Anda di halaman 1dari 23

Bab 3

Syarat Tumbuh Tanaman Perkebunan

Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis Syarat Tumbuh Tanaman Perkebunan
4.3 Mengendalikan Syarat Tumbuh Tanaman Perkebunan

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, siswa diharapkan mampu
1. Mengidentifikasi persyaratan tumbuh tanaman dengan teliti
2. Siswa mampu memahami persyaratan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman yang baik
3. Siswa mampu mengidentifikasi faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman
4. Siswa mampu memahami persyaratan iklim sebagai tempat tumbuh tanaman yang baik

A. Iklim
Proses tumbuh dan berkembang pada tanaman pastinya memerlukan cahaya, suhu, kondisi udara, tanah, air.
Perhatikan disekeliling lingukungan kita, terdapat tanaman yang tumbuh ditempat yang luas dan terpapar
sinar matahari secara langsung, seperti jagung, padi, cabai, manggga, semangka, durian dan lain-lain. Ada
juga tanaman yang tumbuh pada tempat dengan sinar matahari sedikit karena ternaungi seperti tanaman
anggrek, kunyit, kapulaga dan lain-lain. Begitu juga dengan kebutuhan suhu pada tanaman, beberapa
tanaman yang hidup di daerah dengan suhu tinggi seperti wortel, kentang, strawberry, apel, dan sebaliknya
teradapat tanaman yang tumbuh disuhu rendah seperti kaktus, kelapa, melon, tembakau, dan lain-lain. Maka
apabila akan dilakukan kegiatan budidaya kita perlu memahami kebutuhan tanaman tersebut akan kondisi
iklim agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama, terjadinya
perubahan iklim biasanya sekitar 30 tahunan. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dan pada
waktu yang singkat atau tertentu, sehingga cuaca selalu berubah-ubah dan daerahnya juga tidak begitu luas.
Perbedaan pokok antara cuaca dan iklim adalah terletak pada daerah dan waktu.
Unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai berikut:
1. Cahaya Matahari
Tanaman memerlukan sinar matahari sebagai sumber energi dalam proses fotosintesa. Hasil fotosintesa
tanaman menghasilkan gula (karbohidrat). Karbohidrat inilah yang digunakan untuk energi pertumbuhan
oleh tanaman. Maka sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pada setiap jenis tanaman memiliki
kebutuhan energi yang berbeda-beda, ada jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari banyak (1005
vcahaya) dan ada yang sedikit (kurang dari 100%)
Proses fotosinesa
Cahaya
CO2 + H2O C6H12O6 + energi
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi fotosintesa dan proses metabolism tanaman lainyya,
namun radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi jumlahnya sedikit sekali. Sehingga
menyebabkan adanya berbagai gas, uap air dan debu sebagai komponen atmosfer bumi yang menyerap
Sebagian besar radiasi matahari tersebut seperti ozon yang menyerap cahaya gelombang Panjang
sehingga menghindarkan peningkatan suhu yang berlebihan pada permukaan bumi. Jadi pada hakekatnya
atmosfer bumi merupakan suatu terselubung as yang menyaring Sebagian besar cahaya tampak ( vesible
light) dalam jumlah yang cukup memadai untuk fotosintesa dan sedikit sekali meloloskan cahaya tidak
tampak (invisible light) sehingga suhu permukaan bumi tetap terjaga pada tingkat yang moderat
(sedang).
Peranan unsur iklim bagi tanaman yaitu untuk pertumbuhan dan produksi tanaman yang mana hasil
akhir dari proses fotosinteis dan berbagai fisiologis lainnya. Proses fotosintesis begai proses awal
kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologis dan fisika yang mengkonversi energi surya
(matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat.
Sebagian energi kimia tersebut direduksi/ dirombak menjadi energi kinetic dan energi ternal melalui
proses respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman. Sedangkan bagian lainnya direformasi
menjadi beberapa jenis senyawa organic, termasuk asam amino, protein dan lain-lain melalui beberapa
proses metabolism tanaman.
Selain radiasi surya, proses fotosintesis sangat ditentukan oleh ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan
suhu udara. Sedangkan proses respirasi dan beberapa proses metablosime tanmaan secara signifikan
dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa unsur iklim lainnya. Proses transpirasi yang menguapkan air
dari jaringan tanaman ke atmosfer merealisasikan proses dinamisasi dan translokasi energi panas, air,
hara dan berbagai senyawa lainnya di dalam jaringan tanaman. Secara fisika, proses transpirasi tanaman
sangat ditentukan oleh ketersediaan air tanah (kelembapan udara) radiasi surya, kelembapan nisbi dan
angin
Selain proses metabolism, proses pembungaan, pengisian biji, dan pematangan biji atau buah juga
sangat dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembapan nisbi
serta angin. Oleh sebab itu, produktivitas dan mutu hasil tanaman yang banyak ditentukan pada fase
pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca,
terutama radiasi surya dan suhu udara.
Secara actual, berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh
unsur cuaca, yaitu keadaan atmsfer dari saat ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembapan
udara) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim,
yang pada hakikatnya adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat). Edmikian juga
pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari seluruh proses fisiologis
selama fase atau periode pertumbuhan tertentu oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat
dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai
akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
Dalam pemanfaaatan informasi iklim dalam ertanian, secara teknis dalam budidaya tanaman, hamper
semua unsur iklim dipengaruhi terhadap produksi dan pengelolaan tanaman. Namun masing-masing
mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda terhadap berbagai aspek dalam budidaya tanaman.
Sedangkan secara konseptual, pendekatan dan informasi iklim dalam pembangunan pertanian berkaitan
dengan 5 aspek atau kegiatan yaitu:
a. Pengembangan wilayah dan komoditas pertanian seperti kesesuaian lahan, perencanaan tata ruang,
pemwilayahan agroekologi dan komoditi, sistem geografi (GIS) dan lain-lain
b. Perencanaan kegiatan operasional (budidaya) pertanian, seperti perencanaan pola tanam, pengairan,
pemupukan, PHT (Pengendalian Hama terpadu), panen dan lain-lain
c. Peramalan dan analisis sistem pertanian, seperti daya dukung lahan, ramalan produksi, pendugaan
potensi hasil dan produktivitas pertanian
d. Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air)
e. Menunjang kegiatan penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta pengkajian teknologi
pertanian, terutama dalam merumuskan atau menyimpulkam hasilnya
Terdapat tida factor penting cahaya yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yaitu sebagai berikut:
a. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya merupakan keadaan dimana cahaya berada dalam jumlah yang memungkinkan
tanaman untuk berfotosintesis. Berdasarkan kebutuhan akan intensitas cahaya optimum, tanaman
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1) Tanaman yang mengehendaki intensitas cahaya matahari rendah. Tanmana tersebut perlu
diberikan naungan seperti tanaman anggrek, tanaman hias anterium, tanaman jahe, temulawak dan
lain-lain
2) Tanaman yang mengehendaki intensitas cahaya matahari sedang sehingga memerlukan sedikit
naungan seperti tanaman jahe, kunyit dan lain-lain
3) Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari tinggi sehingga tanaman memerlukan
paparan cahaya secara penuh seperti tanaman jagung, padi, karet, kelapa sawit dan lain-lain
4) Tanaman yang tumbuh dengan baik pada segala kondisi intensitas cahaya matahari sehingga
tanaman memerlukan cahaya dan naungan seperti tanaman sawi, bayam, selada dan lain-lain
Tanaman yang tumbuh dibawah kondisi tanpa cahaya namun memperoleh suplai makanan dari organ
penyimpanan misalnya biji atau umbi akan berwarna kuning dan tumbuh memanjang dengan batang
lemah. Ekspresi morfologis dari kekurangan cahaya disebut juga dengan etiolasi

