Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN

Cahaya matahari sangat diperlukan oleh komunitas tumbuhan untuk proses fotosintesis,
terutama energi dari cahaya tampak (400 – 700 nm) yang disebut Photosintetically Active
Radiation (PAR). Itulah Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Interaksi antara radiasi cahaya matahari dan tanaman hidup dapat dibagi atas tiga kategori
yaitu efek termal, efek foto-energi, dan efek fotostimulus Pengaruh interaksi radiasi cahaya
matahari terhadap tumbuhan terdiri atas tiga bagian (Ross 1975):

1. Pengaruh termal radiasi hampir 70% diserap oleh tanaman dan diubah sebagai bahang
dan energi untuk transpirasi serta untuk pertukaran panas dengan lingkungannya.
2. Pengaruh fotosintesis karena hampir 28% dari energi yang ada diserap untuk
fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
3. Pengaruh fotomorfogenetik yaitu sebagai regulator dan pengendali proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contoh dalam proses ini adalah untuk
proses gerakan nastik, orientasi, pembentukan pigmen dan pembungaan.

Tiga aspek penting dari cahaya matahari yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah panjang gelombang (kualitas) cahaya, intensitas cahaya, dan
lama penyinaran.

a. Kualitas Cahaya

Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang elektromagnetik dengan


berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang- gelombang tadi dapat menembus
lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak
memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya,
sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara
0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan
demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang
sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk
mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah dan biru diserap
fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan
ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas. Yang jelas cahaya ini
dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu mempengaruhi perkembangan tumbuhan
(menjadi terhambat), contohnya yaitu bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang
menjadi panjang.

b. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya terpenting sebagai faktor
lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas
cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.

Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering (zona arid), sedikit
cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah, cahaya matahari
menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan permukaan bumi. Sehingga
lapisan atmosfer yang tembus berada dalam ketebalan minimum.

Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang. Pada garis lintang yang
tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan
atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan
mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan
dan pencemar di atmosfer (Sasmitamihardja, 1996).

Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu vegetasi akan
menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan jumlah cahaya
yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan dasar. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas.
Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto- oksidasi, ini menganggu
metabolisme organisme terutama kemampuan di dalam mensisntesis protein (Annonymous,
2008).
c. Lama Penyinaran

Adanya rotasi dan revolusi bumi dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun akan memberikan
pengaruh yang beragam terhadap pertumbuhan tanaman. Posisi bumi terhadap matahari akan
mempengaruhi lamanya periode siang dan malam di berbagai tempat di bumi. Lamanya
periode penyinaran matahari (fotoperiode) dapat mempengaruhi terhadap lamanya fase-fase
suatu perkembangan tanaman dengan bahan genetis tertentu.

Fase-fase perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh fotoperiode diantaranya


perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan fase berbunga (reproduktif). Lamanya
penyinaran yang diterima tanaman memberikan tanggapan tertentu terhadap kegiatan
fisiologis. Tanggapan itu disebut dengan fotoperiodisme. Fotoperiodisme adalah respon
tanaman terhadap lama terang relatif dan lama gelap relatif.

Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan deklinasi matahari dan
berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang. Pada daerah equator panjang hari sekitar
12 jam per harinya, semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai
dengan pergerakan matahari. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin lama tanaman
mendapatkan pencahayaan matahari, semakin intensif proses fotosintesis, sehingga hasil akan
tinggi. Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa tanaman
memerlukan lama penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase-fase perkembangannya.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperioda, tanaman dibagi atas tiga golongan yaitu :

1). Tanaman Hari Pendek (Short Day Plant)


Tanaman hari pendek adalah tanaman yang hanya dapat berbunga bila panjang hari kurang
dari batas waktu kritisnya (panjang hari maksimum). Batas waktu kritis untuk tanaman hari
pendek 11-15 jam. Tanaman hari pendek akan mengalami pertumbuhan vegetatif terus-
menerus apabila panjang hari melewati nilai kritis, dan akan berbunga di hari pendek di akhir
musim panas dan musim gugur. Tetapi tanaman hari pendek tidak akan berbunga di awal di
hari pendek di awal musim semi, dan akan berbunga di hari pendek di akhir musim semi.

Hal ini dipengaruhi oleh suhu yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke fase
perbungaan dan pertumbuhan vegetatif yang tersedia pada saat itu belum mencukupi untuk
mengantarkan tanaman ke pembungaan. Tanaman yang peka terhadap fotoperiode,
pembungaan dan pembentukan buahnya sangat ditentukan oleh panjang hari. Dengan
perbedaan panjang hari 15 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya bunga.

2). Tanaman Berhari Panjang (Long Day Plant)


Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang menunjukkan respon berbunga lebih cepat
bila panjang hari lebih panjang dari batas kritis tertentu (panjang hari minimum), atau disebut
juga tanaman yang bermalam pendek. Batas waktu kritis untuk tanaman hari panjang 12-14
jam. Kombinasi suhu dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan vegetatif dan generatif
pada beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan perlakuan-
perlakuan terhadap tanaman. Misalnya penyinaran singkat di malam hari untuk
memperpendek periode gelap.

3). Tanaman Berhari Netral (Neutral Day Plant)


Tanaman berhari netral (intermediete) adalah tanaman yang berbunga tidak dipengaruhi oleh
panjang hari. Tanaman intermediete dalam zona sedang bisa berbunga dalam beberapa bulan.
Tetapi tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam siang dan 12 jam
malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu tanaman yang tumbuh
di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman intermediete. Tanaman intermediete
memerlukan pertumbuhan vegetatif tertentu sebagai tahap untuk menuju tahap pembungaan
tanpa dipengaruhi oleh fotoperiode.

... WELLCOME ...

Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Posted by Sardi Anto on 9:02 PM with No comments

Oleh :

SARDIANTO (05121007125)

I.                   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang memerlukan cahaya penuh,

tetapi dalam praktek budidaya di Indonesia, kacang hijau sering ditumpangsarikan dengan tanaman

lain. Cahaya penting bagi pertumbuhan tanaman, tetapi naungan sering menjadi faktor pembatas

dalam budidaya tanaman, baik pada tanaman perkebunan,pertanian maupun kehutanan (Anonim.

2000).

Tanaman yang menerima intensitas cahaya lebih rendah (ternaungi) sampai pada batas

tingkat naungan tertentu, tanaman tidak akan mampu berproduksi , misalnya pada sistem pola

tumpangsari antara tanaman semusim (tanaman pangan) dengan tanaman tahunan (tanaman

perkebunan), dimana kanopi daun tanaman tahunan dapat menutupi masuknya sinar matahariyang

diperlukan oleh tanamandibawahnya (Hendra, Damanji. 2003).  

Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,

walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Dalam kondisi demikian, genotipe toleran diharapkan

lebih berperan untuk memanfaatkan lingkungan tercekam intensitas cahaya rendah, selain itu juga

untuk meningkatkan intensifikasi lahan, khususnya di lahan dengan intensitas cahaya rendah akibat

ternaungi oleh tanaman. Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Begitu juga dengan pertumbuhan kecambah kacang hijau juga mengalami hal

tersebut (Paters, Bayer.2001).

Biji kacang hijau dikatakan mengalami pertumbuhan dan perkembangan jika sudah mulai

berkecambah.Banyak orang membuat kecambah kacang hijau dengan cara konvensional, padahal

pertumbuhan kecambah kacang hijau akan cepat mengalami perkembangan dan pertumbuhan

dengan rangsangan yang berasal dari lingkungan seperti cahaya matahari yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kecambah kacang hijau (Tuti, J., 1994).

Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik . Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan

manusia sedangkan komponen abiotik antara lain: udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan

sebagainya. Oleh karena itu, kami mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah benar ada

pengaruh cahaya matahari terhadap perkecambahan kacang hijau karena kekurangan cahaya

matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya

saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan

tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat. Gejala

etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap

(Rahmat. Hidayat.1995).

B. Tujuan

Tujuan  dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya

terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dam mengetahui perbedaan pertumbuhan antara biji

kacang hijau pada cahaya yang terang dan biji kacang hijau pada cahaya yang gelap.

II.                TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu tanaman

untuk tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan

seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah

penerang dunia ini. Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya

matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan

air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang

berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.

Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan
yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan. Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan, namun efek lain dari

sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan

yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.

B.       Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada

setiap makhluk hidup. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh

peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan

merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Proses perttmbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana

dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai

berikut :

1.    Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.

2.    Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan,

peningkatantersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola. 

Perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus

(terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan,

antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan

makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi

(fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk

kedalam kotiledon membengkak (Salisbury , F.B. and C.W. Ross, 1992).

Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan

disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon
atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein

menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane

sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian

glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang

baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua

proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses

respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan

bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama

membuka dan mulai melakukan fotosintesis.

C.      Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua

objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi

pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk,

dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi energi

matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi

oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan

fotosintesisnya (Mulyono,Bambang.2000).

Radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada tanaman dalam proses

yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan utama untuk proses

pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang

hari dikala matahari menyinari bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah

gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula

(glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun

dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan

tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (Rajesh, Harjadi.1973).
Reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang ( disebut juga

Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing

tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian

reaksi  yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis (Sutojo, S., 1976).

D.      Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan adalah faktor internal yang meliputi gen,dan hormone. Pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan dimulai dari proses perkecambahan yang diawali proses imbibisi (penyerapan air) yang

berfungsi melarutkan cadangan makananan dan menginduksi aktivitas enzim hidrolitik.

Aktivitas enzim ini dikendalikan oleh gen. Aktivitas metabolik dalam perkecambahan juga

dipengaruhi oleh gen. Hormon- hormone tersebut antara lain auksin yang berfungsi merangsang

pembelahan sel-sel kambiun untuk membentuk xylem dan floem, dan meningkatkan perkembangan

bunga dan buah. Giberelin yang berfungsi mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel, dan

lain sebagainya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan adalah : Suhu, cahaya, air, .       pH (Derajat keasaman), Oksigen, Nutrisi, dan Kelembapan

udara.

