Anda di halaman 1dari 20

AGROKLIMATOLOGI

Fak. Pertanian Univ. Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta


djoko_herupamungkas@yahoo.co.id

• Pendahuluan (Pengertian, Pendukung, Manfaat)


• Unsur penentu Mikroklimat, Cuaca, dan Iklim (yaitu :
Suhu = t, Endapan / curah hujan = CH, Kelembaban = RH,
Tekanan udara, Kadar O2 dan CO2 , Angin, dan Sinar
matahari = I)
• Klasifikasi iklim
• Iklim di Indonesia
• Pengaruh iklim terhadap bidang pertanian
• Modifikasi unsur cuaca (mikroklimat) untuk budidaya
tanaman
dhp – FP.UST - 1
Daftar Pustaka
 Fitter, AH dan Hay, RK. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Gadjahmada University Press. 421 h.
 Kartasapoetra, AG. 1993. Klimatologi.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah
dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta. 134 h.
 Tyasyono, B. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB.Bandung.348 h.
 Trewartha, GT dan Horn, LH. 1980. An Introductio To Climate.Fifth
edition. Terjemahan. Andini, S dan Srigandono, B. 1995.
Gadjahmada University Press. 625 h.
 Wisnubroto, S., Aminah, SL., dan Nitisapto, M., 1981.Azas Azas
Meteorologi Pertanian. Yayasan Pembina Fakultas Pertanian
UGM. 260 h

dhp - FP.UST - 2
Pendahuluan (Pengertian, Pendukung,Manfaat)
Pengertian : - Mikroklimat, Cuaca, Iklim ; - Meteorologi; - Klimatologi Fisik,
Kedaerahan, Terapan
Pendukung : Ilmu - Fisika, Biologi, Kimia, Geografi; - Pengantar ilmu Per-
tanian
Manfaat Agroklimatologi :
- Mengetahui Cuaca (mikroklimat) suatu daerah
- Mengetahui karakter tumbuhan dan tanaman (morfologi, anatomi,
fisiologi) yang hidup di suatu tempat /wilayah; habitat dan
ekosistem
- Mengetahui optimalisasi pertumbuhan dan hasil pertanian
perkebunan, peternakan melalui teknik budidaya, panen dan
pascapanen a.l : mengelola faktor lingkungan abiotik (tanah dan
udara) secara tepat, mengatur pola tanam dan sistem pertanian
berkelanjutan, dll
- Mengetahui teknik memodifikasi mikroklimat tanaman (udara dan
tanah) secara efektif, efisien serta berkelanjutan
dhp- FP.UST - 2
Unsur, Kendali (penentu) Iklim

Kendali iklim : Unsur iklim:


-Radiasi matahari -Suhu Jenis:
-Darat dan air -Endapan - Cuaca
-Sel tekanan tinggi -Kelembaban - Iklim
dan rendah -Tekanan udara
- Massa udara -Angin
-Pegunungan
-Arus laut
-Badai Siklonik

