Anda di halaman 1dari 10

PAPER

RANGKUMAN MATERI AGROKLIMATOLOGI

DOSEN PENGAMPU
SITI MARO`AH S.P., M.Sc.

DISUSUN OLEH
ISNA NOOR KHILDA
H0421044

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2022
1. Ilmu Agroklimatologi
Pengertian dan Peran Penting Agroklimatologi
Agroklimatologi terdiri dari kata agro dan klimatologi dengan arti ilmu yang
membahas mengenai berbagai aspek iklim yang berhubungan dengan permasalahan
pertanian. Topik yang dibahas dalam ilmu agroklimatologi dalam klimatologi terapan adalah
iklim, cuaca, dan musim sehingga berperan dalam menentukan pertumbuhan, perkembangan,
produksi tanaman, panen, dan pasca panen. Selain itu, karena manusia belum dapat
melakukan modifikasi iklim makro, maka agroklimatologi berkembang dalam segi iklim
mikro sebagai ruang terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh diantaranya : peramalan
produksi berdasar data cuaca, perencanaan/pengembangan pertanian di suatu wilayah iklim
menuju wilayah sentra produksi, dan sebagai dasar strategi penyusunan rencana dan
kebijakan pengelolaan usahatani.

Iklim dalam Pembangunan Pertanian


Iklim dalam pembangunan pertanian berkaitan dengan 5 aspek, antara lain :
pengembangan wilayah dan komoditas, perencanaan kegiatan operasional, peramalan dan
analisis sistem pertanian, pengelolaan konservasi lahan, serta penunjang kegiatan penelitian
komoditas dan sumberdaya lahan. Penetapan wilayah komoditi dapat disusun berdasarkan
ilmu agroklimatologi karena tanaman dengan jenis tertentu yang memiliki kesesuaian dengan
daerah tertentu akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal sehingga wilayah tersebut
dapat dikembangkan menjadi pusat produksi komoditi pertanian jenis tertentu. Keadaan iklim
aktual (cuaca) pada periode tertentu memiliki peran dalam menentukan pola tanam, teknologi
usahatani, pertumbuhan, produksi tanaman, serta serangan hama/penyakit.

Hama/Penyakit (OPT) dan Faktor Iklim yang Memengaruhi


Perubahan iklim akan memengaruhi keberadaan hama/penyakit seperti curah hujan
memiliki pengaruh sebagai sebab dari ledakan serangan wereng coklat hijau dan putih,
meningkatkan intensitas serangan tungro, dan meningkatkan penyakit hawar daun bakteri
pada berbagai pertumbuhan padi, suhu udara tertentu menyebabkan perkembangan hama
meningkat pesat, kelembaban tinggi menyebabkan hama berkembang secara optimal dan ada
pula yang menjadikan petunjuk bermigrasi, serta kecepatan angin membantu kecepatan
terbang beberapa hama seperti belalang kembara. Perubahan iklim tersebut disebabkan oleh
faktor antara lain : kedudukan bumi terhadap matahari (jarak bumi terhadap matahari dan
lintang tempat/latitude), ketinggian tempat (altitude), distribusi daratan dan lautan, peradaban
manusia, dan situasi permukaan bumi.
Pengamatan Data Iklim
Informasi iklim sangat diperlukan dalam pertanian sehingga diperluka data/stasiun
iklim, jenis/parameter/unsur iklim, kerapatan stasiun, durasi pengamatan, serta metodologi
analisis data. Dalam informasi iklim tersebut, terdapat unsur beserta pengendali cuaca/iklim,
yakni :
Unsur cuaca/iklim Pengendali cuaca/iklim
1. Radiasi surya Rotasi dan revolusi bumi
2. Suhu udara Letak lintang (latitude)
3. Tekanan udara Tinggi tempat (elevasi/altitude)
4. Angin Topografi
5. Kelembaban udara Pusat tekanan tinggi dan rendah
6. Awan Posisi terhadap lautan
7. Presipitasi (hujan) Gerakan massa udara regional
8. Evapotranspirasi Arus lautan

2. Atmosfer
Pengertian, Komposisi, dan Peran Atmosfer
Atmosfer merupakan udara yang menyelimuti bumi dan masih berada dalam medan
gravitasi bumi dengan komposisi berupa udara kering yang terletak di lapisan Troposphere
sebagai tempat hidup organisme (dalam gas), udara lembab (air dalam bentuk cair, padat, dan
gas), serta aerosol (debu, garam, asap, spora). Komponen penyusun udara kering terdiri dari
komponen utama berupa nitrogen, oksigen, argon, dan karbondioksida dan komponen minor
yang dibagi lagi menjadi permanen berupa neon, helium, kripton, xenon, dan nitrous oksida
serta dan reaktif berupa karbonmonoksida, methane, hidrokarbon, nitric oksida, nitrogen
oksida, amoniak, sulfur dioksida, dan ozon. Berdasarkan komposisi-komposisi tersebut, maka
atmosfer memiliki berbagai peran, antara lain sebagai penyedia gas dan air untuk organisme,
penyangga yang mengurangi fluktuasi suhu siang dan malam, pelindung dari sinar kosmik
dan UV serta perangkap zarah yang merusak, dan tempat proses fisik pembentukan
cuaca/iklim.

Polusi Udara Penyebab Perubahan Iklim


Polusi terjadi apabila keberadaan suatu polutan melebihi ambang batas pada suatu
tempat. Polutan dapat dibedakan menjadi polutan primer yang terdiri dari karbon monoksida,
sulfur dioksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, CFC, partikel, dan timbal yang biasanya
berasal dari pembakaran, baik karbon maupun bahan bakar maupun butiran padat/cair dari
aktivitas sehari-hari, dan polutan sekunder kebanyakan berupa senyawa dari reaksi
fotokemik, antara lain N dengan cahaya dan ozon dengan cahaya secara bersama disebut
asbut fotokimia.

Pertanian sebagai Penyumbang Pemanasan Global


Pertanian juga menjadi salah satu dari penyebab/penyumbang pemanasan global, karena :
1. Pembukaan lahan melalui pembakaran dan pengolahan tanah akan melepaskan karbon.
2. Penggunaan bahan-bahan kimia yang melepaskan CO 2, gas metana, dan N 2 O yang
meninggalkan residu sehingga tanah menjadi rusak.
3. Pembasahan yang intens dalam lingkungan ideal, contohnya padi dan mikroba yang dapat
melepaskan gas metana ke udara.
4. Peralatan pertanian yang menggunakan bahan bakar fosil
Sehingga solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya :
reboisasi, pengalihan dari pupuk kimia ke pupuk organik, serta salinitas.

3. Radiasi Matahari/Surya
Pengertian dan Faktor Pengaruh Besarnya Radiasi Matahari ke Bumi
Radiasi surya (solar) merupakan sumber energi utama biosfer yang terpancar dari
energi surya yang bergerak melalui udara sebagai gelombang elektromagnetik menuju ke
bumi. Radiasi memiliki 3 unsur yang berpengaruh pada kehidupan bumi, yaitu : intensitas,
kualitas, dan fotoperiodisitas. Unsur tersebut berhubungan dengan faktor yang menentukan
besarnya radiasi matahari yang sampai ke bumi, yakni :
1. Jarak bumi ke matahari, berhubungan dengan revolusi & rotasi bumi yang selama
peredarannya pada waktu bersamaan, jarak dan penerimaan cahaya di permukaan bumi
tidak selalu sama mengakibatkan penempatan iklim yang berbeda.
2. Sudut pandang radiasi matahari. Apabila sudut matahari yang masuk lebih besar maka
intensivitas pemanasan sinar vertikal lebih besar dibanding sinar miring karena bidang
yang disinari sinar vertikal lebih kecil dibanding bidang yang disinari sinar miring.
3. Panjang hari yang berbeda setiap tahunnya.
4. Keadaan atmosfer yang memiliki kandungan debu dan uap air.

Pengaruh Cahaya terhadap Tanaman


Cahaya memiliki sifat partikel yaitu panjang gelombang dan frekuensi yang disebut
foton dan disertai energi bernama quantum/quanta pada setiap fotonnya. Spektrum radiasi
solar memiliki banyak warna dengan warna ungu dan biru sebagai pemilik energi tertinggi
untuk Photosynthetic Active Radiation (PAR). Unsur kualitas pada radiasi surya juga
berpengaruh terhadap tanaman dalam peran cahaya untuk pertumbuhan seperti cahaya biru
berperan untuk fototropisme & pertumbuhan batang, respirasi, sintesis protein, pergerakan
sitoplasma, serta pengaturan stomata, sedangkan cahaya merah berperan pada
perkecambahan biji, pertumbuhan bibit, perluasan daun, serta pertumbuhan apikal
Unsur fotoperiodisitas (lama penerimaan radiasi dalam waktu 24 jam) juga berperan
pada perkembangan (pada fase generative/berbunga) dan pengelompokan tanaman. Adaptasi
tumbuhan terhadap fotoperiodisitas menyebabkan 4 pembagian kelompok, yaitu :
1. Tumbuhan hari panjang/longday plant, memerlukan fotoperiode lebih panjang daripada
periode kritis (>12 jam), contoh : bawang dan sorgum.
2. Tumbuhan hari pendek/shortday plant, memerlukan fotoperiode lebih pendek daripada
periode kritis (<12 jam), contoh : ketela rambat dan kopi.
3. Tumbuhan netral/dayneutral plant, atau tanaman yang tidak tanggap terhadap
fotoperiode, contoh : tembakau, kentang, kacang hijau, dan kumis kucing.
4. Intermediate, tanaman yang memerlukan fotoperiode tidak terlalu pendek/panjang (12-24
jam), contoh : tebu dan tephrosia.
5. Amphiphotoperiodism, tanaman yang tetap vegetatif bila penyinaran intermediate masuk
ke fase generatif bila fotoperiode sangat pendek/panjang, contoh : tumbuhan kutub.

4. Suhu
Pengertian Panas dan Proses Pemanasan
Panas merupakan ukuran energi yang dikandung oleh suatu benda dengan satuan
joule atau kalori. Jumlah panas yang dapat dikandung oleh suatu benda tergantung pada
kapasitas panas. Kapasitas panas (C) juga tergantung pada massa (m) atau jumlah mol (n) dan
C ∆Q
panas jenis (c), sehingga C v = = , dengan ∆ Q : perubahan panas dan ∆ T :
m (m. ∆ T )
perubahan suhu. Sedangkan, panas jenis merupakan jumlah panas (kalori) yang diperlukan
sekitar 1 gr bahan untuk meningkatkan suhu 1° C. Untuk proses pemanasan, dibagi menjadi
dua yaitu pemanasan langsung (absorpsi, refleksi, serta difuse) dan pemanasan tidak langsung
(konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi). Pemindahan panas di permukaan bumi terjadi
dari tempat/benda berenergi tinggi ke yang lebih rendah melalui konduksi, konveksi, dan
radiasi.
Pengertian dan Faktor Pengaruh Suhu
Suhu merupakan rerata energi kinetik gerakan molekul-molekul di dalam benda yang
1 2 3
berhubungan dengan gas (udara) dinyatakan : Ek = m v = NkT , dengan :
2 2
Ek = rerata energi kinetik molekul gas N = jumlah molekul per satuan volume
−8
m = massa molekul k = tetapan Boltzman (5,6710 W m−2)
v = rerata kecepatan gerakan molekul kuadrat T = suhu mutlak
2

Selain itu, ada pula angka yang menunjukkan turunnya suhu udara tiap kenaikan
H
tinggi tempat dengan rumus ; T =26,3−0,6 , sehingga faktor yang memengaruhi besar
100
suhu udara di suatu daerah diantaranya sudut datang sinar matahari, lama penyinaran sinar
matahari, relief di permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan perbedaan letak lintang.

Penyebaran dan Pengukuran Suhu Udara


Suhu udara dapat diukur menggunakan termometer udara dengan beberapa
perhitungan rata-rata pengamatan suhu harian diantaranya :
pengamatan ke 1+ ke 2+…+ ke 24 suhu maks+ suhu min
/¿
24 2
( 2× pengamatan pagi ) + siang+sore
¿ .
4
Sedangkan untuk penyebaran suhu dibedakan menjadi penyebaran suhu vertikal dimana suhu
udara semakin menurun dengan bertambahnya ketinggian tempat menyebabkan perbedaan
iklim dunia dan penyebaran suhu horizontal dimana suhu udara semakin menurun dengan
bertambahnya lintang menyebabkan diversitas dan distribusi organisme semakin rendah di
lingkungan suhu yang semakin rendah pula, serta fluktuasi suhu harian dimana udara hangat
(siang hari) cenderung naik karena ringan, sedangkan udara dingin (malam hari) cenderung
turun karena berat serta pola suhu tahunan : perbedaan iklim. Namun dalam suatu keadaan
dapat terjadi ketidaknormalan perubahan iklim yakni El Nino (musim kemarau lebih panjang)
dan La Nina (musim penghujan lebih panjang).

Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan Tanaman


1. Laju respirasi maksimum saat suhu tinggi (40° C) disertai laju fotosintesis yang tidak
terjadi karena maksimal pada suhu 20° C, contoh : tanaman kentang.
2. Suhu rendah (<0° C) mengakibatkan tanaman merespon seperti daun lebih sempit, buah
lebih kecil, cabang tersier meningkat, laju translokasi dan respirasi turun, serta
perangsangan pembentukan bunga dan buah.
3. Suhu diluar keadaan optimum menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
Terlebih pada suhu rendah dapat merusak membran plasma dan membentuk kristal es di
ruang antar sel & jaringan pembuluh yang menyebabkan dehidrasi protoplas dan kematian
sel sehingga cekaman suhu rendah dapat dibagi menjadi Chilling Stress (suhu rendah di
atas suhu beku) dan Freezing Stress (suhu beku). Untuk itu maka tanaman memiliki
toleransi berupa membran khusus maupun kandungan asam lemak tak jenuh tinggi.

5. Tekanan Udara
Pengertian dan Faktor Pengaruh Tekanan Udara
Tekanan udara adalah gaya berat kolom udara dari permukaan tanah sampai puncak
atmosfer per satuan luas. Tekanan udara dapat mengalami perubahan dan perbedaan yang
disebabkan :faktor termal yang berhubungan dengan kerapatan dan massa udara yang
bervariasi dengan suhu. Udara mendapat pemanasan ketika suhu bertambah sehingga volume
juga bertambah, kerapatan berkurang, massa berkurang sehingga tekanan udara berkurang.
Sedangkan, faktor dinamik terdiri dari Gaya Corriolis dan gaya gesek.

Pengukuran dan Penyebaran Tekanan Udara


Suatu kolom udara memiliki berat kolom Hg setinggi 760 mm yang disebut tekanan
udara normal. Tekanan udara dapat diukur menggunakan barometer. Penyebaran tekanan
udara dapat dibagi menjadi penyebaran vertikal yang memiliki hubungan antara kerapatan,
suhu, dan tekanan udara dan penyebaran horizontal berhubungan dengan gaya-gaya yang
mengendalikan angin di atmosfer.

Peran Tekanan Udara dan Angin bagi Pertumbuhan Tanaman sebagai Unsur Iklim
Tekanan udara memengaruhi perubahan kecepatan angin yang berperan terhadap
evapotranspirasi, suhu udara, dan presipitasi (hujan). Angin memengaruhi temperatur (suhu)
dan kelembaban tanah akibat penyebaran curah hujan serta angin yang kencang dapat
menyebabkan penguapan yang besar. Ketika angin berbanding lurus dengan perubahan
evapotranspirasi serta peningkatan suhu tanah dan rendahnya persediaan air dalam tanah,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman) menjadi terhambat.
Tekanan udara sebagai pengendali iklim berperan sangat besar di daerah subtropis sedangkan
di daerah tropis berperan kecil/tidak nyata.
6. Angin
Pengertian, Sistem, dan Pola Angin
Angin merupakan udara yang bergerak, mempunyai arah dan kecepatan, timbul
karena ada perbedaan kerapatan udara yang menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Kecepatan angin ditentukan oleh laju perubahan tekanan. Angin memiliki sistem yang terbagi
menjadi tiga, yaitu skala makro (pola angin umum dunia), skala meso (pola angin beberapa
hari), dan skala mikro (pola angin beberapa menit). Sedangkan untuk penjabaran pola angin
dibedakan lagi menjadi pola angin umum dengan teori udara hangat dari daerah equator yang
bertekanan rendah naik dan mengalir ke arah kutub dan udara kutub yang berat turun dan
mengalir di permukaan menuju ke atmosfer. Lalu untuk pola angin lokal terjadi akibat
kondisi lokal yang mengalami perbedaan pemanasan dan topografi.

Peran Angin sebagai Pengendali Iklim dan Bagi Tanaman


Angin di daerah subtropis berperan besar terkait perubahan musim yang berhubungan
dengan temperatur (suhu) yang rendah. Berbeda dengan angin di daerah tropis yang tidak
terlalu terasa perbedaannya sehingga rata-rata suhu tahunan lebih tinggi dan stabil. Hal ini
juga berhubungan dengan perbedaan radiasi matahari yang diterima sehingga menyebabkan
perbedaan kecepatan angin sebagai pengendali iklim yang terkait pula dengan perbedaan
suhu yang timbul. Angin berfungsi pokok dalam memindahkan panas, uap air dan CO 2, serta
mengendalikan kelembaban udara, suhu, dan evapotranspirast. Sehingga pada tanaman akan
meningkatkan transpirasi dengan meningkatkan kecepatan angin, mengabsorpsi CO 2, dan
merusak tanaman secara mekanik akibat angin kencang.

7. Kelembaban Udara
Pengertian Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan kandungan uap air di atmosfer yang dinyatakan dalam
kerapatan uap air dari hasil perhitungan massa uap air (mv) dikalikan dengan volume udara
yang mengandung uap air (V) yang dipangkatkan -1. Juga dinyatakan dalam tekanan uap air
dengan perkalian jumlah mol (n), tetapan gas umum (R), suhu mutlak (T), dan volume udara
(V) yang dipangkatkan -1, kelembaban udara walaupun berjumlah kecil, namun berarti
penting karena besar uap air sebagai bahan pembentukan awan, penyerap radiasi surya, dan
penentu kekekalan udara.
Pengukuran dan Distribusi Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban udara dapat diukur dengan higrometer/psikometer, dengan distribusi
kelembaban udara berdasar ruang dan waktu. Distribusi kelembaban udara berdasar ruang
dipengaruhi kondisi suhu udara dan kandungan uap air aktual yang ditentukan ketersediaan
air di tempat tersebut, contoh : daerah pantai dan pegunungan memiliki RH tinggi dalam
pusat tekanan rendah. Distribusi kelembaban udara berdasar waktu dipengaruhi tinggi
rendahnya suhu udara. Makin tinggi suhu udara maka makin besar kapasitas udara dalam
menampung uap air, contoh: RH siang < RH malam karena suhu siang hari lebih tinggi
dibanding malam hari, berbeda pula dengan pagi hari yang mencapai suhu minimum sebelum
terbit matahari sehingga RH menjadi maksimum dan terbentuklah embun.

Peran Kelembaban Udara bagi Tanaman


Kelembaban udara akan terus mengalami perubahan sehingga memberikan dampak
tertentu bagi tanaman. Dampak yang ditimbulkan pada tanaman jika terjadi keadaan
kelembaban tinggi ada 2 yaitu :
1. Dampak yang menguntungkan, terjadi ketika kelembaban udara tinggi dan disertai
dengan tingginya intensitas cahaya sehingga menjadi keadaan optimum bagi tanaman
untuk melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang baik.
2. Dampak yang merugikan terjadi akibat dari OPT yang berkembang dengan cepat karena
suhu udara tinggi menjadi keadaan yang ideal bagi perkembangannya.
Sedangkan, dampak yang ditimbulkan pada tanaman jika terjadi keadaan kelembaban rendah,
yaitu : cekaman (stress) air pada tanaman karena suhu udara tinggi yang biasanya terjadi
ketika intensitas cahaya yang diterima juga tinggi (contoh : saat siang hari).

8. Awan
Pengertian serta Pembentukan dan Perkembangan Awan
Awan merupakan bentuk dari massa udara lembab di atmosfer yang naik kemudian
mengalami kondensasi (butir-butir air yang melayang). Awan dapat terbentuk dan
berkembang melalui proses dinamis dimana massa udara bergerak ke atas diikuti turunnya
suhu yang mengakibatkan kondensasi dan proses fisik yang dibagi menjadi makrofisik
dimana massa udara naik dipengaruhi sirkulasi lokal serta mikrofisik dimana uap air
mengalami pendinginan dan kondensasi yang dapat mencair/memadat sehingga ukuran butir
membesar dan terjadi hujan.

Tipe-Tipe Awan
1. Awan tinggi (> 6.500 m)
a. Sirus adalah awan serabut putih dan tidak menimbulkan hujan.
b. Sirokumulus adalah awan tipis putih dapat bergabung atau memisah, selalu teratur,
serta dapat berubah menjadi sirostratus bila akan terjadi badai.
2. Awan menengah (2.500-6.500 m)
a. Altostratus adalah awan serat tipis, sinar matahari samar-samar, dan berpotensi hujan
tidak lebat tetapi lama dan terus menerus.
b. Altokumulus adalah awan terdiri atas titik air, gumpalan serta gulungan putih kelabu,
serta potensial mendatangkan hujan apabila menjulang ke atas sehingga mungkin
terjadi badai.
3. Awan rendah (<2.500 m)
a. Stratokumulus adalah awan seperti tirai berlipat serta mencurahkan hujan salju tipis.
b. Stratus adalah awan paling rendah dan seragam serta kerap mendatangkan gerimis.
c. Nimbostratus adalah awan yang cukup tebal, sinar matahari tak dapat menembus, dan
mencurahkan hujan/salju secara terus menerus.
4. Awan dengan perkembangan vertikal
a. Kumulus adalah awan yang menjulang berbentuk bukit/menara gelombang, ujung
berkilau terkena sinar matahari, serta tak berpotensi hujan.
b. Kumulonimbus adalah awan kumulus yang naik di musim panas atau daerah tropik
serta selalu menimbulkan badai dan hujan lebat.

Pengaruh Awan terhadap Pertumbuhan Tanaman


1. Sumber presipitasi (hujan). Awan berperan dalam proses mikrofisik yang dimulai dari
kondensasi uap air hingga terbentuk hujan yang mengakibatkan pengairan tanaman
optimal untuk melakukan fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik.
2. Pengendali neraca panas sekaligus sebagai pengendali udara. Awan berperan melalui
proses absorbsi, pemantulan, pembauran, serta penerusan terhadap radiasi matahari yang
memengaruhi laju fotosintesis dari segi intensitas cahaya yang optimal sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi baik.

Anda mungkin juga menyukai