Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN

CAHAYA DAN PENGARUHNYA


TERHADAP TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :
RINA TRIHANDAYANI PUTRI (3425111424)
YUDI SAPUTRA (3425110109)
PRODI BIOLOGI 2011

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2014

1 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya dan memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun
sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Cahaya dan
Pengaruhnya Terhadap Tumbuhan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah ekologi tumbuhan. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada kepada dosen pembimbing mata kuliah ini, untuk teman teman dan semua
pihak yang telah membantu, kami mengucapkan terima kasih sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Jakarta, 25 Februari 2014

Kelompok 3

2 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI.....3
BAB I. PENDAHULUAN.4
I.1. Latar Belakang Masalah .4
I.2. Tujuan Penulisan.5
I.3. Pembatasan Masalah.. 5
BAB II. PEMBAHASAN.....6
II.1. Pengertian Cahaya..6
II.2. Pengaruh Cahaya Pada Tumbuhan........7
II.3. Faktor Cahaya yang Berkaitan Dengan Sistem Ekologi .8
II.4. Pentingnya Cahaya Bagi Tumbuhan ..14
BAB III. KESIMPULAN19
DAFTAR PUSTAKA..20

3 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara
global karena matahari menentukan suhu. Cahaya matahari juga merupakan unsur
vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya
Optimal bagi Tumbuhan Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan
terpenuhi bila cahaya melebihi titik kompensasinya.
Secara fisiologis, cahaya mempunyai pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Pengaruh secara langsung terjadi pada
metabolisme melalui proses fotosintesis, sedangkan proses tidak langsung melalui
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, keduanya sebagai akibat respon metabolik
yang langsung. Fotosintesis merupakan proses yang penting bagi tanaman dalam
rangka suplai energi. Energi radiasi yang tersedia untuk fotosintesis dibumi berasal
dari matahari. Setiap energi yang digunakan, secara langsung maupun tidak langsung,
berasal dari radiasi matahari untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman/pohon.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan
tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang
menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative
pendek , daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan
batang kecambah lebih kokoh. Dengan banyaknya pengaruh cahaya terhadap

4 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

tanaman, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang cahaya dan
pengaruhnya terhadap tumbuhan.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
ekologi tumbuhan.

1.3. Pembatasan Masalah


Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak meluas, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Pengertian cahaya
2. Pengaruh cahaya pada tumbuhan
3. Faktor cahaya yang berkaitan dengan sistem ekologi
4. Pentingnya cahaya bagi tumbuhan

5 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cahaya


Dalam kehidupan sehari-hari, kita telah mengenal cahaya, seperti cahaya
matahari dan cahaya lampu. Cahaya penting dalam kehidupan, sebab tanpa adanya
cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Jika bumi tidak mendapat cahaya dari
matahari, maka bumi akan gelap gulita dan dingin sehingga tidak mungkin ada
kehidupan. Para ahli telah meneliti cahaya untuk mengetahui sifat-sifatdan
karakteristik cahaya. Ada dua pendapat mengenai cahaya, yaitu cahaya dianggap
sebagai gelombang dan cahaya dianggap sebagai partikel. Setiap pendapat ini
mempunyai alasan masing-masing dan keduanya telah dibuktikan secara eksperimen.
Isaac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikel-partikel kecil yang
disebut korpuskel. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikelpartikel tersebut akan mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut.
Huygens menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena sifat-sifat cahaya
mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi. Perbedaan antara gelombang cahaya dan
gelombang bunyi terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya. Maxwell
menyatakan bahwa sesungguhnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik
karena kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu
sebesar 3 108 m/s. Gelombang elektromagnetik tercipta dari perpaduan antara kuat
medan listrik dan kuat medan magnet yang saling tegak lurus. Gelombang
elektromagnetik juga termasuk gelombang transversal, yang ditunjukkan dengan
peristiwa

polarisasi. Berdasarkan penelitian-penelitian

lebih lanjut,

cahaya

merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat


berkelakuan seperti suatu partikel.