III.             PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Tempat dan Waktu

Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dilaksanakan di Laboratorium Ekologi

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29

April 2013 pada pukul 10.00-11.40 WIB dan pengamatannya dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013 – 5

Mei 2013.

B.     Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  antara lain

1)polybag, 2) tanah, 3)biji kacang hijau, 4) penggaris, dan 5). Naungan.

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari  ini adalah

modul penuntun praktikum dasar-dasar agronomi.

C.    Cara Kerja

Adapun langkah- langkah yang harus dilakukan dalam praktikum ini adalah :

1.      Sediakan 2 buah polybag yang sudah terisi tanah ¾ bagian polybag.

2.      Masukan 5 buah biji kacang hijau pada masing- masing polybag.

3.      Letakan satu polybag di tempat yang terlindungi dari cahaya matahari / dalam naungan dan satu

polybag terkena cahaya matahari.

4.      Amati pertumbuhannya setiap dua hari.

B.  Pembahasan

Dalam praktikum kali ini diperoleh hasil yang cukup beragam dari pertumbuhan kacang hijau

yang berada di dalam naungan dan di luar naungan. Pertumbuhan kecambah di tempat yang gelap

lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanaman yang ditempatkan pada tempat terang. Adapun

yang mempengaruhi perbedaan tersebut yakni cahaya. Cahaya merupakan salah satu faktor yang

sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan fotosintesis. Cahaya merupakan faktor yang

menghambat proses pertumbuhan, sedangkan ditempat yang gelap terjadi etiolasi dimana

pertumbuhan terjadi dengan sangat cepat.

Tanaman yang diletakkan ditempat gelap dapat tumbuh dengan cepat karena disebabkan

oleh adanya aktivitas hormon auksin yang lebih besar dibandingkan pada tempat yang terang.

Aktivitas hormon auksin dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Semakin sedikit cahaya

matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin besar, dan sebaliknya semakin banyak cahaya
matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena cahaya

matahari dapat merusak hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk memacu pemanjangan sel.

Jadi semakin banyak aktivitas hormon auksin maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat dan

sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di daerah gelap

lebih cepat dibandingkan di daerah terang. Namun, tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning,

pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati.

Perbedaan warna pada pertumbuhan di tempat gelap dan terang dikarenakan tanaman pada

tempat  yang gelap tidak dapat mempoduksi makanannya sehingga tanaman menjadi layu dan

mati,Pada awalnya tanaman memiliki suatu bagian pada tubuhnya sebagai tempat cadangan

makanan tetapi ketika cadangan itu habis maka tanaman akan menjadi layu karena tidak adanya

sinar matahari.

Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat gelap menyebabkan hormon auksin tidak

terhambat oleh cahaya matahari, sehingga pertumbuhannya cepat namun tidak mempunyai cukup

cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis sehingga pertumbuhannya akan menurun.

Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat teduh menyebabkan sebagian hormon auksin

terurai oleh cahaya matahari sehingga pertumbuhannya tidak secepat di tempat gelap, namun

tumbuhan ini mempunyai cukup cahaya untuk fotosintesis sehingga pertumbuhannya stabil.

Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat terang  menyebabkan sebagian besar hormon

auksin terurai oleh cahaya matahari jadi pertumbuhannya paling lama namun banyak mengandung

nutrisi yang dihasilkan dari fotosintesis. Maka percepatan tumbuhan yang baik adalah kecambah

yang berada di tempat teduh.

Karena pertumbuhan perkecambahan tersebut lebih baik, stabil dan normal.

Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya

faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar nya yaitu ,makanan adalah sumber energy juga sumber

materi untuk menyintesis berbagai komponen sel, air adalah senyawa yang penting dalam
tumbuhan dan sangat dibutuhkan, suhu tumbuhan memerlukan suhu tertentu untuk dapat

berkembang dengan baik  yang di sebu tsuhu optimum , kelembapan,pengaruh kelembapan pada

tiap tumbuhan berbeda-beda tergantung jenis tanaman, cahaya,tumbuhan memerlukan cahaya

untuk dapat memproses fotosistesis dalam reaksi tersebut cahaya sangat berperan penting.

V.   KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari yang telah dilakukan,maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut ini :

1.      Tanaman kacang hijau yang ditempatkan di daerah gelap atau cahaya kurang akan memiliki laju

pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat yang

terang.

2.      Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap tumbuh lebih cepat panjang, namun dengan

kondisi kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang.

3.      Kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak akan tumbuh lebih kokoh, daun berkembang

sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek.

4.      Cahaya sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman khududnya pada proses fotosintesis.

5.      Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap

makhluk hidup.

B.     Saran

Dalam praktikum kali ini para praktikan harus bisa membedakan dengan baik antara

pertumbuhan di tempat gelap dan terang dan mampu menganalisis factor- factor apa saja yang

harus diperhatikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau.  Jakarta :Penebar Swadaya

Mulyono,Bambang.2000. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. Yogyakarta:


Kanisius                                                                                     

Hendra, Damanji. 2003.Faktor pertumbuhan dan Perkembangan. Yogyakarta : Kanisius

Paters, Bayer.2001.Pertanian Masa Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan             Input Luar
Rendah.Yogyakarta : Kanisius

Rahmat. Hidayat.1995.Pertumbuhan dan Perkembangan. Yogyakarta : Kanisius

Rajesh, Harjadi.1973.Budidaya Tanaman, Departemen Agronomi : Institut       Pertanian Bogor

Sutojo, S., 1976, Agronomi Umum .Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Salisbury , F.B. and C.W. Ross, 1992, Plant Physiology . Wadsworth Publishing Company, Belmont , California

     

Tuti, J., 1994, Fungsi Tanaman. Fakultas Pertanian, UNIBRAW, Malang  


Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Posted on December 11, 2012 by zarmayana

19 Votes

Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan

Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis, untuk
memproduksi tepung (karbohidrat).

Kekurangan cahaya akan mengganggu proses pertumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat
perkecambahan akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan lebih cepat
tetapi lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau. Berbeda
dengan perkecambahan yang berlangsung di tempat terang akan tumbuh lebih lambat, tetapi
daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau tampak segar dan batang kecambah yang tampak
lebih kukuh.

Pada saat berkecambah, tanaman mendapatkan makanannya dari cadangan makanan yang
tersimpan di dalam kotiledon. Sehingga walaupun tidak mendapat cahaya matahari, tanaman
tersebut dapat tumbuh.

Cahaya matahari juga menguraikan hormon auksin yang akan mengakibatkan lambatnya
pertumbuhan.

Sekarang, mari kita buktikan teori tersebut dengan kegiatan percobaan berikut ini:

A. Alat dan Bahan

 Biji kacang hijau.


 Pot dan media tanam.
 Kotak kertas.

B. Cara Kerja

1)    Menyiapkan biji kacang hijau yang sudah berkecambah.


2)    Menyiapkan pot dan diisi dengan media tanam.

3)    Meletakkan/menanam biji kacang hijau di dalam pot minimal 3 buah setiap pot.

4)    Menyimpan/meletakkan pot di tempat.

 Pot 1 di tempat yang langsung terkena cahaya matahari.


 Pot 2 di tempat gelap (dalam kotak tertutup).
 Pot 3 di tempat yang mendapat sedikit cahaya (dalam kotak yang telah diberi lubang di salah
satu sisinya).

5)    Menyiram/merawat dan melakukan pengamatan selama 6 hari

6)   Catat panjang/tinggi tiap kecambah (cm) dalam tiap pot selama 6 hari tersebut.

7)   Hitung rata-rata pertumbuhan tiap kecambah dalam tiap pot

8)   Tulis dan bandingkan kondisi akhir tiap kecambah dalam tiap pot tersebut.

C. Data Percobaan

Pot Panjang/tinggi kecambah (cm) Tinggi Rata-rata


Keterangan
kecambah pertumbuhan
ket 1 2 3 4 5 6

1 1 0,1 0,3 6 9 9,5 11 1,83 Batang kuat


2 – 0,2 1,5 5 5,7 8 8,6 1,21
Tumbuh sangat
3 – 0,2 0,5 1 3 7 1,16 lambat
2 1 0,3 0,8 10 18,5 20 22 3,67 Batang lemah
2 0,4 0,7 9,2 17 18 20 20 3,33
Daun kecil
3 – 0,3 2.5 12,5 14 18 2,83 berwarna kuning
3 1 0,5 0,7 9,2 16,5 17,4 18,5 3,083
2 Batang menuju
0,3 0,5 4,7 13,5 15 17 15 2,83
matahari
3 0,2 0,4 1 1,5 4 9,5 1,583

D. Analisis Data

–          Tanaman kacang hijau pada pot manakah yang paling tinggi adalah pada pot 2
(Gelap, tidak terkena cahaya matahari)
–          alasannya karena hormon auksin pada pot 2 tidak terurai, sehingga pertumbuhannya
lebih cepat dibandingkan pot yang lainnya. Dan pada pot 2, tanaman tersebut seolah-olah
mengejar cahaya matahari yang mengakibatkan tanaman tersebut mencari cahaya matahari
untuk membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis.

E. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan selama 6 hari,  dapat disimpulakan bahwa cahaya matahari dapat
memperlambat petumbuhan kecambah. Pada pot yang tidak terkena sinar cahaya matahari,
tanaman tumbuh lebih cepat dikarenakan hormone auksinnya tidak terurai. Selain itu,
dikarenakan tanaman tersebut tumbuh lebih cepat dikarenakan mengejar sinar matahari
sebelum cadangan makanannya habis. Hal tersebut dibuktikan dengan pot yang hanya sedikit
terkena sinar matahari. Batang tanaman tersebut tumbuh menuju sumber sinar cahaya
matahari sehingga batangnya condong ke lubang kotak. Lalu pada pot yang seluruhnya
terkena sinar matahri, tumbuh lebih lambat karena hormone auksinnya terurai. Selain itu,
dikarenakan oleh sudah tersedia makanan yang muncul dikarenakan fotosintesis dengan
bantuan cahaya matahari.

Kondisi akhir tanaman:

Pot 1 : Langsung Terkena Cahaya Matahari

 Pot 2 : Gelap (dalam kotak tertutup)


 

Pot 3 : Terkena Sedikit Cahaya Matahari

PAPER
PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP TANAMAN

PENGERTIAN CAHAYA MATAHARI

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu bagi
tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan prosesfotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.Makanan yang
dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai
tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor pembatas utama di dalam
semua ekosistem.
Merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat berperan
dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk
menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Annonymous, 2009).
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan
suhu. Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis. Cahaya Optimal bagi Tumbuhan Kebutuhan minimum
cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila cahaya melebihi titik kompensasinya
(Wirakusumah, 2003).
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai adaptasinya
dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau supra optimal. Dedaunan
yang mendapat cahaya dengan intensitas yang tinggi, kloroplasnya berbentuk cakram,
posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang diterima hanya oleh dinding vertikalnya.
Antosianin berperan sebagai pemantul cahaya sehingga menghambat atau mengurangi
penembusan cahaya ke jaringan yang lebih dalam.
Besarnya energi matahari yang diterima oleh tanaman tidak sama dari musim ke
musim dan latitude ke latitude lainnya. Tetapi besarnya energi matahari yang diterima
tanaman (tumbuhan) setiap tahunnya pada latitude yang sama tidak sama bervariasi dan
besarnya energi matahari yang ditangkap tanaman untuk jenis tanaman yang berbeda, juga
akan berbeda-beda pula.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan ,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu , kekurangan cahaya
saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah
akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat
(tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya , tumbuhan
yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat
dengan kondisi relative pendek , daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih
segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat
kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
   Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang
   Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.

a. Kualitas Cahaya
Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang elektromagnetik
dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang- gelombang tadi dapat
menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas
cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat
lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang
antara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru,
dengan demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya
yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk
mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah dan biru diserap
fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan
ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton. 
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas. Yang jelas
cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu mempengaruhi perkembangan
tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu bentuk- bentuk daun yang roset,
terhambatnya batang menjadi panjang.

b. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya terpenting sebagai
faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem.
Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau
temporal.

Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering (zona
arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah, cahaya
matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan permukaan bumi.
Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam ketebalan minimum.

Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang. Pada garis
lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan
permukaan atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini
akan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan
awan dan pencemar di atmosfer (Sasmitamihardja, 1996).

Kepentingan Intensitas Cahaya


Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu vegetasi
akan menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan jumlah
cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan dasar. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor
pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto- oksidasi, ini
menganggu metabolisme organisme terutama kemampuan di dalam mensisntesis protein
(Annonymous, 2008).

Titik Kompensasi
Dengan tujuan untuk menghasilkan produktivitas bersih, tumbuhan harus menerima
sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk karbohidrat yang memadai dalam
mengimbangi kehilangan sejumlah karbohidrat akibat respirasi. Apabila semua faktor- faktor
lainnya mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi diasumsikan konstan, keseimbangan
antara kedua proses tadi akan tercapai pada sejumlah intensitas cahaya tertentu.
2.1.1 Peranan Cahaya Terhadap Tumbuhan
      a)      Fotoperiodisme
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi
fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap
lamanya penyinaran sinar matahari. Contoh dari fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya
daun, dan dormansi.
Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau fotoperiodisme akan
konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah temperate atau bermusim panjang hari
lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperiodemembagi tanaman atas tiga
golongan yaitu:
         Tanaman berhari pendek
         Tanaman berhari panjang
         Tanaman berhari netral

Tanaman Berhari Pendek


Tanaman berhari pendek ialah tanaman yang hanya dapat berbunga bila panjang hari
kurang dari nilai kritis (panjang hari maksimum). Panjang hari maksimum berkisar antara 12
jam sampai 14 jam.
Tanaman yang berhari pendek akan mengalami pertumbuhan vegetative terus
menerus apabila panjang hari melewati nilai kritis, dah akan berbunga di hari pendek di akhir
musim panas dan musim gugur. Tetapi tanaman berhari pendek tidak berbunga di hari pendek
di awal musim semi, dan akan berbunga di hari pendek pada akhir musim panas. Hal ini
disebabkan karena suhu tidak cukup hangat untuk melanjutkan pertumbuhan ke fase
reproduktif. Disamping itu pertumbuhannya vegetative yang tersedia pada saat itu belum
mencukupi untuk mengantarkan tanaman kepembungaan, disamping benyak system
(hormone, enzim dan lain-lain) juga belum siap.
Tanaman yang tidak peka terhadap fotoperiode yang tergolong berhari pendek,
biasanya mempunyai sifat fisiologis yang menonjol daripada sifat yang ditimbulkan oleh
pengaruh ligkungan. Misalnya pembungaan dan pembuahan akan lebih dipengaruhi oleh
ketersediaan asimilat dan sistem hormone dalam tubuhnya. Tanaman yang peka terhadap
fotoperiode, pembungaan dan pembentukan buahnya sangat ditentukan oleh panjangnya hari
sebesar 15 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya bunga.

Tanaman Berhari Panjang


Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang menunjukkan respon berbunga lebih
cepat bila panjang hari lebih panjang dari panjang hari minimum (kritis) tertentu, atau disebut
pula tanaman bermalam pendek yakni Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih
dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.
Tanaman berhari panjang yang berasal dari zone sedang (temperate) akan berbunga
dalam bulan mei dan juli apabila panjang siang selama 15 jam. Sebagai contoh tanaman
berhari panjang adalah spinasi (spinacia oler acea L) Barley (Hordeum spp), Rey (Secale
cereale), Bit gula (Beta vulgaris), Alfalfa dan lain-lain. Tarwe winter (Triticum aestivum)
yang tergolong tanaman berhari panjang menghendaki lama penyinaran lebih dari 14 jam
sehari dan untuk berkecambah memerlukan suhu rendah. Sedangkan pertumbuhan
selanjutnya sampai berbunga dan berbuah menghendaki suhu yang lebih tinggi dan hari-hari
panjang. Bila syarat-syarat yang dikehendakinya tidak terpenuhi, maka tarwe winter tidak
dapat menghasilkan bunga dan buah.
Kombinasi suhu dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan vegetatif dan
generatif pada beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan
perlakuan-perlakuan terhadap tanaman. Misalnya penyinaran singkat di malam hari untuk
memperpendek periode gelap. Percobaan-percobaan seperti ini dapat mempengaruhi
perbungaan, khususnya pada tanaman yang menghendaki panjang siang lebih dari 15 jam.
Perlakuan vernalisasi pada biji tarwe winter akan berkecambah akan menyebabkan
proses yang menginduksi kecambah ke arah pertumbuhan menuju pembentukan primordia
bunga. Karena biji tarwe winter pada saat berkecambah juga memerlukan fase gelap yang
lebih panjang (hari pendek), maka selain vernalisasi, untuk mengantarkan tanaman ini
ketahap pembungaan juga diperlukan perlakuan gelap buatan. Sedangkan hari panjang dan
suhu tinggi yang diharapkan untuk pertumbuhan vegetatif dapat dibuat dengan penyinaran
singkat pada malam hari dengan lampu listrik yang berkapasitas 50 watt setiap meter bujur
sangkar selama lebihkurang 5 jam.

Tanaman Berhari Netral

Tanaman berhari netral (intermediate) adalah tanaman yang berbunga tidak


dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman intermediate dalam zona sedang bisa berbunga
dalam beberapa bulan. Tetapi tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam
siang dan 12 jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu
tanaman yang tumbuh di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman intermediate.

Yang tergolong tanaman intermediate adalah kapas (Gossypium hirsutum), tembakau


(Nicotiana tobaccum), bunga matahari (Helianthus annus), tomat dan lain sebagainya.
Tanaman intermediate memerlukan pertumbuhan vegetatif tertentu sebagai tahap
untuk menuju tahap pembungaan tanpa dipengaruhi oleh fotoperiode. Apabila beberapa
tumbuhan terpaksa harus hidup di kondisi fotoperiodisme yang tidak optimal, maka
pertumbuhannya akan bergeser ke pertumbuhan vegetatif. Di daerah khatulistiwa, tingkah
laku tumbuhan sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah menunjukkan adanya
pengaruh yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun asalkan
faktor- faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak merupakan faktor pembatas
(Syamsuri, 2007).

      b)     Fotoenergetic
Cahaya matahari merupakan factor krusial dalam kehidupan tumbuhan sebagai
sumber energy. Untuk dapat memperoleh energy bagi pertumbuhan dan perkembangannya,
tumbuhan memerlukan sejumlah cahaya minimal.
Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang
diserap dari sinar matahari oleh bagian tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di daerah
tropis tidak seluruhnya dapat digunakan oleh tanaman. Energi cahaya matahari yang
digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total
energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang
dari batas optimum yang dibutuhkan oleh tanaman, Setiap daun pada tumbuhan harus
memproduksi energy yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah dikurangi
energy untuk respirasi. Jika tumbuhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang, maka
lambat laun akan mati. Proporsi cahaya yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan hasil
fotosintesis dan kebutuhan respirasi disebut titik kompensasi cahaya
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

      c)      Fotodestruktif
Fotodestruktif adalah tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis
semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya
sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.
Proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan lamanya
penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya.Sehubungan dengan laju fotosisntesi,
intensitas cahaya yang semakintinggi (naik) mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak
bertambahlagi walaupun intensitas cahaya terus bertambah. Batas ini disebut titik saturasi
cahaya atau titik jenuh cahaya (ligh saturation point). Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai
sumber energi maupun sebagai bentuk  perusak.
Intensitas cahaya yang tinggi mengakibatkan temperatur daun meningkat,sebagai
akibat menutupnya stomata, sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak
(fotodestruktif). Sedangkan pada intensitas cahaya yangsemakin menurun sampai batas
tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang
diperlukan oleh prosesrespirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light
compensation point) (Annonymous, 2008).

      d)     Fotomorfogenesis
Efek lain dari cahaya diluar fotosintetis adalah mengendalikan wujud tanaman, yaitu
perkembangan struktur atau morfogenesisnya. Pengendalian morfogenesis oleh cahaya
disebut fotomorfogenesis. Agar cahaya mampu mengendalikan perkembangan pertumbuhan
maka tumbuhan harus menyerap cahaya.
Empat penerima cahaya dalam tumbuhan adalah fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-
B, protoklorofilida.
Pengaruh cahaya pada perkecambahan :
   Produksi klorofil terpacu oleh cahaya
   Pembukaan daun terpacu oleh cahaya
   Pemanjangan batang terhambat oleh cahaya
   Perkembangan akar terpacu oleh cahaya.
Tumbuhan hari pendek (membutuhkan waktu malam yang lebih panjang untuk
berbunga), akan terhambat bila dalam waktu malammnya diseling ada cahaya dalam waktu
singkat. Yang paling efektf adalah cahaya merah jauh yang menghambat pembungaan
tumbuhan hari pendek.
Cahaya merah memacu perkecambahan biji-bijian, tetapi cahaya merah jauh dan biru
menghambat. Cahaya merah jauh panjang gelombangnya lebih panjang dari cahaya merah
700-800nm (diatas 760 tdk terlihat oleh mataatau infra merah dekat).
Pigmen cahaya merah disebut Pr (666nm), pigmen cahaya biru dapat diubah oleh cahaya
merah menjadi Pfr (730 nm) yang dapat menyerap cahaya merah jauh (warna hijau zaitun),
dan pigmen biru bias dihasilkan oleh Pfr.
Fitokrom merupakan homodiner dari dua polipeptid identik, dengan Bm 120 kDa
Polipeptid tadi masing-masing mempunyai gugus prostetik disebut kromofor yang menempel
pada atom belerang pada residu sisteinnya. Kromoforad tetrapirol rantai terbuka,tersebut
serupa dengan [pigmen pikobulin utk fotosintesis ganging merah dan sianobakteri perubahan
cis-trans g mengubah Pr menjadi Pfr
Kriptokrom penerima cahaya biru atau UV A panjang gel antara 320-400 nm.
Kriptokrom antara 320-500 nm, diduga berupa flavoprotein (melekat antara protein dan
riboflavin), diduga bersatu dengan prot sitokrom pada membram plsma. Puncak kerjanya di
daerah biru-ungu 450 nm (Annonymous, 2010).

      e)      Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh
rangsangan cahaya. Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju
arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman
monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh. Cholodny dan Went
menjelaskan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari
bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian,
jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada di bagian yang terang.
Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan
pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan sel-
sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung
tunas. Hipotesis lainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang
memicu respons pertumbuhan Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom
dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. Namun, para ahli menyakini bahwa fototropisme
tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai macam
hormon dan jalur signaling.

2.1.2 Strategi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Cahaya


Adaptasi Tumbuhan terhadap Cahaya kuat, Beberapa tumbuhan mempunyai
karakteristika yang dianggap sebagai adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya
yang terlalu kuat atau supraoptimal. Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang
tinggi, kloroplasnya berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang
diterima hanya oleh dinding vertikalnya. Antosianin berperan sebagai pemantul cahaya
sehingga menghambat atau mengurangi penembusan cahaya ke jaringan yang lebih dalam.
Respon tanaman terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada
tanaman yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut
tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas
atau tanaman intoleran.
Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda-beda terhadap
tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis. Tanaman yang tahan dalam
kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun lebar dan tipis,
sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri morfologis daun kecil dan
tebal.
Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses metabolisme
yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya sintesis karbohidrat.
Faktor ini secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas tumbuhan dan ekosistem.
Adaptasi terhadap naungan dapat melalui 2 cara:
(a) meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit;
contohnya perluasan daun ini menggunakan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan
akar,
(b) mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direfleksikan. Pada tanaman
jagung respon ketika intensitas cahaya berlebihan berupa penggulungan helaian daun untuk
memperkecil aktivitas transpirasi. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel secara fisiologis mulia berkurang
Tabel Pengaruh intensitas radiasi matahari ekstrim terhadap sifat morfologi dan
fisiologi tanaman

Intensitas cahaya matahari


No Sifat yang diukur
Tinggi Rendah
1. Tinggi tanaman Pendek Panjang
2. Diameter batang Besar Kecil
3. Bunga dan buah Baik Buruk
4. Lapisan lilin di daun Tebal Tipis
5. Ukuran stomata Banyak Sedikit
6. Jumlah stomata Banyak Sedikit
7. Nisbah: daun/batang Rendah Tinggi
8. Nisbah: akar/tunas Tinggi Rendah
9. Helai daun Sempit Lebar
10. Ketebalan daun Tebal Tipis
11. Kandungan klorofil Rendah Rendah
12. Kandungan karotin, santofil Tinggi Rendah
13. Kadar gula Tinggi Rendah

Empat penerima cahaya dalam tumbuhan (pigmentasi) antara lain :

1. fitokrom, paling kuat menyerap cahaya merah dan merah jauh. Ada juga fitokrom
penyerap cahaya biru.
2. kriptokrom, sekelompok pigmen yang serupa mampu menyerap cahaya biru dan
panjang gelombang ultraviolet 320-400 nm, karena peran pentingnya pada kriptogram
(tumbuhan tak berbunga).
3. Penerima cahaya UV-B, senyawa tak dikenal/bukan pigmen yg menyerap radiasi UV
280-320 nm
4. Protoklorofilida a, pigmen cahaya yang menyerap cahaya merah dan biru , bias
tereduksi menjadi klorofil Aa (Ramli, 1989).

2.1.3        Karakteristik Tumbuhan Berdasarkan Cahaya


Berdasarkan kebutuhan dan adaptasi tanaman terhadap radiasi matahari, pada
dasarnya tanaman dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
       a)   Heliophyta
Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat –tempat dengan intensitas cahaya
yang tinggi disebut tumbuhan heliofita. Tanaman – tanaman golongan ini sudah barang tentu
tidak akan tumbuh baik bila ternaung oleh tanaman lain. Tanaman padi, jagung, tebu, ubi
kayu, dan sebagian besar tanaman pertanian termasuk kelompok ini.
       b)  Sciophyta
Tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah, dengan titik
kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan yang senang teduh (siofita), metabolisme
dan respirasinya lambat.Tanaman kopi misalnya, ia tumbuh baik pada intensitas sekitar 30
-50 persen dari radiasi penuh. Tanaman coklat tumbuh baik pada intensitas sekitar 20 persen
dari radiasi penuh. Dengan demikian kedua jenis tanamanini membutuhkan naungan untuk
tanaman tersebut. Salah satu yang membedakan tumbuhan heliofita dengan siofita adalah
tumbuhan heliofita memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk klorofil.
Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar yang
pendek, Cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang. Untuk
mengukur intensitas cahaya, dapat menggunakan alat pengukur cahaya atau lightmeter

BAB III
KESIMPULAN

         Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem
         Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di
dunia
         Peran cahaya terhadap tumbuhan antara lain:
-          Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar
matahari
-      Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari
sinar matahari oleh bagian tanaman
-   Fotodestruktif adalah tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis semakin
tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya sehingga
bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak
-          Fotomorfogenesis adalah Pengendalian morfogenesis oleh cahaya
-          Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya
         Strategi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Cahaya
Adaptasi tanaman terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya.
Tanaman yang tahan dalam kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri morfologis
yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri
morfologis daun kecil dan tebal.
         Karakteristik tumbuhan berdasarkan cahaya
Berdasarkan kebutuhan dan adaptasi tanaman terhadap radiasi matahari, pada dasarnya
tanaman dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu, heliophyta dan sciophyta
DAFTAR PUSTAKA

             Anonymous a, 2008, (http://azaganteng.blogspot.com/fotosintesis.html) diakses tanggal 20


Oktober             2011
             Anonymous b, 2008, (http://alfimetamorfosis.blogspot.com/fotoperiodisme-vernalisasi.html)
diakses           tanggal 25 Juli 2013
            Anonymous c, 2010, (http://sriwidoretno.staff.fkip.uns.ac.id/ekologi-tumbuhan/) diakses
tanggal 25             Juli 2013
           Anonymousd, 2010, (http://biologiasyek.blogspot.com/faktor-faktor-lingkungan-yang-
berperan.html)            diakses tanggal 25 Juli 2013
           Anonymouse, 2011, (http://elfisuir.blogspot.com/2010/02/lingkungan-sebagai-faktor-
pembatas.html)            diakses tanggal 25 Juli 2013
             Gardner, dkk., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
             Rai. Wijana. Arnyana. 1998. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Singaraja : STKIP Singaraja.
             Ramli, D. 1989. Ekologi. Jakarta : PPLP Tenaga Kependidikan.
             Syamsuri, Istamar, DKK. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII semester 1. Jakarta. Erlangga
            Sasmitamihardja, dkk., 1996, Fisiologi Tumbuhan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
FMIPA- ITB, Bandung
             Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta :
Penerbit                     Universitas Indonesia.

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang
hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum,
setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan
dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan
sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran
yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya
akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di
pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung
membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral
penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam
lemak tak jenuh.

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau
menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah
berbau.

Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.
Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak
jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.
Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru
menikah.

Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan
membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja
bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.

Sinar matahari atau radiasi matahari adalah sinar yang berasal dari Matahari. Tanaman
menggunakan cahaya matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan. Tanpa cahaya
matahari, takkan ada kehidupan di bumi.

Sinar matahari bisa berakibat baik maupun buruk kepada kesehatan seseorang. Dalam terang,
tubuh manusia memproduksi vitamin D sendiri. Terlalu lama terpajan sinar matahari bisa
menyebabkan kulit terbakar.

Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari,
tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air,
meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah.

Anda mungkin juga menyukai