Penerbit :
LPPM Unikarta Press
Jl. Gunung Kombeng No. 27 Tenggarong
Telp. 0541-661822
Email: lemlitunikarta@yahoo.co.id
Dr. Ir Ince Raden, MP, dkk
2017
DESAIN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERTANIAN TERPADU
Penerbit :
LPPM Unikarta Press
Jl. Gunung Kombeng No. 27 Tenggarong
Telp. 0541-661822
Email: lemlitunikarta@yahoo.co.id
ISBN : 978-602-60713-4-7
Tim Penulis
KATA PENGANTAR v
BAB I. PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 87
LAMPIRAN 89
Desain Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Studi Kasus Di Kec.
vii
Muara Wis dan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara |
BAB
I
PENDAHULUAN
Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan
Kedua elemen sama Kedua elemen mempunyai
1
pentingnya pengaruh yang sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit Pengalaman dan pertimbangan
3 lebih penting daripada sedikit menyokong satu elemen
elemen lainnya atas elemen lainnya
Elemen yang satu lebih Pengalaman dan pertimbangan
5 penting daripada elemen dengan kuat menyokong satu
lainnya elemen atas lainnya
Satu elemen jelas lebih Satu elemen yang kuat disokong
7 penting daripada elemen dan dominannya telah terlihat
lainnya dalam praktek
Bukti yang menyokong elemen
Satu elemen mutlak yang satu atas yang lainnya
9 penting daripada elemen memiliki tingkat penegasan
lainnya tertinggi yang mungkin
menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan jika ada dua
pertimbangan yang kompromi diantara dua pilihan
berdekatan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapatkan satu angka bila
dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai
kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Keterangan :
Penghasil Bahan Baku
DPP
Pengumpul Bahan Baku
Sentra Produksi
IV II
Tabel 3.4. Strategi arah kebijakan melalui Hubungan Interaksi antara SO, WO,
ST, dan WT
1 S-O
2 S-T
3 W-0
4 W-T
1. LQ Hortikultura (Buah-Buahan)
Hortikultura yang dimaksud di sini adalah pada tanaman hortikultura
buah-buahan. Pembagian pengelompokan hortikultura ini mengikuti pembagian
spesifik pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Kukar. Dalam
pembahasan untuk memudahkan terbagi dalam dua kecamatan.
Tabel 5.5. di atas menunjukkan bahwa durian, mangga dan jeruk adalah
komoditas dengan jumlah luasan lahan panen terbesar di Kecamatan Muara
Muntai. Luas panen untuk durian bahkan mencapai 404,23 hektar, tentu ini
dapat menjadi komoditi basis yang potensial. Luasan panen tersebut diperoleh
dengan membandingkan data produksi yang dikeluarkan BPS Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Ketersediaan data penunjang untuk setiap desa yang kurang, sehingga
tidak memungkinkan untuk dilakukan analisis LQ dalam menentukan sektor
basis di Desa-Desa di Kecamatan Muara Muntai. Namun diharapkan
pemberian rank di atas dapat memberikan gambaran bahwa beberapa komoditi
jenis buah-buahan ini cukup potensial untuk dikembangkan, baik dalam
kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Beberapa permasalahan yang
dihadapi untuk komoditi buah-buahan di Kecamatan Muara Muntai salah
satunya adalah pada aspek pemasaran. Oleh karenanya gambaran
keberadaan data tanaman yang telah ada dapat menjadi salah satu
pertimbangan dalam pengembangan yang tidak berorientasi pada budidaya
semata.
Tabel 5.6. di atas menunjukkan bahwa 2 (dua) desa yang menjadi objek,
terdapat budidaya durian, nangka/cempedak dan pisang, kemudian setelah
dilakukan perhitungan LQ diperoleh hasil analisis sebagai berikut
Tabel. 5.7. Nilai Indeks LQ Beberapa Desa di Kecamatan Muara Wis
Durian
Nomor Desa LQ Komoditi
1. Muara Wis 1,07 Basis
2. Sebemban 0,35 Non Basis
Nangka/Cempedak
Nomor Desa LQ Komoditi
1. Muara Wis 0,88 Non Basis
2. Sebemban 3,25 Basis
Pisang
Nomor Desa LQ Komoditi
1. Muara Wis 0,80 Non Basis
2. Sebemban 1,65 Basis
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2015
Kecamatan Muara Wis dari data yang diperoleh, terdapat tiga komoditas
dengan rank teratas yang dapat menjadi objek penilaian untuk Hortikultura
(Buah-Buahan) yaitu komoditas Durian, Nangka/Cempedak dan Pisang.