dhp – FP.UST - 4
Suhu (Temperature= t)
• Suhu Maksimum- minimum udara dan tanah,
suhu harian,
• Suhu (t) berhubungan dengan Kelembaban
Udara (RH), Sinar matahari (I), Kadar O2 dan
CO2, Tinggi tempat
• Pola fluktuasi suhu : pola daerah Katulistiwa,
Sedang dan Kutub
• Suhu daratan dan perairan
• Inversi suhu udara, mikroklimat
• Cara mengukur : termometer, thermohygrometer
• Peran suhu (t) terhadap pertanian :
dhp – FP.UST - 5
Peran suhu terhadap pertanian (1):
Suhu (t) hidup = suhu di antara batas suhu minimum s.d maksimum yang memungkinkan
tanaman melaksanakan proses matabolisme (meliputi proses Anabolisme = pembentukan
senyawa komplek dari senyawa sederhana: Asimilasi C, N, dll; serta
katabolisme=pembongkaran senyawa komplek menjadi senyawa sederhana: respirasi, dll)
dengan baik dan seimbang. Artinya enzim (katalisator yang berupa protein fungsional) yang
mengatur kecepatan reaksi biokimia tanaman tidak terganggu aktifitasnya .
Suhu (t) lethal: kisaran suhu di luar suhu hidup yang menyebabkan proses metabolisme
tanaman terganggu sehingga tanaman tidak normal pertumbuhannya bahkan akhirnya mati.
Suhu (t) optimum hidup (didukung RH, Tinggi tempat, dan Intensitas sinar matahari cukup
mendukung) ->1) stomata membuka cukup -> berakibat laju masuknya CO2, laju tran-
spirasi (keluarnya air dari tubuh tanaman berupa uap air melalui stomata), dan laju ma-
suknnya air lewat absorbsi pasif (penyerapan air beserta unsur hara dari dalam tanah oleh
akar akibat mekanisme transpirasi) cukup -> bahan fotosintesis cukup; 2) aktifitas en-
zim pendukung pembentukan senyawa komplek (peristiwa anabolisme) dan enzim pen-
dukung pembongkaran senyawa komplek menjadi senyawa sederhana sebagai bahan
penyusun sel tubuh dan enzim (katabolisme) cukup baik -> kedua hal ini menyebabkan
laju fotosintesis cukup baik -> ada kelebihan fotosintat (hasil fotosintesis lebih) -> laju
pertumbuhan tanaman cepat dan diperoleh hasil optimal
Suhu terlalu rendah (RH tinggi, Intensitas sinar matahari rendah akibat tertutup awan: bi-
asanya pada daerah dengan Tinggi tempat yang relatif tinggi) -> 1) stomata membuka
lambat (masuknya CO2 lewat stomata rendah; dan ke luarnya air tanaman lewat transpi-
rasi rendah sehingga absorbsi air secara pasif rendah) -> CO2 dan H2O sebagai bahan
fotosintesis rendah; 2) aktifitas enzim rendah -> Ke dua hal ini menyebabkan laju foto-
Endapan/Curah Hujan= CH (presipitasi):
Hubungan CH dengan suhu (t) dan intensitas sinar
matahari (I) -> sebagai unsur penentu mikroklimat,
Cuaca dan iklim
CH = 1 mm : menunjukkan tinggi air hujan yang
menutupi permukaan 1 mm, jika air tersebut tidak
meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer
Jenis hujan : Konvektif, Orografik, Konvergensi dan
Frontal
Cara mengukur : Ombrometer
Peran CH terhadap Pertanian :
dhp – FP.UST - 8
Peran curah hujan terhadap Pertanian 1 :
Intensitas dan lama CH sedang, (dengan jumlah hari hujan setiap bulan cukup
mendukung kategori bulan basah; CH > 200 mm) -> pada tanah dengan ke-
suburan fisik baik (perbandingan pori makro-mikro seimbang) akan terjadi
peningkatan Lengas tanah, Kapasitas Pertukaran Kation , dan ketersediaan
unsur hara makro dan mikro tanah.
Apabila bertepatan dengan keadaan tanaman tepat fase pertumbuhan aktif
(Didukung RH udara sedang, intensitas dan lama penyinaran Matahari
cukup) -> mendukung penyerapan / absorbsi air beserta unsur hara secara
pasif (melalui mekanisme transpirasi) maupun penyerapan / absorbsi air be-
serta unsur hara secara aktif (melalui respirasi atau pernafasan akar) - > per-
tumbuhan dan hasil tanaman optimal.
Intensitas CH tinggi dan waktu lama - > Tidak mendukung pertumbuhan dan hasil
tanaman karena: 1). tanah menjadi anaerob (pori makro yang harusnya berisi
udara terisi oleh air) sehingga mengurangi laju absorbsi aktif (absorsi air dan hara
tanaman oleh tenaga pernafasan akar); 2) Terjadi : leaching : kehilangan hara
dari lapisan olah tanah (top soil) ke lapisan bawah (sub soil). 3) Terjadi kehilan-
gan humus permukaan tanah karena aliran permukaan (run off) - > pertumbuhan
dan hasil tanaman tidak optimal
Kelembaban Udara (RH):
Kelembaban udara, Kapasitas udara, Kejenuhan udara
Titik embun dan Kondensasi
Ukuran KU : Tekanan Uap, Kelembaban spesifik,
Kelembaban absolut, Kelembaban Relatif (RH = Re-
latif Humidity)
Sebaran kelembaban
Variasi Kelembaban udara
Penguapan dan sebaran penguapan
Cara mengukur : Hygrometer, Thermohygrometer
Peran kelembaban udara (RH) terhadap Pertanian :
dhp - FP.UST - 11
Peran kelembaban udara terhadap Pertanian (1):
- RH ditentukan suhu (t), kecepatan angin, intensitas sinar matahari (I),topografi
(kemiringan lahan), dan tinggi tempat (m dpl)
- RH udara sekitar daun sedang, intensitas dan lama penyinaran Matahari cukup -> men-
dorong membuka dan menutup stomata dengan baik -> sehingga: 1) CO2 (bahan fo-
tosintesis) dapat masuk lewat stomata dan air yang ke luar dari tubuh tanaman dalam
bentuk uap air dari tubuh tanaman lewat stomata (transpirasi) lancar; 2) Air (bahan fo-
tosintesis) dari tanah menjadi tersedia oleh sebab absorbsi pasif oleh mekanisme transpi-
rasi lancar -> laju fotosintesis terdukung lancar - > hasil fotosintat berlebih cepat terse-
dia -> laju pertumbuhan dan hasil tanaman dapat optimal
RH udara sekitar daun tinggi sekali, suhu rendah, dataran tinggi -> Intensitas sinar rendah
yang diterima tanaman karena tertutup awan -> akan menghambat membukanya stom-
ata, sehingga berakibat : 1) menghambat absorbsi air dari dalam tanah oleh akibat tran-
spirasi (absorbsi air secara pasif); 2) menghambat laju masuknya CO2 lewat stomata;
dan 3) terjadi peningkatan respirasi (perombakan cadangan makanan) untuk diperoleh
energi kalori guna menjaga suhu tubuh tidak turun drastis dan kerusakan enzim karena
suhu luar yang rendah -> Ketiga hal tersebut menyebabkan menurunkan laju fotosinte-
sis -> fotosintat untuk pertumbuhan kurang tersedia -> laju pertumbuhan dan hasil tidak
optimal
RH udara sekitar daun sangat rendah, suhu tinggi, intensitas sinar tinggi, dataran rendah
(Kecepatan Angin Tinggi, musim kemarau) -> membukanya stomata meningkat karena
inisiasi (terangsang oleh intensitas sinar matahari) -> berakibat: 1) laju TRANSPIRASI
Tekanan Udara
Tekanan udara < > tinggi tempat
Sebaran tekanan udara (Vertikal < > kerapatan udara --> tiap
naik 300 m, tekanan udara turun 1/30 kali
Sebaran Horisontal : Isobar, tiap 3 milibar -> tekanan udara
beda
Penentu perbedaan tekanan udara sama dengan penentu
perbedaan temperatur, yaitu lintang bumi , sebaran lautan dan
daratan, variasi tekanan udara periodik
Cara mengukur : Altimeter
Peran terhadap Pertanian :

