Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ISSN: 2549-8347 (Online), ISSN: 2579-9126 (Print)


Volume 3 No. 2 September 2019

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN OBAT


KELUARGA

UTILIZING HOMEGARDEN WITH FAMILY MEDICINE PLANTS


1)
Umi Trisnaningsih, 2)Siti Wahyuni, 3)Subandi Nur
1,2,3)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ)
Jl. Pemuda no. 32 Cirebon 45132
Email: umitrisna@gmail.com

ABSTRAK

Ibu-ibu anggota TP – PKK Desa Gesik telah mengetahui tentang manfaat dari tanaman obat
namun belum banyak yang membudidayakannya di lahan pekarangan mereka. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan keterampilan para ibu dalam budidaya tanaman obat di
lahan pekarangan. Metode yang digunakan adalah pelatihan, yang terdiri dari penyuluhan,
demonstrasi, dan pendampingan. Penyuluhan diikuti oleh 23 orang peserta sementara praktek diikuti
oleh sepuluh orang peserta. Hasil kegiatan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan dan minat
peserta dalam budidaya tanaman obat.

Kata kunci: Lahan Pekarangan; Tanaman Obat; Tim Penggerak PKK

ABSTRACT

The members of the PKK Team Gesik Village have learned about the benefits of medicinal
plants, not many of which cultivate them in their yard. This activity was carried out with the aim of
improving the skills of women in the cultivation of medicinal plants in the homegarden. The method
used is training, which consists of extension, demonstration, and mentoring. Extension was attended
by 23 participants, while ten participants participated. Results of the activity demonstrating the
increased knowledge and interest of participants in the cultivation of medicinal plants.

Keyword: Homegarden; Medicine Plants; PKK Team

Submitted : 15 Juni 2019 Revision : 16 Juli 2019 Accepted : 20 Juli 2019

PENDAHULUAN
menunjukkan bahwa seiring dengan
Masyarakat Indonesia sudah lama
perubahan zaman, maka terjadi perubahan
mengenal berbagai macam tumbuhan
dalam sistem sosial dan ekonomi,
yang dapat dijadikan obat-obatan.
termasuk pengetahuan tentang tanaman
Pengetahuan ini diwariskan secara turun
obat. Hal ini disebabkan karena generasi
temurun, dan merupakan bagian dari
muda yang menguasai lagi bahasa lokal
budaya mereka. Hasil penelitian Sari et
dan pengetahuan tentang obat tradisional
al. (2015) menunjukkan bahwa menanam
juga semakin berkurang(Suryana &
tanaman obat merupakan tradisi yang
Iskandar, 2014).
diwariskan secara turun temurun. Hal ini
Perkembangan jumlah penduduk
menunjukkan bahwa sumber informasi
menyebabkan lahan yang biasanya
untuk pengetahuan tersebut adalah orang
ditanami tanaman obat telah berubah
tua. Hasil penelitian di Desa Cibunar
menjadi bangunan perumahan atau yang

259
Umi Trisnaningsih, Siti Wahyuni, Subandi Nur
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Tanaman Obat Keluarga

