Anda di halaman 1dari 9

JURNAL BELAJAR XXXII

FISIOLOGI TUMBUHAN

A. Identitas Mahasiswa
Nama : Windhi Agustin Riskikolis
NIM : 170341615089
Prodi/Kelas : S1 Pendidikan Biologi/A
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat / 7 November 2018
Jam : 14.55 – 16.45 WIB
C. Topik Pembelajaran
Tes Teori III
D. Materi Pembelajaran
 Klorofil pada tanaman terdiri dari klorofil A dan B
 Klorofil A cenderung berwarna hijau biru
 Klorofil B cenderung berwarna hijau kekuningan
 Fotomorfogenesis adalah perkembangan morfologi tanaman yang dipengaruhi factor
kualitas dan kuantitas cahaya yang mempengaruhi ukuran panjang, diameter batang,
dan kepadatan batang.
 Pfr tidak stabil, jika terpapar oleh cahaya merah jauh ia akan berdegenerasi
 Cahaya memiliki efek langsung : cahaya merah jauh berpengaruh pada pertumbuhan
batang
 Laju pertumbuhan akan lebih cepat jika terpapar cahaya merah jauh
 Fotoperiodisme adalah reaksi fisiologis organisme dengan panjang siang atau malam
hari berupa respon perkembangan tanaman untuk panjang relatif periode terang dan
periode gelap dan hal ini berhubungan langsung dengan waktu baik periode terang
dan periode gelap
 Macam fotoperiodisme :
- Short Day Plant (Tanaman Jangka Pendek)
tanaman yang pembungaannya lebih dipengaruhi oleh panjang hari yang lebih
pendek daripada panjang hari maksimum kritis dengan dipengaruhi faktor-
faktor lingkungan lainnya, misalnya temperatur
- Long Day Plant (Tanaman Jangka Panjang)
tanaman yang pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari yang lebih
panjang daripada panjang hari minimum kritis dengan dipengaruhi faktor-
faktor lingkungan lainnya
- Netral Day Plant (Tanaman Netral)
tanaman yang pembungaannya tidak peka terhadap fotoperiodisme tetapi lebih
dipengaruhi oleh faktor usia
 Fotoperiodisme ditentukan oleh bagian energi cahaya merah (600-680 nm, R) dan
merah jauh (720-750 nm, FR)
 Phytochrome (protein pertama pada tanaman) : pigmen yang berfungsi untuk
menerima dan menerjemahkan informasi pada berbedaan cahaya.
 Photoreceptor digunakan untuk mendeteksi perubahan cahaya
 Kromoprotein terdiri dari kromofor untuk menyerap cahaya dan apoprotein untuk
meneruskan cahaya pada jalan transduksi sinyal
 Phytochrome terdiri dari dua yaitu phytochrome red (pr) dan phytochrome far-red.
 Phytochrome red berfungsi untuk menyerap cahaya merah
 Phytochrome far-red berfungsi untuk menyerap cahaya merah jauh yang akan
berubah menjadi phytochrome red
 Dogma sentral, DNA yang ada di genome dalam bentuk kromatin lalu ditranskripsi
oleh mRNA lalu ditranslasi
 Etiolasi : proses kecambah mencari cahaya pada tempat gelap, dengan
memanjangkan selnya memanfaatkan dari endosperma
 Pada peristiwa etiolasi kloroplas tidak terbentuk baik, proplastida tidak memproduksi
kloroplas, membentuk etioplas, etioplas yang berhasil mendapat cahaya akan
berubah menjadi klroplas.
 De-etiolasi adalah pematahan proses etiolasi dengan cara pemberian cahays
 Respon kecambah terhadap cahaya :
- Positive Photoblastic : terinduksi berkecambah pada kondisi terang (High Pfr/Pr)
- Negative Photolastic : terinduksi berkecambah pada kondisi gelap (Low Pfr/Pr)

Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu respons terhadap rangsangan (stimulus)


baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Jadi timbulnya gerak pada
tumbuhan merupakan bukti adanya iritabilitas.

Gerak autonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan oleh


rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan oleh rangsangan yang berasal
dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak
spontan. Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut.

1. Gerak protoplasma pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis bawang
merah yang masih hidup.
2. Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
3. Gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun, dan bunga.
Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan
massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan gerak autonom.
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari
luar tubuh tumbuhan. Ransangan itu dapat berupa cahaya, sentuhan, suhu, air, gravitasi
bumi, zat kimia. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom dibedakan atas gerak nasti,
gerak tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh gerak esionom adalah gerak akibat
tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan air pada dinding sel. Tekanan turgor
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel sehingga menimbulkan tekanan pada dinding
sel.

1. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan
atau ditujukan ke atau dari sumber rangsang. Rangsang tersebut dapat berupa sentuhan,
suhu, cahaya, dan kelembaban. Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhi, gerak
nasti dibedakan menjadi termonasti, seismonasti, niktinasi, dan nasti kompleks.
a. Termonasti
Termonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh
rangsang berupa suhu. Contoh termonasti yang terjadi di daerah dingin, misalnya
bunga tulip dan bunga crokus yang membuka karena pengaruh suhu. Bunga-bunga
tersebut mengembang jika mengalami kenaikan suhu. Jika suhu menurun maka
bunga-bunga tersebut akan menutup lagi.
b. Haptonasti
Haptonasti adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora yang
disebabkan oleh sentuhan serangga. Misalnya: Menutupnya daun tanaman kantung
semar dan Venus ketika tersentuh serangga kecil. Jika seekor serangga mendarat di
permukaan daun, daun akan cepat menutup. Akibatnya, serangga tersebut
terperangkap dan tidak dapat keluar.
c. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian
tumbuhan karena pengaruh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti adalah
menguncupnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada waktu matahari terbenam.
Bunga pukul akan mekar pada sore hari karena rangsangan cahaya matahari pada saat
itu. Arah mekarnya bunga tersebut tidak dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya
matahari yang datang dari arah barat.
d. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang
sentuhan atau getaran. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu
ketika disentuh. Untuk memahami pengertian gerak seismonasti pada tumbuhan dapat
kamu lakukan dengan mengamati tanaman putri malu (Mimosa pudica). Jika daun
tanaman putri malu disentuh maka daun tersebut akan menutup seperti layu. Sentuhan
merupakan salah satu rangsang dari luar terhadap gerakan daun tanaman putri malu.
Arah menutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupun rangsang sentuhannya
berbeda.
Gerak mengatupnya daun putri malu karena terkena sentuhan. Respon
mengatup (seperti layu) akan terjadi dalam waktu singkat sekitar 1-2 detik. Untuk
kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih kurang 10
menit. Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan turgor
di dalam sel-sel pada persendian daun.
e. Niktinasti
Gerak niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan
karena pengaruh rangsang dari lingkungan di malam hari. Contoh gerak niktinasti
adalah gerak menutupnya daun tumbuhan yang tergolong tumbuhanpolong
(Leguminoceae) pada menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh perubahan
tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun.
f. Nasti kompleks
Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yang
disebabkan oleh lebih dari satu macam rangsang. Contoh gerak nasty kompleks
adalah gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh cahaya matahari,
zat kimia, dan air.
2. Gerak Tropisme
Tropisme (tropos = balik) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau
menjauhi rangsang. Tropisme yang menuju sumber rangsang merupakan gerak positif,
sedangkan yang menjauhi rangsang adalah negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang
memengaruhinya, tropisme dapat dibedakan menjadi fototropisme, kemotropisme,
hidrotropisme, geotropisme,dan tigmotropisme.
a. Fototropisme
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yang terjadi akibat
pengaruh arah datangnya rangsang berupa cahaya. Fototropisme dibagi menjadi dua,
yaitu:
1) Fototropisme positif, adalah gerak tanaman menuju ke arah datangnya cahaya
Contoh: Ujung batang bunga matahari yang membelok menuju ke arah
datangnya cahaya.
Suatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka tanaman tersebut akan
membengkok ke arah datangnya sinar. Membengkoknya tanaman tersebut
adalah karena terjadinya pemanjangan sel pada bagian sel yang tidak tersinari
lebih besar dibanding dengan sel yang ada pada bagian tanaman yang tersinari.
Perbedaan rangsangan (respon) tanaman terhadap penyinaran dinamakan
phototropisme. Terjadinya phototropisme ini disebabkan karena tidak samanya
penyebaran auxin di bagian tanaman yang tidak tersinari dengan bagian tanaman
yang tersinari. Pada bagian tanaman yang tidak tersinari konsentrasi auxinnya
lebih tinggi dibanding dengan bagian tanaman yang tersinari.
2) Fototropisme negatif, adalah gerak tanaman atau bagian tanaman menjauhi arah
datangnya cahaya. Contoh: Gerak ujung akar yang menjauhi arah datangnya
cahaya. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi
(gaya gravitasi).
b. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan ke arah sumber
rangsang yang berupa bahan kimia. Contoh: Akar tanaman yang menuju arah zat
makanan atau menjauhi zat racun.
c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh air.
Peristiwa hidrotropisme, misalnya pada gerak akar tumbuhan menuju sumber air.
Contoh: Gerak ujung akar kecambah menuju tempat yang berair. Biasanya akar
tumbuh lurus ke arah bawah untuk memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika
pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah
yang cukup air. Dengan demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan
gaya tarik bumi.
d. Geotropisme
Geotropisme ialah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh gaya
gravitasi. Gerak ini terjadi pada akar dan batang tumbuhan. Berdasarkan arah gerak
terhadap gravitasi, geotropisme dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Geotropisme positif, adalah gerak yang menuju ke pusat bumi. Contoh: Gerak
ujung akar kepala.
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman
(celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di
dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah
sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh
geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun
1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh
petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih
banyak dibanding dengan bagian atas. Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai
komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak
bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat
padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi
dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi
dinamakan statocyste (termasuk statolith).
2) Geotropisme negatif, adalah gerak yang menjauhi gaya gravitasi bumi. Contoh:
Gerak pada ujung batang tumbuhan.
e. Tigmotropisme
Tigmotropisme atau haptotropisme (thigma = singgungan; hapto =
sentuhan) adalah gerak membeloknya bagian tubuh tumbuhan akibat adanya
persinggungan (sentuhan). Tigmotropisme dapat kita amati pada tanaman kacang
panjang dan mentimun. Ujung batang atau ujung sulur kacang panjang dan mentimun
dapat membelit pada tempat merambatnya. Apabila sulurnya menyentuh benda keras
seperti tonggak kayu, maka akan terjadi kontak sehingga sulur akan melilit kayu
tersebut. Adanya sentuhan merangsang sel-sel tumbuh dengan kecepatan yang
berbeda. Pertumbuhan sel-sel pada daerah yang bersentuhan lebih lambat daripada
sel-sel pada bagian lainnya sehingga memungkinkan sulur dapat tumbuh melilit.
Tigmotropisme memungkinkan tumbuhan memanjat dengan bantuan objek lain
sebagai penyangga pada waktu tumbuh ke arah cahaya matahari.
3. Gerak Taksis
Gerak nasti yang dikemukakan di atas merupakan gerak akibat perbedaan
kecepatan perubahan tekanan turgor, sedangkan gerak tropisme merupakan gerak akibat
tumbuh. Kedua gerak tersebut bukan merupakan gerak pindah tempat.
Pada beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah ada yang dapat melakukan gerak
berpindah tempat. Gerak ini disebut gerak taksis. Gerak taksis adalah gerak seluruh
bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak yang menuju ke arah
datangnya rangsang disebut taksis positif, sedangkan gerak yang menjauhi rangsang
disebut taksis negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhinya, taksis dapat
dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.
a. Fototaksis
Fototaksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuhan
karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh: Gerak kloroplas ke sisi sel yang
memperoleh cahaya.
b. Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh
rangsang zat kimia. Contoh: Spermatozoid pada Arkegonium lumut-lumutan dan
paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein yang dapat
merangsang spermatozoa untuk bergerak mendekatinya.

Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau
faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom disebut juga
autonom. Macam-macam gerak endonom, yaitu:

1. Nutasi, Gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari
luar. Misalnya: Gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata.
2. Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan
kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis
ini merupakan gerak bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak
higroskopis antara lain merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan
polong-polongan. Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak,
kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah.
Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar.
Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut
memencarkan alat perkembangbiakannya. Membukanya dinding sporangium (kotak
spora) paku-pakuan, serta membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada
sporangium lumut.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-32 mata kuliah fisiologi tumbuhan yang diampu oleh Ibu Herawati
Susilo dan Ibu Rahmi Masita dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Desember 2018 pukul
14.55 – 16.45 WIB. Pada perkuliahan kali ini, dilakukan tes teori III. Materi yang
diujikan yaitu terdiri dari fotomorfogenesis, fotoperiodisme, gerak pada tumbuhan,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebeleum memulai ujian, diawali dengan
berdoa terlebih dahulu. Waktu pengerjaan soal selama 100 menit. Setelah 100 menit
kertas jawaban dan soal sudah harus dikumpulkan. Setelah pengerjaan tes selesai
mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan dan kegiatan perkuliahan diakhiri.
F. Komentar Kegiatan Kelas (Refleksi)
a. Efisiensi waktu
b. Perkuliahan fisiologi tumbuhan pertemuan ke-32 ini berjalan dengan waktu yang
efisien sesuai dengan jadwal, kurang lebih 2 jam. Tetapi waktu yang disediakan untuk
mengerjakan tes adalah 100 menit. Dalam waktu tersebut sudah cukup untuk
menyelesaikan tes.
c. Kemanfaatan Materi
Pertemuan ke-32 ini dilakukan tes teori III yang berguna untuk mengukur
pemahaman mahasiswa tentang materi-materi yang telah di pelajari.
c. Pemanfaatan teknologi
Pertemuan ke-32 ini tidak menggunakan teknologi apapun..
d. Kesulitan Belajar
Kurang memahami tentang proses penyerapan cahaya biru pada tanaman.
e. Sikap yang diambil untuk lebih memahami materi
Sikap yang dilakukan untuk lebih memahami materi adalah dengan memperhatikan
penjelasan dosen dan membaca ulang materi yang di dapat.
f. Strategi belajar kedepannya
Dengan cara belajar dengan giat, mencari lebih banyak literatur untuk belajar,
mempelajari ulang hasil yang di dapat serta mengaitkan dengan teori atau konsep.

G. Daftar Referensi
Hopkins, W. G., Huner, H.P.A., 2009. Introduction of Plant Physiology. United States of
America: WILEY.

Anda mungkin juga menyukai