Anda di halaman 1dari 8

137

Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

FOTOPERIODE DAN PEMBUNGAAN TANAMAN

Sutoyo
PS. Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Photoperiod is the relative ratio between the length of time during the night. The response
is the development of the plant against photoperiod called photoperiodism. Vegetative
growth that is affected is the formation of bulbs and tubers, branching, leaf shape, the
formation of pigment, hair formation, root development, seed dormancy and death.
Reproductive growth is influenced by photoperiod is the formation of flowers, fruits and
seeds. Flowering in plants is influenced by three factors: photoperiod, phytochrome and
the biological rhythms of plants. Knowledge of plant responses to photoperiod can be used
(1) selection of the plant before it is introduced into a region need to be tailored to the
requirements photoperiod area, (2) artificial irradiation is widely used in horticultural plants
to control flowering season and to increase the yield of plants in greenhouses, and (3)
artificial light can allow cross it flowerence different plants that season when the natural
conditions.
Key words: Response, photoperiod, phytochrome

Pendahuluan
berkurang bila matahari tertutup awan,
Fotoperiode merupakan rasio relatif
tetapi panjang hari tetap (Sugito, 1994).
antara panjang waktu penyinaran
Panjang hari berubah secara
matahari pada siang dengan malam hari.
beraturan sepanjang tahun sesuai dengan
Fotoperiodisme ialah tanggapan
deklinasi matahari dan berbeda pada
perkembangan tumbuhan terhadap
setiap tempat menurut garis lintang. Pada
fotoperiode. Pengaruh respon tersebut
daerah katulistiwa, panjang hari sekitar 12
dapat pada pertumbuhan vegetatif dan
jam, semakin jauh dari equator panjang
reproduktif. Pertumbuhan vegetatif yang
hari dapat lebih atau kurang sesuai
dipengaruhi oleh fotoperiode ialah
dengan pergerakan matahari. Secara
pembentukan bulb dan umbi,
umum dapat dikatakan bahwa semakin
pembentukan cabang, bentuk daun,
lama tanaman mendapatkan pencahayaan
pembentukan pigmen, pembentukan
matahari, semakin intensif proses
rambut, perkembangan akar, dormansi
fotosintesis, sehingga hasil akan tinggi.
biji dan kematian. Pertumbuhan
Akan tetapi fenomena ini tidak
reproduktif tanaman yang dipengaruhi
sepenuhnya benar karena beberapa
oleh fotoperiode ialah pembentukan
tanaman memerlukan lama penyinaran
bunga, buah dan biji (Stirling, et al., 2002).
yang berbeda untuk mendorong fase
Fotoperiodisitas atau panjang hari
pembungaan.
dan didefinisikan sebagai panjang atau
Fotoperiodisitas tidak hanya
lamanya siang hari dihitung mulai dari
berpengaruh terhadap jumlah cadangan
matahari terbit sampai terbenam. Panjang
makanan yang dihasilkan oleh suatu
hari tidak terpengaruh oleh keadaan awan
karena pada lama penyinaran bisa
138

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

tanaman, tetapi juga menentukan waktu dibandingkan di daerah sedang karena itu
pembungaan pada banyak tanaman. fotorespirasi cepat dan mengakibatkan
sintesis protein berkurang. Kualitas
cahaya memberikan pengaruh berbeda
Permasalahan terhadap proses-proses fisiologi tanaman.
Spesies atau berbagai jenis tanaman juga
Pertumbuhan tanaman terutama proses mempunyai tanggapan yang berbeda-
pembungaan dipengaruhi oleh beda pada setiap kualitas cahaya.
fotoperiode atau panjang hari serta Distribusi panjang gelombang berbeda
adanya fitokrom dan jam biologi. dari pagi sampai sore. Panjang gelombang
Fitokrom ialah sejenis pigmen berperan pendek terjadi pada pagi hari, semakin
penting pada respon tumbuhan terhadap sore panjang gelombang panjang
panjang hari. Jam biologi juga bertambah. Oleh karena itu proses
mempengaruhi perubahan musiman yang fotosintesis paling efektif adalah sesudah
sangat penting dalam siklus tumbuhan siang hari. Sebagian besar kajian
(Stirling, et al., 2002). fotoperiodisme menekankan pada proses
Perbedaan respon proses pembungaan. Proses pembungaan
pembungaan pada tanaman hari pendek tanaman merupakan keberhasilan dalam
dan hari panjang akan berpengaruh pada pembentukan biji (Stirling, et al., 2002).
pembentukan bunga. Pengetahuan Pembungaan pada tanaman
fenomena ini belum banyak dimanfaatkan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
untuk menghasilkan bunga di luar musim fotoperiode, fitokrom dan ritme/jam
dan bagaimana respon tanaman dalam biologi tumbuhan.
mengukur pengaruh fotoperiode
merupakan hal yang perlu diketahui dan 1. Fotoperiode
dianalisa lebih lanjut.
Fotoperiode ialah perbandingan antara
lama penyinaran matahari pada waktu
Pembahasan siang dan malam hari. Di daerah tropis
panjang siang dan malam hampir sama.
Cahaya sangat berpengaruh pada saat Makin jauh dari equator, perbedaan
pembungaan tanaman. Cahaya yang antara panjang siang dan malam hari juga
digunakan ialah cahaya visible light yang makin besar. Ada perbedaan fotoperiode
mempunyai panjang gelombang antara pada daerah 4 musim, lama penyinaran
400-750 µm. Visible light/visible spectrum matahari dari daerah tropik ke kutub
ialah cahaya yang terdiri atas beberapa semakin panjang.
macam warna dan panjang gelombang, Berdasarkan tanggapan pada
antara lain: violet 400-435 µm, fotoperiode tumbuhan dapat dibedakan
biru 435-490 µm, hijau 490-574 µm, menjadi 3 kelompok: (1) tanaman hari
kuning 574-595 µm, orange 595-626 µm, panjang (long day plants), tanaman yang
merah 626-750 µm (Sugito, 1994). hanya berbunga bila mengalami
Penggunaan cahaya sebagai sumber fotoperiode yang lebih tinggi dari pada
energi pada tanaman mempunyai 3 faktor fotoperiode kritisnya, (2) tanaman hari
penting yaitu: intensitas, kualitas dan pendek (short day plants), tanaman yang
fotoperiodesitas. Cahaya bervariasi dalam hanya berbunga bila mengalami
intensitas dan lama waktu bercahaya. Di fotoperiode yang lebih rendah dari pada
daerah tropis dengan intensitas yang fotoperiode kritisnya dan (3) tanaman
tinggi fotooksidasi lebih kecil hari netral (neutral day plants), tanaman
139

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

yang berbunga tidak dipengaruhi oleh poinsetia. Contoh tanaman hari netral
fotoperiode (Salisbury dan Ross, 1992; yaitu: tomat, lombok, okra, strawbery,
Tohari, 1997; Anonymous, 2008a). bunga carnition, bunga dianthus dan
Panjang hari kritis ialah panjang hari bunga violet cyclamon. Para peneliti
maksimum (untuk tanaman hari pendek) menemukan bahwa faktor yang
dan minimum (untuk tanaman hari mempengaruhi pembungaan dan respon
panjang) dimana inisiasi pembungaan fotoperiode lainnya bukanlah panjang
masih terjadi. waktu terangnya tetapi yang berpengaruh
Panjang hari kritis berbeda-beda adalah panjang periode gelapnya
menurut jenis tanaman dan bahkan (malamnya).
varietas. Tanaman kedelai termasuk Jadi istilah short-day plants sinonim
tanaman hari pendek yang apabila dengan long-night plants, dan long-day plants
ditumbuhkan pada hari panjang, akan sinonim dengan short-night plants. Di
menghasilkan banyak karbohidrat dan Indonesia panjang hari tidak banyak
protein yang digunakan untuk berbeda dari bulan ke bulan selama satu
perkembangan batang dan daun sehingga tahun, perbedaan hari terpanjang dan
pertumbuhan vegetatif lebih dominan, terpendek hanya 50 menit. Semakin jauh
maka tidak mampu membentuk bunga dari equator perbedaan panjang hari akan
dan buah. Sebaliknya apabila tanaman semakin besar (Sugito, 1994). Dengan
hari panjang ditumbuhkan pada hari demikian pengaruh panjang hari terhadap
pendek akan menghasilkan sedikit tanaman juga jarang ditemui di daerah
karbohidrat dan protein sehingga tropika.
pertumbuhan vegetatifnya lemah dan Pengetahuan tentang panjang hari
tidak cepat berbunga. ini sangat penting apabila akan
Sugito (1994), menjelaskan respon mengadakan introduksi suatu varietas
tanaman terhadap panjang hari sering baru dari luar negeri, atau pemilihan
dihubungkan dengan pembungaan, tetapi varietas yang cocok untuk suatu daerah,
sebenarnya banyak aspek pertumbuhan dan bagi pemulia tanaman dalam upaya
tanaman yang dipengaruhi oleh panjang mendapatkan varietas baru yang tahan
hari, antara lain: a) inisiasi bunga, b) terhadap panjang hari (tanaman hari
produksi dan kesuburan putik dan netral).
tepungsari, misalnya pada jagung dan Lama penyinaran akan menentukan
kedelai, c) pembentukan umbi pada apakah tanaman akan membentuk
tanaman kentang, bawang putih dan internode yang panjang atau yang lebih
umbi-umbian yang lain, d) dormansi pendek dari pada internode yang normal.
benih, dan perkecambahan biji pada Tanaman hari pendek, lama penyinaran
tanaman bunga, dan e) pertumbuhan merupakan faktor pembatas yang
tanaman secara keseluruhan, seperti berakibat membentuk bagian-bagian
pembentukan anakan, percabangan dan vegetatif yang bersifat gigas dan
pertumbuhan memanjang. pembungaan terhambat. Tanaman hari
Beberapa contoh tanaman hari panjang, jika lama penyinaran lebih
panjang antara lain: bayam, lobak, selada, pendek akan menunjukkan pertumbuhan
bunga aster china, bunga gardenia, bunga internode yang lebih pendek, cenderung
delphinium. Tanaman hari pendek antara membentuk roset dan pembungaan
lain: kentang, ketela rambat, kacang- terhambat.
kacangan, bunga chrysanthemum, bunga Berdasarkan tanggap tanaman
cosmos bouvardia dan bunga stevia terhadap panjang hari, krisan tergolong
140

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

tanaman berhari pendek fakultatif. Batas pertumbuhannya sekitar 2 bulan. (De


kritis panjang hari (Critical Day lenght- Jong, 1981).
CDL) krisan sekitar 13,5–16,0 jam Penelitian pada lama penyinaran
tergantung genotipe (De Jong, 1981). telah dilakukan pada beberapa tanaman.
Krisan akan tetap tumbuh vegetatif Diantaranya pada tanaman picea glauca,
bila menerima panjang hari lebih dari pematahan sinar infra merah pada malam
batas kritisnya dan akan terinduksi untuk hari akan menghambat pembentukan
masuk ke fase generatif (inisiasi bunga) bunga betina, yang mengindikasikan
apabila menerima panjang hari kurang bahwa pembungaan merupakan pengaruh
dari batas kritisnya. Krisan mempunyai dari hari-pendek (short-day) (Yeh dan
sifat sensitif terhadap panjang hari, Chiang, 2001).
sehingga untuk budidaya krisan potong Aplikasi penyinaran hari-pendek
perlu modifikasi lingkungan berupa selama 8 jam akan meningkatkan jumlah
penambahan cahaya dengan inisiasi bunga pada Rhododendron (Warner
menggunakan lampu pada malam hari. dan John, 2003). Pembentukan kuncup
Penambahan lampu digunakan untuk bunga pada apel lebih berhasil dilakukan
memperoleh tinggi tanaman yang pada 14 jam penyinaran dibandingkan
diharapkan (fase vegetatif) sebelum dengan 8 jam, hal ini mengindikasikan
berbunga (Budiarto, et al., 2006). bahwa pada tanaman apel panjang hari di
Tanaman krisan termasuk tanaman musim panas memberikan hasil yang
yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan berbeda nyata dibanding musim hujan.
cahaya (fotoperiode), baik dalam fase Pada Hibiscus syriacus subtropis,
pertumbuhan maupun fase pembungaan pembungaan tampaknya juga merupakan
(Sunu dan Wartoyo, 2006). Untuk pengaruh hari panjang (longday) (Salisbury
meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan Ross, 1992). Panjang hari sering
tanaman krisan memerlukan ketersediaan menjadi faktor pembatas pertumbuhan di
cahaya antara 14-16 jam/hari, sedangkan daerah sub tropis. Pada musim tertentu,
untuk fase pembungaan, tanaman ini jumlah radiasi di sub tropis terbatas,
memerlukan panjang hari <12 jam/hari. sehingga kekurangan radiasi matahari
Kondisi tersebut memerlukan dalam hal ini merupakan kendala utama
penambahan cahaya buatan yang berasal bagi pertanian di sub tropis. Panjang hari
dari lampu pijar atau TL. Jika digunakan di daerah tropis bukan faktor pembatas,
lampu buatan yang berasal dari lampu karena relatif konstan yaitu 12 jam/hari.
pijar, maka intensitas cahaya pada daerah Sebagai faktor pembatas utama
tergelap minimal 70 lux, sedangkan jika ialah masalah kelebihan radiasi (intensitas
menggunakan lampu TL, minimal 40 lux. matahari) pada siang hari. Intensitas
Daya lampu minimal yang diperlukan cahaya matahari pada siang hari terlalu
adalah 100 W untuk lampu pijar dan 40 tinggi, sehingga perlu dipasang shading net
W untuk TL. Pemberian cahaya untuk mengurangi intensitas cahaya dan
tambahan tersebut umumnya dilakukan mengurangi suhu udara yang panas
mulai jam 19.00 sampai dengan jam 04.00 (Anonymous, 2008b).
dengan cara intermittent lighting, yaitu
menyala selama 10 menit, padam 20 2. Pengaruh fitokrom pada proses pembungaan
menit yang dilakukan secara berulang- Fitokrom ialah sejenis pigmen yang
ulang. tersusun dari protein dan memiliki
Tanaman krisan memerlukan komponen yang dapat menyerap cahaya.
cahaya yang optimal 32.000 lux untuk Fitokrom berperan penting terhadap
141

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

tumbuhan pada panjang hari. Cahaya ditiadakan dengan pemberian secara


matahari yang diserap oleh fitokrom ialah berurutan cahaya inframerah (FR).
spektrum cahaya merah yang Gambar 1 (3) dan 1 (4) menunjukkan
menyebabkan molekulnya berwarna biru tidaklah penting berapa banyak jumlah
atau hijau kebiruan. Seperti pigmen pada kilatan cahaya diberikan, tetapi hanya
mata manusia, fitokrom ialah pigmen kilatan cahaya terakhirlah yang akan
yang berfungsi sebagai penangkap cahaya mempengaruhi respon pembungaan
atau pendeteksi cahaya atau fotoreseptor. terhadap panjang hari, urutan pemberian :
Fitokrom ditemukan pada pengaruh R-FR-R [Gambar 1 (3)] memberikan hasil
panjang gelombang cahaya yang berbeda yang sama dengan R saja [Gambar 1 (1)],
terhadap pembentukan bunga baik pada dan urutan pemberian: R-FR-R-FR
tanaman hari pendek dan hari panjang. [Gambar 1 (4)] menghasilkan pengaruh
Sebagai penjelasan tentang pangaruh yang sama dengan R-FR [Gambar 1 (3)].
fitokrom dapat dilihat pada Gambar 1. Ada 2 macam bentuk fitokrom
yaitu fitokrom yang mengabsorpsi cahaya
merah (disingkat dengan Pr) dan yang
mengabsorpsi cahaya infra merah
(disingkat dengan Pfr). Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2, apabila Pr
mengabsorpsi cahaya merah (λ =660 nm)
maka Pr tadi akan berubah menjadi Pfr,
dan apabila Pfr mengabsorpsi cahaya
infra merah (λ=730 nm) maka akan
berubah kembali menjadi Pr. Diketahui
bahwa Pfr berubah menjadi Pr dalam
keadaan gelap.

Gambar 1. Pengaruh dapat balik dari


cahaya merah dan infra merah
(Sumber: De Jong, 1981)

Gambar 1 (1) menunjukkan efek


pembentukan bunga pada tanaman hari
pendek dan hari panjang yang menerima
kilatan cahaya selama periode gelap
kritisnya. Huruf R merupakan singkatan
dari cahaya merah yang memiliki panjang Gambar 2. Perubahan antar dua bentuk
gelombang (λ) = 660 nm yang diketahui fitokrom
sebagai panjang gelombang yang paling (Sumber: De Jong, 1981).
efektif untuk penginterupsian periode
gelap. Setiap hari perubahan bentuk dari
Gambar 1 (2-4) menunjukkan Pfr menjadi Pr terjadi pada waktu gelap.
pengaruh kilatan cahaya inframerah (far- Pada saat matahari terbit fitokrom
red/FR) dengan λ = 730 nm dalam berubah dari bentuk Pr menjadi Pfr.
mempengaruhi pembentukan bunga. Perubahan bentuk fitokrom ini ialah
Pada Gambar 1 (2) terlihat bahwa faktor yang mengontrol jam biologi
pengaruh cahaya merah (R) dapat tumbuhan untuk dapat mengukur waktu
142

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

antara permulaan perubahan Pfr menjadi biji, pembukaan dan penutupan stomata
Pr pada saat matahari tenggelam dan diduga dirangsang oleh perubahan bentuk
perubahan Pr menjadi Pfr pada saat fitokrom ini. Seperti telah ditemukan
matahari terbit. pada seluruh spesies tumbuhan dan alga,
Pengaruh panjang hari terhadap fitokrom berperan penting dalam
proses fisiologi pembungaan krisan sering membantu fotosintesis organisme ini
kali terjadi karena ada interaksi antara untuk tetap selalu sinkron dengan
suhu dan kualitas cahaya. Jumlah reseptor perubahan musim waktu terang atau
cahaya atau photoreseptor (phytochrome) siang hari.
merah (Pr) dan merah jauh (Pfr) pada Tanaman memiliki jam biologi
daun pun turut berperan pada proses tertentu, siklus biologi tumbuhan selama
fisologis pembungaan tanaman krisan. 24 jam disebut dengan ritme circadian
Belum diketahui secara pasti mekanisme (Runkle, 2008). Sebagai contoh proses
kerja photoreseptor ini pada perubahan membuka dan menutupnya stomata dan
fisologis tanaman. gerak tidur pada putri malu (Mimosa
Beberapa ahli memperkirakan pudica). Penelitian pada banyak organisme
bahwa mekanisme kerja photoreseptor menunjukkan bahwa ritme circadian ini
berhubungan sangat erat dengan ritme dikontrol dari dalam tubuh tumbuhan
circadian (circadian rythme) tanaman. yang disebut dengan jam/waktu biologi.
Kedua bentuk photoreseptor (Pr dan Pfr) Tumbuhan tetap memerlukan
bisa berkonversi satu sama lain signal harian dari lingkungannya secara
tergantung jenis sinar yang diterimanya. kontinu untuk mengukur waktu, sehingga
Bila tanaman menerima lebih banyak tetap selalu berada pada selang waktu 24
sinar merah, maka Pr akan terkonversi jam tanpa adanya rangsangan lingkungan.
menjadi Pfr dan menyebabkan jumlah Pfr Umumnya ritme circadian sedikit berbeda
bertambah, begitu pula sebaliknya. dengan selang waktu 24 jam.
Konversi Pr menjadi Pfr dapat Siklus terang-gelap pada siang atau
terjadi bila tanaman berada pada fase malam hari merupakan suatu faktor yang
gelap. Dan bila jumlah Pfr lebih banyak menyebabkan jam biologi itu sinkron
dari Pr pada selang waktu tertentu, maka dengan lingkungannya (Runkle, 2008).
pertumbuhan apikal (apical dominace) Namun jam biologi tidak dapat
akan terhenti dan tanaman terinduksi melakukan perubahan mendadak akibat
(evocation) berubah ke fase generatif (De adanya perubahan pada siklus terang
Jong, 1981). gelap. Hal ini juga dapat kita rasakan pada
saat kita mengalami jet lag pada waktu kita
3. Jam Biologi
bepergian berkendaraan dari satu daerah
Jam biologi adalah fluktuasi periodik waktu (time zone) ke daerah waktu lainnya.
dalam biologi organisme yang sesuai Waktu biologis kita menjadi tidak sinkron
untuk menanggapi terjadinya perubahan lagi dengan waktu di tempat kita berada.
secara periodik (Anonymous, 2011). Pengangkutan tumbuhan yang
Telah dijelaskan bahwa perubahan melewati beberapa daerah waktu, juga
fitokrom dapat mengontrol jam biologi mengakibatkan hal yang sama.
tumbuhan. Jam biologi akan memonitor Tumbuhan memerlukan waktu beberapa
fotoperiode supaya sinkron dengan hari untuk mengembalikan jam biologi
panjang hari yang aktual. seperti semula.
Disamping proses pembungaan,
respon fisiologi seperti perkecambahan
143

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

Ucapan Terima Kasih Anonymous. 2011. Biologycal Rhythm In


Encyclopedia Britannica Retrieved
Terima kasih saya sampaikan kepada from
teman-teman mahasiswa S3 Progam http://www.britannica.com/Ebcheche
Pascasarjana Universitas Brawijaya d/topic/66035/biologycal-rhythm
Malang atas bantuan referensi dan Budiarto, K.,Y. Sulyo, R. Maaswinkel dan S.
Wuryaningsih. 2006. Budidaya Krisan
sumbangan pemikiran dalam diskusi
Bunga Potong: Prosedur Sistem
ilmiah sehingga dapat menyimpulkan Produksi. Lembang. Puslitbanghorti.
artikel ini 60 halaman. ISBN : 979-8842-20-0
http://wuryan.wordpress.com
/2008/04/27/budidaya-krisan-bunga-
Kesimpulan potong-syarat-tumbuh/
De Jong, J. D. 1981. Flower Initiation Of
Berdasarkan uraian di atas dapat Chrysanthemum Seedlings Grown
disimpulkan sebagai berikut: Continuously In Short Days At Four
1. Pembungaan pada tanaman Levels Of Irradiance. Scientia
dipengaruhi oleh fotoperiode, Horticulturae, Vol. 14. Issue 3. Pages
fitokrom dan ritme biologi 277-284
tumbuhan. Runkle, E. 2008. Controlling Photoperiod.
2. Pengetahuan tentang fotoperiodisme http://www.gpnmag.com/Grower-
dapat digunakan dalam pemilihan 101-Controlling-Photoperiod-
article3382
tanaman sebelum diintroduksi ke
Salisbury, F. B. and Ross, C. W. 1992. Plant
suatu daerah. Physiology. Wadsworth Publishing.
3. Penyinaran buatan dapat digunakan Fort Collins. Colorado.
mengendalikan saat pembungaan Stirling, K. J., R. J. Clark, P. H. Brown and S.
tanaman untuk meningkatkan hasil J. Wilson. 2002. Effect Of
tanaman hortikultura di rumah kaca. Photoperiod On Flower Bud Initiation
4. Adanya penyinaran buatan And Development In Myoga (Zingiber
memungkinkan kegiatan persilangan Mioga Roscoe). Scientia Horticulturae.
tanaman yang mempunyai musim Vol. 95. Issue 3. Pages 261-268.
pembungaan berbeda sehingga http://www.sciencedirect.com/science
varietas baru dapat dikembangkan ?_ob=ArticleURL&_udi=B6TC3-
45JYCXX-
lebih cepat.
1&_user=10&_rdoc=1&_fmt=&_orig
=search&_sort=d&view=c&_acct=C0
00050221&_version=1&_urlVersion=
Daftar Pustaka 0&_userid=10&md5=ffb1ffe8fa60c8e
dca0aba1f85188169
Anonymous. 2008a. Respon Tumbuhan
Sugito, Y. 1994. Ekologi Tanaman. Fakultas
Terhadap Faktor Eksternal.
Pertanian. Universitas Brawijaya
http://iel.ipb.ac.id/sac/2003/sf_tumb
Malang.
uhan/respon_eksternal.pdf
Sunu, P. dan Wartoyo. 2006. Dasar
Anonymous. 2008b. Budidaya Bunga Potong.
Hortikultura.
Aspek Produksi.
http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi
http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id
/dashor.html
=4&no=11311&idrb=41301
144

Sutoyo / Buana Sains Vol 11 No 2: 137-144, 2011

Tohari. 1997. Ekofisiologi Tumbuhan. Yeh, D. M and H. H. Chiang. 2001. Growth


Penataran Alih Tahun Program And Flower Initiation In Hydrangea As
Pascasarjana. UGM. Affected By Root Restriction And
Warner, R. M. and John E. E. 2003. Effect Defoliation. Scientia
Of Photoperiod And Daily Light Horticulturae. Vol. 91. Issues 1-2.
Integral On Flowering Of Five Hibiscus Pages 123-132
sp. Scientia Horticulturae, Vol. 97,
Issues 3-4, Pages: 341-351

Anda mungkin juga menyukai