Gambar 2.1 Tanaman Etiolasi


Sumber: Jonathan, 2018

b. Kualitas cahaya
Kualitas cahaya yang dimaksudkan merujuk pada komposisi Panjang gelombang yang dapat
mempengaruhi tanaman untuk melangsungkan metabolism terutama fotosintesis. Komposisi cahaya
dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman, yang dapat dilihat dari berat kering tanaman serta
fase-fase vegetative-reproduktif tanaman. Terdapat hubungan antara cahaya merah dengan cahaya
merah-jauh dengan fase vegetative dan reproduktif pada tanaman. Pada umumnya cahaya merah
berpengaruh meningkatkan perkecambahan benih, pertumbuhan kecambah pada sejumlah spesies dan
meningkatkan pembentukan primordia bunga pada tanaman hari panjang
c. Fotoperiodesitas merupakan lama waktu yang memicu terjadinya fotosintesis. Jadi pada prinsippnya
peran factor cahaya dalam pertumbuhan dan perkembahan tanaman adalah berkaitan dengan
keberlangsungan proses fotosintesa di dalam tanaman bersangkutan. Cahaya sangat mempengaruhi
berbagai proses pada tanaman seperti perkecambahan, pembentukan umbi, pembungaan dan ekspresi
kelamin. Pengaruh cahaya terhadap perkembangan tanmaan seringkali berkaitan erat dengan lama
periode cahaya dan periode gelap, atau yang disebut fotoperiodesitas.
d. Pada umumnya, semakin lama periode cahaya (asalkan factor-faktor lain dalam keadaan optimum)
maka semakin banyak karbohidrat yang dibentuk pada fotosintesa dan semakin pendek periode
malamnya semakin sedikit karbodirat yang digunakan untuk respirasi. Sebagai contoh, stroberi yang
ditanaman pada musim panas di daerah beriklim sedang memberikan hasil yang lebih besar dengan
rasa buah yang lebih masnis dengan aroma yang lebih baik dibandingkan stroberi yang dihasilkan di
daerah tropis yang Panjang hari dan Panjang malam relative sama.
Periode cahaya juga menentukan inisisasi pembentukan kuncup bunga. Tanaman yang
menghendaki periode cahaya lebih Panjang (14-16 jam per hari) daripada periode gelap untuk inisiasi
pembentukan bunganya disebut tanaman hari Panjang, sedangkan tanaman ynag menghendaki lama
cahaya lebih pendek (8-10 jam per hari) daripada periode gelap disebut tanaman hari pendek.
Sementara itu, tanaman yang pembugaannya tidak dipengaruhi oleh Panjang hari disebut tanaman
hari pendek.
Jika tanaman hari pendek ditanam dibawah kondisi hari Panjang maka akan terbentuk karbohidrat
dan rotein dalam jumlah yang besar yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan batang, daun, dan akar. Oleh karena itu, pada tanaman tersebut pertumbuhan fase
vegetatifnya lebih dominan serta tidak berhubungan dan berbuah. Sebaliknya, tanaman hari Panjang
bila dibudidayakan di bawah kondisi hari pendek, maka kadar karbohidrat dan protein yang terbentuk
akan sedikit karena kekurangan cahaya sehingga pertumbuhan vegetatifnya akan lemah dan juga
tidak berbunga. Banyak aspek lain selain pembungaan dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang dipengaruhi oleh fotoperiodesitas, misalnya pembentukan umbi pada tanaman kentang, dahlia
dan singkong, serta perbanyakan vegetative alami pada stoberi dan cocor bebek (Bryophyllum).
Pada tanaman kelapa dibutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi dengan lama penyinaran
minimum 120 jam/bulan atau 2.000 jam/tahunsebagai sumber energi fotosintesis. Dengan intensitas
pencahayaan yang cukup, tanman kelapa akan dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Apabila
berada di tempat yang ternaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terlambat. Sebaliknya,
kelapa akan tumbuh baik jika berada di tempat terbuka. Apabila lama penyinaran per bulan lebih tinggi
dari rata-rata, jumlah produksi kelapa yang dihasilkan akan lebih banyak.

2. Suhu
Suhu merupakan derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala yang tertentu dengan
menggunakan berbagai tipe thermometer. Umumnya pertumbuhan tanaman dapat berlangsung pada
kisaran suhu 4,5 C hingga suhu 36 C. Akan tetapi untuk tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan
laju maksimum dan respirasi yang normal yaitu pada kondisi suhu optimum. Besaran suhu optimum
berbeda tiap tanaman tergantung pada spesies dan tahap perkembangan tanaman. Oleh karena itu,
tanaman memiliki laju fotosintesa yang tinggi bersamaan dengan berlangsungnya respirasi yang normal
dalam kisaran suhu yang berbeda.
Berdasarkan kondisi suhu yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman, terdapat dua jenis tanaman
yang dibudidayakan yaitu tanaman daerah panas (tropis) dan tanaman daerah dingin (sub tropis).
Tanaman tropis yaitu tanaman yang memberikan hasil maksimum pada kisaran suhu yang relative tinggi
seperti contoh kelapa, kakao, sawit, karet. Tanaman sub tropis yaitu tanaman yang memberikan hasil
maksimum pada kisaran suhu yang relative rendah seperti teh. Pada tanaman kelapa pertumbuhan
tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu, terutama pada saat berbuah.
Tanaman kelapa tumbuh paling baik pada kisaran suhu antara 20-27 °C. pada masa pertumbuhan
vegetative, tanaman kelapa menghendaki suhu minimal 21 °C. Jika berada dibawah suhu tersebut
pertumbuhan kelapa akan tergangggu. Kelapa sangat peka terhadap suhu rendah karena tidak cocok
untuk tanaman kelapa. Pada suhu dibawah 15 °C akan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis pada
tanaman kelapa. Selain itu, suhu yang rendah juga dapat mengakibatkan produksi buah berkurang. Oleh
karena itu, penyebaran tanaman kelapa terbatas di daerah tropis. Suhu tahunan yang optimal untuk
tanaman kelapa yaitu sekitar 27 °C dengan variasi suhu harian maksimum 7 °C.
Bermacam proses pertumbuhan tanaman memperlihatkan adanya hubungan yang bersifat kuantitatif
dengan suhu seperti respirasi sebagai reaksi dari proses fotosintesis serta berbagai fenomena
pertumbuhan. Proses-proses deperti dormansi, pembuangan dan pembentukan buah juga sangat
tergantung pada suhu. Akan tetapi, skisaran sudhu optimum untuk pertumbuhan tanaman tergantung
pada spesies dan tahap-tahap fisiologis tertentu dari proses pertumbuhan.

