Anda di halaman 1dari 45

LINGKUNGAN TANAMAN

LINGKUNGAN TANAMAN
Lingkungan tanaman merupakan gabungan dari berbagai macam
unsur yang dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu:
1. Unsur penyusun lingkungan diatas tanah  Dapat dikendalikan
2. Unsur lingkungan dalam tanah  umumnya sulit untuk
dikendalikan.
Unsur-unsur penyusun tersebut sering terdapat dalam kuantitas yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga lingkungan
merupakan sumber potensial sebagai penyebab keragaman tanaman
dilapangan (Sitompul,1995).
Tanaman seperti halnya mahluk hidup lainnya, membutuhkan
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan
dan produktivitas tanaman dapat dibedakan menjadi dua ketagori
umum, yaitu:
1. lingkungan di atas tanah (above ground environmental), dan
2. lingkungan di bawah tanah (below ground environmental).
1. Lingkungan di Atas Tanah

Faktor lingkungan di atas tanah dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a. Faktor abiotik (non-living)
Yaitu Iklim dan Cuaca
b. Faktor biotik (living organism).
Faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba
Faktor abiotik (non-living) Iklim ???? Cuaca ????

• Iklim adalah kombinasi berbagai faktor lingkungan di atas tanah


(temperatur, kelembaban udara, cahaya matahari, dan udara) yang
mencirikan keadaaan lingkungan suatu daerah.
• Lingkungan disekitar pertanaman disebut dengan iklim mikro.
• Iklim mikro ini memegang peranan penting dalam proses-proses yang
terjadi dalam individu tanaman seperti evaporasi (kehilangan air dari
permukaan bebas), transpirasi (kehilangan air dari permukaaan tanaman)
dan juga mempengaruhi tingkat serangan hama dan penyakit.
• Cuaca adalah pengaruh gabungan dari interaksi antara suhu, curah hujan,
angin, cahaya dan kelembaban relatif terhadap suatu tempat spesifik lokal
tertentu.
• Cuaca sifatnya sangat dinamis, bisa berubah setiap saat, perbedaaannya
bisa harian, mingguan, bulanan atau musiman.
• Perubahan cuaca lokal setempat yang berulang secara teratur dari tahun
ke tahun menghasilkan iklim spesifik di tempat tersebut.
Contoh Kabupaten Aceh Barat (05/01/2021)

Aceh Barat Aceh Jaya

Nagan Raya Simeulue

presipitasi adalah setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer


kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara.
angin (wind) adalah pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah.
a. Faktor abiotik
1) Cahaya 
Faktor utama sebagai sumber energi primer karena
pengaruhnya terhadap keadaan faktor-faktor iklim yang
lain seperti suhu, kelembaban dan angin. Respon tanaman
terhadap cahaya pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
aspek, yaitu:
• intensitas, adalah merupakan jumlah energi dari
cahaya matahari yang diserap.
• tergantung sudut datangnya sinar pada suatu luasan
dan dalam kurun waktu tertentu (kal/cm²/hari),
termasuk didalamnya lama penyinaran, yaitu lama
matahari bersinar dalam satu hari, dan besarnya
intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman.
• Berdasarkan hal itu tanaman dapat dibedakan
menjadi tanaman C3, C4, dan CAM.

Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya salah satunya adalah penempatan daun
dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya maksimum. Daun yang menerima intensitas
maksimal adalah daun yang berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari. Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi.
Besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tidak sama untuk setiap tempat
dan waktu, karena tergantung dari:
• jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari intensitasnya lebih
rendah dari pada siang hari karena jarak matahari lebih jauh. Juga di daerah sub
tropis, intensitasnya lebih rendah dibanding daerah tropis. Demikian pula di puncak
gunung intensitasnya (1,75 g.kal/cm2/menit) lebih tinggi dari pada di dataran rendah
(di atas permukaan laut = 1,50 g.kal /cm2/menit);
• tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih rendah
karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan pada musim
kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih tinggi; dan
• tergantung letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah
utara/selatan berbeda dengan lereng sebelah timur/barat. Di lereng bukit sebelah
timur/barat tanaman menerima sinar matahari lebih sedikit karena lama
penyinarannya lebih pendek disebabkan terhalang oleh gunung.
Intensitas cahaya rendah dapat digunakan oleh tanaman dengan lebih efisien
dibandingkan intensitas cahaya tinggi, tetapi intensitas cahaya yang terlalu
rendah justru menghambat dan merusak pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanaman di tempat gelap atau mendapat sinar redup (dim light)
misalnya pada tempat ternaungi tumbuhnya tinggi kurus (tall and spindy)
dengan daun kekuningan yang disebut dengan etiolasi.
a. Faktor abiotik

1) Cahaya 
• Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi relatif panjang
gelombangnya.
 Kualitas cahaya tidak selalu konstan namun bervariasi dari musim ke
musim, lokasi geografis serta perubahan komposisi udara di
atmosfer.
 Cahaya matahari yang sampai pada tajuk atau kanopi tanaman tidak
semuanya dapat dimanfaatkan, sebagian dari cahaya tersebut diserap,
sebagian ditransmisikan, atau bahkan dipantulkan kembali.
• Proporsi panjang gelombang yang diterima pada suatu tempat dan
waktu tertentu, menggambarkan spektrum cahaya yang dipancarkan
oleh matahari yang terdiri dari berbagai gelombang.
Pengaruh Spktrum Kualitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan

Panjang Gelombang Aktivitas Tanaman


< 280 nm Tanaman lebih cepat mengalami kematian (SpUltra Violet)
280-320 nm Mengganggu tanaman, aktivitas tanaman terhambat, bahkan dapat
terhenti (Ultra Violet)
320-400 nm Tanaman menjadi kerdil, daun tebal dan mengecil (Ultra Violet)
400-510 nm Sangat esensial untuk proses fotosintesis, sangat banyak diserap
klorofil dan diserap oleh pigmen kuning (biru)
510-610 nm Tidak banyak berperan dalam fotositesis, sebab pengaruhnya sangat
rendah (hijau dan kuning)
610-760 nm Diserap oleh Klorofil, pengeruh fotosintesi lebih kuat (merah)
760-1000 nm Berpengaruh dalam proses pemanjangan tanaman, fotoperodisme,
perkecambahan, mengontrol proses pembungaan dan pewarnaan
buah (merah jauh)
> 1000 nm Tidak berpengaruh khusus bagi tanaman, spektrum (infa merah)
diserap tanaman dan di transfer kedalam panas tanpa berpengaruh
dalam proses biokimia dan untuk energi evapotranspirasi.
klorofil a, klorofil b, xantofil,
karotenoid, bakterioklorofil 
Pigmen fotosintetis terdapat
dalam kloroplas. . Pigmen ini
menyerap warna atau
gelombang cahaya yang
berbeda-beda. Masing-masing
menyerap maksimum pada
gelombang cahaya tertentu.

Beta karoten adalah zat pigmen kuning/oranye yang ada pada sayuran serta buah-buahan.
Klorofil a Fotosistem II sendangkan Klorofil b Fotosistem I
klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum,cahaya
hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang
mengandung klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan
sehingga strukturnya tampak berwarna hijau.
Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta.
bakterioklorofil pada bakteri
Phycoerythrobilin  Fitoplanton
Contoh Gambar Tanaman kacang hijau disinari dengan spektrum warna yang berbeda
(gambar A : warna hijau; gambar B : warna biru; gambar C : warna ungu; gambar D : warna
merah; gambar E : warna kuning)
Faktor Faktor Yang Berpengaruh Distribusi Spektrum (Panjang
Gelombang)
1. Sudut datang matahari atau jarak antara matahari dan bumi.
• dataran rendah... Sinar merah
• dataran tinggi... Ultra violet
2. Letak daun pada tajuk
a. Faktor abiotik

1) Cahaya 
• Fotoperiodisitas atau panjang hari
lamanya siang hari dihitung mulai matahari terbit hingga
terbenam.
Respon tanaman terhadap panjang hari sering dihubungkan dengan
pembungaan, namun sebenarnya banyak aspek pertumbuhan tanaman
yang dipengaruhinya, antara lain :
a. inisiasi bunga,
b. produksi dan kesuburan putik dan tepungsari, misalnya pada jagung,
c. pembentukan umbi pada tanaman kentang, bawang putih dan ubi-
ubian yang lain,
d. dormansi benih, terutama biji gulma dan perkecambahan biji pada
tanaman bunga, dan
e. pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, seperti pembentukan
anakan, percabangan dan pertumbuhan memanjang.
Berdasarkan respon tumbuhan pada variasi panjang hari, maka dikenal :
1. Tumbuhan Hari Panjang (Long day plant)
kelompok tumbuhan yg akan memasuki fase generatifnya (membentuk
organ reproduktif) hanya jika tumbuhan tsb menerima penyinaran yang
panjang (> 14 jam), contoh : spinasi, beberapa jenis radish dan sawi.
2. Tumbuhan Hari Pendek (Short day plant)
kelompok tumbuhan yg akan memasuki fase generatif (membentuk organ
reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang
pendek (< 10 jam) contoh : labu siam, kecipir dan bayam.
3. Tumbuhan Hari Netral (Neutral day plant)
kelompok tumbuhan yg fase perkembangannya tidak dipengaruhi oleh
lama penyinaran. Kelompok tumbuhan ini tetap akan memasuki fase
generatif baik jika menerima yg panjang/ pendek contoh : tomat, blewah,
kacang-kacangan dll.
a. Faktor abiotik

2) Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman serta suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari.
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : Radiasi
matahari, Kerapatan tanaman, Distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, Kandungan lengas
tanah.
• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
• Suhu dapat mempengaruhi tiga fungsi fisiologi tanaman yaitu pertumbuhan dan
perkembangan, asimilasi dan pernafasan.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dikenal dengan istilah suhu kardinal yang meliputi:
 Suhu optimum
Pada batasan suhu ini semua proses dalam perkembangan dan
pertumbuhan tanaman akan berjalan baik dari segi morfologi muapun
fisiologinya. Besarnya kisaran suhu optimum ini bervariasi, tergantung
pada spesies dan tahap perkembangan tanaman.
 Suhu Minimum
Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat
bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu.
 Suhu Maksimum  Pada suhu yang lebih tinggi tanaman tidak
dapat tumbuh
Suhu diluar batas minimum dan maksimum disebut dengan Suhu
Ekstrim
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dikenal dengan istilah suhu kardinal yang meliputi:

Suhu
Suhu Minimum Suhu optimum Maksimum

Batas suhu minimum ±10°C, (15-30°C)


pada suhu yang lebih rendah
Proses dalam perkembangan Suhu maksimum (30-38°C), dan
pertumbuhan tanaman menjadi
dan pertumbuhan tanaman akan pada suhu yang lebih tinggi
lambat bahkan terhenti, karena
berjalan baik dari segi morfologi tanaman tidak dapat tumbuh
kegiatan enzimatis dikendalikan
oleh suhu maupun fisiologinya
Keadaan suhu udara untuk evaluasi kesesuaian
lahan

Tanaman S1 S2 S3 N
- (oC )

Padi 24-29 22-24 18-22 <22


29-32 32-35 >35

Jagung 20-26 26-30 16-30 < 16


30-32 > 32

Sorgum 25-27 27-30 30-35 > 35


18-25 15-18 < 15

Kacang hijau 12-24 24-27 27-30 > 30


10-12 8-10 <8

Ket:
S1 (sangat sesuai),
S2 (cukup sesuai),
S3 (sesuai marginal), dan
N (tidak sesuai).
Tanaman S1 S2 S3 N
(oC )

Talas 25-32 >32 20-22 < 20


22-25
Ubi Kayu 22-28 20-30 18-20 < 18
28-30 30-35 >35
Durian 25-28 28-32 32-35 >35
22-25 20-22 <20
Kedele 23-25 20-23 18-20 < 18
25-28 28-32 >32
Kentang 16-18 14-16 12-14 < 12
18-20 20-23 >32
Mangga 22-28 28-34 34-40 < 15
18-32 15-18 > 40
Rambutan 25-28 28-32 32-35 < 20
22-25 20-22 >35
Sirkaya 18-25 25-30 30-35 >35
15-18 10-15 <10
Kegiatan serangga dipengaruhi oleh suhu udara. Setiap
serangga mempunyai zona suhu toleran tertentu.

SUHU Kondisi
40 – 50 C Mati
- 20 – 40 C Zone toleransi
< - 20 C Mati atau dorman
• Pengaruh Suhu Minimum terhadap Tanaman

 Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat


bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu.
 Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara
terganggu, karena transpirasi meningkat.
 Suhu tanah yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap
populasi mikroba tanah.
 Pada umumnya respirasi menurun dengan menurunnya suhu dan
menjadi cepat bila suhu naik.
 Pada suhu yang amat rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti
pula terhentinya fotosintesa.
• Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman
 Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan
berbeda tidak nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan
pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin dekat dengan suhu
optimum.
 Tanaman di daerah sedang, suhu optimum untuk fotosintesa lebih
rendah dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi.
• Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman
 Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45ºC sampai 55
ºC selama 2 jam.
 Tanaman yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu
ekstrem tinggi, karena denaturasi karbohidrat lebih tahan
dibandingkan protein.
 Denaturasi portein terjadi pada suhu 45 ºC, sedangkan karbohidrat
baru rusak pada suhu diatas 55 ºC, bahkan ada yang sampai 85 ºC.
Respon tanaman terhadap suhu berbeda berbeda. Perbedaan itu tergantung
dari beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Jenis tanaman.
2. Varietas.
3. Tahap pertumbuhan tanaman.
4. Macam organ/jaringan.
Penyebaran suhu di permukaan bumi ditentukan oleh:
• Jumlah radiasi yang diterima per hari, per musim, per tahun (lihat pada
radiasi mthr).
• Pengaruh daratan dan lautan  Perbandingan daratan dan lautan
menentukan neraca panas.
• Pengaruh tinggi tempat  Makin tinggi tempat, suhu makin menurun.
• Pengaruh aspek (lereng)  Lereng yang menghadap mthr. nyata
menerima radiasi mthr.
• Pengaruh angin  Adveksi (proses pergerakan uap air secara horizontal
yang dilakukan oleh angin) memindahkan panas
Pengaruh suhu udara terhadap pertumbuhan melalui:
1. Fotosintesis
CO2 + H2O ==== C11H22O11 + O2 (dalam khloroplas)
PAR = Photosyntetically active radiatio, 400-700 nm
2. Respirasi
C11H22O11 + O2 ==== CO2 + H2O
Kedua proses ini adalah reaksi enzimatis, maka dipengaruhi
oleh suhu udara.
b. Faktor Biotik

• Lingkungan tanaman di atas tanah dapat mengandung mikrooganisme


yang bersifat patogen terhadap tanaman.
• Iklim mempengaruhi faktor biotik di atas tanah, termasuk hama dan
penyakit tanaman.
• Serangan hama dan penyakit dapat terjadi karena ada tanaman inang yang
peka, ada pathogen dan lingkungan yang cocok yang disebut dengan segi
tiga penyakit (disease triangle).
• Serangan hama dan penyakit tidak akan terjadi apabila salah satu dari segi
tiga penyakit tersebut tidak mendukung.
2. Lingkungan di Bawah Tanah
a. Tanah
• Tanah merupakan medium utama untuk menumbuhkan tanaman.
• Namun dengan teknologi modern tanaman dapat ditanam pada
berbagai media lainnya seperti air, arang sekam, kerikil, atau
campuran berbagai media tertentu dalam pot (potting media). Media
campuran tersebut sering disebut media buatan tanpa tanah (soilless
mixes).
• Dalam kaitannya dengan kemampuan tanah menyediakan nutrisi bagi
tanaman, tanah dibedakan atas tanah subur, kurang subur dan tanah
marjinal.
• Kesuburan tanah terkuras dari tahun ketahun sehingga perlu dipupuk
secara periodik.
Media buatan tanpa tanah (soilless mixes)
• Kultur air, yaitu jenis hidroponik dimana akar tanaman dicelupkan dalam larutan hara (air
dan hara) dengan susunan berimbang pada wadah dan teknik tertentu.
• Aeroponik, yaitu jenis hidroponik dimana akar tanaman berada di udara tetapi secara
berkala dijenuhkan dengan kabut larutan hara (aerosol hara) untuk menghemat
penggunaan air dan hara.
• Kultur pasir, yaitu jenis hidroponik dimana akar tanaman ditumbuhkan dalam subtrat padat
anorganik (pasir, plastik, atau bahan anorganik yang lain) berdiameter < 3 mm.
• Kultur kerikil, yaitu jenis hidroponik yang sama seperti kultur pasir dimana akar tanaman
ditumbuhkan dalam subtrat padat anorganik tetapi ukuran partikelnya lebih besar dengan
diameter > 3 mm.
• Vermikulaponik, yaitu jenis hidroponik dimana akar tanaman itumbuhkan dalam subtrat
dari mineral lempung vermikulit dengan atau dicampur dengan bahan anorganik lain.
• Kultur batuan wol (rock woll), yaitu jenis hidroponik dimana akar tanaman ditumbuhkan
dalam subtrat perakaran yang terbuat dari batual wol. Batuan wol adalah bahan yang
tampak seperti wol berupa anyaman serat-serat halus yang terbuat dari batuan tertentu.
BAHAN PENYUSUN TANAH
1. Bahan mineral (pasir, debu, liat, unsur hara)
2. Bahan organik (sisa-sisa makluk hidup)
3. Jasad hidup (organisme tanah)
4. Air (larutan dalam tanah yang mengandung unsur hara)
5. Udara ( O2, CO2, Nitrogen, dll)
Fungsi tanah bagi
kehidupan tanaman
Tempat tegak tanaman dan
media perakaran
Tempat persediaan unsur
hara dan medium
pertukaran unsur hara bagi
tanaman
Tempat penyediaan dan
gudang air bagi tanaman
Profil tanah mineral tersusun :

horison
O = lapisan organik,
A = lapisan tanah atas (top soil)
B = lapisan tanah bawah (sub soil)
C = bahan induk (regolit) dan
R= batuan keras/ batuan induk
Solum : lapisan tanah atas dan
lapisan tanah bawah (horizon A dan
B)
Proses Pembentukan
tanah

BATUAN INDUK
Mengalami
pelapukan atau
BAHAN INDUK penghancuran

TANAH
b. Air
• Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus
tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai
pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah
yang akan diserap oleh akar tanaman.
• Air sangat penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai:
1) Bahan baku (sumber hydrogen) dalam proses fotosintesis
2) Penyusun protoplasma
3) Bahan atau media dalam proses transpirasi
4) Pelarut unsur hara dalam tanah dan tubuh tanaman serta sebagai
media translokasi unsure hara dari dalam tanah ke akar untuk
selanjutnya dikirim ke daun.
• Tanaman mendapatkan air dari dalam tanah dan sedikit saja yang berasal
dari udara, misalnya embun dan kabut.
• Dalam tanah, tidak semua air tersedia bagi tanaman. Air yang tertinggal
dalam tanah, yang tidak tersedia bagi tanaman dikenal sebagai air
higroskopis.
• Tanaman yang tumbuh pada kondisi seperti ini akan mengalami layu
permanen dan mati karena kekurangan air.
• Dalam hal ini kekurangan air bukan disebabkan oleh adanya transpirasi
yang berlebihan karena intensitas radiasi tinggi melainkan karena tidak
adanya absorbsi air oleh akar.
c. Unsur Hara
• Mrpk material , baik organik maupun anorganik alami atau
sintesis yg memberikan satu atau lebih unsur hara kimia yg
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
• Dikaitkan dgn pertumbuhan tanaman dikenal dgn istilah unsur
hara esensial yaitu UH yg sangat diperlukan bagi tanaman dan
fungsinya dlm tanaman tidak dpt digantikan oleh unsur lain, shg
bila tidak tdp dlm jumlah yg cukup di dlm tanah, tanaman tidak
dpt tumbuh dgn normal.
UH esensial dibagi dua kelompok
• UH MAKRO : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S
• UH MIKRO : Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl, Fe

• UH makro adalah UH yg diperlukan dlm jumlah banyak dan UH mikro


diperlukan dlm jumlah sedikit
• Ada juga UH yg kadang-kadang dibutuhkan tanaman spt Na dan Si,
sdk utk ternak membutuhkan semua UH tsb kecuali Boron (B)
namun membutuhkan UH yg lain spt cobal, natrium, yodium dan
selenium
Bentuk Unsur Hara Yang Digunakan Tanaman
UH MAKRO UH MIKRO
N : NH4+; NO2-; NO3- Fe : Fe2+; SO2-

P : HPO42-; H2PO4- Mo: Mo O2-

K :K + Mn : Mn2+; MN4+

Ca : Ca 2+ ZN : ZN2+

Mg: Mg3+ BO: BO33-

S : SO42-; SO2- Cl : Cl-


Penyerapan UH
• Tanaman dpt menyerap UH melalui akar, batang maupun
daun
• UH C dan O diambil tanaman dr udara sbg CO2 dan
sebagian besar UH lain diserap tanaman melalui akar dlm
bentuk ion, walaupun demikian banyak UH yg bila
disemprotkan sbg larutan hara dpt diserap melalui daun
• UH tsb dpt tersedia disekitar akar melalui tiga cara yaitu:
Aliran massa (mass flow), difusi, dan intersepsi akar
1. Aliran massa adalah gerakan UH di dlm tanah menuju permukaan akar
tanaman bersama-sama gerakan massa air. Terjadi scr terus menerus krn
air terus menerus diserap akar dan menguap melalui proses transpirasi
• Aliran massa mrpk mekanisme penyediaan UH yg paling utama utk
kebanyakan UH spt: N (98,8%), Ca (71,4%), S (95%), Mo (95,2%)

2. Difusi yaitu pergerakan air dan UH ke akar disebabkan oleh adanya


perbedaan konsentrasi, dan terjadi dr konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah
- UH yg banyak melalui proses difusi ini antara lain: P dan K yaitu 90,95% utk
P dan 77,7% utk K. Besarnya proses difusi utk P dan K disebabkan krn
kedua unsur tsb tersedia dr suatu bentuk mineral dlm tanah yg kelarutannya
rendah
3. Intersepsi akar. Akar-akar tanaman yg terus tumbuh menuju tempat
yg lebih jauh akan menemukan UH dlm larutan tanah pd tempat-
tempat tsb. Memanjangnya akar juga menyebabkan aliran massa
dan difusi diperpendek jaraknya
- Penyediaan hara lewat intersepsi yg terpenting adalah Ca (28,6%)
sedang ubsur lainnya hanya berkisar 1,2 – 5,0%
Faktor utama yg menentukan ketersedian hara mikro:
1. pH tanah : pd tanah alkalis, kebanyakan unsur mikro tidak tersedia
kecuali Mo sdk pd tanah masam Mo tidak tersedia namun unsur
mikro yg lain mudah larut dan berlebihan shg menyebab-kan racun
bg tanaman. Cl tidak dipengaruhi pH
2. Dreinase tanah: berkaitan dgn suasana reduksi dan oksidasi
3. Jerapan liat dan reaksi kimia
4. Ikatan dgn bahan organik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai