yang
besar
dalam
bentuknya. Oleh karena itu adalah penting untuk menggunakan suatu model yang
umum dalam mendeskripsikan struktur tubuh serangga (Gambar 1). Serangga dewasa
secara normal mernpunyai tiga daerah tubuh yang berbeda, yaitu kepala (caput), dada
(thorax) dan abdomen.
Pada kepala terdapat alat mulut dan sejumlah organ indera, yaitu antenna,
palpus dan mata. Dada merupakan bagian tengah tubuh serangga dan pada bagian ini
terdapat kaki-kaki dan sayap-sayap (bila ada). Abdomen merupakan bagian tubuh
posterior yang terdiri atas ruas-ruas dan terdapat tympanum dan alat genetalia.
Kepala
Kepala merupakan bangunan anterior yang menyerupai kapsul, padanya
terdapat mata, antena dan alat mulut. Bentuk kepala bervariasi yang sangat berkaitan
dengan bagaimana serangga makan. Serangga-serangga dengan alat mulut
pengunyah secara normal memiliki kepala yang sangat besar, yang lurus ke arah
bawah. Serangga dengan alat mulut pencucuk-pengisap mempunyai kepala yang kecil
yang bervariasi dalam kenampakan maupun letaknya.
Mata
Sebagian besar serangga dewasa dan banyak nimfa rnempunyai sepasang mata
majemuk dan tiga ocelli (ocellus = mata sederhana). Mata majemuk adalah kompleks
dan berubah-ubah atau bervariasi. Secara urnum, mata majemuk ini adalah besar dan
terletak secara dorsolateral (bagian atas samping) pada kepala. Masing-masing mata
majemuk tersusun oleh suatu unit indera individual yang disebut ommatidia (um).
Jurnlah ommatidia bervariasi, misalnya satu pada beberapa semut, sampai 30.000
atau Iebih pada lalat, kumbang dan capung. Masing-masing ommatidium terdiri atas
satu Iensa dan sel-sel perasa. Ommatidium secara tunggal hanya dapat merasakan
sebagian kecil dan Iingkungan, namun demikian suatu bayangan (imajinasi) gambar
dari semua ommatidia memberikan pandangan mozaik dari Iingkungan serangga.
Sistem ini dapat merasakan getaran yang lebih cepat apabila dibandingkan dengan
mata manusia.
Sebagian besar serangga dewasa dan nimfa mempunyai mata sederhana,
disebut ocelli (us), terletak pada bagian dorsal kepala. Jumlah ocelli pada masingmasing serangga bervariasi dari 0 - 3 (tidak ada sampai tiga). Fungsi ocelli belum
seluruhnya diketahui. Mata ini tidak penting sebagai pembantu imajinasi tetapi sensitif
terhadap cahaya (gelap/ terang) dan bertindak sebagai organ stimulasi dalam
reaksinya terhadap perubahan-perubahan utama pada iluminasi.
Organ visual yang lain adalah stemma, yang hanya dijumpai pada larva-larva
dengan metamorfosis sempurna. Stemmata (jamak) secara normal dijumpai dalam
kelompok tunggal dari 1 - 6 stemma pada kedua sisi kepala. Struktur dan fungsi
stemmata adalah di antara ocelli dorsal yang sensitif terhadap cahaya dan ommatidium
yang membentuk bayangan. Larva dengan stemmata memiliki persepsi bentuk yang
lemah namun demikian gerakan kepala dan sisi ke sisi memberikan suatu persepsi
yang lebih rinci.
Antenna
Semua serangga dewasa dan nimfa kecuali Protura memiliki sepasang antenna
yang terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, narnun
demikian pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antenna sangat tereduksi.
Fungsi utama antenna adalah indera (sensory). Berbagai tipe-tipe rambut kecil
(sensilla) yang terletak pada antenna bertindak sebagai rangsangan fisik (tactile),
pembau, suhu, kelembaban dan penerima suara. Antenna sering memainkan suatu
bagian yang penting pada proses birahi (mating) pada banyak serangga, sebagai
contoh antenna yang menyerupai sisir pada ngengat (moth) jantan, merasakan bau
(feromon) yang dipancarkan oleh ngengat betina pada species yang sama. Dimorfisme
seksual
ksual pada antenna adalah umum, antenna serangga jantan sering lebih kompleks
kompleks/
rumitit dibandingkan yang betina.
Antenna secara umum digunakan sebagai suatu ciri taksonomi dalam identifikasi
serangga karena variasi
asi yang dapat dibedakan dalam ukurannya maupun bentuknya.
Tipe-tipe
tipe antenna yang paling umum dapat dibedakan menjadi 12 bentuk (Gambar 2),
yaitu filiform,
iform, setaceus, moniliform, clavatus, serratus, capitatus, geniculatus,
lamellatus, pectinatus, anistatus, stylatus dan plumose.
Alat mulut
Suatu pengetahuan dasar tentang tipe alat mulut adalah penting sebab ia
menunjukkan tipe makanan dan kerusakan yang disebabkan oleh serangga dala
dalam
lingkungan. Adalah juga sangat penting untuk mengenal tipe alat mulut karena mereka
cukup bervariasi dan
n selalu digunakan dalam
dala klasifikasi
asifikasi serangga. Alat mulut pada
umumnya dibedakan menjadi dua tipe utama, yaitu pengunyah dan pencucuk
pencucukpengisap.
Alat mulut pengunyah
Ada anggapan kesamaan pada struktur alat mulut di antara serangga
seranggaserangga dengan alat mulut pengunyah dan Arthropoda yang sangat erat
hubungannya, misalnya Lipan (Centipedes) dan symphildis.
symph s. Alat mulut pengunyah
terdapat pada ordo-ordo serangga yang primitif, secara umum misalnya Orthoptera
(belalang, kecoa) dan Thysanura (kutu buku). Secara umum dapat diterima bahwa
semua tipe alat mulut serangga yang lain berkembang dari alat mulut pengunyah.
Belalang dan larva Lepidoptera merupakan contoh yang umum untuk seranggaserangga dengan alat mulut pengunyah. Alat-alat mulut pengunyah secara normal
dikenal dengan mandibula yang sangat tersklerotisasi dan bergerak secara lateral.
Serangga-serangga dengan alat mulut pengunyah, menggigit dan mengunyah
makanannya.
Alat mulut pengunyah (Gambar 3) secara umum terdiri atas labium,
mandibula, maxilla, labium dan hypopharinx. Labium sering disebut bibir atas,
menutupi/ menyelimuti mandibula, menutup mulut dari depan dan membantu
mendorong makanan ke dalam mulut. Mandibula merupakan sepasang rahang
(jaw) terletak langsung di belakang labrum dan dapat bervariasi dalam ukurannya
pada species. Mandibula tunggal berbentuk piramida dan biasanya sering
tersklerotisasi seluruhnya oleh kutikula dengan gigi-gigi. Mandibula bergerak dan
samping ke samping sambil memperlihatkan fungsi utama mengunyah, memotong
dan melumatkan makanan. Maxilla merupakan sepasang rahang yang kedua,
beruas-ruas (segmen) terletak langsung di belakang mandibula. Masing-masing
maxilla mendukung satu organ seperti perasa yang disebut maxillary. Palpus
maxillary yang berfungsi sebagai suatu organ perasa bentuknya menyerupai
antenna dengan 5 atau 6 ruas. Variasi yang besar dalam struktur palpus maxillary
dan cuping (lobus) terminal rnenyebabkan banyaknya variasi pada maxilla. Maxilla
bergerak dari samping ke samping sambil memegang, memanipulasi, menarik dan
mencicipi makanan yang sedang dimakan. Suatu bangunan tunggal yang disebut
labium merupakan bibir bawah terletak di belakang maxilla. Fungsi utama labium
adalah menutup rongga mulut dari bawah atau belakang dan menarik makanan ke
dalam esophagus. Hypopharinx adalah suatu bangunan yang menyerupai Iidah,
terletak di muka atau atas labium. Serangga-serangga dengan alat mulut
pengunyah secara normal dikenal berdasarkan mandibula dan tidak adanya cucuk
(beak). Weelvils dan scorpionflies merupakan dua perkecualian yang utama.
Bagian depan kepala pada weelvils memanjang ke dalam bentuk suatu moncong
dengan gerakan mandibula ke arah lateral yang lemah/ sedikit terjadi pada ujung
moncong. Kepala pada scorpionflies adalah memanjang secara ventral ke dalam
struktur seperti cucuk juga dengan mandibula yang bergerak ke arah lateral.
coxa (ruas pangkal), trochanter (ruas kecil, sering dua ruas, ujung dari
da coxa), femur (
ruas kaki pertama yang panjang), tibia (ruas kaki kedua yang panjang), tarsus (satu
sampai lima ruas kecil di bawah tibia),
tibia), dan pretarsus (ruas kaki terakhir, secara normal
terdiri atas claw dan satu atau lebih bangunan menyerupai tapak kaki). Serangga
Seranggaserangga memiliki kaki yang diadaptasikan untuk meloncat, memegang, berenang dan
menggali (Gambar 5). Ciri-ciri
ciri pada kaki
kaki sering digunakan untuk identifikasi serangga
yang begitu luas oleh karena variasi-vaniasi
variasi vaniasi yang besar dalam ukuran kaki, bentuk,
jumlah
lah ruas tarsus dan jumlah, bentuk serta letak duri-duri.
du
Serangga-serangga
serangga yang belum dewasa mungkin memiliki kaki-kaki
kaki kaki ya
yang telah
dideskripsi di atas, mungkin tanpa kaki atau mungkin memiliki kaki-kaki
kaki kaki thorax yang
beruas dan lunak, tonjolan-tonjolan
tonjolan abdominal yang tidak beruas-ruas
beruas ruas disebut kaki
semu (prolegs). Ujung dan kaki semu pada larva Lepidoptera berisi du
duri-duri kait
(crochets) yang menolong larva atau ulat tersebut melekatkan dirinya pada sutera.
Kaki untuk meloncat (belalang kayu, gangsir, jangkrik
jangk ik memiliki femur kaki belakang
besar dan kuat), kaki untuk memegang (belalang sembah
se bah memiliki tibia kaki depan
membesar), kaki untuk berenang (Coleopteral Hemiptera yang hidup di air memiliki
tarsus berubah seperti dayung untuk berenang), kaki untuk menggali (orong
(orong-orong
memiliki tibia kaki depan membesar).
Sayap
Kebanyakan serangga dewasa memiliki sepasang sayap yang membraneus
terletak secara dorsolateral pada mesothorax dan metathorax. Sayap-sayap
Sayap sayap sering
digunakan dalam identifikasi serangga sebab mereka bervariasi dalam jumlah,
ju lah, ukuran,
Abdomen
Merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen serangga secara umum
terdiri atas sebelas ruas yang agak serupa (uniform) dengan ruas-ruas
ruas ruas yang paling
akhir membentuk alat-alat
alat tubuh
tubuh/ genetalia.
Alat-alat
alat tubuh pada abdomen tidak dijumpai untuk sebagian besar serangga
kecuali bangunan-bangunan
bangunan yang terietak pada abdomen posterior.
Perkecualian yang utama adalah:
(1) Insang pada ruas abdomen serangga-serangga
serangga
mayfly yang belum dewasa.
(2) Alat tubuh abdomen yang disebut styli pada Thysaneura.
(3) Alat-alat
lat tubuh abdomen yang disebut colophora, furcula, tenaculum pada ekor
pegas (Collembola).
(4) Kaki semu pada larva-larva
larva Lepidoptera.
Pada serangga-serangga,
serangga, baik yang jantan maupun yang betina, ruas abdomen
yang paling akhir akan berubah bentuknya (termodifikasi)
(termodifikasi) menjadi alat genetalia. Alat
genetalia inii dapat digunakan sebagai ciri-ciri
ciri ciri taksonomi yang bernilai untuk banyak
kelompok-kelompok
kelompok serangga, khususnya tingkatan species.
Pada species serangga jenis kelaminnya dapat dibedakan berdasarkan struktur
genetalia
etalia luar. Genetalia yang betina sangat kompleks dengan variasi yang lebih pada
tingkat species daripada struktur serangga yang lain. Pada alat genetalia betina
terdapat ovivositor yang berguna untuk meletakkan telurnya.
B. Struktur Interna Tubuh Serangga
Sistem Pencernaan
Adanya variasi dan keunikan kebiasaan makan pada kebanyakan serangga
mengakibatkan adanya variasi dalam sistem pencernaannya. Pencernaan dan
absorpsi makanan terjadi dalam saluran pencernaan. Secara umum sistem
pencernaan pada serangga
rangga dengan alat mulut penggigit dan pengunyah yang paling
sederhana, contoh pada ordo Orthoptera, (Gambar 7). Saluran pencernaan meluas
dan mulut sarnpai ke anus, dibedakan menjadi 3 (tiga) daerah yang berbeda, yaitu
usus depan (fore gut), usus tengah ((mid gut), usus belakang (hind gut).
Darah masuk
suk ke dalam jantung melalui lubang seperti celah dan selanjutya
dipompa ke depan melalui aorta dorsal ke kepala, selanjutnya darah bergerak secara
bebas dan perlahan-lahan
lahan melalui kepala, thorax dan abdomen, mengaliri dan
melumasi ke seluruh anggota tubuh.
tubuh. Pemompaan darah dan jantung ke kepala karena
adanya gerakan peristaltik jantung (tidak dikendalikan oleh syaraf).
Fungsi utama darah adalah mengangkut makanan, sisa-sisa
sisa sisa makanan dan
hormon dan satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain, sedangkan fungsi darah
yang lain adalah:
(1) Melumasi bangunan-bangunan
bangunan interna.
(2) Bertindak sebagai medium hidraulik, misal meluasnya sayap dan munculnya
serangga dewasa dan yang muda.
(3) Proteksi terhadap penyakit
penyakit-penyakit atau benda-benda
benda lain di dalam tubuh
dengan cara: a. pagositosis
ositosis (penyakit dan lain-lain
lain lain di dalam tubuh dimakan /
dicerna oleh darah), b. enkapsulasi (penyakit dan benda lain diselubungi, dan c.
koagulasi penyakit dan benda lain digumpalkan oleh darah) atau dengan
menutup luka.
(4) Menyediakan (bertindak sebagai) suatu
suatu gudang yang sederhana untuk
metabolisme sisa-sisa
sisa makanan pada serangga-serangga
serangga serangga yang berukuran
kecil.
Suatu lemak tubuh yang merupakan agregasi sel secara bervariasi didistribusi di
dalam darah serangga tergantung pada speciesnya. Sel lemak tubuh ber
berfungsi
sebagai tendon/ gudang makanan, yang berupa bahan-bahan
bahan bahan misalnya lemak, protein
dan merupakan bagian yang penting pada metabolisme intermedier.
Cadangan makanan dalam jumlah yang besar dikumpulkan dalam sel lemak
tubuh selama nimfa terakhir atau instar-instar
ins
instar larva, terutama pada serangga dengan
metamorfosis sempurna. Bahan-bahan
Bahan
ini menyediakan nutrisi dan bahan-bahan
bahan baku
selama stadium pupa tidak makan. Beberapa serangga yang pada waktu dewasa tidak
Sistem-sistem ini oleh beberapa ahli Ilmu Hama dinamakan sistem pernafasan,
sistem tracheal atau sistem ventilasi. Spiraculum merupakan lubang luar pada sistern
respirasi. Suatu serangga yang khas mempunyai sepasang pada mesothorax dan
metathorax dan sepasang pada 8 ruas-ruas
ruas
abdomen
domen yang pertama. Spiraculum pada
masing-masing
masing sisi ruas tubuh serangga dihubungkan dengan sebuah trachea atau
tabung udara yang terletak secara longitudinal (memanjang) sedikit ke dalam
eksoskeleton. Dan 2 batang trachea utama trachea tambahan bercaban
bercabang-cabang
dalam banyak jurusan, menjadi lebih kecil dan lebih meluas sehingga seluruh jaringan
di dalam tubuh serangga dapat dicapainya. Cabang-cabang
Cabang cabang terminal trachea yang
sangat lembut/ halus disebut tracheolus. Trachea samping beberapa serangga
membesar pada tempat-tempat
tempat tertentu untuk membentuk kantong udara yang besar.
