Pengertian
Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh .
Sedangkan ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh
disebut Fisiologi.
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar
tubuh manusia terdiri :
1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul
Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam
tubuh yaitu :
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung,
paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis
dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ
pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan
lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus
besar dan organ reproduksi dalam.
Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu.
1. PENILAIAN KEADAAN
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang
sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan
pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah
pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.
INGAT
Amankan Diri Sendiri Terlebig Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1
2. PENILAIAN DINI
a.Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa Mempunyai
tanda-tanda yang jelas dan terlihat da atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar,
patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa.
Contohnya sesak napas, pingsan.
b.Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon penderita, yaitu :
1.Awas
2.Suara
3.Nyeri
4.Tidak Respon
ASNT
Lihat
Dengar
Rasakan
f.Hubungi Bantuan
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk
melakukannya atau lakukan sendiri. Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan
segera hubungi.
3. PEMERIKSAAN FISIK
2. Leher
3. Dada
4. Perut
5. Punggung
6. Panggul
pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan
sensasi dan sirkulasi ( GSS ).
MATERI PP 4 : LUKA
Pengertian Luka
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh. Luka paling
jelas terjadi pada kulit .
Ilustrasi gbr. Pembalutan pada luka di lengan
Klasifikasi luka :
1. luka terbuka
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada
kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan.
contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi
2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini
tidak disertai darah yang keluar .
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat diatas luka
Pembalut luka
Adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka .
Fungsi pembalut
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera
Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan
Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian
tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan
Pengertian :
Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.
Ilustrasi gnr. Penanganan luka bakar ringan/sedang
Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan
pengangkatan dalam pemindahan penderita.
Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Pemindahan Penderita
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk
perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare
Pingsan
Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
PEMBAHASAN
Upaya yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang mengalami internal
bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga menyebabkan
rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau memar yaitu
dilakukan dengan teknik RICE
1. Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang cedera juga harus dilindungi. Jika
terasa sakit saat menahan beban tubuh, gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan,
lindungi bagian yang cedera dengan kayu belat (splint).
2. Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin. Pendinginan dapat
mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang cedera. Langkah ini sebaiknya
dilakukan segera. Tempelkan kain dingin atau es yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian
cedera selama 20 menit, tiga kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.
3. Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan perban khusus.
Kompres ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian tubuh yang terantuk atau
terbentur. Balutan harus rapi. Pastikan bebatan tidak terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati
rasa, geli, atau bahkan menambah rasa sakit.
4. Elevation. Bagian tubuh yang cedera diangkat lebih tinggi dari jantung. Misalnya, jika yang
cedera pergelangan kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki
diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung.
Pengobatan memar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi
rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral.
Sediaan anti koagulan, seperti heparin (Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan
pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.
B. Sebutkan jenis perdarahan yang dapat terjadi pada tubuh manusia. Identifikasi ciri-ciri dari jenis
perdarahan tersebut!
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis perdarahan :
1. Perdarahan Luar (External Bleeding)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan
kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut
e. Obat
Perdarahan internal mungkin disebabkan sebagai efek sampingan dari oba-obat (paling sering
dari obat-obat antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin) dan alkohol. Unsur-unsur
ini dapat menyebabkan peradangan dan perdarahn dari esophagus, lambung, dan duodenum
(usus dua belas jari), bagian pertama dari usus kecil ketika ia meninggalkan lambung.
Berdasarkan sumber perdarahan :
1) Pendarahan Arteri
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi dan
berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
Tanda – tandanya :
© Warna darah merah muda
© Keluar secara memancar sesuai irama jantung
© Biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan
Tanda – tandanya :
© Perdarahan tidak hebat
© Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
© Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
© Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa
Pembahasan :
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti sama sekali.
Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda
dapat dpergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit
bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari
dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk perdarahan
di kaki)
Caranya : Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya
dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk
torniket kain masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket dengan
sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut. Selanjutnya diikat
lagi dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk
mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat melukai jaringan-
jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di tempat
yang rendah dari torniket dan warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekunungan.
Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi atau diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam
keadaan terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak
mempercepat kematian jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket boleh
dikendorkan ( dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama torniket kendor, luka
ditekan dengan kasa steril.
Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket : 5 jari di atas luka
Jenis tourniquets :
a) Bedah tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi .Tourniquet bedah dengan lengan
perlindungan ekstremitas dalam persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets mencegah aliran
darah ke ekstremitas dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang operasi
berdarah. Hal ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi
perbaikan, keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah
ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi blok) di mana mereka
melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di dahan dari memasuki sirkulasi umum.
b) Darurat tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan, kontrol untuk mencegah
kehilangan darah yang parah dari trauma ekstremitas. Tourniquets darurat biasanya digunakan
sebagai upaya terakhir, terutama dalam aplikasi sipil, karena bisa membunuh jaringan, dan
menyebabkan kerusakan ekstremitas bawah.
D. Bagaimana cara anda mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena?
PEMBAHASAN
Cara mengatasi perdarahan pada arteri dan vena secara prinsipnya sama yaitu dengan cara balut
dan tekan, hanya saja pada arteri waktu dan tekanan yang diberikan lebih besar dari pada
menghentikan perdarahan pada daerah vena.
Arteri Temporalis
Terletak di pangkal atas (di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita.
Arteri Karotis
Berada di sebelah kiri dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun kita.
Arteri Brakhialis
Berada di sendi siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita.
Arteri Radialis
Berada di sendi antara lengan bagian bawah dengan telapak tangan kanan dan kiri kita.
Arteri Femoralis
d. PRESSURE BANDAGE. Cara lain menghentikan perdarahan yaitu imobilisasi dengan atau
tanpa pembidaian. Pressure Bandage (Penakanan dengan menggunakan Bebatan), fungsinya
akan memudahkan apabila kita melakukan sendiri pertolongan perdarahan dengan lebih dari satu
sumber perdarahan. Tekniknya adalah menekan
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan
dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)
Perawatan pendarahaan :
Perdarahan besar :
· Jangan membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka
· Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
· Pertahankan dan tekan cukup kuat
· Rawat luka setelah perdarahan terkendali
Perdarahan ringan atau terkendali :
· Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
· Tekan sampai perdarahan terkendali
· Pertahankan penutup luka dan balut
· Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
· Baringkan dan istirahatkan penderita
· Buka jalan napas dan pertahankan
· Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
· Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga syok
· Jangan beri makan atau minum
· Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
· Bila ada beri oksigen
· Rujuk ke fasilitas kesehatan.
(PMI, 59: 2004)
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah :
© Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi
yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.
© Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf perifer,pembuluh
darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
© Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
© Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh
darah.
© Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
PEMBAHASAN
I. FRAKTUR COSTAE
Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah bagian
patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan
pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang
bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada
sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.
II. FRAKTUR TULANG BELAKANG
Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai menggunakan
spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.
III. FRAKTUR SERVIKAL
Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan dilakukan
dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika
mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan
menggunakan cervical Collar
G. Sebutkan jenis pembalut dan fungsinya masing-masing (digunakan pada kasus apa)?
PEMBAHASAN
Jenis-jenis pembalut :
1) Mittela :
Bahan pembatuk segitiga sama kaki berbagai ukuran panjang kaki 50-100 cm
Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala ,bahu ,dada,siku,telapak
tangan ,pinggul,telapak kaki dan untuk menggantung lengan
2) Dasi :
Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa
lapis dan berbentuk seperti pita di kedua ujung –ujungnya lancip dan lebarnya 5-10 cm
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut
mata,dahi,rahang,ketiak,lengan,siku,paha,lutut,betis dan kaki terkilir
Cara membalut:
· Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
· Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling
menarik
· Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3) Pita :
Pembalut ini dapat dibuat dari katun ,kassa,flannel,atau bahan elastic .Yang paling
sederhana adalah dari kasssa,hal ini karena kassa mudah menyerap air ,darah dan tidak mudah
bergeser ( kendor )
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
§ Lebar 2,5 cm untuk jari-jari
§ Lebar 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan
§ Lebar 7,5 cm untuk kepala,lengan,atas bawah,betis dan kaki
§ Lebar 10 cm untuk paha dan sendi pinggul
§ Lebar > 10 cm untuk dada ,perut dan punggung
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
· Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
· Pastikan bahwa perban tergulung kencang
· Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal
(terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai
dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
· Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih
antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian
sebelumnya.
· Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau
jepitan perban.
4) Plester :
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka ,untuk fiksasi pada sendi yang
terkilir ,untuk merekatkan pada kelainan pada patah tulang
Khusus untuk penutup luka ,biasa dilengkapi dengan antiseptic
PEMBAHASAN
Prinsip mengangkut pasien :
Kondisi pasien harus stabil selama proses transportasi/pemindahan.
Prosedur resusitasi yang terus menerus harus dipertahankan selama transportasi
Pasien harus ditemani oleh seorang staf dengan tingkat yang sesuai, sesuai dengan kondisinya.
Tanggung jawab pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen yang
menerima
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban
tentang:
Keadaan umum korban
Sistem persyarafan (kesadaran)
Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
Sistem pernapasan
Bagian yang mengalami cedera.
Prinsip pengangkatan dengan tandu
Pengangkatan korban,
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu,
panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
· Menaik, bila tungkai tidak cedera,
· Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
· Mengangkut ke samping,
· Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
· Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.