Anda di halaman 1dari 10

Makalah Agroklimatologi

Pertanian, Cuaca dan Iklim

Disusun Oleh:

Nama : Frederikus

NPM : 204110248

Kelas : 2D Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengajar Bapak Dr. Ir. T. H.
Edy Sabli, M.Si yang telah memberikan bimbingan dalam proses perkuliahan
yang berlangsung selama semester ini. Makalah ini disusun berdasarkan judul
materi yang telah disampaikan oleh dosen pengajar dan isi dari materinya diambil
dari beberapa referensi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah


ini. Oleh karena itu, penulis harapkan adanya saran yang membangun agar
kedepannya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Pekanbaru, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI………………………………………………………….. ii

BAB 1 : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang…………………………………………………1
b. Rumusan Masalah……………………………………………...1
c. Tujuan Penulisan……………………………………………….1
d. Manfaat Penulisan……………………………………………...1

BAB 2 : PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pertanian/ Agroklimatologi………………………...2
1.2 Manfaat mempelajari ilmu agroklimatlogi……………………..2
1.3 Pengertian Atmosfer……………………………………………3
1.4 Fungsi Atmosfer……………………………………………......3
1.5 Lapisan-lapisan Atmosfer………………………………………3
1.6 Pengertian Cuaca……………………………………………….4
1.7 Unsur- unsur cuaca……………………………………………..4
1.8 Pengertian Iklim………………………………………………..5
1.9 Pengaruh Iklim Pada Pertanian………………………………...5

BAB 3 : PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………..6
2. Saran……………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 PENDAAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa


termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola
curah hujan,kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian
iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius
perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perubahan iklim akan menyebabkan
seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang
lebih rendah dibanding wilayah subtropics, wilayah selatan Indonesia mengalami
penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan
curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan
panjang musim hujan. Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang
makin pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apa
bila tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi
jaringan irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya
frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau
akan meningkatkan risiko kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian
utara,meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan peluang indeks
penanaman, namun kondisi lahan tidak se baik di Jawa. Tren perubahan ini
tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Agroklimatologi?


2. Bagaiman Pengaruh Iklim Terhadap Sektor Pertanian?
3. Bagaimna Pengaruh Cuaca Serta Unsur-Unsurnya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:


1. Menjelaskan bagaimana pengaruh iklim terhadap sektor pertanian
2. Menjelaskan bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap pertanian
3. Menjelaskan bagaimana pengaruh cuaca serta unsur-unsurnya

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:


1. Mengetahui apa itu agroklimatologi beserta fungsi mempelajarinya.
2. Mengetahui hal-hal yang tercakup dalam agroklimatologi.
3. Mengetahui mengetahui aspek-aspek iklim yang berhubungan dengan
bidang pertanian.
BAB 2 PEMBAHASAN

1.1. PENGERTIAN AGROKLIMATOLOGI

Berbicara mengenai agroklimatologi, maka harus mengaitkan mengenai


fenomena yang sering terjadi di bumi dan pengaruhnya di bidang pertanian.
Agroklimatologi terdiri tari 3 kata yaitu: agro (lahan/pertanian), klimat (iklim)
dan logi/logos (ilmu). Jadi dapat disimpulkan bahwa agroklimatologi adalah suatu
disiplin ilmu yang menpelajari tentang klimatologi dan kaitannya dengan bidang
pertanian. Yang dimaksud dengan klimatologi adalah ilmu yang menerangkan
tentang iklim, bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat
lainnya. Ilmu ini berhubungan dengan cuaca, dimana cuaca dan iklim merupakan
salah sau komponen ekosistem alam sehingga kehidupan baik manusia, hewan
dan tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan proses-proese
perbedaan antara cuaca dan iklim.
Selain itu terdapat berbagai cabang ilmu klimatologi sesuai bidang
kajiannya seperti klimatologi kelautan, klimatologi ruang, klimatologi bangunan,
klimatologi pedesaan dan klimatologi perkotaan. Berdasarkan ruang lingkup
kajiannya, klimatologi dibagi menjadi 3 yakni mikroklimatologi, yakni ilmu iklim
yang membahas atmosfer sebatas ruang perakaran hingga sekitar tajuk tanaman
atau atmosfer sekitar tanah. Kedua adalah mesoklimatologi yakni ilmu iklim yang
membahas prilaku atmosfer dalam batas wilayah dan yang ketiga adalah
makroklimatologi yakni ilmu iklim yang menekankan pembahasannya pada
wilayah yang sangat luas.

