Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
“ Penngukuran Traspirasi”

Oleh :

MUHAMMAD RAMA

D1D1180 39

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transpirasi adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan, dan optimum


terjadi pada organ daun. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju
transpirasi, seperti kelembaban udara, paparan radiasi sinar matahari, suhu, luas
permukaan daun, iklim (angin), serta ketersediaan air. Pada siang hari, tumbuhan
tentu bertranspirasi optimum di bandingkan dengan malam hari, dikarenakan
paparan sinar radiasi yang besar mampu meningkatkan tekanan turgo sel-sel daun
tumbuhan, hingga tekanan turgor sel punutp pada stomata, sehingga stomata
cenderung terbuka di siang hari.

Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan


suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju
perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang juga
menurun. Sekalipun dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air
dapat menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan
masih memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme.
Bersamaan dengan menurunnya aktivitas sel, kepekaannya terhadap faktor-faktor
fisik dan kimia dari lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun
biji-biji kering tidak akan berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu
tinggi atau rendah yang dapat menjadikan letal bagi tumbuhan vegetatif.

Transpirasi mempunyai manfaat bagi tanaman antara lain : meningkatkan


daya hisap daun pada penyerapan air, mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika
terjadi penyerapan yang berlebihan, mempercepat laju pengangkkutan dan
penyerapan unsur hara melalui pembuluh xilem, menjaga turgiditassel tumbuhan
agar tetap pada kondisi optimal, pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel,
sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu, pengangkutan asimilat,
pengaturan bukan stomata.

Pada praktikum ini kami menggunakan tanaman pacar air karena batang
tanaman pacar air yang transparan bisa dilihat saat xilem mengangkut air yang
telah dicampur pewarna merah. Menurut Susilowarno, dkk (2006), air dan mineral
akan diserap oleh akar terutama bulu  akar dan air dilakukan secara osmosis
sedangkan mineral yang terlarut dilakukan secara difusi. Osmosis adalah
perpindahan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah , sedangkan difusi
adalah perpindahan kosentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

tujuan dari praktikum ini adalah,agar dapat mengetahui kecepatan


traspirasi dan agar dapat mengetahui jumlah air yang di usapkan/satuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transpirasi pada hakekatnya adalah penguapan. Transpirasi dapat


diartikansebagai hilangnya  air  dalam  bentuk  uap  air  dari  dalam  jaringan
tubuh Secara umum yang dimaksud dengan penguapan adalah suatu proses
pergerakan molekul-molekul zat cair dari permukaan zat cair tersebut ke udara
bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun
disebut sebagai transpirasi.(Lakitan 2009)

Pada umumnya transpirasi ini terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga
melalui permukaan tubuh yang lainnya seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3
jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata, melalui kutikula, dan melalui
lentisel. Walaupun demikian, bahasan transpirasi ini biasanya bibatasi pada
masalah-masalah transpirasi melalui daun, karena sebagian besar hilangnya
molekul-molekul air ini lewat permukaan daun tumbuhan. Mengingat akan
pentingnya pemahaman tentang proses transpirasi, maka diadakanlah praktikum
ini dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan transpirasi dan untuk mengetahui
jumlah air yang yang diuapkan / satuan luas daun dalam waktu tertentu (Loveless,
2014).

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap


melalui stomata, kutikula atau lentisel .Meskipun air merupakan penyusun utama
tubuh tumbuhan namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali
ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme
dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses
transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo, 2010).

Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam


bentuk respons fisiologis terhadap perubahan jangka  pendek. Misalnya jika daun
pada tumbuhan mengalami kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata,
yang merupakan lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini
akan membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengurangi transpirasi,
yaitu hilangnya air dari daun melalui penguapan (Campbell, et,al., 2010).

Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui


stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun
tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan
sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel.
Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur
penghantar dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air
dengan cara mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air di
dalam tanah. Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun
dan batang-batang pada tanaman tersebut  (Wanggai,Frans. 2007).

Stomata terletak pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya terletak
pada permukaan bawah saja.Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada
tumbuhan dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun monokotil dengan
pertulangan sejajar, seperti pada Graminae, stomatanya tersusun berderet sejajar.
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika
lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan
menghambat penguapan lubang dekatnya (Papuangan N. Nurhasanah, Djurumudi
M, 2010).
Mekanisme adaptasi tanaman untuk mengatasi cekaman kurang air adalah
dengan respon kontrol transpirasi dan pengaturan osmotik sel. Pada mekanisme
ini terjadi sintesis dan akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan
potensial osmotik sehingga menurunkan potensial air dalam sel tanpa membatasi
fungsi enzim namun tetap menjaga turgor sel. Beberapa senyawa yang berperan
dalam penyesuaian osmotikal sel antara lain gula osmotik, prolin, betain dan
protein dehidrin (Wiendra NMS. Pharmawati M. Astuti NPA.2011)
Radiasi cahaya yang diterima oleh tanaman dalam fotosintesis diabsorbsi
oleh klorofil dan pigmen tambahan yang merupakan kompleks protein-
klorofil.Selanjutnya energi radiasi akan ditransfer ke pusat reaksi fotosistem I dan
II yang merupakan tempat terjadinya perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia. Mekanisme CAM dalam mengikat karbondioksida pada malam hari ketika
stomata membuka, kesempatan ini pula digunakan agar air dan unsur hara dapat
masuk ke dalam stomata.Dengan demikian tumbuhan CAM dapat berfotosintesis
tanpa kehilangan sejumlah besar air karena transpirasi stomata (Deswiniyanti,
2019).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakandi Laboratorium Agroteknologi Unit


Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Halu oleo pada hariKamis, 28
November 2019, pukul 08.00-10.00 WITA.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman pacar air,
botol, bekas volume 600 ml, gabus, plastik wrap, dan kertas HVS/A4.Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan analitik, stopwatch, guntimg,
dan alat tulis menulis.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:


3.3.1. Pengukuran transpirasi menggunakan metode sederhana dengan cara
penimbangan
1. Mengisi botol dengan air kurang lebih setengahnya dan tutup dengan gabus
yang berlubang.
1. Memasukkan tanaman pacar air panjang sekitar 40 cm dalam botol melalui
lubang gabus.
2. Merekatjan dengan plastik wrap pada sekekliling gabus dan lubang gabus
untuk mencegah penguapan selain melalui tanaman.
3. Menimbang botol bersama tanaman dan catat beratnya. Selanjutnya
meletakkan dalam ruangan. Setiap 15 menit timbang kembali, dan melalukan
sampai 3 kali.
4. Setelan penimbangan terakhir mengambil tanaman dan mengukur luas total
daunnya.

3.3.2. Pengukuran luas total daun (LTD)

1. Setiap daun dibuatkan pola dan seluruh pola daun ditimbang, misalnya
beratnya = x gram.
2. Membuat potongan kertas seluas 1 cm2 dan menimbang beratnya, misalnya =
y gram. Jadi: LTD = x/y (cm).

Kecepatan transpirasi tiap cm daun/jam = mg/cm 2/jam, dengan persamaan:


a/b. Dimana:

a. Selisih rata-rata berat botol + tanaman pada awal percobaan dan setelah 1
jam percobaan (mg).
b. Luas total daun (cm2)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

hasil dari praktikum pengukuran traspirasi pada tanaman pacar air (


Impatiens balsamina L.). yaitu sebagai berikut

Tabel 1. pengukuran trasspirasi

Jenis tanaman sampel Nilai Luas daun total


besar kecil
traspirasi
I 0,52 3 7
Pacar air
II 0,56 3 5

4.2. PEMBAHASAN

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
air dari jaringan tumbuhan melaui stomata, kemungkina kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian lain dapat saja terjadi, tetapi posri kehilangan
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh
sebeb itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan
tanaman difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.

