. Memar
2. Cedera karena himpitan
3. Cedera remuk

bahan yang diletakkan tepat diatas luka.


Jenis : 1. Penutup luka oklusif ( kedap )
2. Penutup luka tebal
Fungsi : 1. Membantu mengendalikan darah
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.

1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.


2. mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.

1. Pembalut pita / gulung


2. Pembalut segitiga ( mitella )
3. Pembalut tabung / tubuler
4. Pembalut penekan
- Tulang
- Sendi
- Jaringan ikat
- Otot
Cedera pada Alat Gerak :
1. Patah Tulang ( Fraktur )
2. Urai Sendi ( Dislokasi )
3. Terkilir Otot ( Strain)
4. Terkilir Sendi ( Sprain)
Terputusnya jaringan tulang baik sebagian atau seluruh.
Penyebabnya : Gaya melampoui batas Destisitas :
- Gaya Langsung
- Gaya Tak langsung
- Gaya puntir

Gejala dan Tanda :


- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Bengkak
- Gangguan Fungsi gerak
- Krepitasi
- Mungkin terlihat tulang yg patah
1. Patah Tulang Tertutup :
Permukaan kulit utuh
2.Patah Tulang terbuka :
Permukaan kulit ada luka/robek
Upaya menstabilkan + Immobilisasi bagian cedera
Tujuan :
- Mencegah gerakan
- Mengurangi cedera baru
- Memberi istirahat
- Mengurangi nyeri
- Mempercepat penyembuhan
Macam-Macam Bidai :
• Bidai keras
• Bidai traksi
• Bidai Improvisasi
• Gendongan/belat & bebat
1. Informasikan kepada penderita.
2. Eksposure
3. Nilai GSS pada distal
4. Siapkan alat-alat
5. Membidai sesuai dg posisi saat ditemukan
6. Meliputi dua sendi atau dua tulang
7. Lapisi bidai dg bahan lunak
8. Ikatan jangan terlalu keras/longgar
9. Ikatan cukup jumlahnya
10.Nilai GSS kembali
1. Istirahatkan bagian cedera
2. Tinggoikan bagian cedera
3. Kompres dingin max 30 mnt, ulangi setiap jam.
4. Balut tekan
5. Bila perlu rujuk

1. Letakkan lengan bawah di dada, telapak tangan


menghadap keluar.
2. Pasang bidai L/Bidai spesial siku
3. Ikat diatas & dibawah tulang yg patah
4. Lengan bawah digendong
5. Jika siku oatah, tangan jangan dilipat, bidai
lurus ke bawah
6. Rujuk
1. Letakkan lengan pada dada
2. Pasang bidai dari siku ke tangan
3. Ikat di atas & dibawah tulang yg patah
4. Lengan di gendong
5. Rujuk

Tanda-tandanya :
- Nyeri diatas kemaluan baik saat duduk maupun bendiri
- Kaki sulit digerakkan & kesemutan
Pertolongannya :
1. Diangkat dg papan kedua kakinya diikat jadi satu.
2. Beri bantal dibawah lutut dan kanan kiri pinggul
3. Ikat pada tulang pinggul & pergelangan kaki.
4. Rujuk
Cedera Kepala :
Cedera pada kepala gangguan pada Otak :
Ringan/Berat.
Penyebab : Bentrokan
Pembagian :
1. Cedera Kepala Sederhana
2. Patah Tulang Tengkorak
3. Cedera Otak
1. Perubahan respon
2. Gangguan Napas
3. Sakit kepala
4. Mual, muntah (muntah proyektil)
5. Gangguan penglihatan, pupil tak simetris
6. Kejang
7. Perubahan tanda vital
8.  Nyeri
9.   Luka terbuka/tertutup
10. Darah/cairan otak keluar dari hidung/telinga.
11. Memar dibelakang telinga (Battle Sign)
12.  Memar disekitar mata (raccoon eyes)
13.     Postur abnormal
1. Penilaian Dini
2. Immobilisasi Kepala & Leher
3. Beri O2 bila ada
4. Tutup dan Balut Luka
5. Pantau tanda vital secara berkala
6. Rujuk
Cedera dari tulang leher sampai tulang ekor
termasuk persyarafan di dalamnya