1.2. Manfaat Mempelajari Agroklimatologi

Manfaat agroklimatologi yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang menpengaruhui dalam bidang


pertanian.
2. Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan dalam
kehidupan tanaman.
3. Untuk memahami bagaimana iklim menpengaruhi hama tanaman.
4. Kita bisa merencanakan kapan waktu yang tepat untuk melakukan proses
pembudidayaan tanaman, misalnya menentukan jadwal pemupukan,
jadwal penyemprotan.
5. Untuk mengetahui dan menpelajari tentang cuaca dan iklim dan
sebagainya.
6. Kita bisa mengetahui kapan tanaman tersebut melakukan stadia
tumbuhnya.
7. Kita bisa mengetahui umur dari suatu tanaman.
8. Untuk merancang pola tanam yang baik.
9. Untuk mengetahui hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses
pertumbuhan tanaman.
10. Untuk mengupayakan peningkatan produksi panen
11. Untuk menghindari kegagalan dalam panen.
1.3. Pengertian Atmosfer
Atmosfer ialah kumpulan dari beberapa lapisan gas dengan ketebalan
ribuan kilometer yang terdiri atas troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer,
ionosfer dan eksosfer. Lapisan – lapisan ini masing – masing memiliki fungsi.
Namun secara umum, fungsi atmosfer adalah untuk melindungi bumi dari radiasi
dan pecahan benda langit lain (meteor).
Apabila ditinjau dari asal kata, atmosfer berasal dari bahasa Yunani,
yaitu atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer adalah selubung
berwujud gas yang mengelilingi bumi. Atmosfer juga berarti penghambat bagi
benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang
melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan
bumi.

1.4. Fungsi Atmosfer


Atmosfer di bumi fungsinya adalah untuk melindungi kehidupan. Hal ini
dikarenakan atmosfer dapat menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang
mampu memicu kanker kulit bagi manusia. Atmosfer juga bisa mengurangi suhu
ekstrem di antara siang dan malam. Atmosfer Bumi terdiri atas gas Nitrogen
sekitar 78.17%, Oksigen sebesar 20.97%, sedikit Argon 0.9%, Karbondioksida
sekitar 0.0357%, ditambah uap air dan gas lainnya. Atmosfer sendiri tidak
mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah
ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Manfaat atmosfer bagi kehidupan sangatlah vital. Pada dasarnya atmosfer
berperan sebagai protektor Bumi dari serangan benda dan radiasi asing. Namun
terdapat fungsi lain dari atmosfer sendiri, yakni :
1. Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet dll.
2. Memantulkan gelombang radio.
3. Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap sesuai untuk
kehidupan.
4. Membantu menjaga stabilitas suhu udara pada waktu siang dan malam.
5. Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim
panas dan musim dingin.
6. Menyerap radiasi sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia
dan makhluk bumi lainnya.
7. Sebagai sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak
dapat menyalakan api, bernafas dan proses kimia lainnya.

1.5. Lapisan-Lapisan Atmosfer

1. Troposfer
Lapisan ini mempunyai ketebalan yang berbeda-beda di tiap wilayah di atas Bumi.
Di atas kutub, tebal lapisan ini sekitar 9 km. Semakin dekat dengan daerah khatulistiwa
lapisan ini semakin tebal hingga mencapai 15 km. Perbedaan ketebalan ini disebabkan
oleh rotasi Bumi, akibatnya terjadi perbedaan kondisi cuaca antara kutub dan
khatulistiwa.

2. Stratosfer
Lapisan di atas tropopause adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini tidak berlaku
hukum gradien geothermis karena semakin tinggi posisi di tempat ini, suhu akan semakin
naik. Hal ini disebabkan kandungan uap air dan debu hampir tidak ada. Pada lapisan ini
terdapat lapisan ozon.
Keberadaan ozon sekarang ini semakin menipis karena adanya pencemaran dari gas
CFCs (Chloroflourocarbons). Ozon berguna untuk menyerap radiasi yang dipancarkan
oleh sinar ultraviolet. Di atas lapisan stratosfer terdapat lapisan stratopause yang
merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan mesosfer.

3. Mesosfer
Lapisan ini merupakan tempat terbakarnya meteor dari luar angkasa menuju Bumi
sehingga lapisan ini merupakan lapisan pelindung Bumi terhadap benturan benda atau
batuan meteor. Di atas lapisan mesosfer terdapat lapisan mesopause yang merupakan
lapisan peralihan antara mesosfer dan termosfer.

4. Termosfer
Lapisan di atas mesopause adalah lapisan termosfer. Pada lapisan ini terdapat aurora
yang muncul kala fajar atau petang. Lapisan ini penting bagi komunikasi manusia karena
memantulkan gelombang radio ke Bumi sehingga gelombang radio pendek yang
dipancarkan dari suatu tempat dapat diterima di bagian Bumi yang jauh.

5. Ionosfer
Ionosfer berada 100 – 800 km dari muka bumi. Seluruh atom dan molekul udara
mengalami ionisasi di dalam lapisan ini. Daerah ionosfer berkisar mengandung muatan
listrik. Terdapat tiga lapisan pada ionosfer, yaitu:
• lapisan Kennelly Heavyside (lapisan E), pada ketinggian antara 100–200 km.
• lapisan Appleton (lapisan F), pada ketinggian 200–400 km, gelombang radio
mengalami pemantulan (gelombang panjang dan pendek) pada kedua lapisan di
atas,lapisan atom, berada pada ketinggian 400–800 km.

6. Eksosfer
Lapisan ini merupakan lapisan terluar yang mengandung gas hidrogen dan
kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di ambang angkasa luar. Cahaya redup
yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer yang sebenarnya
merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu meteor yang banyak jumlahnya dan
bergelantungan di angkasa.

1.6. Pengertian Cuaca

Cuaca dapat didefenisikan sebagai keadaan rata-rata udara pada saat waktu
tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang
singkat (biasanya hitungan per jam atau hari). Cuaca terbentuk dari gabungan
beberapa unsur – unsur cuaca. Jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja
dan bisa dalam hari. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya
bisa berbeda – beda untuk setiap area dan setiap jamnya.
Iklim memiliki jangkauan daerah yang lebih besar dan waktu yang lebih
lama, dan umumnya bersifat stagnan (tidak berubah) dari waktu ke waktu. Iklim
dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun
yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan
meliputi wilayah yang luas (negara, pulau, atau benua).
1.7. Unsur-Unsur Cuaca

1. Tekanan Udara (Air Pressure)


Permukaan bumi secara langsung ditekan oleh udara, karena udara memiliki
massa. Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Tekanan
udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin
tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udaranya. Kondisi ini
karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya.
Satuan hitung tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut isobar.

2. Kecepatan Angin (Wind Speed)


Perbedaan tekanan udara di satu tempat dengan tempat yang lain menimbulkan
aliran udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran matahari
pada tempat-tempat yang berlainan di muka bumi. Perbedaan temperatur menyebabkan
perbedaan tekanan udara. Aliran udara berlangsung dari tempat dengan tekanan udara
tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Udara yang bergerak inilah
yang disebut angin.
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient
barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).

3. Temperatur Udara (Air Temperature)


Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya
pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan
semakin ke kutub maka akan semakin dingin.

4. Awan (Clouds)
Awan ialah kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang halus dalam
udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan dan pemadatan uap
air yang terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat
berupa cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Awan
yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.

1.8. Pengertian Iklim

Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca yang terjadi di suatu tempat
atau daerah. Kurun waktu yang menjadi acuan penentuan iklim rata-rata berdurasi
30 tahun. Unsur penyusun iklim sama dengan cuaca.

1.9. Pengaruh Iklim Pada Pertanian

Iklim merupakan salah satu komponen ekosistem dan faktor produksi yang
sangat dinamik dan sulit untuk dikendalikan. Bahkan, iklim sering menjadi faktor
pembatas produksi pertanian, karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka.
Agar dapat berguna dalam bidang pertanian, diperlukan pemahamannya yang
lebih dalam terhadap karakteristik iklim.
Pengaruh kegagalan panen, bangkrutnya petani dan harga pangan yang makin
meningkat dapat menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi. Semakin rawannya
ketahanan pangan di Indonesia, merupakan akibat semakin menurunnya luas
lahan pertanian dan akibatnya tidak akan dapat meningkatkan produkstivitas
lahan. Artinya upaya-upaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian sudah
tidak ekonomis lagi. Untuk itu, peningkatan kebutuhan terhadap produksi
pertanian menuntut perlunnya penggunaan sumberdaya pertanian terutama lahan
dan air secara optimal. Selain tanah, ketersediaan air dan beberapa unsure iklim
turut mempangaruhi produktivitas pertanian.

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam terjadinya proses pertanian,


salah satunya adalah iklim. Iklim mempunyai pengaruh yang besar terhadap baik
atau buruknya pertumbuhan tanaman dalam proses pertanian yang berlangsung.
Seperti yang kita ketahui, iklim mempengaruhi tanah sebagai media tanam dalam
bertani. Suhu udara, angin, curah hujan, material tanah, oksigen dan mineral pada
tanah sangat berpengaruh pada proses bercocok tanam, dan hal tersebut sangat di
pengaruhi oleh iklim, bahkan berubahnya iklim bisa mengakibatkan semua hal
dalam proses pertanian berubah pula, baik pada perubahan yang di harapkan
bahkan pada perubahan yang tidak di harapkan yang dapat mengarahkan proses
pertanian pada hal yang kurang baik.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat
dinamik dan sulit di kendalikan dan di duga terutama suhu , oleh karena itu
pendekatan yang paling baik dalam rangka membangun pertanian adalah
menyesuaikan keadaan tani dengan iklim. Faktor suhu memepunyai peranan yang
sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertanian karena seluruh
unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fotosintesis pertumbuhan dan
produktifitas tanaman.

Saran
Globalisasi adalah hal yang dapat merubah hal yang mempunyai pengaruh
terhadap pertanian ke arah yang tidak lebih baik, bahkan cenderung merugikan.
Terjadinya globalisasi berarti terjadi perubahan iklim, salah satunya adalah radiasi
yang dapat mengganggu proses pertanian. Maka dari itu marilah kita cegah sama-
sama hal tersebut, karena dengan mencegah hal tersebut berarti kita mencegah hal
yang tidak di inginkan bila terjadi globalisasi nantinya. Sebaiknya perlu
koordinasi dan kerjasama yang baik antara instansi pengelola dan pengguna data
iklim demi menunjang pertanian secara keseluruhan.
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan peralatan stasiun
informasi iklim untuk pengamatan, menyediakan dan membina SDM dalam
meningkatkan mutu pengamatan dan kemampuan analisis karena sangat
terbatasnya informasi iklim yang sangat efektif (berdaya guna) untuk bidang atau
kegiatan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Agroklimatologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Iklim

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/31/060000169/pengertian-iklim-dan-

jenisnya?page=all

https://angelyputry.wordpress.com/2018/01/23/agroklimatologi/

https://www.academia.edu/31918226/agroklimatologi_cuaca_dan_iklim_docx

https://www.studiobelajar.com/cuaca-dan-iklim/

https://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer_Bumi -

:~:text=Atmosfer%20bumi%20adalah%20lapisan%20gas,km%20dari%20atas%20permu

kaan%20bumi.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/31/060000969/atmosfer-pengertian-

manfaat-fungsi-dan-lapisannya?page=all

Anda mungkin juga menyukai