3. Kelembapan udara
Kelembapan udara merupakan tingkat kebasahan udara, karena dalam udara, air selalu terkandung dalam
bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak dibandingkan kandungan uap air
dalam udara dingin.
Macam-macam kelembapan udara dibagi menjadi beriku:
a. Kelembapan relative atau Nisbi yang merupaan perbandingan jumlah uap air yang ada di udara
dengan jumlah maksimum uao air yang dikandung pada suhu dan tekanan tertentu. Misalnya pada
suhu 27 °C, udara tiap 1 m maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20
gram uap air, maka lembab udara pada waktu itu sama dengan
20 / 25 x 100% = 80%
b. Kelembapan absolut/ mutlak yang merupakan banyaknya uap air dalam gram pada 1 m.
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanamn. Tempat yang
lembab menguntungkan bagi tanaman dimana tanaman tersebut dapat mendapatkan air elbih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. Namun apabila
kelembaban terlalu tinggi akan berdampat buruk karena pada kelembaban yang tinggi pertumbuhan
cendawan juga tinggi, sehingga mengakibatkan tanaman mudah diserang penyakit. Umumnya
kelembaban optimum tanaman yaitu berkisar 70-80%
Pada umumnya tanaman kelapa membutuhkan iklim yang panas dan lembap. Meskipun demikian,
kelembapan udara yang terlalu tinggi akan berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman kelapa, begitu
pula dengan kelembapan udara yang terlalu rendah. Kelapa membutuhkan kelembapan udara rata-rata
70-80% dengan kelembapan minimal 65% agar dapat tumbuh dengan baik. Apabla kelembaan udara
sangat rendah, sedangkan evapotranspirasi tinggi maka tanaman bisa kekerinan. Hal ini dapat
menyebabkan buah jatuh lebih awal (sebelum masak). Sebaliknya, apabila kelembapan udara terlalu
tinggi, dapat menyebabkan berkurangnya penguapan sehingga mengakibatkan menurunnya kemampuan
pengambilan unsur-unsur hara dalam tanah dan mengundang hama penyakit tanaman kelapa.

4. Curah Hujan
Tanaman kelapa tumbuh baik di daerah dengan curah hujan antara 1.300-2.300 mm/tahun yang merata
sepanjang tahun. Bahkan kelapa juga dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan hingga 3.800 mm atau
lebih, sepanjang tanahnya mempunyai draenase yang baik. Daerah-daerah yang kering dengan curah
hujan yang tidak merata tidak cocok untuk budidaya kelapa. Akan tetapi, kemampuan tanah untuk
menahan air hujan serta kedalaman air tanah lebih penting dibandingkan jumlah curah hujan sepanjang
tahun. Tanaman kelapa umumnya tumbuh sangat baik di daerah pantai meskipun curah hujannya
dibawah batas minimal. Hal ini disebabkan daerah tersebut mempunyai air bawah tanah yang cukup. Air
tanah ini berasal dari daerah yang letaknya jauh dari pantai. Oleh karena itu, keberadaan air tanah
merupakan factor yang lebih menentukan dibandingkan dengan curah hujan.

5. Angin
Angin memiliki fungsi sebagai pemindah panas dalam bentuk yang dapat dirasa atau laten, dari linang
rendah ke lintang yang lebih tinggi atau membuat setimbang neraca radiasi matahari antara lintang
rendah dan lintang tinggi. Serta sebagai pemindah uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan
dimana Sebagian besar dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun Kembali sebagai
presipitasi.
Dalam kegiatan budidaya tanaman, angin memiliki peran penting dalam membantu penyerbukan, yaitu
untuk polen atau tepung sari yang ringan dapat diterbangkan sehingga bisa terjadi penyerbukan silang.
Contoh tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh anin yairu seperti padi, jagung, kelapa, dan lain-lain.
Angin juga penting dalam penyerbukan mikro organisme baik yang memiliki manfaat ataupun yang tidak
memiliki manfaat yaitu dengan menerbangkan spora-spora dari cendawan.
Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (penyerbukan silang) dan transpirasi tanaman kelapa.
Namun, angin yang terlalu kencang dapat merugikan tanaman kelapa yang terlalu tinggi, terutama untuk
kelapa dalam.
6. Presipitasi
Presipitasi sangat penting dalam budidaya yitu sebagai sumber air. Hujan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman adalah hujan yang merata. Data restipitasi yang penting dalam neguraikan iklim daerah adalah:
a. Jumlah curah hujan rata-rata tahunan/ bualanan
b. Jumlah hari hujan rata-rata
c. Penyebaran presipitasi musiman
7. Udara
Udara tersusun atas 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, 0,3% karbondiokasida, 0,07% gas lainnya.
Selain itu, didalam udara juga terdapat berbagai polutan dari senyawa-senyawa organic dan anorganik
yang sebagian besra erupakan produk dari reaksi fotokimia antara cahaya matahari dengan hasil
pembakaran. Polutan-polutan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan normal tanaman, bahkan dapat
mempengaruhi kehidupan manusia.
a. Oksigen
Oksigen sangat banyak terdapat di udara dan tanaman akan mengalami kekurangan oksigen hanya
bila terjadi banir di daerah perakaran (keadaan yang dikenak sebagai waterlogging). Oksigen
merupakan factor kondisi aerasi yang buruk memiliki kandungan oksigen yang rendah dan
karbondiokasida yang tinggi akan menghambat respirasi akar dan menyebabkan pertumbuhan akar
kerdil sehingga mengurangi penyerapan air dan unsur hara. Oksigen juga berperan penting dalam
perkecambahan biji, dimana pemberian air yang berlebihan dapat mengakibatkan berkurnagnya kadar
oksigen yang akan menyebabkan perkecambahan biji terhambat,. Oleh karena itu, draenase tanah
yang abik sangat penting untuk diperhatikan karena kelembapan yang terlampau tinggi pada tanah
dengan draenase buruk akan menurunkan kadar oksigen tanah.
b. Karbondioksida
Kandungan CO2 di atmosfer sangat rendah kurang lebih sebanyak 300 ppm saja, namun
kehadirannya snagat pening bagi tanaman sebagai sumber karbon. Bagi tanaman yang tumbuh di
lapangan, OC2 tidak pernah menjadi factor pembatas, namun di rumah kaca, kandungan CO2 dapat
berkurang secara drastiskarena fotosintesis dapat menurunkan kadar CO2 udara bila pertukaran udara
tidak lancar. Oleh karena itu, pada kondisi demikian, pengayaan CO2 dapat meningkatkan hasil dan
memperbaiki mutu produk. Namun demikian, CO2 yang berlebihan dapat pula berakibat buruk
(meracuni) bagi tanaman. Kadar CO2 di udara dapat meingkat sebagai akibat adanya pembakaran
seperti kebakaran hutan dan pembakaran bahan bakar minyak dan batubara, dan sebagainya. Dengan
siftnya yang transparan pada cahay tampak dan agak buram pada cahaya inframerah ke udara
(dikenal sebagai efek rumah kaca).
Pengukuran CO2 atmosfer menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 mengalami peningkatan dari 274
ppm pada tahun 1860 menjadi 350 ppm pada tahun 1992. Peningkatan Co2 udara, dewasa ini berada
pada kira-kira 1,5 ppm pertahun.
c. Nitrogen
Nitrogen adalah suatu gas inert (tidak mudah bereaksi dengan unsur lain) di atmosfer dan tidak
tersedia bagi tanaman, kecuali diubah terlebih dahulu menjadi asam nitrat (NO3) atau ammonium
(NH4+) yang prosesnya dikenal sebagai penambahan penambatan nitrogen.
Nitrat dapat terbentuk di udara akibat panas yang ditimbulkan oleh kilat dan masuk kedalam tanah
bersamaan dengan air hujan, namun jumlahnya sangat kecil, yakni hanya 5-7 kg Ha per tahun.
Sebagian besar nitrogen diikat oleh mikroorganisme, misalnya bakteri bebas seperti Agrobacter dan
Clostridium, beberapa alga biru-hijau (yang berperan penting dalam budidaya padi), dan bakteri-
bakteri tertentu seperti Rhizobium dan Frankia. Bakteri-bakteri ini bersimbiosis dengan berbagai
tanaman kacang-kacangan dan legume berkayu lainnya. Secara tradisional, petani meningkatkan
penambatan nitrogen atmosfer dengan cara rotasi tanaman, sedangkan nitrogen yang terdapat di
dalam pupuk ditambat melalui proses penambatan kimiawi.