- Penyebabnya : Benturan, jatuh, laka lantas

- Gejala dan Tanda :


1. Perubahan bentuk
2. Mati rasa, kesemutan atau lumpuh pada alat gerak
3. Nyeri saat menggerakan lengan/tungkai
4. BAK dan BAB tidak terkontrol
5. Sulit Napas
6. Priapismus
7. Cedera lumpuh.
-Penyulit : 1. Henti Napas
2. Kelumpuhan Umum
3. Syak

• Penanganan :
1. Analisa terjadi cedera
2. Stabilisasi manual bila ada pasal neck collar
3. Penilaian dini
4. Beri O2
5. Pemeriksaan Fisik
6. Stabilisasi leher sampai dimobilisasi pada papan spinal
dengan baik.
7. Periksa tanda vital
8. Rujuk
Dapat terjadi imboli udara

Gejala dan Tanda


• Luka /memar
• Sukar bicara
• Sumbatan Jalan napas
• Tenggorokan bengkak
• Kripitasi udara
1. Penilaian Dini
2. Bila luka terbuka lebar tutup dg penutup kedap
(kasa oklusif)
3. Miringkan kekiri bila ada emboli udara.
4. Bila ada benda menancap stabilkan jika
mengganggu jalan napas cabut
5. Rawat Syok bila ada
6. Rujuk
PATAH TULANG IGA :
Bisa patah pada 1 tempat/beberapa tempat.
Bila 1 iga/beberapa iga patah pada beberapa tempat
sekaligus disebut : Flail Chest

• Gejala dan Tanda :


1. Nyeri saat napas
2. Perubahan bentuk diding dada
3. Dada tidak mengembang dengan baik
4. Gerakan paradoks
5. Batuk Darah
6. Guarding position
7. Memar didada
8. Dilatasi vero leher, mata merah, sianosis, tubuh atas
bengkak
9. Tanda-tanda syok
CEDERA DADA TERBUKA :
Hati-hati thd sucking chest womnd (luka
hisap dada) keadaan mengancam nyawa.
Penanganannya :
• Penilaian dini
• Jangan cabut bila benda menancap
• Tutup luka dg penutup kedap
• Rujuk
MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT
(TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN TITIK)

Penghentian perdarahan yang terjadi akibat


trauma dapat dilakukan dengan beberapa
metode :

1.Penekanan langsung (direct pressure)


Cara yang paling efektif untuk
mengontrol perdarahan luar adalah dengan
melakukan penekanan langsung pada luka.
Cara ini tidak hanya menghentikan
perdarahan tapi juga menutup luka tanpa
merusak pembuluh darah.
2. Penekanan tidak langsung
(indirect/ point pressure)
Penekanan tidak langsung
merupakan tekini penghentian
perdarahan dengan melakukan
penekanan pada pembuluh darah yang
memberikan aliran pada luka.
Penekanan dilakukan dengan jari,
jempol, atau pangkal permukaan
tangan.
3.Elevasi
Mempertahan kan luka lebuh
tinggi dari jantung akan
menurunkan tekanan darah pada
luka, yang diharapkan akan
mengurangi perdarahan. Teknik
ini memungkinkan dilakukan
apabila perdarahan terjadi pada
tungkai atas, tungkai bawah, dan
kepala.
4. Tourniquet
Tourniquet merupakan metode penghentian
perdarahan dengan melakukan pengikatan
proksimal dari sumber perdarahan. Penggunaan
tourniquet dapat menghentikan
seluruh aliran darah ke arah distal. Penggunaan
tourniquet terlalu lama dapat
menyebabkan kerusakan jaringan pada bagian distal
tourniquet.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai