Anda di halaman 1dari 12

Power point

Fotoperiodisitas
Nama : Chisna Senle. Maharatih
Kelas: X ATPH2
NO: 05
Pengertian Fotoperidisitas

Fotoperiodisme adalah reaksi fisiologis organisme dengan


panjang siang atau malam hari berupa respon
perkembangan tanaman untuk panjang relatif periode
terang dan periode gelap dan hal ini berhubungan
langsung dengan waktu baik periode terang dan periode
gelap. Respon ini terjadi pada tumbuhan dan hewan.
Pengaruh terhadap tanaman
Pada tumbuhan, fotoperiodisme merangsang pembungaan. Untuk beradaptasi dan merespon perubahan
panjang malam dan intensitas penyinaran, tanaman berbunga (angiospermae)
menggunakan fitokrom atau kriptokrom.Keduanya merupakan protein fotoreseptor Dalam pembagian lebih
lanjut, tanaman fotoperiodik obligat benar-benar membutuhkan penyinaran yang cukup panjang atau waktu
malam yang cukup pendek sebelum berbunga, sedangkan tanaman fotoperiodik fakultatif lebih mungkin untuk
berbunga di bawah kondisi cahaya yang tepat, tetapi akhirnya akan berbunga tanpa panjang malam.
Rangsangan fotoperiodisme diterima oleh daun dan ditranslokasikan ke meristem sehingga menyebabkan
pengubahan dari keadaan vegetatif ke keadaan pembungaan.
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari, pada beberapa jenis tanaman budidaya dapat digolongkan
sebagai tanaman hari pendek (SDPs), tanaman hari panjang (LDPs), dan tanaman hari netral (DNPs).
Macam atau jenisnya
• Tanaman Hari Pendek (Short-Day Plants,SDPs)Sunting
Tanaman hari pendek adalah tanaman yang pembungaannya lebih dipengaruhi oleh panjang hari yang lebih
pendek daripada panjang hari maksimum kritis dengan dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lainnya, misalnya
temperatur.
• Tanaman Hari Panjang (Long-Day Plants,LDPs)Sunting
Tanaman hari panjang adalah tanaman yang pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari yang lebih panjang
daripada panjang hari minimum kritis dengan dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lainnya.[
• Tanaman Hari Netral (Day-Neutral Plants, DNPs)Sunting
Tanaman hari netral adalah tanaman yang pembungaannya tidak peka terhadap fotoperiodisme tetapi lebih
dipengaruhi oleh faktor usia.
Induksi fotoperiodik
• Induksi Fotoperiodik
Ini adalah proses menghasut stimulus bunga di daun. Daun adalah wilayah yang menerima
stimulus cahaya, yang kemudian melepaskan fotopigmentasi seperti fitokrom. Fitokrom
mengubah konformasi tergantung pada jenis tanaman. Dalam LDP, PR berubah menjadi
PFR pada siang hari. Sebaliknya, ada pembalikan PFR menjadi PR pada waktu malam hari di
SDP dan fenomena ini merujuk pada pembalikan gelap.
Perubahan dalam konfigurasi fitokrom akan menginduksi sintesis stimulus bunga atau
florigen. Daun mentranslokasi stimulus berbunga ke puncak pucuk di bawah photoperiod
tertentu. Ketika rangsangan bunga mencapai daerah aktif apeks pucuk, ia menghasut
pertumbuhan primordia bunga.
Fitrokom
• Fitokrom
Fitokrom adalah sebagai photopigment yang bersifat fotosensitif. Tergantung pada cahaya
siang dan malam, fitokrom ada dalam dua konformasi yang berbeda seperti PR dan PFR.
Fitokrom ada sebagai dimer yang terdiri dari dua rantai polipeptida analog, masing-masing
dengan berat molekul 125 kDa. Dua rantai polipeptida menempel melalui ikatan kovalen.
Ini umumnya adalah pigmen protein yang muncul sebagai tetrapyrrole linier. Struktur
fitokrom terdiri dari kelompok prostetik kromofor, dan bagian protein disebut sebagai
“Apoprotein” yang dalam kombinasi dengan kromofor membentuk holoprotein. Kehadiran
phytochromes telah terdeteksi di sejumlah tanaman seperti angiospermae,
gimnospermae, bryofita, dll.
Fotomorfogenesis
• Fotomorfogenesis
Fitokrom menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda dan mengubah konfigurasi
strukturalnya menjadi bentuk PR dan PFR, relatif terhadap cahaya yang diserap. Baik bentuk PR dan PFR
saling dipertukarkan, dan konsentrasinya pada tanaman yang berbeda dapat bervariasi. Ketika daun
tanaman menyerap cahaya merah dengan panjang gelombang sekitar 670 nm, maka PR akan berubah
menjadi bentuk PFR aktif. Sebaliknya, cahaya merah jauh dari panjang gelombang sekitar 730 nm
mengubah PFR aktif menjadi konformasi PR yang tidak aktif.
photoperiodicity
Ketika phytochrome ada sebagai bentuk PFR aktif, maka tanaman akan menghasilkan respons yang
selanjutnya memicu pembungaan. Dalam kondisi PR, tanaman tidak akan memicu pembungaan. Fitokrom
juga dapat didefinisikan sebagai fotoreseptor, yang merespons kondisi cahaya lingkungan dan
mengendalikan berbagai respons fotomorfogenik. Konsentrasinya tertinggi di dekat puncak pucuk, di mana
ia menginduksi pembungaan.
Contoh tumbuhan hari panjang
Contoh tumbuhan hari Pendek
Contoh tumbuhan hari netral
Kontrol periodik pembuangan

Anda mungkin juga menyukai