6 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

2.2. Pengaruh Cahaya Pada Tumbuhan


Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme dan
fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses
perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya
berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan
(mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman
toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas
atau tanaman intoleran. Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang
berbeda-beda terhadap tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis.
Tanaman yang tahan dalam kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri
morfologis yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan
mempunyai ciri morfologis daun kecil dan tebal.
Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses
metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya
sintesis karbohidrat. Faktor ini secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas
tumbuhan dan ekosistem. Adaptasi terhadap naungan dapat melalui 2 cara:
a. meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit;
contohnya perluasan daun ini menggunakan metabolit yang dialokasikan
untuk pertumbuhan akar
b. mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direfleksikan.
Pada tanaman jagung respon ketika intensitas cahaya berlebihan berupa
penggulungan helaian daun untuk memperkecil aktivitas transpirasi. Proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan
tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel secara fisiologis mulia
berkurang.
Tumbuh-tumbuhan di negara tropis menerima pancaran matahari yang terik
secara terus menerus sepanjang tahun. Ini karena negara tropis terletak di kawasaan
yang sepanjang khatulistiwa. Oleh sebab itu transpirasi yang dijalankan oleh tumbuh

7 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

tumbuhan mempunyai kadar yang lebih tinggi daripada tumbuh tumbuhan di


kawasan iklim lain. Adaptasi tumbuhan terhadap suhu dan intensitas cahaya yang
tinggi yaitu pada daun tumbuhan seperti pohon cemara, jati dan akasia
menggungurkan daunnya diengan tujuan mengurangi hilangnya air secara berlebih.
Cahaya dalam sehari-hari adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang
antara 400 - 70 mu. Cahaya terdiri atas beberapa macam warna, yaitu :
merah

750 - 626 mu

orange

626 - 595 mu

kuning

595 - 574 mu

hijau

574 - 490 mu

biru

490 - 435 mu

violet

435 - 400 mu

Cahaya dengan panjang gelombang di atas disebut sebagai visible light/visible


spectrum. Di luar ini terdapat infra red dan ultra violet.

2.3. Faktor Cahaya yang Berkaitan dengan Sistem Ekologi


Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor
cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
1. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
2. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
3. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar
setiap hari.

a. Kualitas Cahaya

8 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang


elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombanggelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai
permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan
yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga tidak selalu
merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang
gelombang antara 0,39 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi
cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang gelombang itulah yang
merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang
berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah
dan biru diserap fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau
akan lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk
diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas.
Yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu
mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu
bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi panjang

b. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali
utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/
spasial maupun dalam waktu/temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering
(zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang
rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar

9 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam
ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang.
Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap
permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar menembus
lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih banyak cahaya
yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer.
Kepentingan Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi
suatu vegetasi akan menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga
ini akan menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan
sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Intensitas
cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya yang
kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto- oksidasi, ini menganggu
metabolisme organisme terutama kemampuan di dalam mensisntesis protein.
Titik Kompensasi
Dengan tujuan untuk menghasilkan produktivitas bersih, tumbuhan
harus menerima sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk karbohidrat
yang memadai dalam mengimbangi kehilangan sejumlah karbohidrat akibat
respirasi. Apabila semua faktor- faktor lainnya mempengaruhi laju
fotosintesis dan respirasi diasumsikan konstan, keseimbangan antara kedua
proses tadi akan tercapai pada sejumlah intensitas cahaya tertentu.
Harga intensitas cahaya dengan laju fotosintesis (pembentukan
karbohidrat), dapat mengimbangi kehilangan karbohidrat akibat respirasi
dikenal sebagai titik kompensasi. Harga titik kompensasi ini akan berlainan
untuk setiap jenis tumbuhan.

10 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

Heliofita dan Siofita


Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat tempat dengan
intensitas cahaya yang tinggi disebut tumbuhan heliofita. Tanaman tanaman
golongan ini tentu tidak akan tumbuh baik bila ternaung oleh tanaman lain.
Tanaman padi, jagung, tebu, ubi kayu, dan sebagian besar tanaman pertanian
termasuk kelompok ini.
Sebaliknya tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya
yang rendah, dengan titik kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan
yang senang teduh (siofita), metabolisme dan respirasinya lambat. Tanaman
kopi misalnya, ia tumbuh baik pada intensitas sekitar 30 -50 persen dari
radiasi penuh. Tanaman coklat tumbuh baik pada intensitas sekitar 20 persen
dari radiasi penuh. Dengan demikian kedua jenis tanamanini membutuhkan
naungan untuk tanaman tersebut. Salah satu yang membedakan tumbuhan
heliofita dengan siofita adalah tumbuhan heliofita memiliki kemampuan
tinggi dalam membentuk klorofil.
Cahaya Optimal bagi Tumbuhan
Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila
cahaya melebihi titik kompensasinya.
Adaptasi Tumbuhan terhadap Cahaya Kuat
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau
supraoptimal. Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang tinggi,
kloroplasnya berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya
yang diterima hanya oleh dinding vertikalnya. Antosianin berperan sebagai

11 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

pemantul cahaya sehingga menghambat atau mengurangi penembusan cahaya


ke jaringan yang lebih dalam.
c. Lama Penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu
organisme

terhadap

lamanya

penyinaran

sinar

matahari.

Contoh

dari

fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi.


Di

daerah

sepanjang

khatulistiwa

lamanya

siang

hari

atau

fotoperiodisme akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah


temperata/ bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi
akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Berdasarkan responnya terhadap periode siang dan malam, tumbungan
berbunga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

Tumbuhan berkala panjang; tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari


lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam,
dll.

Tumbuhan berkala pendek; tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih


pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan
bunga krisan.

Tumbuhan berhari netral; tTumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang


hari tertentu untuk proses perbungaannya, misalnya tomat.
Apabila

beberapa

tumbuhan

terpaksa

harus

hidup

di

kondisi

fotoperiodisme yang tidak optimal, maka pertumbuhannya akan bergeser ke


pertumbuhan vegetatif. Di daerah khatulistiwa, tingkah laku tumbuhan
sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah menunjukkan adanya pengaruh
yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun
asalkan faktor- faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak merupakan

12 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

faktor pembatas. Seperti halnya faktor temperatur, cahay bervariasi dalam


intensitas dan lama waktu ber-cahaya.
Di daerah tropis dengan intensitas yang tinggi fotooksidasi lebih kecil
dibandingkan di daerah sedang karena itu foto respirasinya cepat. Hal ini
mengakibatkan sintesis protein kurang.
Kualitas cahaya berpengaruh berbeda terhadap proses-proses fisiologi
tanaman. Tiap proses fisiologi di dalam respon terhadap kualitas cahaya juga
berbeda-beda sehingga di dalam menganalisis komposisi cahaya untuk tiap-tiap
proses fisiologi tersebut sangat sukar. Tiap-tiap spesies tanaman juga mempunyai
tanggapan yang berbeda-beda terhadap tiap kualitas cahaya.
Kita ketahui bahwa panjang gelombang distribusinya dari pagi-sore
berbeda. Pada pagi hari kebanyakan panjang gelombang pendek dan semakin sore
panjang gelombang pendek berkurang dan panjang gelombang panjang
bertambah. Oleh karena itu fotosintesis paling efektif sesudah siang hari.
Fotoperiodisitas yaitu panjangnya penyinaran matahari pada siang hari.
Biasanya dari daerah tropik semakin ke kutub panjang penyinaran matahari
semakin panjang. Dalam hal ini kita mengenal tanaman hari panjang, dan
tanaman hari pendek.
Tanaman hari panjang : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun
untuk ke fase generatif memerlukan panjang hari penyinaran kurang dari 12 jam.
Tanaman hari pendek : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun
untuk ke fase generatif memerlukan panjang hari penyinaran kurang dari 12 jam.
Meskipun sejumlah spesies terbukti tidak peka terhadap faktor panjang
penyinaran tetapi hal ini menentukan apakah tanaman-tanaman tersebut hanya
dapat

membentuk

bagian-bagian

vegetatif

saja.

Panjangnya

penyinaran

menentukan apakah tanaman-tanaman tersebut akan membentuk internodia yang


panjang atau yang lebih pendek daripada internodia yang normal. Di dalam
tanaman hari pendek panjnagnya penyinaran merupakan faktor pembatas yang

13 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

berakibat membentuk bagian-bagian vegetatif yang bersifat gigas (besar) sedang


pembungaannya dikekang. Tanaman hari panjang jika tanaman pada daerah yang
panjang penyinarannya lebih pendek akan menunjukkan pertumbuhan internodia
yang lebih pendek dan cenderung membentuk roset dan pembungaan tanaman
hari panjang ini akan dikekang.
2.4. Pentingnya Cahaya Terhadap Tanaman
Cahaya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan tanaman dapat
mempunyai beberapa macam kegunaan antara lain :
a. Fotosintesis.
Dalam proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas
dan lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya. Intensitas
cahaya berpengaruh terhadap pembesaran dan differensiasi sel. Sehubungan
dengan laju fotosintesis, intensitas cahaya yang semakin tinggi mengakibatkan
lalu fotosisntesis semakin tidak bertambah lagi walaupun intensitas cahaya terus
bertambah. Batas ini disebut titik saturasi cahaya atau titik jenuh cahaya (ligh
saturation point). Pada keadaan ini, cahaya bukan sebagai sumber energi maupun
sebagai bentuk, tetapi cahaya mengakibatkan temperatur daun meningkat, sebagai
akibat menutupnya stomata, sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak
(fotodestruktif).
Pada intensitas cahaya yang semakin menurun sampai batas tertentu
jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan jumlah O 2 yang
diperlukan oleh proses respirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light
compensation point). Oleh karena itu setiap jenis tanaman mempunyai batas titik
kompensasi cahaya dan titik saturasi cahaya yang tidak sama. Tanaman yang
menerima cahaya diatas intensitas cahaya yang optimal daunnya menunjukkan
lebih tebal dengan jumlah klorofil lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kramer dan Kozlowneski (1979) bahwa kandungan klorofil tanaman di bawah
naungan lebih besar per satuan berat kering dibandingkan dengan tanaman yang

14 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

terbuka, mampunyai daun yang lebih tebal, sehingga volumenya lebih besar per
satuan luas.
b. Cahaya dalam hubungannya dengan klasifikasi tanaman.
c. Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman. Misalnya, sintesis
khlorofil, stomata dan sebagainya.
d. Transpirasi, dll.
Tanaman-tanaman dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan cahaya di dalam
proses hidupnya menjadi :
1. Heliophytes
Tanaman yang termasuk Heliophytes adalah tanaman-tanaman yang dapat
hidup baik pada keadaan yang penuh dengan sinar matahari.
2. Sciophytes
Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik pada intensitas cahaya yang
lebih rendah.
3. Fakultatif Sciophytes
Adalah tanaman yang dapat hidup baik, baik pada keadaan penuh sinar
matahari maupun pada keadaan teduh.
4. Obligativ sciophytes
Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik tanpa sinar matahari yang
intensif.
Kebanyakan tanaman yang termasuk tanaman air, Ipomea repens, terate dan
sebagainya, faktor cahaya tidak merupakan faktor yang membatasi dalam proses
hidupnya. Tetapi pada tanaman-tanaman darat adanya faktor-faktor lain selain
cahaya, misalnya temperatur dan lembab relatif dapat mengadakan suatu pengaruh
bersamaan terhadap proses hidupnya. Dengan demikian pengaruh tunggal cahaya tak
dapat diketahui dengan pasti. Dengan penyelidikan didapat kenyataan bahwa

15 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

kerusakan seedlings biasanya disebabkan karena faktor keteduhan dan lebih sedikit
disebabkan oleh faktor cahaya.
Di dalam spesies tertentu tanaman buah-buahan, misal apel kebutuhan cahaya
untuk fotosintesis tidak begitu jelas (tidak mutlak). Tetapi kekurangan cahaya
mempunyai pengaruh yang langsung terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila
proses respirasinya tak dapat terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan
kurang dan fotosintesis sangat dibatasi maka pembentukan akar tanaman-tanaman
tersebut kebanyakan condong untuk berkurang dan kekurangan pembentukan akar ini
menyebabkan pertumbuhan tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman.
Beberapa kemungkinan beberapa spesies tanaman dapat tumbuh baik di dalam situasi
cahaya yang penuh jika spesies tanaman tersebut memang membutuhkan cahaya yang
tinggi dalam proses pertumbuhannya. Tanaman-tanaman yang kekurangan cahaya
sebagai faktor lingkungan hidupnya maka gejala pertama yang tampak adalah
defisiensi N. Selain itu pertumbuhan tanaman condong akan lambat.
Di dalam kenyataan beberapa tanaman tertentu pembentukan N yang
berlebihan daripada yang lain ini mungkin disebabkan di dalam usaha tanaman
tersebut untuk menghindari kekurangan cahaya.
Pada tanaman aciophytes membutuhkan cahaya yang lebih rendah daripada
heliophytes. Sebagai perbandingan adalah jika pada situasi yang sama heliophytes
tahan pada intensitas 4.200 lux dan pada sciophytes pada 27 lux.
Juga ganggang-ganggang yang tumbuh pada air yang dalam dan lumut-lumut yang
dapat tumbuh pada keadaan yang hanya membutuhkan sinar dengan intensitas lemah.
Bahkan intensitas cahaya yang mendekati dengan intensitas cahaya dari bulan sudah
cukup untuk melaksanakan proses fisiologinya. Ternyata kurangnya hasil fotosintesis
disebabkan kerusakan pigment. Di dalam kenyataannya kapasitas fotosintesis yang
rendah identik dengan gejala khlorosis yang intensif.

Peranan Cahaya Dalam Perkecambahan Biji

16 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari
beberapa

tanaman.

Peranan

cahaya

dalam

merangsang

atau

menghambat

perkecambahan biji dari beberapa tanaman ini telah diketahui sejak pertengahan abad
ke-19.
Biji-biji yang untuk perkecambahannya sangat dipengaruhi vahaya dengan bijibiji yang light sensitif. Kebanyakan biji-biji tanaman menjadi sensitif terhadap cahaya
bila biji-biji tersebut dalam keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif
dalam menstimulasi perkecambahan, tetapi pencahayaan biji-biji yang telah direndam
air kesinar matahari langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan
pengaruh stimulasi perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan
airpun sangat penting dalam perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air
mempunyai peranan yang sangat penting dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji
selama proses perkecambahan.
Tetapi pada biji-biji tertantu justru perkecambahan dihambat dengan adanya
cahaya dan tidak terpengaruh kelembaban yang ada. Pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan dibedakan menjadi :

Tanaman yang perkecambahannya membutuhkan cahaya.


Contoh : Latuca sativa, Nicotiana tabacum

Tanaman yang berkecambahan baik pada keadaan yang becahaya (intensitas


lebih tinggi, perkecambahan lebih baik).
Contoh : Daucus carota, Ficus elastic, Poaceae

Tanaman yang perkecambahannya dihambat dengan adanya cahaya.


Contoh : Liliaceae, Nigella spp.

Tanaman yang perkecambahannya sangat berkurang bila kena cahaya.


Contoh : Licopersicum esculentum, Bromus spp.

17 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

Pigmen yang memegang peranan dalam perkecambahan biji adalah


phytochrome yang sulit ditentukan karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit dalam biji.
Biji light sensitive yang telah mengadakan imbibisi bila disinari dengan sinar
merah (660 mu) mengakibatkan phytocrome merah berubah bentuk menjadi bentuk
phytocrome infra merah yang aktif sehingga dapat menyebabkan perkecambahan biji.
Sedangkan pencahayaan dengan sinar infra merah (730 mu) mengakibatkan
perubahan bentuk kebentuk phytocrome merah yang inaktif sehingga menghambat
perkecambahan biji. Van der Veen (1973) menyatakan bahwa phytocrome infra
merah menginduksi embryo dalam biji untuk menghasilkan hormon giberelin.
Giberelin ini menginduksi terbentuknya enzym amylase dalam biji. Amylase
akan memecah pati menjadi gula sehingga akan meningkat tekanan osmose dalam
biji. Hal ini akan berakibat pecahnya kulit biji. Dengan rusaknya kulit biji maka bijibiji yang dorman akan berkecambah.
Sinar matahari yang sampai di bumi dikuasai oleh sinar merah sehingga
phytocrome diubah menjadi bentuk phytocrome infra merah aktif. Penetrasi cahaya
ke dalam tanah tergantung oleh panjang gelombang. Cahaya merah penetrasinya
mencapai kira-kira 2,5 cm dalam tanah berpasir. Di kedalaman yang lebih besar
keadaannya menjadi gelap sempurna dan hanya sinar infra merah yang masih
sanggup menembusnya, sehingga dalam hal ini biji-biji akan tetap dorman sampai
tanah tersebut diolah.

18 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

BAB III
KESIMPULAN

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber


energi utama bagi ekosistem. Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara
global karena matahari menentukan suhu. Kualitas cahaya atau komposisi panjang
gelombang,

intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya, dan

lama

penyinaran seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar setiap hari
merupakan tiga aspek penting dari faktor cahaya yang memiliki kaitan erat dengan
sistem ekologi. Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya Optimal bagi Tumbuhan
Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila cahaya
melebihi titik kompensasinya. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya
matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar
pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

19 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

DAFTAR PUSTAKA

Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman. Medan : USU Press


Pollock, Steve. 2000. Ekologi (terjemahan). Jakarta : Balai Pustaka
Rai. Wijana. Arnyana. 1998. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Singaraja : STKIP
Singaraja.
Ramli, D. 1989. Ekologi. Jakarta : PPLP Tenaga Kependidikan.
Admin. [TanpaTahun]. Penaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman. [serial
online] http://www.silvikultur.com/pengaruh_cahaya_terhadap_tanaman [Diakses
pada tanggal 8 Februari 2014].
Ninielse, 2011. Faktor Pembatas Ekologi Tumbuhan
http://nenielse99.wordpress.com/2011/10/09/faktor-pembatas-ekologi-tumbuhan/
[Diakses pada tanggal 8 Februari 2014].

20 | Cahaya dan Pengaruhnya terhadap Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai