Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN 2

NAMA :

NPM :

KELOMPOK :

SEMESTER/KELAS :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI
2018
1

TATA TERTIB

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2

1. Peserta praktikum wajib datang tepat waktu. Bila berhalangan datang harus
menyampaikan ijin secara tertulis.
2. Peserta praktikum wajib mengikuti seluruh topik kegiatan praktikum.
3. Sebelum memulai praktikum, peserta praktikum wajib mengumpulkan laporan
praktikum minggu sebelumnya.
4. Selama praktikum, seluruh peserta praktikum wajib menjaga ketertiban di dalam
ruang praktikum.
5. Setelah selesai praktikum, peserta praktikum wajib mengembalikan peralatan yang
telah digunakan ke tempat semula, dalam keadaan bersih dan kering.
6. Apabila ada alat yang rusak, maka kerusakan ditanggung oleh kelompok yang
bersangkutan.
7. Nilai akhir praktikum ditentukan oleh jumlah kehadiran, laporan praktikum, dan
ujian praktikum.

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


2

MODUL 1
PERKECAMBAHAN TANAMAN

Tujuan :
1. Mengetahui tipe perkecambahan tanaman
2. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada perkecambahan.

Landasan Teori
Kehidupan tanaman dimulai ketika inti sel telur dalam organ maternal bunga
dibuahi oleh inti sperma membentuk zigot. Pertumbuhan dan diferensiasi zigot
menghasilkan embrio yang terkandung dalam struktur pelindung yang disebut biji.
Dalam kondisi yang sesuai, embrio dalam biji akan memperbaharui pertumbuhannya
dan akan terus berkembang menjadi tanaman dewasa. Proses perubahan dari biji
menjadi tanaman disebut perkecambahan. Perkecambahan ditandai dengan perubahan
radikula menjadi akar dan plumula menjadi bagian atas tanaman.
Setiap biji mempunyai tipe perkecambahan tertentu, bergantung pada kecepatan
pertumbuhan antara plumula dan radikula. Bila pertumbuhan antara radikula dan
plumula terjadi bersamaan, maka biji akan tetap berada di dalam tanah. Tipe
perkecambahan seperti ini disebut hypogeal. Apabila pertumbuhan radikula lebih cepat
dari plumula, maka biji akan terangkat ke permukaan tanah. Tipe perkecambahan
seperti ini disebut epigeal.

Cara Kerja
1. Persiapkan media tanam yang akan digunakan dengan komposisi tanah dan pupuk
kandang 2 : 1. Masukkan media tanam ke dalam polybag dengan menyisakan
sekitar 2 cm dari tinggi polybag.
2. Buat lubang tanam di tengah media tanam, tanamlah dua butir benih kacang hijau.
Pada polybag yang lain, tanamlah dua butir benih jagung. Siram benih yang baru
ditanam secukupnya. Simpan polybag di tempat yang telah disediakan.
3. Amati perubahan yang terjadi sampai dengan munculnya daun pertama. Catat
perubahan yang terjadi dalam tabel pengamatan.
4. Gambarkan kecambah yang terbentuk.
3

Tabel Pengamatan
Tanggal
Perubahan yang Terjadi
Pengamatan
4

MODUL 2
KURVA PERTUMBUHAN TANAMAN

Tujuan:
1. Mengetahui hubungan antara waktu dan perubahan ukuran pada tanaman.
2. Mengetahui fase-fase pertumbuhan tanaman.

Landasan Teori
Petumbuhan adalah proses perubahan suatu organisme yang bersifat kuantitatif
dan tidak bisa kembali lagi (irreversible). Perumbuhan bisa diukur dengan mengamati
perubahan ukuran dalam kisaran waktu tertentu. Hubungan antara pertumbuhan dengan
waktu biasanya digambarkan dalam suatu kurva berbentuk huruf S atau disebut Kurva
Sigmoid. Berdasarkan kecepatan pertambahan ukuran yang tergambar pada Kurva S,
kita dapat menentukan fase-fase pertumbuhan tanaman.
Berbagai ukuran morfologi dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
tanaman. Pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, atau jumlah
cabang adalah variabel-variabel yang biasa digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan tanaman. Namun ukuran yang paling menggambarkan pertumbuhan
adalah pertambahan bobot kering tanaman. Bobot segar tanaman tidak dapat
menggambarkan pertumbuhan yang sebenarnya karena kadar air dalam organ tanaman
akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Alat dan Bahan


 Pot/polybag
 Media tanam (tanah : pupuk kandang = 2:1)
 Benih kacang hijau
 Mistar

Cara Kerja
1. Persiapkan media tanam yang akan digunakan dengan komposisi tanah dan pupuk
kandang 2 : 1. Masukkan media tanam ke dalam polybag dengan menyisakan sekitar
2 cm dari tinggi polybag.
5

2. Buat lubang tanam di tengah media tanam, tanamlah dua butir benih kacang hijau.
Siram benih yang baru ditanam secukupnya. Simpan polybag di tempat yang telah
disediakan.
3. Satu minggu setelah penanaman, amati pertumbuhan tanaman kacang hijau. Catat
perubahan yang terjadi.
4. Setelah muncul daun trifoliate, ukur tinggi tanaman, dimulai dari leher akar sampai
dengan titik tumbuh tertinggi. Pengukuran dilakukan satu kali dalam satu minggu
sampai tanaman berbunga.
5. Bersamaan dengan mengukur tinggi tanaman ukur juga diameter batang pada posisi
5 cm di atas leher akar. Pengukuran dilakukan seperti pada pengukuran tinggi
tanaman.
6. Hitung juga jumlah daun trifoliate dan jumlah cabang. Penghitungan dilakukan
seperti pada pengukuran tinggi tanaman.
7. Catat hasil pengamatan Saudara pada Tabel Pengamatan.
8. Buat Kurva Sigmoid untuk tiap pengamatan.

Tabel Hasil Pengamatan


Variabel : …………………………

Tanggal Hasil Pengamatan pada Tanaman ke:


Rata-Rata
Pengamatan 1 2 3 4
6

MODUL 3

DOMINANSI APIKAL

Tujuan
Mengetahui pengaruh pertumbuhan tunas apikal terhadap pertumbuhan tunas lateral.

Landasan Teori
Pada sebagian besar tanaman tingkat tinggi, tunas apikal tumbuh menghambat
pertumbuhan tunas lateral (aksila) – sebuah fenomena yang disebut dominasi apikal.
Penghilangan apeks pucuk (dekapitasi) biasanya menghasilkan pertumbuhan satu atau
lebih dari tunas lateral. Hal ini diduga karena auksin lebih banyak terkonsentrasi pada
tunask apikal. Tidak lama setelah penemuan auksin, ditemukan bahwa IAA bisa
menggantikan tunas apikal dalam menjaga penghambatan tunas lateral tanaman kacang
(Phaseolus vulgaris).
Ketika pucuk apeks dihilangkan, tingkat asam absisat (ABA) di tunas lateral
menurun. Tingginya kadar IAA dalam tunas dapat membantu menjaga kadar ABA yang
tinggi di tunas lateral. Menghilangkan pucuk akan menghilangkan sumber utama IAA,
yang memungkinkan tingkat inhibitor pertumbuhan tunas menurun. Jadi pada fenomena
dominansi apikal, tidak hanya disebabkan karena hormone auksin tetapi juga ada kerja
ABA.

Alat dan Bahan


 Benih kacang hijau atau benih kacang kedelai
 Pot/polybag yang berisi media tanam
 Gunting stek

Cara Kerja
1. Tanamlah masing-masing 5(lima) butir benih kacang hijau pada dua pot yang
berbeda. Siram pot secukupnya agar benih berkecambah.
2. Tempatkan pot pada tempat yang terkena sinar matahari.
7

3. Selama percobaan, jagalah kelembaban media pada pot agar tidak kering atau
terlalu lembab.
4. Amati kedua pot secara periodik. Catat tanggal kecambah mulai muncul di
permukaan tanah.
5. Setelah muncul dua pasang daun trifoliate, buanglah bagian tunas dengan gunting
pada satu pot sementara pot lain tunasnya dibiarkan tetap tumbuh.
6. Amati munculnya tunas lateral pada kedua tanaman. Catat banyaknya tunas lateral
yang muncul.
8

MODUL 4
FOTOMORFOGENESIS

Tujuan
Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.

Landasan Teori
Salah satu sinyal lingkungan yang paling penting adalah cahaya. Kuantitas dan kualitas
cahaya berubah secara konstan, bahkan dengan cara yang dapat diprediksi. Tumbuhan
mampu memonitor perubahan tersebut dan menggunakan informasi ini untuk
mengarahkan pertumbuhan, bentuk, dan reproduksinya.
Cahaya berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain diperlukan sebagai sumber energi pada proses fotosintesis, sinar matahari juga
diperlukan pada pembentukan organ tanaman. Pertumbuhan kecambah yang berada di
tempat yang gelap dan di tempat yang terpapar sinar matahari akan berbeda. Bibit yang
tumbuh dalam gelap memiliki penampilan pucat, luar biasa tinggi dan kurus. Bentuk
pertumbuhan, yang dikenal sebagai pertumbuhan etiolasi, secara dramatis berbeda dari,
penampilan bibit gempal yang ditanam dalam terang.
Cahaya telah bertindak sebagai sinyal untuk menginduksi perubahan dalam
bentuk kecambah, dari memfasilitasi pertumbuhan di bawah tanah, menjadi lebih
adaptif terhadap pertumbuhan di atas tanah. Dengan tidak adanya cahaya, kecambah
menggunakan cadangan makanannya terutama disimpan untuk tumbuh beretiolasi.
Namun, kecambah tanaman, termasuk rumput, tidak menyimpan energi yang cukup
untuk mempertahankan pertumbuhan tanpa batas. Kecambah Mereka membutuhkan
energi cahaya tidak hanya untuk bahan bakar fotosintesis, tetapi untuk memulai
peralihan dari pertumbuhan dalam gelap ke terang.

Alat dan Bahan


 Benih kacang hijau
 Pot/polybag yang berisi media tanam
 Kotak karton. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pot/polybag.
 Mistar
9

Cara Kerja
1. Tanamlah masing-masing 5(lima) butir benih kacang hijau pada dua pot yang
berbeda. Siram pot secukupnya agar benih berkecambah.
2. Tempatkan pot pada tempat yang terkena sinar matahari sedangkan pot yang
lainnya ditempatkan di bawah kotak.
3. Selama percobaan, jagalah kelembaban media pada pot agar tidak kering atau
terlalu lembab.
4. Amati kedua pot secara periodik. Catat tanggal kecambah mulai muncul di
permukaan tanah.
5. Amati pertambahan tinggi tanaman setiap minggu, selama 4(empat) minggu.
6. Catat perubahan yang terjadi pada pot yang terkena sinar matahari dengan yang
ditutupi kotak.

Tabel Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (cm)


Tanggal Pengamatan
Di Tempat Terang Di Bawah Kotak
10

Tabel Perbedaan Pertumbuhan di Tempat Terang dan Gelap

Variabel Di Tempat Terang Di Bawah Kotak


Tinggi tanaman umur 4
minggu
Warna kotiledon
Bentuk hook
Warna daun unifoliate
Panjang akar umur 4
minggu
11

MODUL 5
GERAK PADA TUMBUHAN

Tujuan
1. Mempelajari pengaruh cahaya matahari terhadap arah pertumbuhan batang.
2. Mempelajari pengaruh sentuhan terhadap menutupnya daun mimosa

Landasan Teori
Gerakan pada tanaman tingkat tinggi tidak melibatkan penggerak seperti pada hewan,
juga tidak begitu jelas. Gerakan tanaman umumnya lambat dan disengaja, tetapi
merupakan faktor kunci dalam menentukan orientasi tanaman dalam ruang. Gerak pada
tanaman dapat dikelompokkan menjadi gerakan nutasi, tropisme dan nasti. Istilah nutasi
(atau nutasi lingkaran) mengacu pada gerak rotasi atau heliks biasa dari suatu organ
tanaman, biasanya tunas batang, dalam ruang. Nutasi telah diperlihatkan oleh fotografi
selang waktu. Respon tropisme terkait arah rangsangan, seperti cahaya (fototropisme),
gravitasi (gravitropisme), air (hidrotropisme), atau sentuhan (tigmotropisme). Respon
nasti tidak secara jelas berkaitan dengan suatu vektor atau rangsangan. Arah respon
nastis melekat pada jaringan dan termasuk epinasti (pembengkokan ke bawah),hiponasti
(pembengkokan ke atas), niktinasti (ritme gerakan tidur paa daun) seismonasti (respon
terhadap kejutan mekanis), termonasti (suhu), dan tigmonasti (sentuhan).

Alat dan Bahan


 Benih kacang hijau
 Tanaman Mimosa spp.
 Pot/polybag yang berisi media tanam
 Kotak karton. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pot/polybag.
 Busur derajat
 Stopwatch
12

Cara Kerja
Fototropisme
1. Tanamlah masing-masing dua butir benih kacang hijau pada dua pot yang
berbeda. Siram pot secukupnya agar benih berkecambah.
2. Tempatkan pot pada tempat yang terkena sinar matahari.
3. Selama percobaan, jagalah kelembaban media pada pot agar tidak kering atau
terlalu lembab.
4. Setelah muncul daun trifoliate, tempatkan salah satu pot di dalam kotak yang
telah diberi lubang pada salah satu sisinya.
5. Amati pertambahan tinggi tanaman setiap minggu, selama 4(empat) minggu.
6. Catat perubahan yang terjadi pada pot yang terkena sinar matahari dengan yang
ditutupi kotak.

Niktinasti
1. Carilah tanaman Mimosa yang telah berkembang penuh.
2. Sentuhlah salah satu daunnya dengan tangan. Catat waktu yang dibutuhkan
tanaman untuk menutup daunnya (posisi tidur).
3. Amati perubahan yang terjadi berikutnya. Catat waktu yang diperlukan untuk
tanaman membuka kembali daunnya.

Tabel Pengamatan Fototropisme

Besarnya sudut yang terbentuk


Tanggal Pengamatan
Di tempat terang Di bawah kotak
13

Tabel Pengamatan Niktinasti

No. Lamanya waktu yang diperlukan (detik)


Pengamatan Menutup Membuka

Anda mungkin juga menyukai