Berdasarkan hasil perhitungan LQ di Kecamatan Muara Wis, maka budidaya di
komoditi Durian yang menjadi sektor basis adalah di Desa Muara Wis.
Selanjutnya hasil perhitungan LQ, menunjukkan bahwa pada budidaya komoditi
1. LQ Hortikultura (Sayuran-Sayuran)
Hortikultura yang dimaksud disini adalah tanaman hortikultura spesifik
sayur-sayuran. Pembagian pengelompokan hortikultura ini mengikuti
pembagian spesifik pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Kukar dan
pembahasan terbagi dalam dua kecamatan.
1. Perikanan
Interpretasi Nilai LQ
Nilai LQ yang diperoleh berada dalam kisaran lebih kecil atau sama
dengan satu sampai lebih besar dari angka satu, atau LQ<1, LQ=1, dan LQ>1.
Semakin besar nilai LQ, maka semakin besar pula derajat konsentrasinya di
suatu wilayah. Perhitungan LQ dapat menggunakan satuan tenaga kerja,
dengan beberapa asumsi: (1) kualitas tenaga kerja di setiap sektor ekonomi
dianggap sama, (2) tiap sektor ekonomi mempunyai produksi tunggal. Rumus
LQ dengan dasar perhitungan jumlah lapangan kerja di sektor perikanan
sebagai berikut:
LQij = (Xij / Xi.) / (X.j / X..)
Xij : RTP Jenis Ke-j pada Desa
Xi. : RTP Total Desa
X.j : RTP Jenis Ke-j pada Kecamatan
X.. : RTP Total Kecamatan
Perhitungan dan analisis LQ didasarkan dengan membandingkan data Desa
dengan data Kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Fokus
penelitian di Kecamatan Muara Muntai dilakukan pada lima desa (Batuq, Rebaq
Rinding, Muara Muntai Ulu, Muara Muntai Ilir, dan Kayu Batu), sedangkan di
Kecamatan Muara Wis pada Desa Muara Wis dan Sabemban. Adapun jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) sektor Perikanan di Kecamatan Muara Muntai
dan Muara Wis, dapat dilihat pada Tabel 5.11 dan 5.12. Hasil perhitungan nilai
LQ yang berupa nilai indeks pada masing-masing desa di Kecamatan Muara
Muntai dan Muara Wis tersaji pada Tabel 5.13 dan Tabel 5.14.
Perairan Umum
Nomor Desa Xij / Xi. X.j / X.. LQ
1. Muara Wis 0.54153 0.4977 1.09 Basis
2. Sebemban 0.50464 0.4977 1.01 Basis
Keramba
Nomor Desa Xij / Xi. X.j / X.. LQ
1. Muara Wis 0.45847 0.5023 0.913 Non Basis
2. Sebemban 0.49536 0.5023 0.986 Non Basis
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan LQ di dua kecamatan, maka usaha di
perairan umum (kegiatan penangkapan ikan) yang menjadi sektor basis adalah
di Desa Batuq, Rebaq Rinding, untuk wilayah Kecamatan Muara Muntai,
selanjutnya Desa Muara Wis dan Sebemban untuk Kecamatan Muara Wis.
Dalam rangka ekstensifikasi usaha, maka Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan
Muara Muntai masih sangat prospek untuk menjadikan usaha di perairan umum
(kegiatan perikanan tangkap) sebagai sektor basis. Usaha budidaya ikan
(keramba) menjadi sektor basis di Desa Muara Muntai Ulu, Muara Muntai Ilir,
dan Kayu Batu di Kecamatan Muara Muntai. Walaupun sampai saat ini usaha
budidaya ikan sebagai sektor basis pada tiga desa di Kecamatan Muara
Muntai, namun desa yang lain cukup potensial untuk dikembangkan, seperti
Desa Batuq dan Rebaq Rinding.