Kantong-kantong
kantong udara tersebut bertindak sebagai gudang udara untuk membantu di
dalam respirasi.
Sistem ekskresi
Organ-organ
organ ekskresi utama pada sebagian besar serangga adalah tubulus
malfigi. Bahan-bahan
bahan sisa metabolisme terutama
teruta
garam-garam
garam natrium dan kalium dan
asam-asam
asam urea diabsorpsi dan darah oleh tubulus ini,i, ditransportasi dan selanjutnya
dilewatkan melalui usus belakang dan
da anus. Fungsi utama sistem ekskresi adalah
untuk memelihara
ihara lingkungan internal yang konstan melalui eliminasi bahan
bahan-bahan
sisa dan darah dan melalui pengaturan garam dan keseimbangan air.
Sistem syaraf
Sistem syaraf sentral yang umum pada serangga terdiri atas sebuah otak yang
terletak pada bagian dorsal di dalam kepala sepasang penghubung yang
mengedarkannya ke saluran makanan dan ganglion-ganglion
ganglion ganglion yang terletak secara
ventral yang saling dihubungkan untuk membentuk tali syaraf ventral.
Syaraf-syaraf
syaraf meluas dan otak dan tali-tali
tali tali syaraf ventral ke berbagai bagian
tubuh. Syaraf-syaraf
syaraf melakukan informasi dan organ
organ-organ
organ perasa yang terletak pada
eksoskeleton kepada ganglion yang melahirkan suatu impuls gerak yang mengalir ke
otot-otot tertentu. Organ-organ
organ perasa mi adalah sangat canggih (sophisticated) dan
biasanya membangkitkan gairah hanya dengan satu tipe stimulus yang khas, misalnya
mekanis, khemis, pendengaran dan visual! gambaran.
Sistem reproduksi
Sebagian besar serangga berbiak secara biseksual, tetapi beberapa serangga
berbiak dengan parthenogenesis
parthenogenesis yaitu dengan telur yang berkembang tanpa
pembuahan. Sistem reproduksi jantan yang umum (Gambar 11) terletak pada
abdomen posterior terakhir dan biasanya terdiri atas sepasang testes, sejumlah tabung
dan kelenjar accessory. Fungsi sistem reproduksi jantan adalah memproduksi,
menyimpan dan menyampaikan (men-deliver)
(men deliver) sperma. Sistem reproduksi betina yang
umum (Gambar 11) juga terletak pada abdomen posterior terakhir dan biasanya terdin
atas sepasang ovarium, sejumlah tabung dan vagina.
Fungsi sistem reproduksi
si betina adalah memproduksi teIur, menyimpan telur dan
sperma, sebagai bidang atau tempat untuk pembuahan dan ovivosisi telur yang telah
dibuahi. Ada perbedaan-perbedaan
perbedaan yang cukup nyata pada beberapa sistem
reproduksi pada serangga.
Sistem endokrin
Sistem syaraf dan sistem endokrin
endokr rnengkoordnasi aktivitas berbagai organ pada
serangga. Sistem syaraf terutama terlibat dengan penyesuaian yang cepat terhadap
perubahan lingkungan, sementara sistem endokrin mengatur proses-proses
proses proses yang lebih
lambat dan lebih
ih panjang, misalnya
misa nya pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi.
Hormon
Pengertian dasar tentang hormon serangga adalah penting karena suatu
hormon, rnisalnya juvenil hormon mungkin
mungk
menjadi alat yang potens
potensial dalam
mengelola serangga hama. Hormon merupakan substansi kimia yang disekresikan ke
dalam darah serangga dan suatu organ yang khusus. Hormon-hormon
Hormon
in diangkut
ini
oleh darah ke dalam semua daerah tubuh (suatu) serangga. Hormon-hormon
Hor
hormon tersebut
mempengaruhi atau mengaktifkan organ-organ
organ
khusus yang lain atau
au proses
proses-proses
fisiologis. Ada 3 macam hormon, yaitu hormon otak (brain hormone), hormon ganti kulit
(molting hormone) dan horrmon juvenil,
il, yang mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan serangga. Sel-sel
Sel
neuro sekretori dalam otak serangga mensekresi
hormon
rmon otak yang diakumulasi
diakumulas di dalam corpus cardiaca, apabila dilepaskan dalam
darah hormon otak mengaktifkan glandula protoraxis yang kemudian mensekresikan
hormon ganti kulit yang disebut ecdy sone. Ecdysone memprakarsai pertumbuhan,
perkembangan dan gantii kulit/perubahan
kulit perubahan bentuk pada serangga. Corpora allata
mensekresi hormon juvenil yang bekerja bersama-sama
bersama sama dengan ecdysone untuk
mengatur pertumbuhan yang cepat dan perkembangan serangga. Fungsi utama
ecadysone adalah untuk secara
cara periodis mempengaruhi ganti
ganti kulit, sedangkan juven
juveniI
hormon terutama menentukan tipe ganti kulit.
ku
Ganti kulitt pada suatu nimfa terjadi
terjad
apabila
la juvenil hormon dalam kulit adalah rendah/
renda tidak ada, maka serangga
serangga-serangga
(tanpa metamorfosis, metamorfosis
orfosis tidak sederhana dan metamorfosis sederhana atau
gradual) berubah menjadi stadium dewasa sedangkan serangga-serangga
serangga serangga dengan
metamorfosis sempurna
a berubah menjadi stadium pupa kemudian menjadi stadium
dewasa. Di samping mempengaruhi (l) tipe ganti kulit, juvenil hormone juga me
mengatur
(2) tipe diapause serangga
rangga dan penting
p
untuk (3) berbagai proses-prosess rreproduksi,
misal perkembangan telur (ovari), pembentukan kuning telur di dalam telur,
pematangan
atangan pada serangga dewasa.
Feromon
Merupakan substansi kimia yang disekresikan ke dalam suatu Iingkungan oleh
suatu individu yang rnempengaruhi
garuhi perilaku individu yang lain pada spesies yang
sama. Feromon berkaitan dengan banyak fungsi perilaku, misalnya perilaku seksual,
ovivosisi, peranan peringatan dan pertahanan, merakit dan membentuk
membentuk agregasi dan
mengikuti tanda serta tipe-tipe
tipe komunikasi yang lain pada serangga-serangga
serangga serangga sosial.
Feromon seksual biasanya diproduksi dalam
dala glandula khusus oleh satu jenis kelamin
suatu species dan dipancarkan untuk rnendatangkan respon perilaku dan jenis kelamin
yang berlawanan untuk tujuan-tujuan
tujuan tujuan kawin. Feromon seksual secara biologis aktif
dalam jumlah yang sangat sedikit (10-14 mg) dan mungkin terdiri atas senyawa tunggal
atau senyawa campuran. Feromon seksual dapat dilepaskan oleh yang betina, yang
jantan atau keduanya betina dan jantan dan bervariasi berdasarkan species. Walaupun
demikian feromon seksual yang diproduksi oleh betina urnumnya bertindak sebagai
penarik seks yang diproduksi oleh jantan berfungsi sebagai perangsang seks
(aphrodisiucts). Feromon-feromon
feromon seksual inii biasanya adalah sangat khas dalam
species. Betina-betina
betina pada kebanyakan species dalam ordo Lepidoptera dan
Coleoptera memancarkan feromon seksual. Pelepasan feromon seksual merupakan
suatu proses yang komplek, melibatkan pematangan
pematangan seksual dan umur betina yang
perawan, waktu dari hari periode kawin, periode penyinaran, suhu, kecepatan angin
dan intensitas cahaya. Species-species
Species species Lepidoptera dan Coleoptera betina yang
melepaskan feromon seksual melaui proses yang rumit, pada dasarnya dapat
dijelaskan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
(1) Mengaktifkan
serangga-serangga
jantan
species
sama
yang
sedang
beristirahat
(2) Orientasi serangga jantan menuju sumber feromon;
(3) Hubungan-hubungan variasi perilaku kisaran pendek yang disebut courtship
yang menstimulasi betina untuk kawin.
Feromon seksual betina secara normal diproduksi di dalam glandula yang
terletak di dalam abdomen yang dilepaskan oleh betina ke udara dan dipindahkan oleh
aliran angin untuk tujuan kawin. Seekor jantan yang berada pada aliran angin dan yang
betina merasakan bau lewat chemoreceptor pada antennanya menjadi aktif dan
kemudian terbang dalam pola zig-zag melawan jurusan datangnya angin dan sumber
feromon. Pola penerbangan ini terjadi karena yang jantan bergerak/ membelok ke kiri
dan ke kanan untuk tetap dalam gradien bau. Serangga jantan berhenti terbang
dengan pola tersebut di atas selanjutnya menggunakan indera-indera yang lain
misalnya penglihatan untuk melokalisasi yang betina sebagaimana serangga jantan
tersebut mencapai areal dengan konsentrasi tinggi yang dekat dengan serangga
betina. Courtship dan kawin secara normal diatur oleh tanda dengan isyarat
komunikasi kisaran pendek, misal visual, taktil (rabaan) atau mekanisme pendengaran
sejauh dengan tanda tanpa isyarat-isyarat komunikasi feromon seksual kisaran
panjang. Informasi yang rinci tentang feromon serangga dalam program pengelolaan
hama menggunakan feromon merupakan alat yang efektif untuk survei dan teknik
pengendalian.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga Telur
Bentuk-bentuk telur dan tempat yang cocok untuk peneluran (ovivosisi) dapat
sangat bervariasi dari satu species ke species yang lain. Serangga-serangga tertentu
meletakkan telurnya secara tunggal, sedangkan banyak serangga yang lain, misalnya
ngengat Tussock dan ngengat ulat tenda (Tent) maupun belalang sembah (Mantidae)
meletakkan massa telur yang terdiri atas ratusan butir. Banyak weevil, sawflies (Iebah)
dan kumbang kulit menyimpan telurnya di dalam jaringan tanaman. Kumbang May dan
belalang meletakkan telurnya di dalam tanah. Serangga-serangga air secara normal
menyimpan telurnya di dalam air, tetapi telur-telur tersebut sering dilekatkan pada
berbagai tipe substrat. Serangga-serangga parasit, misalnya lebah-lebah ichneumon
dan beberapa lalat Tachinid, secara normal meletakkan telurnya dalam atau pada
inang yang cocok (suitable), sedangkan lalat Tachinid yang lain melekatkan telurnya
pada dedaunan yang biasa dimakan oleh serangga inang (host) yang rnengkonsumsi
daun tersebut, yaitu ulat atau belalang. Serangga betina dan kebanyakan species
serangga meletakkan telur, tetapi lalat Flesh dan banyak Aphids melahirkan anakanaknya.
Species-species utama menghasilkan individu jantan dan betina dengan telurtelur yang dibuahi pada seekor betina dewasa oleh satu atau lebih jantan dewasa. ini
merupakan reproduksi bi-seksual. Individu-individu dan beberapa species berkembang
dan telur-telur yang tidak dibuahi, ini merupakan reproduksi pantenogenesis. Telurtelur yang tidak dibuahi dan satu betina dewasa mungkin menghasilkan keturunan
(offspring) jantan atau betina seluruhnya atau anakan (serangga muda) dan kedua
jenis kelamin. Banyak lebah parasit menghasilkan jantan semua dan telur-telur yang
tidak dibuahi. Aphids tertentu, weevils dan sawflies dengan populasi betina secara
eksklusif selalu bereproduksi secara partenogenesis. Pantenogenesis selektif yang
lanjut (advance) tersebut adalah keturunan yang dapat dihasilkan secara sungguhsungguh apabila kondisi Iingkungan adalah cocok
untuk
pertumbuhan dan
kesempatan.
Species-species
Aphids
tertentu
memiliki
kelebihan
(advantages) pada kedua tipe reproduksi dengan pergantian generasi keturunan yang
berasal dan telur yang dibuahi dan tanpa dibuahi.
Pertumbuhan
Setelah menetas, serangga-serangga muda yang kecil makan dan tumbuh
sesuai ukurannya di dalam eksoskeleton yang terbatas. Eksoskeleton merupakan
suatu jaringan yang mengeras, secara relatif tidak elastis, tidak hidup dan tidak
tumbuh. Serangga-serangga mudah melepaskan eksoskeleton tua dan membentuk
eksoskeleton yang lain (di dalamnya) sehingga memungkinkan serangga muda untuk
menjadi lebih besar ukurannya. Proses ini disebut ganti kulit (molting) dan sebagian
besar serangga berganti kulit 4 sampai 8 kali.
Tiap tingkatan di dalam ganti kulit disebut satu instar. Contoh instar pertama
adalah antara menetas dan ganti kulit pertama, instar kedua adalah ganti kulit pertarna
dan kedua, dan seterusnya. Jurnlah instar bervariasi berdasarkan species, tetapi
biasanya sama di dalam species. Suhu, kelembaban, kualitas dan kuantitas makanan,
kepadatan populasi dan jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap jumlah instar.
Ngengat gypsy jantan atau betina secara normal memiliki 6 atau 7 instar, tetapi karena
melimpah (crowded) dan kelaparan dapat menyebabkan jumlah instar menjadi
bervariasi dari 5 sarnpai 9. Kebanyakan species serangga tidak ganti kulit setelah
mencapai stadium dewasa.
Metamorfosis
Ada perubahan yang nyata dalarn ukuran, bentuk dan habitat antara yang muda
dan stadium dewasa pada kebanyakan serangga. Istilah metamorfosis berhubungan
dengan perubahan bentuk selama perkembangan. Beberapa kelompok serangga tidak
mengalami metamorfosis, kelompok yang lain berkembang melalui metamorfosis tidak
sempurna, gradual/ bertingkat atau metamorfosis sempurna. Penggolongan empat tipe
metamorfosis ini tidak diterima oleh semua ahli Ilmu Hama dan sejumlah pengarang
hanya membedakan menjadi dua tipe, yaitu metamorfosis sederhana (yang meliputi
tiga tipe pertama) dan metamorfosis sempurna.
(1) Tanpa metamorfosis
Tanpa metamorfosis termasuk species yang tanpa/ sangat sedikit
perubahan dalam bentuk dan individu setelah menetas. Ekor pegas (Collembola),
Thysanura, Protura dan Diplura merupakan contoh-contohnya. Serangga-serangga
ini tidak memiliki sayap dan celah sayap (calon sayap). Kebanyakan adalah
berukuran kecil dan dijumpai pada tanah atau sisa-sisa (bahan) organik. Kurang
dan 1 % dan species-species serangga yang telah dideskripsi tidak mengalami
metamorfosis.
(2) Metamorfosis tidak sempurna
Serangga dengan metamorfosis tidak sempurna muncul dari telur sebagai
naiads (jentik-jentik) muda, yang berkembang menjadi dewasa. Beberapa ahli Ilmu
Hama menggunakan istilah nimfa untuk semua serangga muda dengan
metamorfosis tidak sempurna atau metamorfosis bertingkat/ gradual. Naiads
adalah hidup di air (aquatik) dan memiliki insang. Naiads cukup berbeda dan yang
dewasa, yang merupakan serangga darat dan tanpa insang. Mayflies, dragonflies,
damseiflies (capung) dan sioneflies merupakan contoh species serangga dengan
metamorfosis tidak sempurna. Kurang dan 1 % dan species serangga yang telah
dideskripsi merupakan kategori ini.
(3) Metamorfosis bertingkat/ gradual
Serangga-serangga dengan metamorfosis bertingkat terutama adalah hidup
di darat (terrestrial). Nimfa-nimfa muda dan dewasa menghuni habitat yang sama
dan makan pada makanan yang sama. Ada suatu perubahan bertingkat dalam
ukuran dan proporsi tubuh dan suatu perkembangan bertingkat dan sayap dan
struktur genetalia dan satu ganti kulit ke berikutnya (instar). Belalang, rayap,
psocids,
kutu-kutu
pencucuk-pengisap,
Thrips, kepik,
Aphids
dan
scales
musuh-musuh alaminya. Keadaan yang paling merugikan dari ukuran kecil adalah
peningkatan yang nyata proporsi luas/ permukaan tubuh terhadap volume tubuh,
yang mungkin kelihatan untuk membuat kehidupan daratan tidak mungkin untuk
binatang-binatang berkulit tipis karena qosien evaporasi yang tinggi. Walaupun
demikian eksoskeleton membantu menghambat proses pengeringan.
Penyesuaian diri struktur
Selama evolusi serangga, banyak struktur telah terjadi adaptasi untuk
fungsi-fungsi maupun habitat yang berbeda. Modifikasi alat mulut, antenna, kaki,
sayap dan sistem respirasi adalah contoh penting dan penyesuaian diri struktur ini
telah dibicarakan lebih awal pada bab mi.
(1) Perilaku keanekaragaman makan
Alat mulut yang termodifikasi telah berkembang dalam serangga-serangga
yang mempersiapkan mereka untuk bertahan pada substansi makanan yang
beranekaragam. Perilaku keanekaragaman makan serangga adalah sering
digunakan untuk mengelompokkannya pada istilah umum, misalnya pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan bangkai (scavenger), omnivora, predator dan
parasit. Istilah ini digunakan pula untuk mendeskripsikan binatang-binatang yang
lain. Herbivora atau pemakan tumbuhan adalah binatang yang makan tanaman.
Scavenger adalah binatang yang makan tumbuhan mati atau binatang mati,
vegetasi yang membusuk atau kotoran binatang. Istilah omnivora berhubungan
dengan binatang yang makan pada dua atau lebih tipe makanan, termasuk bahanbahan dan binatang dan tumbuhan. Predator menyerang dan memakan binatang
yang lain, biasanya membunuh secara cepat. Parasit adalah suatu organisme yang
hidup (sebagian dan sikius hidupnya) pada atau di dalam tubuh organisme hidup
yang lain.
(2) Tak bergerak dan diapause
Banyak serangga bertahan pada kondisi yang jelek (tidak cocok), misalnya
periode-periode suhu rendah atau tinggi dan kekurangan air atau makanan,
dengan memasuki keadaan dorman. Tak bergerak merupakan tipe paling
sederhana dari sifat dorman. ini adalah suatu tanggapan yang bersifat sementara
(temporal) terhadap kondisi jelek yang mendadak/ datang dengan segera
(misalnya suhu rendah). Serangga selanjutnya terus berkembang secepat kondisi
yang cocok/ menguntungkan (misalnya suhu panas) mulai lagi. Diapause adalah
penahanan perkembangan yang diinduksi oleh faktor-faktor tertentu di dalam
kondisi yang Iebih lanjut dan jelek. Penahanan perkembangan benlangsung untuk
beberapa waktu setelah kondisi jelek lewat/ telah berlalu. Ada dua tipe diapause,
yaitu obligat dan fakultatif. Diapause obligat adalah secara genetis dikontrol dan
mempengaruhi setiap individu dan masing-masing genenasi di dalam satu species
tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Serangga-serangga dengan satu
generasi tiap tahun dan kebanyakan (sebagian besar) serangga-serangga yang
hidup di daerah 4 musim (temperate) telah mengembangkan diapause obligat.
Diapause fakultatif mungkin atau tidak terjadi pada suatu individu atau populasi
yang ada dari suatu species, dan tergantung seluruhnya dari kondisi lingkungan
yang berlaku (umum) selama stadium tingkatan kritis dan perkembangannya.
Contoh
banyak
Aphids
memiliki
siklus
dengan
beberapa
generasi
dan area yang secara normal cocok ke lain areal, yang mungkin atau tidak cocok
untuk bertahan. Migrasi adalah perpindahan searah dan satu areal yang cocok ke
areal yang lainnya. Pergerakan merupakan suatu bagian reguler dan penyesuaian
diri dan biologi untuk sebagian besar individu di dalam suatu species individual.
Semua serangga bergerak dengan memencar dan menyebar kadang-kadang
selama siklus hidupnya, tetapi migrasi terjadi pada lebih sedikit species serangga.
Banyak contoh pemencaran dan penyebaran serangga disajikan pada buku ini,
contoh: ulat kantong, ulat-ulat berbulu, Aphids, scales. Beberapa contoh serangga
yang bermigrasi adalah kupu-kupu Monarch Danaus piexippus (Linneaus), locust
padang pasir, nyamuk betina, kumbang buas Convergen Hippoderinis convergens
Guerin - Meneville. Migrasi kumbang buas konvergen diuraikan berikut. Selama
bulan Mei dan Juni dewasa muda kumbang buas konvergen migrasi dan tempat
makannya di Central Valley California untuk melewati musim dingin di pegunungan
Sierra Nevada. Kumbang ini kembali pada bulan Februari - Maret berikutnya untuk
berbiak dan makan di Central Valley.
Ciri-ciri penyesuaian diri utama dan pemencaran dan migrasi serangga
adalah:
(a) Suatu mekanisme untuk menjauhi/ melarikan diri dan lingkungan yang
menjadi tidak cocok,
(b) Menyebar ke habitat lain, dan
(c) Kolonisasi dan habitat yang cocok.
Potensi reproduksi yang tinggi
Potensi reproduksi serangga tergantung kepada:
(1) Keperidian (fertility) yaitu jumlah telur yang diletakkan oleh betina,
(2) Panjangnya siklus hidup, dan
(3) Rasio jantan - betina (sex-ratio).
Suatu jumlah potensi reproduksi sendirian tidak rnenunjukkan besarnya
populasi species, tetapi hanya rnenunjukkan rata-rata/ laju perkembangan apabila
kondisi lingkungan adalah cocok untuk species tersebut. Di bawah kondisi
lingkungan yang cocok, satu atau lebih faktor-faktor tersebut di atas dapat
menghasilkan individu suatu species dalam jumlah besar. Waktu yang diperlukan
untuk sempurnanya satu generasi sangat bervariasi berdasarkan species.
Kebanyakan serangga di Amerika Seriikat dan Kanada memproduksi satu generasi
dalam satu tahun. Beberapa kumbang yang lebih besar, capung dan ngengat di
posterior abdomen. Bola mata yang besar atau tonjolan-tonjolan menakuti musuhmusuh alami atau menarik perhatian rnusuh alami untuk suatu perlindungan yang
lebih atau porsi yang kurang enak dari tubuh serangga.
Mimikri Batesian dan Mulerian merupakan dua tipe mimikri yang umum.
Dalam mimikri Batesian suatu species terlindung yang tidak menyenangkan atau
enak adalah dipalsukan oleh satu atau Iebih serangga, yaitu serangga-serangga
enak yang tidak terlindungi (mimics). Suatu contoh klasik mimikri Batesian adalah
ngengat Monarch sebagai model yang tidak menyenangkan dan kupu raja muda
sebagai mimics yang rnenyenangkan. Contoh umum yang lain adalah ngengat
bersayap terang (bersih), lalat syrphid, kepik reduviid yang mimics, lebah tanah
(wasps) tertentu. Pada mimikri Mullerian (beberapa yang tidak berhubungan/
bersangkut paut), spesies yang tidak menyenangkan/ enak terjadi dalam areal
yang sama memperoleh perlindungan yang lebih oleh kemiripan satu dengan yang
lain. Suatu musuh alami belajar setelah beberapa pengalaman yang jelek untuk
menjauhi semua serangga dengan pola-pola tertentu. Banyak kupu, lebah dan
lebah tanah merupakan contoh mimikri Mullerian.
Tidak satupun ciri-ciri penyesuaian dari serangga yang telah dideskripsi
tidak dapat dicoba untuk menjadi faktor penting dalam evolusi dan begitu banyak
species dan suatu populasi yang banyak dan banyak species. Banyak kombinasi
dan ciri-ciri di atas dan faktor-faktor lain menghasilkan situasi sekarang ini.
Beberapa serangga tidak membuat aktivitas tentang ciri-ciri penyesuaian diri
tertentu. Untuk contohnya, metamorfosis sempurna tidak terjadi pada dua per tiga
dan ordo-ordo serangga. Seluruh ordo-ordo serangga misalnya fleas (kutu buku
lepisma), kutu-kutu pengunyah dan kutu-kutu pengisap memiliki nenek moyang
dengan sayap tetapi telah berkembang menjadi bentuk tidak bersayap.
Rangkuman
Struktur tubuh serangga dan fungsinya secara umum dapat dipelajari dengan
menggunakan model struktur tubuh serangga yang paling sederhana, yaitu Belalang
kayu (Valanga nigricornis Burm.). Struktur eksterna tubuh serangga terdiri atas ruasruas dan dapat dibedakan menjadi bagian kepala, bagian dada dan bagian abdomen.
Pada masing-masing bagian tubuh tersebut terdapat alat/ organ yang khas dan
memiliki nilai taksonomis. Struktur internal tubuh serangga meliputi alat pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan (respirasi), sistem syaraf, sistem
reproduksi, hormon dan feromon. Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan dan
perkembangan serangga. Ada 3 macam hormon, yaitu hormon otak, hormon ganti kulit
dan hormon juvenil. Sedangkan feromon mengatur aktivitas agregasi dan seksual pada
serangga tertentu. Serangga secara umum mengalami metamorfosis yang diikuti
dengan ganti kulit dan dikendalikan oleh hormon. Ganti kulit akan terjadi apabila
hormon juvenil dalam kulit rendah/ tidak ada. Serangga memiliki ciri-ciri rnudah
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan menjauhi musuh-musuh alaminya.
Latihan
1. Gambar sistem pencernaan pada serangga Belalang kayu, sebutkan bagianbagiannya dan jelaskan fungsi masing-masing bagian dan sistem pencernaan
tersebut.
2. Gambar sistem peredaran darah pada serangga Belalang kayu, Jelaskan sistem
peredaran darah tersebut dan jelaskan pula fungsi darah serangga.
3. Serangga
pada
umumnya
mengalami
metamorfosis.
Apa
yang
disebut