lainnya. Hal ini menyebabkan hilangnya menengah (UMKM). Sempitnya lahan


habitat tanaman obat (Adiputra & pekarangan membuat penduduk Desa
Handari, 2008). Selain itu, kemudahan Gesik cenderung untuk tidak
akses ke tempat-tempat pelayanan memanfaatkannya dengan baik. Padahal
kesehatan semakin mengurangi minat jika mengetahui teknik budidaya yang
masyarakat terhadap pemanfaatan obat- tepat, lahan sempit akanmemberikan
obat tradisional yang berbahan dasar manfaatyang besar.
tanaman. Oleh karena itu kesadaran Sosialisasi dan penyuluhan tentang
masyarakat akan peranan tanaman obat pemanfaatan lahan pekarangan untuk
bagi kesehatan perlu ditingkatkan. tanaman obat keluarga (TOGA), akan
Dengan semakin meningkatnya meningkatkan pengetahuan masyarakat
pengetahuan masyarakat akan obat-obatan Desa Gesik, khususnya para ibu yang
berbahan herbal, akan meningkatkan tergabung dalam Tim Penggerak
peluang usahatani tanaman obat-obatan. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-
Budidaya tanaman obatdapat PKK). Selanjutnya, para ibu tersebut akan
dilakukan di pekarangan atau halaman terdorong untuk memulai pembuatan
rumah. Dengan demikian, selain sebagai TOGA di halaman rumahnya. Sebagai
tanaman obat keluarga (TOGA) juga kader PKK, para ibu ini juga diharapkan
dapat dijadikan usaha sampingan bagi dapat menularkan pengetahuannya kepada
para ibu rumah tangga.Lahan pekarangan ibu-ibu yang lain di wilayahnya. Dengan
memiliki potensi dalam penyediaan bahan demikian, semakin banyak ibu yang
pangan keluarga, mengurangi pengeluaran menanam TOGA.
rumah tangga untuk pembelian pangan
dan meningkatkan pendapatan rumah METODE
tangga (Saptana & Purwantini, 2012), dan Metode yang digunakan adalah
juga dapat dimanfaatkan untuk budidaya pelatihan dengan tujun untuk
tanaman obat. Upaya meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat untuk menanam keterampilan budidaya tanaman obat di
tanaman obat di lahan pekarangan perlu pekarangan. Kegiatan ini terdiri dari dua
disosialisasikan oleh Pemerintah. Tugas kegiatan, yaitu penyuluhan dan
ini diberikan kepada Tim Penggerak PKK, demonstrasi teknik budidaya di Kebun
melalui para kadernya (Susanto, 2017). Percontohan. Mitra kegiatan ini adalah
Dengan semakin meningkatnya ibu-ibu anggota Tim Penggerak PKK (TP-
pengetahuan para kader, diharapkan dapat PKK) Desa Gesik, Kecamatan
menyebarkannya kepada anggota Tengahtani, Kab. Cirebon, sebanyak 23
masyarakat yang lainnya, sehingga orang peserta. Pada kegiatan penyuluhan
kesadaran masyarakat untuk menanam dilakukan survey berupa pre-test dan
tanaman obat di pekarangan akan post-test. Uji t berpasangan digunakan
meningkat. untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
Desa Gesik, Kecamatan Tengah Tani pengetahuan antara sebelum dengan
adalah salah satu desa yang berada di sesudah penyuluhan.
perbatasan antara Kabupaten dengan Kota Demonstrasi teknik budidaya
Cirebon. Desa ini mempunyai dilaksanakan di Kebun Percontohan, yang
karakteristik khas daerah urban, yaitu melibatkan seluruh peserta. Demonstrasi
kondisi sosial ekonomi yang masih meliputi persiapan media tanam,
rendah, pemukinan cenderung padat persiapan bahan tanaman, penanaman dan
dengan halaman rumah yang sempit. Pada pemeliharaan. Selama empat minggu
umumnya mata pencaharian penduduk setelah demonstrasi, dilakukan
sudah tidak bertani tetapi di sektor pendampingan dalam pemeliharaan
industri atau usaha mikro, kecil dan tanaman.

260
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 2 September 2019
Umi Trisnaningsih, Siti Wahyuni, Subandi Nur
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Tanaman Obat Keluarga

HASIL DAN PEMBAHASAN anggota TP-PKK. Penyuluhan yang hanya


Keberlanjutan program TOGA dilakukan satu kali tidak akan
akan berhasil jika para peserta dapat berpengaruh nyata terhadap peningkatan
memahami tentang teknik budidaya pengetahuan mereka. Materi yang berupa
TOGA (Hikmat. et al. 2011). Oleh karena teknik budidaya tanaman obat nampaknya
itu , tujuan kegiatan pengabdian ini adalah belum dipahami dengan baik oleh para
meningkatkan pengetahuan ibu-ibu peserta. Padahal pengetahuan tentang
anggota TP-PKK tentang budidaya budidaya tanaman obat akan membantu
tanaman obat di pekarangan. Jenis peserta dalam praktek budidaya tanaman.
kegiatan dalam pengabdian ini terdiri dari Hasil penelitian Metalisa, Saleh, and
penyuluhan dan praktek penanaman. Tjitopranoto (2014) menunjukkan bahwa
Sebelum dilakukan penyuluhan, para ibu intensitas mengikuti penyuluhan akan
terlebih dahulu dievaluasi berpengaruh terhadap upaya pemanfaatan
pengetahuannya tentang tanaman obat lahan pekarangan.
keluarga. Pada dasarnya, ibu-ibu anggota Kegiatan berikutnya adalah praktek
TP-PKK telah mengetahui tentang TOGA budidaya tanaman obat, yang dilakukan di
karena program ini merupakan kegiatan Kebun Percontohan PKK Desa Gesik.
dari Kelompok Kerja (Pokja) 3 dan 4 TP- Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 6
PKK (Susanto, 2017).Namun demikian, April 2019 yang diikuti oleh sepuluh
sebagian besar peserta belum memahami orang peserta. Berkurangnya jumlah
teknik budidaya yang baik di lahan peserta diduga karena dipengaruhi
pekarangan. Penyuluhan dilaksanakan berbagai faktor, antara lain motivasi
pada tanggal 30 Maret 2019, di Balai peserta. Peserta penyuluhan yang
Desa Gesik, yang diikuti oleh 25 orang merasakan manfaat pengetahuan tentang
peserta termasuk Ketua TP-PKK Desa teknik budidaya tanaman, akan mengikuti
Gesik. Keikutsertaan ketua TP-PKK ini praktek budidaya ini. Namun sebaliknya,
menjadi penting untuk keberlanjutan mereka yang menganggap kegiatan tidak
program karena ketua berperan sebagai ada manfaatnya, tidak akan mengikuti
motivator dan memecahkan masalah kegiatan praktek budidaya ini. Dalam
(Metalisa, Saleh & Tjitopranoto 2014). kegiatan ini dilibatkan tujuh orang
Penyuluhan dilakukan dengan mahasiswa dari Program Studi
metode ceramah dan dilanjutkan dengan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UGJ,
diskusi. Materi penyuluhan terdiri dari sebagai pendamping ibu-ibu peserta.
pengertian tentang TOGA, jenis-jenis Peserta praktek dibagi menjadi
tanaman obat yang dapat dibudidayakan beberapa kelompok dan setiap kelompok
di lahan pekarangan, serta penanganan mempunyai peranan yang berbeda yaitu
panen dan pasca panen. Setelah selesai kelompok 1 pengisian media tanam ke
penyuluhan dilakukan lagi wawancara polybag, kelompok 2 pindah tanam sereh,
untuk apakah ada peningkatan kelompok 3 pemindahan tanaman kunyit
pengetahuan para peserta. Berdasarkan putih pada polybag, kelompok 4
hasil Uji t berpasangan antara hasil tes pemindahan tanaman sirih merah pada
sebelum dengan sesudah penyuluhan, polybag, kelompok 5 penanaman rimpang
diperoleh nilai t = -1,893 dan α = 0,78, lengkuas pada polybag, kelompok 6
yang lebih besar dari 0,05. Hal ini penanaman rimpang kencur, kelompok 7
menunjukkan bahwa tidak terjadi penanaman rimpang jahe gajah, kelompok
peningkatan pengetahuan tentang TOGA 8 pemindahan tanaman jahe merah.
setelah dilakukan penyuluhan. Hasil Seluruh peserta penanaman tanaman
analisis statistik ini dapat dipahami karena TOGA begitu bersemangat mengikuti
peserta telah memperoleh pengetahuan setiap tahapan penanaman mulai dari
tentang TOGA selama mereka menjadi persiapan tempat tanam yaitu polibag

261
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 2 September 2019
Umi Trisnaningsih, Siti Wahyuni, Subandi Nur
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Tanaman Obat Keluarga

dengan cara membuka, membalik dan teknik budidaya tanaman obat sehingga
melipat bagian atasnya, pencampuran mendorong minat mereka untuk
media tanam yaitu tanah : sekam : pupuk memanfaatkan pekarangannya untuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. budidaya tanaman obat.
Pengetahuan tentang peranan media
tanam untuk pertumbuhan tanaman perlu DAFTAR PUSTAKA
disampaikan kepada para peserta, karena
Adiputra, I. N., & Luh Made, I.S. H.,
media tanam merupakan salah satu faktor
(2008). Strategi Pelestarian Tanaman
penting yang menentukan hasil tanaman
Obat Dalam Perspektif Budaya.
(Fatimah & Handarto 2008). Bibit yang
Bumi Lestari Journal of
sudah pindah tanam disimpan di tempat
Environtment 8 (1), 1–14.
yang ternaungi paranet untuk menghindari
penguapan karena tanaman yang baru Saptana, A., & Purwantini, T.B., (2012).
pindah masih harus beradaptasi dengan Potensi Dan Prospek Pemanfaatan
lingkungan. Lahan Pekarangan Untuk
Dalam rangka pemeliharaan, Mendukung Ketahanan Pangan.
dilakukan pembagian tugas di antara Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30
peserta praktek. Pemeliharan yang (1) 13–30.
dilakukan meliputi penyiraman dan
Sari, I.D., Yuniar, Y., Siahaan, S., &
penyiangan. Untuk mengetahui
Syaripuddin. M., (2015). Tradisi
perkembangan tanaman dilakukan
Masyarakat Dalam Penanaman Dan
kegiatan monitoring, yang dilaksanakan
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Lekat
seminggu, sekali setiap hari Sabtu.
Di Pekarangan. Jurnal Kefarmasian
Selama pelaksanaan monitoring juga
Indonesia 5 (2), 123–32.
dilakukan diskusi tentang budidaya
tanaman obat. Hasil monitoring Hikmat., A., Zuhud. E.A.M., Siswoyo.,
menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil Sandra. E., & Sari, R.K., (2011).
dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan Revitalisasi Konservasi Tumbuhan
keberhasilan para peserta dalam Obat Keluarga ( Toga ) Guna
memelihara tanaman. Pada demonstrasi, Meningkatkan Kesehatan Dan
telah ditanam sebanyak 100 polybag. Dari Ekonomi Keluarga Mandiri Di Desa
jumlah tersebut, sekitar 88 polybag Contoh Lingkar Kampus IPB
tumbuh dengan baik atau 88 %. Tanaman Darmaga Bogor Jurnal Ilmu
yang tidak tumbuh sebagian besar adalah Pertanian Indonesia 16 (2), 71–80.
jahe emprit. Namun tingkat partisipasi Metalisa, R., Saleh, A., & Tjitopranoto,
peserta demonstrasi lebih rendah
P., (2014). Peran Ketua Kelompok
dibandingkan dengan penyuluhan. Dari 23 Wanita Tani Dalam Pemanfaatan
peserta penyuluhan, hanya 10 orang yang Lahan Pekarangan Yang
mengikuti kegiatan demonstrasi dan Berkelanjutan. Jurnal Penyuluhan
pemeliharaan tanaman, atau sekitar 43%. 10 (2): 158–70.
SIMPULAN Suryana, Y, and J Iskandar. (2014). Studi
Masyarakat di Desa Gesik, Pengetahuan Lokal Tanaman Obat
terutama para ibu anggota TP-PKK sudah Pada Agroekosistem Pekarangan
mengetahui tentang tanaman obat Dan DInamika Perubahannya Di
keluarga (TOGA). Mereka umumnya Desa Cibunar Kecamatan
menanam satu atau dua jenis tanaman di Rancakalong Kabupaten Sumedang -
halaman rumahnya. Penyuluhan dan Jawa Barat. Bionatura 15 (3), 203–9.
praktek budidaya TOGA meningkatkan Susanto, A., (2017). Komunikasi Dalam
pengetahuan mereka tentang jenis dan

262
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 2 September 2019
Umi Trisnaningsih, Siti Wahyuni, Subandi Nur
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Tanaman Obat Keluarga

Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga


(Toga) Di Kecamatan Margadana.
Jurnal Para Pemikir 6 (1): 111–17.

263
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 2 September 2019

Anda mungkin juga menyukai