Respon yang diperantarai fitokrom dikelompokkan ke dalam tiga kategori berdasarkan kebutuhan
energinya
Respon fluensi rendah (low fluence responses / LFR). LFR dirangsang oleh kisaran dosis cahaya 1 μmol m-2 sampai
1000 μmol m-2. Ini sebanding dengan sekitar 0,1 detik terpapar dalam tajuk tumbuhan yang padat pada ujung yang
lebih rendah dan sekitar satu detik cahaya matahari penuh pada ujung yang lebih atas. LFRs adalah FR yang dapat
balik.
Respon fluensi yang sangat rendah (very low fluence responses / VLFR), respon fitokrom yang dirangsang oleh
tingkat cahaya dalam kisaran 10-6 sampai dengan 10-3 μmol m-2 . Secara khas, tingkat cahaya yang rendah tersebut
(sebanding dengan cahaya yang dipancarkan oleh kunang-kunang) hanya mengubah 0,01 persen fitokrom. VLFR
adalah FR yang tidak dapat balik.
Reaksi irradiasi tinggi (high irradiation reactions (HIR)), yang mempunyai ciri: (1) ekspresi penuh dari respon
memerlukan kontak yang sangat lama pada radiasi tinggi, terutama dengan proporsi cahaya merah-jauh yang
tinggi; (2) besarnya respon merupakan fungsi dari kecepatan dan lamanya fluensi; (3) seperri VLFRs, HIRs bukan
fotoreversibel merah, merah jauh.
KRIPTOKROM
Cahaya biru dan UV-A mengatur banyak aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, jamur, dan
hewan.
Respon tanaman terhadap cahaya biru dan UV-A termasuk aspek de-etiolasi (penghambatan perpanjangan
hipokotil dan stimulasi pemanjangan kotiledon), pembukaan dan penutupan stomata, ekspresi gen, waktu
berbunga, "pengaturan" jam endogen, serta pertumbuhan tunas dalam menanggapi gradien cahaya, atau
fototropisme.
Pigmen yang menyerap cahaya biru dan UV-A ini dinamakan kriptokrom.
Kriptokrom pertama diisolasi dari Arabidopsis tahun1993, yang menghambat pemanjangan hipokotil.
Kriptokrom kedua (cry2) memediasi penekanan pemanjangan hipokotil oleh cahaya biru, perluasan
kotiledon, dan produksi antosianin pada Arabidopsis. Selain itu, cry 2 mempunyai peranan dalam
menentukan waktu berbunga.
FITOKROM DAN KRIPTOKROM MEMPERANTARAI
SEJUMLAH PROSES PERKEMBANGAN
Perkecambahan biji
De-etiolasi
Penghindaran naungan
Mendeteksinya sinyal akhir dari hari
Kendali Terhadap Biosintesis Antosianin
PERKECAMBAHAN BIJI
Cahaya berpengaruh terhadap perkecambahan biji.
Beberapa biji, dikenal sebagai benih fotoblastik positif, dirangsang untuk berkecambah oleh cahaya.
Perkecambahan lainnya, yang dikenal sebagai benih fotoblastik negatif, dihambat oleh cahaya.
Biji yang memerlukan cahaya untuk perkecambahannya cenderung merupakan biji yang sangat kecil
yang mempunyai embrio kecil yang sebanding dan endorperma yang terbatas.
Tanah yang lembab menipiskan cahaya dengan cepat. Ketebalan 1 mm dari tanah dapat melewatkan
kurang dari 1 persen cahaya yang datang dan kemudian hanya pada panjang gelombang yang lebih
panjang dari 700 nm.
Peranan fitokrom pada perkecambahan biji maupuan perkembangan kecambah adalah menyampaikan
informasi kepada biji atau kecambah tentang posisinya terhadap permukaan tanah.
DE-ETIOLASI
Pada fajar dan senja, ketika matahari pada posisi rendah di cakrawala, ada penurunan yang signifikan
dalam nilai ζ dibandingkan bagian utama hari.
Dalam satu penelitian, nilai ζ pada sore hari berkurang 14 – 44 persen dari pada tengah hari.
Pengujian yang teliti dari respon labu (Cucurbita pepo) untuk cahaya merah atau merah jauh pada
ujung hari mengungkapkan bahwa pengurangan proporsi fitokrom dipertahankan sebagai Pfr pada
akhir penyinaran dikaitkan dengan perubahan drastis dalam pola perkembangan.
Percobaan tidak membuktikan hubungan kasual antara fotoequilibrium fitokrom dengan respon
morfogenik terhadap perubahan dalam lingkungan radiasi namun menunjukkan bahwa tanaman
memiliki kapasitas untuk menanggapi perubahan dalam distribusi energi yang terjadi secara alami di
lingkungannya.
Tampaknya sangat mungkin bahwa fitokrom adalah fotoreseptor yang mendeteksi sinyal ujung hari,
KENDALI TERHADAP BIOSINTESIS ANTOSIANIN
Antosianin adalah pigmen merah dan biru yang larut dalam air, yang bertanggung
jawab untuk warna berbagai tanaman sayuran, buah dan bunga.
Biosintesa antosianin merupakan suatu reaksi irradiasi tingkat tinggi yang klasik,
pertama terungkap dalam penelitian tentang kecambah kubis merah.
Inisiasi akumulasi antosianin adalah LFR klasik yang bergantung pada fitokrom.
STRUKTUR KIMIA SERTA CARA KERJA FITOKROM
Meskipun mekanisme rinci dari pensinyalan fitokrom masih belum jelas, setidaknya
tiga faktor penting telah diidentifikasi:
fitokrom adalah serine/treonine kinase baik yang meng-autofosforilasi maupun yang
memfosforilasi sejumlah protein lainnya,
fitokrom diimpor ke dalam inti sel dalam bentuk Pfr aktif, dan
respon fitokrom dikaitkan dengan perubahan signifikan dalam ekspresi gen.
STRUKTUR KIMIA SERTA CARA KERJA FITOKROM
Dampak dari fototropisme adalah mengarahkan pertumbuhan dan sudut daun ke insiden cahaya untuk
memaksimalkan intersepsi cahaya bagi fotosintesis.
Tanaman juga menggunakan sinar biru untuk mengendalikan pembukaan stomata dan memfasilitasi
pertukaran gas serta merelokasi kloroplas di dalam sel.
Selain itu cahaya biru juga digunakan oleh tanaman untuk mengendalikan respons penghindaran
cahaya tinggi dari kloroplas di sel mesofil.
Respons penghindaran cahaya-tinggi
kloroplas dalam sel mesofil. Dalam
kondisi cahaya rendah (kiri), kloroplas
berkumpul tegak lurus dengan cahaya
di sepanjang dinding atas dan bawah
(periclinal) untuk memaksimalkan
intersepsi cahaya. Dalam kondisi
cahaya tinggi (kanan) kloroplas
berkumpul di sepanjang sisi (antiklin)
dinding, atau sejajar dengan cahaya,
untuk menghindari kerusakan akibat
cahaya yang berlebihan. Sel-sel
mesofil ditampilkan dalam penampang
melintang (A) dan tampilan
permukaan (B).
FOTOTROPISME (LANJUTAN)
Hasil penelitian tahun 1980-an menunjukan bahwa cahaya biru merangsang fosforilasi protein membrane plasma
120 kDa yang berada pada daerah pertumbuhan dan kecambah ercis yang beretiolasi.
Protein tersebut diidentifikasi sebagai fototropin, protein yang berperan sebagai fotoreseptor cahaya biru yang
mendorong fototropisme.
Fotoreseptor lain telah diisolasi dari pakis Adiantum capillus-veneris, yang diberi nama neokrom, yang
kemampuannya seperrti fitokrom dan fototropin.
Neokrom merupakan fotoreseptor hibrida yang menengahi respons merah, merah tua, dan biru, yang bertanggung
jawab untuk menengahi gerakan penghindaran kloroplas cahaya tinggi.
Peran fototropin :
Autofosforilasi fototropin berperan dalam respon fototropik dengan cara mempengaruhi awal dari proses fosforilasi.
Terlibat dalam regulasi gen.
Mengganggu transport auksin polar