B. Media Tumbuh
1. Tanah
Tanah sebagai tempat/media tumbuh tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman. Menurut Kemas Ali Hanifah, tanah didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman
dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai Gudang dan penyuplai hara
atau nutrisi senyawa organic dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg,
S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain. Secara biologis berfungsi sebagai habitat biota berupa organisme
yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif sebagai pemacu pertumbuhan
dan proteksi bagi tanaman. Ketiga fungsi secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun
kehutanan.
Tanah merupakan lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak
bumi) dan atmosfer. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme,
membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Porses pembentukan tanah dikenal sebagai
pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alami yang terdiri atas lapisan-lapisan
atau disebut sebagai horizon. Pada setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses
fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang sangat pentign. Tidak meungkin ada kehidupan di
permukaan bumi tanpa adanya tanah. Berbagai produk tanaman dihasilkan dari tanah, dan produk itu
digunakan oleh manusia dan hewan sebagai sumber bahan pangan, pakaian dan bahan bangunan.
Meskipun teknologi budidaya tanaman demikian maju, seperti dengan sistem hidropinik atau aeropinik
yang luas, namun tanah sebagai media tumbuh tetap sulit untu ditinggalkan.
Tanah sebagai media tumbuh memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang memiliki dua peran utama, yaitu:
1) Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
2) Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman
b. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktiviats metabolism, baik selama
pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, dan unsur-unsur hara
c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaan yang ebrfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya
berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditid yang diproduksi oleh biota terutama microflora tanah
seperti:
1) Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin, dan asam-asam organic khas)
2) Antibiotic dan toksin yang berfungi sebagai antri factor biotik/abiotic penyakit tanamandi dalam
tanah
3) Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau
tranformasi zat0zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya.
4) Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam
penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif
karena merupakan factor biotik atau abiotic penyakit tanaman.
Komponen tanah yang harus dipahami adalah
a. Profil tanah
Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki:
Horison-horison sebagai berikut: O-A-E-B-C-R
Solum tanah terdiri dari: O-A-E-B
Lapidan tanah atas meliputi: O-A
Lapisan tanah bawah meliputi: E-B
Keterangan:
O: Serasah/ sisa tanaman (Oi) dan bahan organic tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
A: Horison mineral ber BOT tinggi ehingga berwarna agak gelap
E: Horison mineral yang telah terevolusi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe, dan Al
rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna
ternag
B: Horison illuvial atau horizon tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horizon
diatasnya (akumulasi bahan eluvial)
C: Lapisan yang bahan penyusunnya maish sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi
perubahan
R: bahan induk tanah
Secara vertical tanah berdiferensiasi membetnuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-
beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik kimiawi, dan
biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya factor-faktor lingkugan terhadap bahan
induk asalnya maupun bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic sisa-sisa biota yang hidup
diatasnya dan mineral nin bahan induk yang berasal dari letusan gunug api, atau yang terbawa oleh
aliran air.
Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 10-200 cm disebut dengan
profil tanah. Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material
tersusun oleh 4 komponen, yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organic), air dan udara.
Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari:
1) 50% padatan, berupa 45% bahan mineral dan 5% bahan organic
2) 50% ruang pori, berisi 25% air dan 25% udara
Kegunaan profil tanah yaitu sebagai berikut:
1) Untuk (O-A-E-B). kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indikator peotensi
kedlamaan akar tanaman untuk berpentrasi, makin dangkal berarti makin tipis sistem
perakarannya sehingga makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah makin tumbuh
tanaman untuk tumbang
2) Kelengkapan atau diferensiasi horizon pada profil. Kelengkapan atau diferensiasi horizon pada
profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang
telah dilaluinya, makin lengkap berdiferensiasi horizon-horison tanah berarti makin tua umur
tanah, namun kelengkapan umur tanah atau diferensiasi horizon ini akan maki berkurang atau
makin baur apabila tanah mengalami erosi.
Gambar 3.1 Profil Tanah
Sumber: Titan Hermawan, 2020