dhp-14
Peran tekanan udara terhadap Pertanian :
- Tekanan udara sangat ditentukan Tinggi tempat
(m dpl)
- Tinggi tempat menentukan suhu (t), kelembaban
udara (RH), kadar Oksigen (O2) maupun karbon
dioksida (CO2) dan Intensitas sinar matahari (I =
insolasi = Incoming solar radiation)
 Tinggi tempat sangat tinggi -> t rendah, RH tinggi,
Intensitas dan lama penyinaran sinar matahari re-
latif rendah karena awan -> pembukaan stomata
rendah, angin relatif lambat berhubungan dengan
Lihat peran
dhp-15
Angin
Angin, Hukum Buys Ballot, Turbulensi, Sik-
lon, Antisiklon, Angin darat dan angin laut,
angin lembah dan angin gunung, Angin
Musim, Angin Pasat, Angin Lokal
Kecepatan angin -Faktor yang menentukan
: Gradien tekanan horizontal, Letak ge-
ografis, Ketinggian Tempat, Waktu
Cara mengukur
Peran angin terhadap pertanian :

dhp - FP.UST - 16
Peran angin terhadap pertanian (1) :
Angin adalah pergerakan massa udara termasuk uap air (RH) dari massa udara tinggi ke
rendah.
Angin akan bekerja secara bersama dengan tekanan udara , RH, t, tinggi tempat,
kemiringan tanah (topografi) dan Intensitas Sinar matahari.
Angin menentukan laju transpirasi (keluarnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap air
lewat stomata=mulut daun), masuknya CO2 lewat stomata, pengambilan air lewat akar
(dengan mekanisme absorbsi pasif akibat transpirasi) -> menentukan laju fotosintesis ->
menentukan fotosintat (hasil anabolisme = fotosintesis / pembentukan karbon) ->
menentukan laju pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kecepatan angin sangat tinggi sekali -> menyebabkan RH daun rendah -> bila intensitas
sinar matahari juga tinggi mendorong stomata daun membuka dengan cepat -> men-
dorong meningkatnya laju transpirasi -> absorsi air pasif meningkat (bila air tersedia
dalam tanah) dan penyerapan CO2 meningkat -> mendorong meningkatnya laju fotosin-
tesis.
Akan tetapi akibat negatif dari kecepatan angin tinggi: 1) melukai daun (stomata
maupun khloroplas) sehingga meningkatnya respirasi (pembongkaran cadangan
makanan) untuk tersedianya senyawa sederhana penyusun sel baru (penyembuhan). 2)
Rusaknya khloroplas -> kurangnya jumlah khlorofil -> menurunnya laju fotosintesis ->
menurunnya laju pertumbuhan. 3) Rusaknya stomata -> meningkatnya transpirasi , apa-
bila ketersediaan lengas tanah rendah (musim kemarau) -> mengakibatkan absorsi pasif
kecepatan menurun -> fotosintesis menurun -> laju pertumbuhan rendah.
Radiasi Matahari
 Insolasi (Insolation = Incoming solar radiation) -> penentu variasi
temperatur (t), kelembaban udara (RH); keawanan
 Sebagai penentu cuaca dan iklim
 Faktor penentu jumlah radiasi matahari :
Jarak matahari-bumi, intensitas radiasi matahari, lamanya penyi-
naran matahari/panjang hari, durasi, dan keadaan atmosfer
 Albedo
 Radiasi bumi
 Peran radiasi matahari terhadap Pertanian : (a) Intensitas dan lama
radiasi cukup (di lokasi dengan awan yang relatif sedikit; tinggi tem-
pat sedang, t sedang, RH sedang) -> 1) stomata membuka cukup -> pe-
masukan CO2 dan Absorbsi H2O cukup (bahan fotosintesis cukup); 2)
enzim yang memacu reaksi anabolisme maupun katabolisme bekerja
dengan cukup optimal -> kedua hal tersebut (1 dan 2) medukung laju fo-
tosintesis cukup -> fotosintat (hasil fotosintesis) cukup berlebih -> laju
pertumbuhan tanaman cepat -> hasil optimal (b) Intensitas sinar mata-
hari terlalu tinggi -> t tinggi, RH rendah -> laju transpirasi terpacu . . .
Selanjutnya lihat hal RH terlalu rendah . . . (hal 13) (c) Intensitas sinar
Klasifikasi iklim
Pendekatan Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim Koeppen
 Klasifikasi iklim Thornthwaite
Iklim di Indonesia :
- Penerapan metode Koeppen
- Penerapan metode Thornthwaite
- Penerapan metode Mohr
- Penerapan metode Schmidt dan Ferguson
- Penerapan metode Oldeman
Pengaruh iklim terhadap bidang pertanian
Pengaruhnya terhadap tanah
Pengaruhnya terhadap tanaman
Pengaruhnya terhadap hama dan penyakit tanaman
Modifikasi mikroklimat untuk budidaya tanaman (1)

 Pemilihan yang tepat dalam hal faktor internal tanaman (genetis) dan fakor eksternal
(lingkungan) seperti tanah sebagai media tumbuh yang memiliki mikroklimat sesuai
dengan kebutuhan lingkungan minimal tanaman dapat meminimalisir kegagalan per-
tumbuhan dan hasil optimal tanaman yang diharapkan. Awalnya manusia hanya mema-
nen hasil tanaman yang hidup di habitat dan ekosistem yang asli. Sejalan dengan
perkembangan jumlah manusia, meningkat pula kebutuhan terhadap hasil tanaman,
sehingga terjadi upaya mengembangkan pada lokasi yang tidak selalu dapat memenuhi
semua syarat hidup optimal tanaman. Mengetahui anatomi, morfologi, proses fisiologi
tanaman di habitat aslinya dapat mendukung penentuan, pengaturan serta upaya
pemberian mikroklimat yang mendukung pengembangan suatu tanaman dengan tepat.
Pada kondisi mendesak, misal ekonomis, dapat dilakukan pengembangan tanaman
yang jelas tidak sesuai dengan tempat aslinya (habitat) sehingga modifikasi mikroklimat
dipilih meskipun memberikan konsekuensi beaya cukup besar namun dengan nilai pen-
dapatan yang sesuai hal tersebut tetap dilakukan. Beberapa contoh modifikasi mikrokli-
mat antara lain :
 Teknologi pertanaman dan pengelolaan lahan
Pada mikroklimat tepat, perlakuan: pengolahan lahan, pemberian air, unsur hara, jarak
tanam, pemangkasan bentuk atau pemangkasan produksi secara tepat waktu dan berke-
lanjutan mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman. Oleh sebab itu pendekatan un-
tuk mendapatkan mikroklimat yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien bila
mengetahui kekuranganmampuan tanaman dalam beradaptasi. Contoh kasus daerah
lereng dengan sumber air yang terbatas, a) upaya pembuatan rorak atau lubang penam-
Modifikasi mikroklimat untuk budidaya tanaman (2)

 Pola pertanaman
Pola pertanaman dimaksudkan mengatur jenis dan waktu menanam tanaman pada suatu la-
han untuk menciptakan mikroklimat yang mendukung (positif) sesuai kebutuhan tanaman
dan memberi mikroklimat tidak mendukung (negatif) bagi organisme lain (tumbuhan liar,
hama maupun penyakit tanaman). Dengan pola pertanaman monoculture (monokultur = satu
jenis tanaman pada suatu luasan lahan), polyculture (lebih dari satu jenis tanaman pada waktu
sama pada suatu lahan) dengan sistem pergiliran tanaman ataupun multiple cropping akan ter-
cipta t, RH, serta Intensitas sinar matahari serta unsur hara yang optimal tersedia tersedia bagi
tanaman, sebaliknya bagi organisme lain (hama, penyakit, tumbuhan liar) memperoleh
minimal sehingga terhambat perkembangannya.
 Penentuan jenis tanaman yang memungkinkan
Penentuan jenis tanaman yang dapat dimodifikasi mikroklimatnya sangat menentukan
keberhasilan dalam memanen secara hasil maupun pendapatan. Beberapa jenis tanaman
semusim (menyelesaiakan pertumbuhan dan perkembangan organ vegetatif maupun generatif
kurang dari satu tahun atau semusim), terutama golongan tanaman hias dan hortikultura
(tanaman yang dipanen bagian vegetatif ataupun generatif seperti bunga dan buah). Jenis
tanaman ini umumnya sangat membutuhkan kelembaban tinggi dan intensitas sinar matahari
yang relatif kurang sampai sedang di daerah tinggi tempat > 1000 m dpl. Modifikasi yang
dilakukan antara lain dengan memberi rumah kaca atau sungkup sirkulasi udaranya maupun
pemberian lampu penerangan serta kolam air atau selokan yang debitnya diatur sehingga
intensitas sinar, suhu dan RH dapat disesuaikan sesuai kebutuhan tanaman hortikultura yang
hidup di dalamnya.
 Manajemen mikroklimat untuk aklimatisasi:
Aklimatisasi adalah upaya memberi perlakuan berkelanjutan secara bertahap kepada tanaman
Modifikasi mikroklimat untuk budidaya tanaman (3)
- Mekanisme hujan buatan
Sifat dari awan yang dapat mengakibatkan hujan oleh manusia digunakan untuk
membuat hujan buatan. Dalam mempercepat hujan, zat higroskopis sebagai inti
kondensasi (Perak yodida, kristal es, es kering, atau CO2 padat). Zat-zat terse-
but ditaburkan ke udara dengan menggunakan pesawat terbang. Keberhasilan
sangat ditentukan oleh pengetahuan data anasir cuaca yang akumulatif di suatu
wilayah dengan akurat dan tepat (misal: suhu, arah angin, tekanan udara setiap
tempat)
- Pemakaian mulsa alami dan non alami di lahan: 1) Pemberian mulsa organik ->
menanami lahan dengan tumbuhan yang cepat menutup permukaan tanah
sekaligus tumbuhan tersebut sewaktu-waktu dapat dipanen dan ditambahkan ke
dalam tanah sebagai sumber bahan organik ataupun sumber unsur hara ke dalam
tanah; 2) menutupi lahan dengan plastik untuk; a) mengurangi atau menahan
kehilangan lengas tanah , b) menghambat pertumbuhan benih, akar tinggal
(rhizoma) tumbuhan liar (gulma), atau menghambat perkembangan dan ma-
suknya jamur, bakteri, dan virus penyebab penyakit ke dalam stomata tanaman
dan atau c) sekaligus menambah jenis dan jumlah sinar ke permukaan daun se-
belah bawah , -> sehingga meningkatkan hasil fotosintesisi.
dhp- FP.UST - 25
Modifikasi mikroklimat untuk budidaya tanaman (4)
- Pengaturan irigasi curah di daerah bersumber air terbatas: mencukupi kebu-
tuhan air tanaman dengan pembuatan tandon air dengan saluran irigasi
berupa pipa-pipa yang dapat diatur debit dan lama aliran, sehingga pada
saat fase kritis tanaman (fase pertumbuhan tanaman butuh air cukup banyak
untuk proses fotosintesis yang diperlukan untuk pertumbuhan baik organ
vegetatif maupun generatif) dapat tercukupi -> laju pertumbuhan optimal ->
hasil optimal.
- Pembuatan rumah kaca yang ramah lingkungan-> mengurangi pengaruh
suhu luar yang ekstrem: 1) t tinggi karena intensitas sinar matahari terlalu
tinggi -> a) diberi sungkup dari plastik (paranet) atau daun kelapa, dll yang
meneruskan jumlah sinar lebih sedikit (< 100 %); dan b) diberi kolam, tan-
don air atau atau drainasi air yang melewati ruang tersebut, ke dalam ru-
ang dialiri udara dingin dll; 2) t rendah, RH tinggi sekali karena intensitas
sinar matahari terlalu rendah (tinggi tempat > 1000 m dpl): pemberian
lampu penerangan dengan jenis sinar, daya serta lama penyinaran yang
sesuai.

Anda mungkin juga menyukai