Anda di halaman 1dari 8

Kode Kelas : TNH18-B

TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

“Peranan Cahaya Matahari”

MANTASIA
DIDI18055

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
CAHAYA MATAHARI

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari


diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi.
Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium
untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi
berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya.
Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam
mikron.
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup didunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.
Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi
cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk
karbohidrat. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan). Menurut
cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara
fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses
metabolisme yang lain di dalam tanaman. Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap
jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda
terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari.
Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal
fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.
Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral,
tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek .
  Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi
tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang
gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses
pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak
terkena cahaya .Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel –
sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih
lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman


1. Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman
            Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang
mempunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi
tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya
matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya,
penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan
tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir
seluruhnya ditentukan oleh suhu dan oleh radiasi matahari.            
Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme
tanaman yang mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi
tanaman dipengaruhi oleh tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada
umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke tahun,
hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara,
hama penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis).
            Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan
vegetatif dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh
sintesis hijau daun, kegiatan stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan
anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara,
permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma. Secara teoritis, semakin
besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

2. Pengaruh Kuantitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik.


Namun demikian, di daerah ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan
menunjukkan perbedaan yang kecil sehingga pengaruh kuantitas atau lamanya
penyinaran matahari dalam satu hari tidak mempengaruhi pertumbuhandan
perkembangan tanaman secara signifikan.
Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu
bagi pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar
tetap tegar menghadapi perubahan musim di dalam lingkungannya. Bila satu
tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis lintang berbeda, maka akan
menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya karena
berusaha tumbuh secara vegetatif pada musim dingin atau musim semi.
 
3.   Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada


fotosintesis, dan pengaruh sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh
terhadap morofogenetik hanya terjadi pada intensitas rendah  (Fitter dan Hay,
1991:54). Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya salah
satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima
intersepsi cahaya maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal
adalah daun yang berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari.
Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap
intensitas cahaya. Berdasarkan perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan
menjadi tanaman C3, C4, CAM. Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup
baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4 adalah tanaman yang
hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM adalah
tanaman yang hidup didaerah kering.
Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55)
membuktikan bahwa tanaman yang terbiasa hidup tanpa naungan
seperti Arenaria servillifolia memperlihatkan kondisi yang tidak dapat
berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti oleh
habisnya persediaan karbohidat.
Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan ternaungi, terdapat
beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Masalah yang dihadapi oleh sebuah
daun yang ternaungi adalah untuk mempertahankan suatu keseimbangan
karbon yang positif, dan kerapatan pengaliran di mana keadan ini tercapai,
merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas cahaya yang rendah terdapat
tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi, peningkatan luas daun
untuk memperoleh permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan
peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun.
 
4.   Pengaruh Kualitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Radiasi energi yang diterima oleh bumi dari matahari berbentuk


gelombang elektromagnetik yang bervariasi panjangnya yaitu dari 5000-290
milimikron. Rangkaian spektrum matahari ini dapat dikelompokan
berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya mempunyai sifat gelombang dan
sifat partikel.
Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki
panjang gelombang tampak bagi mata manusia sekitar 390-760 nanometer.
Sipat partikel cahaya biasanya diungkapkan dalam pernyataan bahwa cahaya
itu datang dalam bentuk kuanta dan foton, yaitu paket energi yang terpotong-
potong dan masing-masing mempunyai panjang gelombang tertentu.
Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman/pohon secara langsung melalui tumbuhan hijau atau melalui
organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-zat organik yang disintesa oleh
tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat dengan panjang gelombang,
dimana panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih
berenergi bila dibanding dengan panjang gelombang jingga dan merah.
Kualitas cahaya dibedakan berdasarkan panjang gelombang menjadi.
                  · Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.
                  · Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.
                  · Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.
                  · Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.
                  · Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.
                  · Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.
Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi
terhadap fotosintesis dan juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pohon baik secara generatif maupun vegetatif, tetapi kuning
dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang gelombang yang
paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan orange
sampai merah.
Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi
masukan energi, tetapi juga suatu masukan faktor periode yang penting.
Panjang siang hari pada waktu yang berbeda dalam satu tahun, untuk
organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang paling dapat
dipercaya dan sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung
pada dini hari dan senja hari mengandung banyak radiasi panjang gelombang
yang disebabkan oleh celah atmosfer yang lebih panjang dan berakibat
penghamburan gelombang pendek.

5. Pengaruh Intensitas  Cahaya terhadap Laju Fotosintesis


Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam
fotosintesis struktur dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan
perubahan gas secara cepat, bahkan adanya fakta bahwa fotosintesis
memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang yang terlihat sangat
nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan nilai
energi yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit
energi matahari yang dapat dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%).
Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari
cahaya matahari penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang
disimpan dalam molekul gula yang dihasilkan. Sejumlah cahaya yang
dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang dengan menggunakan
ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini prosentase dari
cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada
antara 2 dan 30% .
Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara :
Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda
matahari. Noda matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali
bila terjadi pengaruh bayangan. (Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari
langsung nampak menjadi berkurang nilainya pada sebagian besar di bawah
kanopi.
Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang
mengiringi noda matahari.
Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama
dengan permukaan biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah
yang dipantulkan akan tergantung pada beberapa parameter cahaya yang
dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara yang sama seperti cahaya
yang diteruskan.
Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang
diabsorbsi dan yang dipantulkan oleh daun.
            Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap
proses fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk
proses fotosintesa terjadinya pada daun.

Anda mungkin juga menyukai