b. Warna tanah
Warna tanah merpakan indikator sifat kimia tanah.
1) Sifat kimia tanah
Sifat kimia yang penting adalah pH tanah, kandungan C organic, kanudngan mineral tanah dan
C/N tanah. Mengapa pH tanah sangat penting, hal ini karena alasan berikut:
a) Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara
yang diserpa oleh akar pada pH 6-7, karena mudah larut dalam air.
b) Derajata keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat
racun bagi tanaman. Pada tanah masam, banyak ditemukan unsur aluminium yang selain
bersifat racun juga mengikat phosphor, sheingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah
masam, unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sheingga ditemukan unsur mikro seperti Fe,
Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
Pada tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu Natrium (Na)
dan Molibdenum (Mo).
c) Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di
dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan organic dapat berkembang
dengan baik.
d) Dapat disimpulkan secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati
netral (6,5-7). Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang
berbeda-beda. Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimum.
Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap oleh tanaman dalam jumlah yang
diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi pemupukan ingin
dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah jyga dapat memperburuk
pH tanah.
e) Derajat keasaman pH tanah yang sangat rendah dapat ditingkatkan dnegan menebar kapur
pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan
sulfur. Sebelum pengaupran, pH tanah harus diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang didapat
akan menentukan umlah kapur yang harus ditebarkan.
Khusus untuk tanah gambut, komposisi ini relative berlainan, karena bagian padatnya 100% dapat
berupa bahan organic, sedangkan ruang porinya 100% dapat terisi air sehingga ketiadaan bahan
mineral dan udara pada tanah ini merupakan masalah utama dalam pemanfaatannya menjadi lahan
pertanian produktif.
Pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman.
Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3)
Setelah diperoleh pH rata0rata, penentuan dapat dilakukan dengan menggunakan data berokut ini:
- <4,0 (paling masam): jumlah kapur>10,24 ton/ha
- 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
- 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
- 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
- 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
- 6,1 – 6,4 (agar asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha
2) Sifat fisika tanah
Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah
menentukan penetrasi alar didalam tanah, retensi air, draenase, aerasi dan nutrisi tanaman. sifat
fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari
partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organic, volume dan bentuk pori-pori serta
perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada wkatu tertentu. Beberapa sifat fisika yang
terpenting adalah tekstur, struktur, kerapatan (density) porositas, konsistensi, warna dan suhu
a) Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relative (dalam persen) fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur
tanah penting untuk kita ketahui karena komponen ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan
menentukan sifat-sifat fisika, fisika-kimia dan kimia tanah. Sebagai contoh yaitu besarnya
lapngan pertukaran dari ion-ion di dalam taah amat ditentukan oleh tekstur tanah. Tekstru
tanah berhubungan erat dengan plastesitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan, dan
produktifitas tanah pada daerah-daerah geografis tertentu. Tanah dengan 25% liat misalnya,
maka liat nonmorrolit akan lebih plastis dibandingkan dengantanah yang mengandung 70%
liat yang terdiri dari oksida-oksida berair dari besi dan aluminium.
b) Struktur
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel anah primer seperti pasir, debu dan liat
membentuk agregat yang satu dengan dengan lainnya dibatasi bidang belah alami yang lemah.
Agregat yang terbentuk secara alam disebut ped, sedangkan istilah cold digunakan untuk
bongkahan tanah hasil pengolahan tanah.
Struktur tanah memang ada bermacma-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah struktur
tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah yang ermah ialah udara dan air tanah berjalan
lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah
yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organic di dalam tanah. Oleh
karena itu, untuk memperbaii truktur tanah iini dianjurkan unutuk diberi pupuk organic (pupuk
kendang, kompos, atau pupuk hijau).
Salah satu contoh tanah yang berstruktur kurang baik adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas
partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalua dibaidngkan dengan tanah pasir. Partikel
tanah liat kurang lebih sama dengan seperatur kali partikel tanah pasir. Kehalusannya
membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim hujan dan amat rakis
menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air dengan ketat sehingga keadaanhya
menjadi lembab dan udara pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan
menggumpa seperti batu dan sifatnyapun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali
dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata.
Tentunya tanaman kalua ditanam pada tanah tersebut kehidupannya akan menderita karena
akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.
Ada pula tanah yang strukturnya terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah tersebut
tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Hal ini disebabkan tanah tersebut sangat mudah
merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan hingga jauh kedalam tanah. Akibatnya,
zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.
Lalu mengaoa tanaman yang diatnam bukan ditanah pasir dan tanah liat masih saja tumbuh
kurang sehat?hal ini memang sering dijumpai dan serinf dikeluhkan petani. Hal tersebut
karena ada hubungannya dengan kesuburan tanah yang meliputi kandungan unsur hara, derajat
keasaman (pH), pengolahan tanah dan dari perawatan lain.
Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembapan,
porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad renik dan pertumbuhan akar.
c) Porositas tanah
Didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori yang penting karena ruang-ruang ini diisi
oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini.
Penyediaan air dan gas untuk perutmbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui
tanah berkaitan sangat erat dengan julah dan ukuran pori-pori tanah ini. Oleh karena itu berat
tanah berhubungan dengan jumlah ruang pori-pori. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi
dari satu horizon ke horizon yan lain, sama halnya dengan sifat atanah lainnya dan kedua
variabel ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Seacar ilmiah, proporsi komponen-komponen tanah snagat tergantung pada:
- Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang
porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar
- Sumber bahan organic taah, tanah bervegetasi akan memunyai proporsi BOT (Bahan
Organik Tanah) tinggi, sebaliknya pada tanah gundul (tanpa vegetasi)
- Iklim terutama curah hujan dan temperature, saat hujan dan evaporasi (penguapan) rendah
proporsi air meningkat (dan proporsi udara enurun), sebaliknya pada saat tidak hujan dan
evaporasi tinggi
- Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak mengandung air
ketimbang yang jauh dari sungai
Maing-masing komponen tanah tersebut berperan penting dalam menunjang fungsi tanah
sebagai media tumbuh sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini akan berdampak
terhadap variabilitas fungsi tanah sebagai media tumbuh.
Udara tanah misalnya brefungsi sebagai Gudang dan suber gas:
- O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk melaksanaan respirasi, yang
melepaskan CO2 dan untuk oksidasi enzimatik oleh mikroba autootrofik (mampu
menggunakan senyawa anorganik sebagai sumber energinya)
- CO2 bagi mikrobia fotosintetik
- N2 bagi mikrobia pengikat N

2. Air
Air tanah sebagian besar air yang diperlukan oleh tanaman berasal dari tanah (disebut air tanah). Ar ini
harus tersedia pada saat tanaman memerlukannya. Air diperlukan oleh tanaman untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhhi transpirasi, untuk proses asimilasi, dan untuk
mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tanaman. Kebutuhan air setiap tanaman
berbeda.
Air tanah berfungsi sebagai komponen utama tubuh tanaman dan biota tanah. Sebagian besar
ketersediaan dan penyerapan seperti N, K, dan Ca dominan diserap tanaman melalui bantuan mekanisme
aliran masa air, baik ke permukaan akar maupun transportasi ke daun. Oleh karena itu, tanaman dan biota
tanah. Sebagian besar ketersediaan dan penyerapan seperti N, K dan Ca dominan diserap tanaman
melalui bantuan mekanisme aliran masa air, baik ke permukaan akar maupun transportasi ke daun. Oleh
karena itu, tanaman yang mengalami defisiensi (kekurangan) air tidak hanya akan layu tetapi juga akan
mengalami defisiensi hara. Untuk menghasilkan 1 gram biomass kering, tanmaan membutuhkan sekitar
500 gram air, yang 1 % nya mengisi setiap unit sel-sel tanaman. Reaksi-reaksi kimia tanah hanya
berlangsung bila terdapat air.
Dalam pengolahan tanah, air tanah juga berfungsi mempermudah pengolahan tanah, mengendalikan
perubahan suhu dan bila menggenang (pada sistem sawah) dapat menghambat perkembangan gulma.
Pada tanah kering pengolahan tanah sebaiknya dalam kondisi kapasitas lapang.
Pentingnya air tidak hanya dilihat dari sisi jumlah air yang tersedia saja, tetapi lebih pada pendistribusian
air tersebut. Hal ini penting kaitannya dengan kebutuhan tanaman yang berbeda, mulai pada saat tanaman
berkecambah hingga panen yang sekaligus mengakhiri silus hidup dari tanaman yang dibudidayakan.
Untuk megatasinya, diperlukan penambahan air (baik dari curah hujan maupun dari sumber irigasi) yang
intervalnya disesuaikan dengan pola kebutuhan tanaman agar air yang digunakan untuk mengganti
kehilangan air dapat lebih efisien penggunaannya. Sehingga sumber daya air kita yang semakin hari
semakin menurun akibat efek pemanasan global dapat digunakan dengan lebih bijaksana dan terarah.
Air dibutuhkan tanaman pada berbagai fungsi yaitu:
a. Air merupakan bagian yang esensial bagi protoplasma dan membentuk 80-90% bobot segar jaringan
yang tumbuh aktif.
b. Air adalah pelarut yang didalamnya terdapat gas-gas, garam-garam dan zat-zat terlarut lainnya, yang
bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi.
c. Air merupakan pereaksi dalam ftosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis dan air esensial untuk
menjaga turgiditas diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata dan menyangga bentuk
(morfologi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang bergelinin sedikit air juga berpengaruh
penting pada sifat fisik tanah.
Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk
diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah.
Perakaran tanaman tumbuh ke arah yang lembap dan menarik air sampai tercapai potensial air kritis
dalam tanah. Air yang diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut dengan air yang tersedia. Air tersedia
merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang (air yang tetap tersimpan
dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah karena gaya gravitasi) dan jumlah air dalam tanah pada
presentase erlayuan permanen (pada presentase kelembapan tanah ini tanaman akan layu dan tidak segar
Kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relative 100%.
Keberadaan air dalam tanah tergantung pada iklim yang ditekankan pada curah hujan. Kebutuhan air
dapat dipenuhi oleh air hujan alami atau hujan buatan maupun pengairan. Kebutuhan total air bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman umumnya antara 500-700 mm selama satu musim.
Pertumbuhan vegetative dan reproduktif tanaman menunjukkan tenggap yang jelas akan air. Air yang ada
dalam tanah bisa berkurang sebab adanya penguapan, perkolasi atau diserap oleh tanaman. Jika dalam
waktu tertentu tidak ada penambahan air oleh hujan atau oleh irigasi maka tanah akan mengering dan
tanaman akan segera memperlihatkan pengaruhnya terhadap kondisi kekeringan tersebut. Awalnya
tanamn akan layu ketika siang hari dan akan segar kembali pada malam hari. Tapi beberapa waktu
kemudian tanaman akan tetap layu baik pada siang hari maupun malam hari apabila tidak dilakukan
penyiraman.
Tujuan pengairan yaitu untuk menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman dimana pemberian air
disesuaikan denan periode kritis tanaman. Kebutuhan air bagi pengairan dapat ditentukan dari
penghitungan kelembapan air tanah dan air yang tersedia, serta penghitungan tingkat ketersediaan air
berupa data eteorologi. Bisa dikatakan pengairan akan efektif apabila diberikan sebelum kelembapan
tanah dapat meghambat pertumbuhan tanaman. Jelasnya air diberikan pada 60% dari air yang tersedia
dimana 60% kadar air diantaranya kapasitas lapang dan titik layu permanen.

C. Faktor Biotik
Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah organisme yang hidup dan berkembang di
sekitar tanaman. Organisme tersebut ada yang bermanfaat/menguntungkan dan merugikan. Kedua kelompok
ini tidak dapat diabaikan. Hasil tanaman yang kita pungut kurang lebih merupakan cerminan dari hasil kerja
sama kedua kelompok ini.
Organisme yang termasuk dalam kelompok bermanfaat meliputi organisme yang melakukan perombakan
bahan organic, penambatan nitrogen, penyediaan unsure hara, predator hama danpenyakit dan organisme
yang membantu penyerbukan. Sedangkan kelompok yang merugikan adalah organisme yang melakukan
persaingan hara dengan tanaman pokok yaitu gulma, dan atau menyebabkan tanaman kena hama dan
penyakit.
1. Organisme Bermanfaat
Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organic, baik segar maupun setengah
segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan
tanah. Sisa-sisa tanaman segar diubah menjadi bagian-bagian kecil oleh nematode, keong, bakicot,
serangga, rayap, tikus dan lain-lain. Bagian kecil ini diserang oleh mikroflora dan binatang yang hidup
dari jaringan mati atau membusuk. Bila sedikit air, bahan tersebut akan diserang bakteri dan fungi.
Beriringan dengan proses itu, cacing-cacing akan mencampurkan bagian-bagian tadi antara lapisan atas
dan bawah. Aktifitas ini menyebabkan tanah menjadi gembur dan
penyebaran bahan organic merata. Kotoran cacing kaya akan unsure hara , karena itu cacing dapat
memperkaya tanah dengan hara melalui kotorannya.
a. Organisme penghambat Nitrogen
Sumber utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen bebas di udara, yang menempati 78% dari
volume atmosfer. Dalam bentuk unsure ia tidak digunakan oleh tanaman. Nitrogen gas harus dirubah
menjadi bentuk nitrat ataupun ammonium melalui proses-proses tertentu agar dapat digunakan oleh
tanaman. Penambatan nitrogen dari udara dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis
dengan tanaman legin. Keadaan ini dapat dilihat dengan adanya bintil pada akar tanaman tersebut.
Bintil ternyata merupakan hasil suatu iritasi pada permukaan akar, kurang lebih mirip dengan benjol-
benjol pada daun dan batang yang disebabkan oleh insekta. Biasanya organisme masuk melalui akar
rambut. Tabung infeksi tumbuh sepanjang akar halus, dimana bintil kemudian dibentuk. Penambatan
maksimum akan terjadi bila kadar nitrogen dalam tanah rendah. Jumlah gas nitrogen yang dapat
ditambat oleh bakteri Rhizobium tergantung dari strein Rhizobium, tanaman inang, dan keadaan
lingkungan, misalnya pH tanah, aerasi, drainase, kelembaban tanah dan kapur aktif.
b. Organisme Penyerbuk
Organisme lain yang bermanfaat adalah organisme penyerbuk tanaman, diantaranya adalah serangga,
kumbang, kupu-kupu, kelelawar, burung, lebah dan lain-lain. Serangga umumnya menyerbuki
tanaman yang bunganya berwarna kuning, burung menyerbuki tanaman yang bunganya berwarna
jingga atau kemerah-merahan, sedangkan untuk kelelawar tertarik dengan tanaman yang bunganya
warna pucat.

Gambar 3.2 Serangga Penyerbuk


Sumber: Layanan Informasi Desa, 2018

2. Organisme Merugikan
a. Hama
Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan dari kelas terendah sampai dengan hewan
kelas tinggi (mamalia). Ada empat kelompok hama berdasarkan ukuran tubuhnya yaitu:
1) Mamalia : misalnya babi hutan, burung
2) Rodentia : misalnya tikus sawah, tupai
3) Antropoda : binatang beruas termasuk serangga/ insekta, hama penggerek (ulat)
4) Nematoda : sebangsa cacing misalnya ulat tanah, cacing

Gambar 3.3 Hama Ulat


Sumber: Tribunnews, 2020

Kerusakan tanaman atau bagian tanaman yang disebabkan oleh hama menyebabkan kondisi tanaman
menjadi tidak normal lagi. Tanaman yang terserang akan menunjukkan suatu kelainan bila
dibandingkan dengan tanaman yang sehat. Tanda-tanda yang tampak dari luar pada tanaman yang
sakit adalah:
1) Terjadi perubahan warna pada organ tanaman, seperti daun dan batang menguning atau coklat
2) Tanaman layu sebagai akibat sel-sel dan jaringan tanaman dirusak hama, bahkan tanaman tersebut
dapat mati
3) Tanaman kerdil karena fungsi jaringan terganggu sehingga tidak dapat menyalurkan makanan
dengan baik.

b. Penyakit
Di alam terdapat berpuluh-puluh ribu penyakit yang menyerang tumbuhan, dan setiap tumbuhan
dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Sebaiknya setiap jenis penyakit dapat pula
menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan. Tanaman apabila sudah terserang penyakit
pertumbuhan tidak akan normal, bahkan apabila penyakitnya tidak dikendalikan akan menyebabkan
kegagalan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Golongan gejala penyakit tumbuhan antara lain:
1) Gejala Hiferplasia, ialah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel,
dinamakan juga hipertropi, seperti keriting, kudis, intunesensi, tunefekasi, fasikulasi, dan
prolifarasi.
2) Gejala Hifoplasia ialah pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel, kerdil (duarfuig) ialah
suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman tidak mencapai ukuran yang normal.
3) Perubahan warna
a) Daun menguning, daun-daun tanaman dapat berubah warnanya menjadi kuning karena rusak
dan kemudian gugur
b) Bercak kuning (yellow spot). Bercak kuning dapat merupakan sifat genetik dari tanaman yang
mempunyai warna daun beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya infeksi virus, dikenal
dengan istilah mosaik.
c) Merah dan merah keungu-unguan, disebabkan oleh pembentukan antasian pada tanaman yang
menderita kekurangan P misalnya pada tanaman jagung.
d) Jaringan yang berwarna coklat menunjukan adanya serangan dieback (mati ujung). Leher akar
berubah karenanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
e) Daun keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh Hysanoptera (trips), Acariva
(mites), organisme ini merusak sel epidermis, sehingga sel kering dan kemudian sel tersebut
akan terisi dengan udara.
f) Bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati.
Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi bentuk bulatan seperti bekas tusukan
serangga, misalnya Helopeltis antoni pada daun teh.
4) Kekeringan atau layu
Ciri penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang daun tunas, kadang-
kadang akar yang berpenyakit akan berfungsi lagi, dan itu semua mungkin juga dapat disebabkan
jamur, nematoda

Gambar 3.4 Tanaman Layu Akibat Serangan Jamur


Sumber: Solopos.com, 2016
5) Nekrose
Suatu hal yang biasa bila beberapa jaringan mati, misalnya pada kulit kayu dan daun. Jika matinya
jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang normal, dinamakan nekrose. Bercak
nekrose pertama-tama berwarna kuning, kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose). Pada
daun, bercak nekrose dapat disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, penyakit indefisiensi atau oleh
serangga.

D. Syarat Tumbuh Berbagai Komoditas Tanaman Perkebunan


1. Kopi
Ada beberapa jenis kopi salah satunya yaitu kopi arabika dengan syarat tumbuh sebagai berikut:
a. Tanah
1) Ketinggian tempat lebih dari sama dengan 900 mdpl
2) Kemiringan lereng maksimal 20%
3) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm
4) Draenase baik
5) Kemasaman tanam (pH) 5,5-6,5
b. Iklim
1) Curah hujan 1.500 s/d 4.000 mm/tahun
2) Suhu udara rata-rata 15 – 25 °C

Gambar 3.5 Tanaman Kopi


Sumber: Daniel Reche, 2016

2. Kakao
a. Tanah
1) Kemiringan tanah kurang dari 45%
2) Kedalaman tanah efektif lebih dari 150 Cm
3) Tekstur tanah terdiri dari atas 50% pasir, 10-20% debu, 30-40% lempung, atau geluh lempung
pasiran atau lempung pasiran
4) Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm):
- Kadar bahan organic 35% atau kadar C 2%
- Nisbah C/N 2%
- Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) 15 me/100 g tanah
- Kejenuhan Basa 35%
- pH (H2) 4,0 – 8,5 optimum 6-7
- Kadar unsur dara minimum N 0,82%, P (Bray I) 32 ppm. K tertukar 0,50 me/100 g, C tertukar
5,3 me/100 g
b. Iklim
1) Garis lintang 10 LS sampai 10 LU tinggi tempa 1 s/d 600 m dpl
2) Curah hujan 1.500 s/d 2500 mm/tahun
3) Bulan kering (curah hujan) 60 mm/bulan kurang dari 3 bulan
4) Suhu maksimum 30-32 °C, minimum 18-21 °C
5) Tidak ada angin kencang terus menerus, kecepatan angin maksimum 4 m/detik

Gambar 3.6 Tanaman Kakao


Sumber: Lim corp, 2019

3. Teh
a. Tanah
1) Tanah yang serasi yaitu tanah yang subur, banyak mengandung bahan organic, tidak terdapat
cadas
2) pH 4,5-5,6
3) Jenis tanah yang baik yaitu andisol, latosol dan podzolik
b. Iklim
1) Suhu udara berkisar 13 – 15 C
2) Kelembapan relative pada siang hari >70%
3) Curah hujan tahunan tidak kurang dari 2.000 mm dengan bulan penanaman curah hujan kurang
dari 60 mm tidak lebih 2 bulan
4) Ketinggian 400-800 m d pl

Gambar 3.7 Tanaman Teh


Sumber: Yugixel, 2017

4. Kelapa
a. Tanah
1) Ketinggian tempat antara 0-600 m dpl
2) Kemiringan lahan antara 0-3% pada lahan kemiringan tinggi (3-50%) perlu dibuatkan teras untuk
mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah, serta memperbaiki
tanah yang mengalami erosi.
3) Tanah harus mempunyai struktur yang baik
4) Peresapan air dan tata udara baik
5) Permukaan air tanah letaknya cukup dalam, minimal 1 meter dari permukaan tanah
6) Keadaan air tanahnya dalam keadaan bergerak (tidak menggenang)
7) Mempunyai kemampuan menahan air yang cukup besar
8) pH tanah antara 5,5-6,5
9) tanah mengandung cukup unsur-unsur hara esensial, seperti N, P, K, Ca, Mg, Cl, Fe, Mn, Zn, B,
Cu, dan Mo
b. Iklim
1) Curah hujan antara 1.300-2.300 mm/ tahun
2) Cahaya matahari tinggi dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan atau 2.000 jam/tahun
3) Suhu antara 20-20C sedangkan pada fase vegetative menghendaki suhu minimal 21C
4) Kelembapan udara rata-rata 70-80% dengan kelembapan minimal 65% agar dapat tumbuh dengan
baik
5) Garis lintang terletak pada 10LS-10LU namun dapat tetap tumbuh baik pada letak lintang 15 LS –
15 LU

Gambar 3.8 Tanaman Kelapa


Sumber: Eduardo cano, 2020

5. Kelapa Sawit
a. Tanah
1) Jenis tanah podzolic, latosol, hirdomorfik kelabu, alluvia atau regosol
2) pH optimum adalah 5,0 – 5,5
3) kondisi topografi sebaiknya tidak lebih dari kelerengan 25%
4) tanah gembur, subur, datar, berdraenase baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm)
tanpa lapisan padas
b. Iklim
1) Letak lintang 15 LU – 15 LS
2) Ketinggian lokasi berkisar antara 0-500 m dpl
3) Curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun dengan periode bulan kering <75 mm/bulan tidak
lebih dari 2 bulan
4) Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29 C- 30 C
5) Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari
6) Kelembapan optimum yang ideal sekitar 80-90%

Gambar 3.9 Tanaman Kelapa Sawit


Sumber: Arya Daru Pangayunan, 2018

6. Karet
a. Tanah
1) Fisik tanah yang cocok untuk pertumbuha tanaman karet adalah kedalaman tanah lebih dari 100
cm dan tidak terdapat batu-batuan atau lapisan cadas
2) aerasi dan drainase cukup
3) tekstur tanah remah, poreus, dan dapat menahan air
4) strukturnya terdiri dari 35% tanah liat, 30% pasir
5) kedalaman tanah antara 4,5 samapi 6,5
6) kemiringan tanah kurang dari 16%
7) permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm. tanaman karet dapat tumbuh optimal pada lahan
jenis vulkanis muda dan tua.
b. Iklim
1) Di Indonesia sendiri tanaman ini cocok di tanaman di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang
terletak di zona diantara 15º Lintang (LU) hingga 15º Lintang Selatan (LS).
2) curah hujan antara 2.500 mm hingga 4.000 mm per tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100
hingga 150 HH per tahun akan membuat tanaman karet dapat tumbuh secara optimal.
3) membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang cukup, paling tidak selama 5-7 jam
penyinaran per hari.
4) Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1-600 m diatas permukaan laut
(dpl).
Gambar 3.10 Tanaman Karet
Sumber: Agrotek.ID, 2019

7. Cengkeh
a. Tanah
1) Jenis tanah yang baik adalah latosol, andosol dan podsolik merah
2) Tanaman cengkeh menyukai tanah gembur dengan drainase yang baik.
3) Derajat keasaman (ph) yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 5,5-5,6.
4) Sedangkan untuk kedalaman air tanah pada musim hujan tidak lebih dangkal dari 3 m dari
permukaan tanah dan pada musim kemarau tidak lebih dari 8 m.
5) Tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih baik dari tanah datar, karena drainase-nya baik. Pada
tanah itu harus dibuat parit drainase yang dalamnya kurang lebih 1 meter, agar air meluap pada
musim hujan dapat disalurkan ke arah lain.
b. Iklim
1) Tanaman cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan yang cukup merata, karena
tanaman ini tidak tahan kemarau panjang. Angin yang terlalu kencang dapat merusak tajuk
tanaman.
2) Curah hujan optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh antara 1500-4500 mm per tahun.
3) Tanaman cengkeh membutuhkan sinar matahari minimal 8 jam per hari.
4) Suhu yang optimal tanaman ini dikehendaki adalah 22-30 derajat celcius dengan tingkat
kelembaban udara antara 60-80%.
5) Ketinggian tempat, tanaman cengkeh sangat cocok tumbuh pada ketinggin antara 0-900 meter
diatas permukaan laut (dpl).
6) Ketinggian optimal adalah pada 300-600 meter dpl atau terletak pada ketingginan lebih dari 900
meter dpl, dengan hamparan lahan yang menghadap laut
Gambar 3.11 Tanaman Cengkeh
Sumber: Dinas Pertanian Buleleng, 2019

8. Tebu
a. Tanah
1) Tanaman tebu merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam pada berbagai jenis tanah namun
akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah yang memiliki tekstur lempung berpasir
dengan drainase yang baik.
2) Drainase sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Apabila drainase tanah jelek, maka
tanaman akan terhambat pertumbuhannya dan menyebabkan kerusakan pada akarnya.
3) Untuk pH tanah, tanaman tebu akan dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah dengan
pH 6-7,5 dan masih dapat tumbuh bila ditanam pada pH dibawah 8,5 karena apabila terlalu tinggi
maka ketersediaan unsur hara pada tanah menjadi terbatas.

b. Iklim
1) Curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Untuk tanaman dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000
mm/tahun, sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm/tahun. Suhu
udara yang cocok antara 21-32 derajat C, ph antara 5-6. Ketinggian tempat yang paling cocok
adalah 0 – 900 mdpl.
2) Penyinaran matahari yang dibutuhkan harus mencapai 7-9 jam per hari sehingga kandungan
sukrosanya akan maksimum
3) Sedangkan suhu yang diperlukan tanaman tebu agar dapat tumbuh berkisar antara 24-30°C.
Kelembapan yang diperlukan agar tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik berkisar antara 65-
70%.
4) Tanaman tebu dapat ditanam baik itu di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian
maksimum 1400 m di atas permukaan air laut. Namun pada tempat dengan ketinggian 1200 mdpl,
tanaman tebu akan sedikit lambat dari segi pertumbuhannya.
Gambar 3. 12 Tanaman Tebu
Sumber: Agrotek.ID, 2019

9. Tembakau
a. Tanah
1) pH tanah 5-6
2) Kesuburan tanah sedang, gembur, remah dan mudah mengikat air
3) Tanah lempung berpasir atau tanah lempung berlumpur
b. Iklim
1) Curah hujan rata-rata 1500-2000 mm/tahun
2) Suhu ideal antara 21 – 32 C

Gambar 3.13 Tanaman Tembakau


Sumber: Mark stebnicki, 2019

Anda mungkin juga menyukai