Menurut Tjitrosomo laju transpirasi dipengaruhi oleh siang ari an musim.


Selain itu kelembaban juga sangat berpengaruh bila daun mempunyai kandungan
air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju tranpirasi bergantung pada selisih
antara konsentrasi molekul uap ar ditumbuhan dengan uap air di udara.
Konsentrasi ap air di tumbuhan berbaning terbalik degan konsentrasi uap air di
udara. Sehingga, transpilasi akan menurun jika kelembaban menigkat. Lalu suhu
juga berpengaruh, karena semakin tinggi suhu, transpilasi akan meningkat.

Kehilangan atau pengurangan air pada percobaan terjadi karena peristiwa


transpirasi. Menurut Walker (2011 : 29) kira-kira 98% air yang masuk ke dalam
tubuh tumbuhan melalui akarnya hilang ke dalam atmosfer. Kehilangan air pada
daun menyebabkan tumbuhannya daya untuk menarik air pada daun, semakin
banyak pula air diangkut melalui xilem akar. Namun pada percobaan ini, tidak
digunakan akar tumbuhan karena yang diambil adalah bagian batang yan
homogen. Homogen berati sama tingginya batang serta sama jumlah daun dan
bunganya. Tujuannya adalah untuk melihat perbandingan transpirasi antara satu
tumbuhan dengan yang lain. Karena jika ada salah satu tumbuhan yang berlebih
atau kurang sehingga berbeda jumlah daun atau bunga serta tinggi batang.
Kemungkian akan ada tumbuhan yang bertranspirasi lebih cepat.
Berdasarkan tabel hasil di atas dapat kita liat dari pengamatan pada
tanaman pertama dapat diliat bahwa tanaman pada sampel pertama memiliki nilai
trasspirasi 0,52, dan laus daunnya adalah 12 cm 2 dan pada sampel botol ke dua
memiliki nilai traspirasi 0,56, dan luass total daunnya adalah 17 cm2

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di atas dapatkita simpulkan bahwa di setiap

menit ke 20 timbangan pada botol sampel dapat berubah karena penguapan yang

terjadi terus menerus, itulah yang menyebabkan berat pada botol sampel dapat

berubah

5.2. Saran

saran saya untuk para parktikan agar dapat mempergunakan waktunya

dengan baik dalam pembuatan laporan.


DAFTAR PUSTAKA

Wanggai,Frans. 2007. Biologi, edisi kedelapan, Jilid 2. Erlangga, Jakarta

Loveless, 2014. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia

Lakitan,2009.studi laju traspirasi peltophorum dassyrachisdan gliricidia sepium


pada sistem budidaya tanaman pacar air serta tanaman pagar, pengaruh
terhadap konduktifitas hidrolik tidak jenuh. vol (2) hal 12-13

Soedirokoesoemo, 2010. Wiendra NMS. Pharmawati M. Astuti NPA.2011.


Pemberian Kolkhisin dengan Lama Perendaman Perbeda Pada Induksi
Poliploidi Tanaman Pacar Air (Impatiens Balsamina L.).Jurnal Biologi
15(1): 9-14.

Campbell, et,al., 2010. Hubungan Kemampuan Transpirasi dengan Dimensi


Tumbuh Bibit Tanaman Acacia Decurrens Terkolonisasi Glomus
Etunicatum dan Gigaspora Margarita.Jurnal Silvikultur Tropika.
6(2):107-113.
Wiendra NMS. Pharmawati M. Astuti NPA.2011. Pemberian Kolkhisin dengan
Lama Perendaman Perbeda Pada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar Air
(Impatiens Balsamina L.).Jurnal Biologi 15(1): 9-14.

Deswiniyanti, Lestari N Kadek Dwiyanti, 2019. Pengaruh Kolkhisin dan


Gliberilin pada Periode Pembungaan AnggrekDendrobium sp. JURNAL
MEDIA SAINS 3 (1): 38- 43.

DOKUMENTASI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai