DOSEN PENGAMPU
SITI MARO`AH S.P., M.Sc.
DISUSUN OLEH
ISNA NOOR KHILDA
H0421044
2. Atmosfer
Pengertian, Komposisi, dan Peran Atmosfer
Atmosfer merupakan udara yang menyelimuti bumi dan masih berada dalam medan
gravitasi bumi dengan komposisi berupa udara kering yang terletak di lapisan Troposphere
sebagai tempat hidup organisme (dalam gas), udara lembab (air dalam bentuk cair, padat, dan
gas), serta aerosol (debu, garam, asap, spora). Komponen penyusun udara kering terdiri dari
komponen utama berupa nitrogen, oksigen, argon, dan karbondioksida dan komponen minor
yang dibagi lagi menjadi permanen berupa neon, helium, kripton, xenon, dan nitrous oksida
serta dan reaktif berupa karbonmonoksida, methane, hidrokarbon, nitric oksida, nitrogen
oksida, amoniak, sulfur dioksida, dan ozon. Berdasarkan komposisi-komposisi tersebut, maka
atmosfer memiliki berbagai peran, antara lain sebagai penyedia gas dan air untuk organisme,
penyangga yang mengurangi fluktuasi suhu siang dan malam, pelindung dari sinar kosmik
dan UV serta perangkap zarah yang merusak, dan tempat proses fisik pembentukan
cuaca/iklim.
3. Radiasi Matahari/Surya
Pengertian dan Faktor Pengaruh Besarnya Radiasi Matahari ke Bumi
Radiasi surya (solar) merupakan sumber energi utama biosfer yang terpancar dari
energi surya yang bergerak melalui udara sebagai gelombang elektromagnetik menuju ke
bumi. Radiasi memiliki 3 unsur yang berpengaruh pada kehidupan bumi, yaitu : intensitas,
kualitas, dan fotoperiodisitas. Unsur tersebut berhubungan dengan faktor yang menentukan
besarnya radiasi matahari yang sampai ke bumi, yakni :
1. Jarak bumi ke matahari, berhubungan dengan revolusi & rotasi bumi yang selama
peredarannya pada waktu bersamaan, jarak dan penerimaan cahaya di permukaan bumi
tidak selalu sama mengakibatkan penempatan iklim yang berbeda.
2. Sudut pandang radiasi matahari. Apabila sudut matahari yang masuk lebih besar maka
intensivitas pemanasan sinar vertikal lebih besar dibanding sinar miring karena bidang
yang disinari sinar vertikal lebih kecil dibanding bidang yang disinari sinar miring.
3. Panjang hari yang berbeda setiap tahunnya.
4. Keadaan atmosfer yang memiliki kandungan debu dan uap air.
4. Suhu
Pengertian Panas dan Proses Pemanasan
Panas merupakan ukuran energi yang dikandung oleh suatu benda dengan satuan
joule atau kalori. Jumlah panas yang dapat dikandung oleh suatu benda tergantung pada
kapasitas panas. Kapasitas panas (C) juga tergantung pada massa (m) atau jumlah mol (n) dan
C ∆Q
panas jenis (c), sehingga C v = = , dengan ∆ Q : perubahan panas dan ∆ T :
m (m. ∆ T )
perubahan suhu. Sedangkan, panas jenis merupakan jumlah panas (kalori) yang diperlukan
sekitar 1 gr bahan untuk meningkatkan suhu 1° C. Untuk proses pemanasan, dibagi menjadi
dua yaitu pemanasan langsung (absorpsi, refleksi, serta difuse) dan pemanasan tidak langsung
(konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi). Pemindahan panas di permukaan bumi terjadi
dari tempat/benda berenergi tinggi ke yang lebih rendah melalui konduksi, konveksi, dan
radiasi.
Pengertian dan Faktor Pengaruh Suhu
Suhu merupakan rerata energi kinetik gerakan molekul-molekul di dalam benda yang
1 2 3
berhubungan dengan gas (udara) dinyatakan : Ek = m v = NkT , dengan :
2 2
Ek = rerata energi kinetik molekul gas N = jumlah molekul per satuan volume
−8
m = massa molekul k = tetapan Boltzman (5,6710 W m−2)
v = rerata kecepatan gerakan molekul kuadrat T = suhu mutlak
2
Selain itu, ada pula angka yang menunjukkan turunnya suhu udara tiap kenaikan
H
tinggi tempat dengan rumus ; T =26,3−0,6 , sehingga faktor yang memengaruhi besar
100
suhu udara di suatu daerah diantaranya sudut datang sinar matahari, lama penyinaran sinar
matahari, relief di permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan perbedaan letak lintang.
5. Tekanan Udara
Pengertian dan Faktor Pengaruh Tekanan Udara
Tekanan udara adalah gaya berat kolom udara dari permukaan tanah sampai puncak
atmosfer per satuan luas. Tekanan udara dapat mengalami perubahan dan perbedaan yang
disebabkan :faktor termal yang berhubungan dengan kerapatan dan massa udara yang
bervariasi dengan suhu. Udara mendapat pemanasan ketika suhu bertambah sehingga volume
juga bertambah, kerapatan berkurang, massa berkurang sehingga tekanan udara berkurang.
Sedangkan, faktor dinamik terdiri dari Gaya Corriolis dan gaya gesek.
Peran Tekanan Udara dan Angin bagi Pertumbuhan Tanaman sebagai Unsur Iklim
Tekanan udara memengaruhi perubahan kecepatan angin yang berperan terhadap
evapotranspirasi, suhu udara, dan presipitasi (hujan). Angin memengaruhi temperatur (suhu)
dan kelembaban tanah akibat penyebaran curah hujan serta angin yang kencang dapat
menyebabkan penguapan yang besar. Ketika angin berbanding lurus dengan perubahan
evapotranspirasi serta peningkatan suhu tanah dan rendahnya persediaan air dalam tanah,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman) menjadi terhambat.
Tekanan udara sebagai pengendali iklim berperan sangat besar di daerah subtropis sedangkan
di daerah tropis berperan kecil/tidak nyata.
6. Angin
Pengertian, Sistem, dan Pola Angin
Angin merupakan udara yang bergerak, mempunyai arah dan kecepatan, timbul
karena ada perbedaan kerapatan udara yang menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Kecepatan angin ditentukan oleh laju perubahan tekanan. Angin memiliki sistem yang terbagi
menjadi tiga, yaitu skala makro (pola angin umum dunia), skala meso (pola angin beberapa
hari), dan skala mikro (pola angin beberapa menit). Sedangkan untuk penjabaran pola angin
dibedakan lagi menjadi pola angin umum dengan teori udara hangat dari daerah equator yang
bertekanan rendah naik dan mengalir ke arah kutub dan udara kutub yang berat turun dan
mengalir di permukaan menuju ke atmosfer. Lalu untuk pola angin lokal terjadi akibat
kondisi lokal yang mengalami perbedaan pemanasan dan topografi.
7. Kelembaban Udara
Pengertian Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan kandungan uap air di atmosfer yang dinyatakan dalam
kerapatan uap air dari hasil perhitungan massa uap air (mv) dikalikan dengan volume udara
yang mengandung uap air (V) yang dipangkatkan -1. Juga dinyatakan dalam tekanan uap air
dengan perkalian jumlah mol (n), tetapan gas umum (R), suhu mutlak (T), dan volume udara
(V) yang dipangkatkan -1, kelembaban udara walaupun berjumlah kecil, namun berarti
penting karena besar uap air sebagai bahan pembentukan awan, penyerap radiasi surya, dan
penentu kekekalan udara.
Pengukuran dan Distribusi Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban udara dapat diukur dengan higrometer/psikometer, dengan distribusi
kelembaban udara berdasar ruang dan waktu. Distribusi kelembaban udara berdasar ruang
dipengaruhi kondisi suhu udara dan kandungan uap air aktual yang ditentukan ketersediaan
air di tempat tersebut, contoh : daerah pantai dan pegunungan memiliki RH tinggi dalam
pusat tekanan rendah. Distribusi kelembaban udara berdasar waktu dipengaruhi tinggi
rendahnya suhu udara. Makin tinggi suhu udara maka makin besar kapasitas udara dalam
menampung uap air, contoh: RH siang < RH malam karena suhu siang hari lebih tinggi
dibanding malam hari, berbeda pula dengan pagi hari yang mencapai suhu minimum sebelum
terbit matahari sehingga RH menjadi maksimum dan terbentuklah embun.
8. Awan
Pengertian serta Pembentukan dan Perkembangan Awan
Awan merupakan bentuk dari massa udara lembab di atmosfer yang naik kemudian
mengalami kondensasi (butir-butir air yang melayang). Awan dapat terbentuk dan
berkembang melalui proses dinamis dimana massa udara bergerak ke atas diikuti turunnya
suhu yang mengakibatkan kondensasi dan proses fisik yang dibagi menjadi makrofisik
dimana massa udara naik dipengaruhi sirkulasi lokal serta mikrofisik dimana uap air
mengalami pendinginan dan kondensasi yang dapat mencair/memadat sehingga ukuran butir
membesar dan terjadi hujan.
Tipe-Tipe Awan
1. Awan tinggi (> 6.500 m)
a. Sirus adalah awan serabut putih dan tidak menimbulkan hujan.
b. Sirokumulus adalah awan tipis putih dapat bergabung atau memisah, selalu teratur,
serta dapat berubah menjadi sirostratus bila akan terjadi badai.
2. Awan menengah (2.500-6.500 m)
a. Altostratus adalah awan serat tipis, sinar matahari samar-samar, dan berpotensi hujan
tidak lebat tetapi lama dan terus menerus.
b. Altokumulus adalah awan terdiri atas titik air, gumpalan serta gulungan putih kelabu,
serta potensial mendatangkan hujan apabila menjulang ke atas sehingga mungkin
terjadi badai.
3. Awan rendah (<2.500 m)
a. Stratokumulus adalah awan seperti tirai berlipat serta mencurahkan hujan salju tipis.
b. Stratus adalah awan paling rendah dan seragam serta kerap mendatangkan gerimis.
c. Nimbostratus adalah awan yang cukup tebal, sinar matahari tak dapat menembus, dan
mencurahkan hujan/salju secara terus menerus.
4. Awan dengan perkembangan vertikal
a. Kumulus adalah awan yang menjulang berbentuk bukit/menara gelombang, ujung
berkilau terkena sinar matahari, serta tak berpotensi hujan.
b. Kumulonimbus adalah awan kumulus yang naik di musim panas atau daerah tropik
serta selalu menimbulkan badai dan hujan lebat.