5. Peternakan
Populasi
No. Desa LQ IKT Keterangan
Kambing
1 Perian 0 0,00 0,00 Non basis
2 Muara Leka 0 0,00 0,00 Non basis
3 Muara Aloh 0 0,00 0,00 Non basis
4 Jantur 0 0,00 0,00 Non basis
5 Batuq 0 0,00 0,00 Non basis
6 Rebaq Rinding 10 20,64 7,00 Basis
7 Muara Muntai Ulu 0 0,00 0,00 Non basis
8 Muara Muntai Ilir 0 0,00 0,00 Non basis
9 Kayu Batu 0 0,00 0,00 Non basis
10 Jantur Selatan 0 0,00 0,00 Non basis
11 Tanjung Batuq Harapan 0 0,00 0,00 Non basis
12 Pulau Harapan 0 0,00 0,00 Non basis
13 Jantur Baru 0 0,00 0,00 Non basis
Jumlah 10
Tabel 5.18. Nilai LQ dan IKT Ayam Kampung di Kecamatan Muara Muntai
Populasi
No. Desa Ayam LQ IKT Keterangan
Kampung
1 Perian 350 0,33 0,37 Non basis
2 Muara Leka 500 0,77 0,53 Non basis
3 Muara Aloh 250 0,62 0,26 Non basis
4 Jantur 300 0,46 0,32 Non basis
5 Batuq 400 1,72 0,42 Basis
6 Rebaq Rinding 350 1,09 0,37 Basis
7 Muara Muntai Ulu 1235 1,68 1,31 Basis
8 Muara Muntai Ilir 880 1,88 0,93 Basis
9 Kayu Batu 1340 2,84 1,42 Basis
10 Jantur Selatan 250 0,34 0,26 Non basis
11 Tanjung Batuq Harapan 200 1,49 0,21 Basis
12 Pulau Harapan 350 0,97 0,37 Non basis
13 Jantur Baru 200 0,53 0,21 Non basis
Jumlah 6605
Pengembangan Kerbau berada di desa batuq, Pulau Harapan, dan Jantur Baru.
Tabel 5.23. Nilai LQ dan IKT Ayam Kampung di Kecamatan Muara Wis
Populasi Ayam Keterangan
No. Desa Kampung LQ IKT
1 Lebak Cilong 37 0,78 0,58 Non basis
2 Lebak Mantan 26 0,68 0,41 Non basis
3 Muara Wis 128 2,62 2,01 Basis
4 Sebemban 0 0,00 0,00 Non basis
5 Melintang 10 0,21 0,16 Non basis
6 Enggelam 44 1,65 0,69 Basis
7 Muara Enggelam 10 0,53 0,16 Non basis
Jumlah 255
Faktor
Aktor
Alternatif
Gambar 5.6. Hasil Analisis AHP Masyarakat Terhadap Seluruh Pilihan Strategi
Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Kecamatan Muara Wis dan Muara Muntai
Faktor
Aktor
Alternatif
Pada gambar di atas juga terlihat bahwa nilai rasio inkonsistensi adalah
0,06 dimana menurut Saaty (1983), nilai rasio inkonsistensi dibawah 0,06
adalah konsisten dan analisis dapat dilanjutkan dengan melakukan matriks
perbandingan berpasangan untuk menentukan pilihan Strategi Pengembangan
Perikanan Terpadu di Kecamatan Muara Wis dan Muara Muntai.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan matriks
perbandingan berpasangan dengan software expert choice 2000 seperti yang
terlihat pada gambar-gambar berikut di bawah ini.
Jenis ternak yang dipelihara di Kec. Muara Muntai dan Muara Wis adalah
sapi potong, kerbau, kambing, dan ayam kampung (KDA BPS Kukar, 2015).
Dari keempat komoditas tersebut ditentukan jenis ternak yang paling
memungkinkan untuk dikembangkan berdasarkan daya dukung lahan (DDL),
nilai ekonomi (NE), kemudahan teknis pemeliharaan (KTP), dan sarana
pendukung (SP).
Langka pertama yang dilakukan adalah Dekomposisi
Masalah/Menyusun Hirarki, Dekomposisi masalah adalah langkah mencapai
tujuan (Goal) yang telah ditetapkan, selanjutnya diuraikan secara sistematis ke
dalam struktur yang menyusun rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai
secara rasional. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-
2 Kerbau 0,404 1
3 Kambing 0,159 4
Berdasarkan hasil evaluasi lahan seperti pada Tabel 5.44. dan Tabel
5.45. di atas, menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual di Kecamatan
Muara Wis dan Muara Muntai umumnya berada pada kelas lahan Tidak Sesuai
(N) dengan faktor pembatas utama adalah genangan. Faktor pembatas ini
merupakan faktor pembatas yang sangat berat untuk suatu kesesuaian lahan
yang sangat sulit untuk diperbaiki. Kenyataan menunjukkan bahwa di wilayah
studi (Kecamatan Muara Wis dan Muara Muntai) merupakan daerah rawan
tergenang air dengan kedalaman yang cukup tinggi. Pada musim tertentu
disaat bersamaan musim hujan dan naiknya pasang surut air laut,
menyebabkan dua kecamatan ini mengalami penggenangan (banjir) yang
2. Tingkat
perkembangan 57,05 - 60,32 Melintang
Muara Wis
sedang
Sebemban
Muara Wis Enggelam
3. Tingkat Muara Enggelam
perkembangan Kayu Batu
rendah (relatif < 57,05 Rebag Rinding
tertinggal Batuq
Muara Aloh
Jantur
Muara Muntai
Jantur Selatan
Tanjung Batuq Harapan
Pulau Harapan
Jantur Baru
DO ( oksigen Terlarut)
pH (derajat keasaman)
BOD
Nitrat
2. Kelemahan (Weaknesses)
W1 : Kelembagaan ekonomi dan akses pasar masih terbatas
W2 : Infrastruktur terbatas
W3 : Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih rendah
W4 : Kondisi lahan yang sering tergenang (banjir)
W5 : Produktivitas dan kualitas produk masih rendah
B. Analisis Faktor Ekternal (EFAS)
Faktor eksternal merupakan peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) yang dimiliki oleh Kecamatan Muara Wis dan Kecamatan Muara
Muntai dalam rangka pengembangan pertanian terpadu di kedua wilayah
tersebut.
1. Peluang (Opportunities)
O1 : Potensi dana APBD dan APBN besar
O2 : Kebijakan transformasi SDA tidak terbarukan ke SDA terbarukan
O3 : Kebutuhan produk pertanian terus meningkat
O4 : Pemberlakuan pasar bebas ASEAN (MEA)
O5 : Peluang industri olahan
2. Ancaman (Threats)
T1 : Perubahan iklim global
T2 : Konversi lahan
T3 : Degradasi lahan akibat pencemaran lingkungan
T4 : Minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian (petani/
nelayan/peternak) menurun
T5 : Adanya produk komoditas sejenis yang lebih kompetitif dari luar
Opportunity
0,3
Weakness Strenght
-0,1
Threat
2. (W2 : O1) : mendorong pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar dapat
segera membenahi infrastuktur dalam mendukung pengembangan kawasan
pertanian terpadu.
BPS Kutai Kartanegara, 2015. Kecamatan Dalam Angka Muara Muntai (2015).
Tenggarong, Kaltim.
BPS Kutai Kartanegara, 2015. Kecamatan Dalam Angka Muara Wis (2015).
Tenggarong, Kaltim.
Miller, M.M., G.N, Wright, 1991. Location Quotient Basic Tool for Economic
Development Analysis. Economic Development Review, 9(2), 65.
Saaty, T.L. 1983. Decision Making for Leaders: the Analytical Hierarchy
Process for Decision in Complex World. RWS Publication, Pittsburgh.
Sitorus, S.R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung. 185 hal.
UPTD Kecamatan Muara Wis. 2014. Data Produksi, Luas Panen dan
Produktifitas. Muara Wis, Kabupaten Kutai Kutai Kartanegara
UPTD Kecamatan Muara Muntai. 2014. Data Produksi, Luas Panen dan
Produktifitas. Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara.