Oleh :
Vivi Meila Setyawanda
(140210103034)
M. Amien Rais
(140210103040)
Anis Vitriani
(140210103055)
Nafilah
(140210103065)
(140210103072)
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun diberikan
kemudahan dan kelancaran untuk menyelesaikan makalah mengenai Cahaya dan
Suhu guna memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Ekologi Tumbuhan Bapak Wachju Subchan M. Ph.d yang telah
membimbing
selama
kegiatan
perkuliahan
sehingga
penyusun
dapat
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................2
BAB 2. ISI ..........................................................................................................3
2.1 Fungsi cahaya.................................................................................3
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan cahaya................8
2.3 Respon tumbuhan terhadap perubahan ketersediaan cahaya.......10
2.4 Peran suhu....................................................................................17
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu......................................18
2.6 Respon tumbuhan terhadap perubahan ketersediaan suhu
lingkungan....................................................................................24
BAB 3. PENUTUP...........................................................................................31
3.1 Kesimpulan..................................................................................31
3.2 Saran.............................................................................................31
REFERENSI....................................................................................................32
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah ekolagi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel,
yaitu seorang ahli biologi berkebangsaan jerman pada tahun 1869. Ekologi
sendiri merupakan gabungan dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Oikos
berarti rumah dan Logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis
Ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan
kata lain definisi dari ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Chairani, H.
2009:2).
Berdasarkan pengertian diatas, maka jelaslah bahwa ekologi
merupakan bagian yang tak terpisah dengan ilmu biologi. Oleh karenanya
ilmu biologi juga sering disebut dengan biologi lingkungan. Ekologi
tanaman sendiri diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara tanaman dengan lingkungannya. Lingkungan tanaman sebagai
mana yang kita ketahui terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik. Dari
lingkungan inilah tanaman memperoleh nutrisi unsur hara, mineral, cahaya
dan sebagainya. Dimana kekurangan, kelebihan atau ketidak cocokan akan
memyebabkan terjadinya cekaman atau semacam gangguan bagi tanaman
tersebut (Chairani, H. 2009:2).
Berdasarkan penjelasan diatas, makalah ini disusun guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang didalamnya
membahas mengenai Cahaya dan Suhu sebagai bagian kecil dari
pembahasan mengenai ekologi. Sehingga dengan mempelajari Cahaya dan
Suhu kita akan mengetahui salah satu faktor penting yang mendukung
hubungan antara tanaman dan lingkungannya.
1.2 Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah yaitu:
1) Mengetahui fungsi dari cahaya.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan cahaya.
BAB 2. ISI
terpenuhi
bila
cahaya
melebihi
titik
kompensasinya
(Wirakusumah, 2003).
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau
supra optimal.Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang
tinggi, kloroplasnya berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga
cahaya yang diterima hanya oleh dinding vertikalnya.Antosianin berperan
sebagai
pemantul
cahaya
sehingga
menghambat
atau
mengurangi
memaksimalkan
tumbuhan.Sebaliknya
fungsi
auksin
tumbuhan
untuk
yang
tumbuh
pemanjangan
di
tempat
sel-sel
terang
a. Kualitas Cahaya
Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang.Tidak semua
gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk
mencapai
permukaan
bumi.Umumnya
kualitas
cahaya
tidak
cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan
sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas,
yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu
mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya
yaitu bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi
panjang.
b. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem.Intensitas cahaya ini sangat bervariasi
baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering
(zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan.Di daerah garis
lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk
sudut yang besar dengan permukaan bumi.Sehingga lapisan atmosfer yang
tembus berada dalam ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang. Pada
garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap
permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar
menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih
banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan olehlapisan awan dan
pencemar di atmosfer (Sasmitamihardja, 1996).
c. Lama penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon
dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar matahari, Contoh
dari fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi. Di
daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari ataufotoperiodisme akan
konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam.
5
elektronik
dan
alat-alat
rumah
tangga
dengan
nyaman.Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel surya
ini tentunya lebih ramah lingkungan.Tak hanya itu saja, matahari juga
termasuk energi terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas.
5. Membantu proses pertumbuhan kecambah
tumbuh di tanah yang lembab, tetapi ia akan cepat layu dan akhirnya
akan mati (Ramli D, 1989).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan cahaya
Latitude dan Altitude,Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman.Ketika kita membicarakan ketinggian tempat, maka di
dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin.
Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman.
Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan
air laut (elevasi).Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara.
Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu
udaranya atau udaranya semakin dingin. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin
panas.Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu
suatu wilayah.
Perbedaan regional dalam topografi, geografi dan cuaca menyebabkan
terjadinya perbedaan dalam tanaman, pola tanam dan metode bercocok tanam.
Pola tanam dari beberapa tanaman yang ditanam terus menerus serta keadaan
iklim yang cocok akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tinggi tempat dari
permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh
tanaman.Semakin
tinggi
suatu
tempat,
semakin
rendah
suhu
tempat
biasanya selama lebih dari 30 tahun dibandingkan dengan variasi rata-rata dari
tahun ke tahun. Variasi mungkin terjadi karena musim panas tertentu yang panas
atau musim dingin tertentu yang sangat dingin (Resosoedarmo, 1991).
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis
khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum
akibat
perbedaan
dan
tropika (23,5LU-23,5LS),
pola
subtropika (23,5LU-40LU
dan
yaitu
kawasan
23LS-40LS),
10
11
et al. 2002) epidermis tipis, jumlah daun lebih banyak dan ruang antar sel
lebih banyak (Treshow 1970).
Agar mampu beradaptasi pada lingkungan dengan intensitas cahaya rendah,
tanaman mengalami berbagai perubahan pada tingkat molekuler, biokimia,
anatomi, morfologi, fisiologi, dan agronomi (Sopandie et al. 2001, Khumaida
2002, Juraimi et al. 2004). Respon terhadap cahaya sangat sangat penting
bagi keberhasilan tumbuhan. Cahaya adalah faktor lingkungan yang sangat
penting dalam kehidupan tumbuhan. Selain diperlukan untuk fotosintesis,
cahaya memberi petunjuk bagi banyak peristiwa kunci dalam pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Efek-efek cahaya pada morfologi tumbuhan
disebut fotomorfogenesis oleh para ahli biologi tumbuhan. Penerimaan cahaya
juga memungkinkan tumbuhan mengukur berlalunya hari dan musim.
Tumbuhan dapat mendeteksi tidak hanya keberadaan cahaya, namun juga
arah, intensitas, dan panjang gelombang (warna) cahaya. Suatu grafik yang
disebut
spectrum
aksi
menggambarkan
keefektifan
relative
panjang
12
tumbuhan
mulai
menyebut
reseptor
misterius
ini
sebagai
yang
diperantarai
oelh
cahaya
biru.
13
Karena
jumlah
simpanan
nutrient
yang
terbatas,
14
kebanyakan jenis biji, terutama yang berukuran kecil, bergerminasi hanya saat
lingkungan cahaya dan kondisi-kondisi yang lain hamper optimal biji-biji
semacam itu serigkali tetap dorman selama bertahun-tahun hingga kondisikondisi cahaya berubah. Sebagai contoh, kematian pohon yang menaungi
tumbuhan lain atau pembajakan lading dapat menciptakan lingkungan cahaya
yanag sesuai.
Pada tahun 1930-an, para saintis di departemen Pertanian AS menentukan
spectrum aksi untuk germinasi biji selada yang diinduksi oleh cahaya. Mereka
memaparkan biji yang mengembung karena air selama beberapa menit ke
cahaya monokromatik (berwarna tunggal) dari berbagai panjang gelombang
dan kemudian menyimpan biji-biji tersebut dalam kegelapan. Setelah dua hari,
para peneliti menghitung jumlah biji yang telah bergerminasi setelah diberi
setiap perlakuan cahaya. Mereka menemukan bahwa cahaya merah yaitu,
cahaya dengan panjang gelombang 660 nm meningkatkan persentase
germinasi biji selada secara maksimal, sementara cahaya merah, cahaya
dengan panjang gelombang di dekat batas teratas dari penglihatan manusia
(730 nm). Yang terjadi ketika biji selada diberi perlakuan kilatan cahaya
merah, lalu diikuti oleh kilatan cahaya merah. Kilatan cahaya terakhirlah yang
menentukan respon biji. Dengan kata lain, efek cahaya merah dan cahaya
merah-jauh dapat-balik.
Fotoreseptor yang bertanggung jawab terhadap efek-efek yang berlawanan
dari cahaya merah dan merah-jauh adalah fitokrom. Suatu fitokrom memiliki
dua subunit yang identic, masing-masing terdiri dari sebuah komponen
polipeptida yang berikatan secara kovalen dengan sebuah komponen
nonpolipeptida kromofor, bagian subunit yang menerap cahaya. Sejauh ini,
para peneliti telah mengidentifikasi lima jenis fitokrom pada Arabodopsis,
masing-masing dengan komponen polipeptida yang sedikit berbeda.
15
Pr
Pr
Pfr
Pfr
ini
Pfr
adalah Bentuk
Pr
Pfr
Pfr
Pr
Pr
Bentuk
Pr
Pr
terhadap
Pr
meningkat dalam pancaran cahaya matahari. Ketika biji terpapar oleh cahaya
matahari dalam jumlah yang cukup, produksi dan akumulasi
Pfr
akan
Pr
Pfr
mencapai
Pr
Pfr
17
18
dibuahi.
Dalam proses perkecambahan.
Dalam ini terkait dengan kerja enzim yang ada pada biji. Suhu yang
optimal dapat memberikan kondisi pertumbuhan yang baik karena kerja enzim
19
juga akan optimal. Akan tetapi jika suhu dilingkungan tidak optimal, dalam
kondisi rendah maka pertumbuhan akan terhambat karena kerja enzim lambat
atau enzim non aktif sehingga membuat membuat biji dorman atau bahkan
rusak, dan ketika dalam kondisi suhu tinggi, maka pertumbuhan akan
terganggu karena enzim tersebut mengalami kerusakan.
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu pada skala yang berbeda. Faktor
utama yang mempengaruhi suhu bumi pada skala global adalah matahari,
musim, arus udara dan laut, dan garis lintang. Faktor-faktor ini masih penting
pada skala yang lebih kecil, bahkan dalam iklim mikro. Ada juga bisa menjadi
faktor penting lainnya, seperti ketinggian, massa tanah, karakteristik
permukaan, aspek, awan dan panas yang dihasilkan secara artifisial. Faktorfaktor ini mempengaruhi suhu pada skala yang lebih lokal. Misalnya di sebuah
rumah, jika pemanas sentral aktif, rumah akan lebih hangat. Selain itu, suhu
bumi sedang terkena dampak pemanasan global, dan peningkatan gas rumah
kaca.
Matahari jelas faktor yang paling penting yang mempengaruhi suhu
global, dan pada tingkat lainnya. Matahari menyediakan sumber panas vital,
tanpanya kita tidak bisa bertahan hidup. Sinar matahari sampai ke bumi
dengan bentuk perpindahan panas yang dikenal sebagai radiasi. siang hari
panas dari sinar matahari diserap oleh bumi. Ketika itu mendung atau di
malam hari, itu lebih dingin daripada ketika matahari bersinar. Panas dari sinar
matahari diserap oleh awan, bukan oleh tanah, sehingga sangat dingin di
tanah.
Malam terjadi apabila daerah di bumi berada di sisi yang jauh jangkauan
Matahari, hal ini dikarenakan Bumi berputar pada porosnya. Pada malam hari,
panas yang diserap oleh tanah kadang-kadang belahan bumi utara dimiringkan
terhadap Matahari; dan kadang-kadang belahan bumi selatan dimiringkan ke
arah Matahari Hal ini menyebabkan musim, yang periode pola cuaca yang
berbeda sepanjang tahun. Namun, pada Equator, pada 0 lintang, misalnya, di
Equador, musim cenderung untuk menggabungkan. Hal ini karena ada sedikit
20
.
Gambar 6-22. Salju menutupi puncak Gunung Rainier di Mount Rainier
National Park, Washington. Bagaimana bisa ada salju di puncak gunung dan
bunga-bunga mekar di ketinggian rendah?
Seringkali udara menyebabkan menjadi lebih hangat. Jika Anda pernah
menggunakan pompa sepeda untuk memompa ban dan melihat pompa sepeda
menjadi lebih hangat karena Anda menggunakannya untuk memompa ban,
Anda telah mengalami pemanasan ini terjadi karena ada udara dengan tekanan
meningkat. Jenis pemanasan disebut perubahan adiabatik karena perubahan
suhu udara itu semata-mata disebabkan oleh kompresi material dan bukan oleh
pertukaran panas dengan bahan lainnya di sekitarnya. Seperti udara naik,
justru
sebaliknya
yang
terjadi.
Atmosfer
tekanan
menurun.
udara
21
Arus laut. Faktor lain yang mempengaruhi suhu adalah kedekatan dengan
arus laut. Suhu permukaan air mempengaruhi suhu udara di atas. air dingin
akan mendinginkan udara. Air hangat akan menghangatkan udara. Gambar 623 menunjukkan arus laut dunia. Arus laut bepergian jauh dari khatulistiwa
berisi air hangat. Arus laut bepergian ke arah khatulistiwa berisi air dingin.
Perhatikan arah arus di lepas pantai tenggara Amerika Serikat. Di lepas pantai
Florida dan southernstates, saat bepergian jauh dari khatulistiwa. Arus hangat.
Karena saat ini, iklim Bermuda (sebuah pulau sekitar 930 kin timur-tenggara
dari North Carolina) lebih hangat daripada lokasi di lintang yang sama di
daratan. Dan di pantai Palm (Florida), titik terdekat di daratan untuk saat ini
hangat, suhu rata-rata terendah untuk bulan terdingin adalah 19 C (66 F).
Tapi di Miami, yang berjarak sekitar 105 km sebelah selatan dari Palm Beach,
suhu rata-rata terendah untuk bulan terdingin adalah 15.5 C (60 F).
Sekarang melihat laut saat ini di lepas pantai barat Amerika Serikat. Lepas
pantai barat, saat ini bepergian untuk menangkal khatulistiwa. saat ini
mengandung air dingin. Itulah sebabnya kota di sepanjang pantai tenggara
Amerika Utara dapat diharapkan untuk memiliki suhu lebih hangat daripada
kota di lintang yang sama di pantai barat.
Gambar 6-23. Arus laut yang mengalir jauh dari khatulistiwa berisi air hangat.
22
Meissner, Rolf. 2002 The Little Book of Planet Earth. United States :
Copernicus Books
Lintang dan Iklim
Pengaruh lintang pada iklim merupakan bagian dari hubungan hangatnya
bumi. Selama revolusi tahunan bumi mengelilingi matahari, sinar langsung
matahari jatuh pada planet dalam pola yang teratur. Pola ini dapat
dikorelasikan
dengan
band-band,
atau
zona,
garis
lintang
untuk
menggambarkan daerah iklim. Dalam setiap zona lintang, iklim berikut pola
umum..
23
Antara Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn adalah zona yang dikenal
sebagai lintang rendah. Zona ini meliputi Khatulistiwa. Bagian dari lintang
rendah menerima sinar langsung dari sepanjang tahun berjemur. Tempat yang
terletak di lintang rendah memiliki hangat untuk iklim panas. Karena lintang
yang membentuk batas-batasnya, zona ini disebut Tropics.
b). Latitudes tinggi
daerah kutub bumi disebut lintang tinggi. Ketika baik Utara atau belahan bumi
selatan dimiringkan ke arah matahari, daerah kutub menerima terus menerus,
tapi tidak langsung, sinar matahari. Dari sekitar bulan Maret 20 sampai 23
September daerah kutub utara Lingkaran Arktik (lintang 66 N) mengalami
siang hari terus menerus atau senja. Daerah kutub selatan dari Lingkaran
Antartika (lintang 66 S) mengalami siang hari terus menerus atau senja
untuk enam bulan lain tahun.
c). Mid-Latitudes
Cuaca yang paling variabel di Bumi ditemukan di pertengahan garis lintang
antara Tropic of Cancer dan Lingkaran Kutub Utara di belahan bumi utara dan
antara Tropic of Capricorn dan Lingkaran Antartika di belahan bumi selatan.
Pada musim panas pertengahan garis lintang menerima massa udara hangat
dari daerah tropis. Di musim dingin, massa udara dingin pindah ke
pertengahan garis lintang dari lintang tinggi. Pertengahan garis lintang
umumnya memiliki satu iklim yang berkisar dari cukup panas untuk cukup
dingin dengan perubahan cuaca musiman yang dramatis..
National Geographic. 2004. Biology: The Dynamics Of Life. USA : The
McGraw-Hill Companies
Vegetasi: Perannya dalam Cuaca dan Iklim
Vegetasi mencakup semua tanaman dari evergreen hutan untuk padang
rumput dan lahan pertanian. Semua jenis tanaman berperan baik dalam siklus
air dan keseimbangan energi bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dan iklim
sebagian besar melalui evapotranspirasi dan albedo.
24
25
ada daerah besar tanah kosong yang terkait dengan bidang kapas dan tanaman
lainnya. Pada 1900-an, sebagian besar Georgia (lebih dari 70 persen) telah
kembali ke pinus dan hutan gugur setelah kapas tidak lagi bertani karena
kumbang boll (kumbang yang memakan cotton buds dan bunga) dan degradasi
tanah. Beberapa iklim berpikir bahwa pendinginan sedikit Tenggara selama
tahun 1900-an mungkin karena sebagian untuk evapotranspirasi lebih tinggi
dan kondisi dingin yang terkait dengan hutan dibandingkan dengan telanjang
tanah di lahan pertanian.
http://climate.ncsu.edu/edu/k12/.vegetation (NC State University)
26
tanaman
Berbagai
akan
berhenti,
biji-biji
biji
tanaman
memiliki
tak
akan
kekuatan
27
(Aak,
1983:22).
Suhu kritis
Pada umumnya tanaman tidak akan tumbh pada rentang suhu 0 derajat,
bila suhu lebih turun lagi maka tanaman akan mati, itulah yang disebut
dengan suhu kritis rendah. Begitu pula tanaman akan mati diatas suhu 50
karena terlalu panas. Namun kadang kala hal ini dapat diatasi dengan
memberi mulch atau ada tanaman penutup tanah, karena dengan usaha
semacam ini penguapan akan terhambat/tertahan sehingga tanah menjadi
tetap lembab (Aak, 1983:23).
atau
dengan
menggugurkan
daun
selama
periode
mengurangi
resiko
kerusakan
karena
panas
dengan
28
cekaman
panas
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman.
b) Tanaman menjadi layu, hal ini karena cekaman suhu panas identik
dengan cekaman kekeringan yang menyebabkan proses penyerapan
air terganggu. Selain itu, layu ini juga disebabkan akibat tanaman
kehilangan energi untuk tumbuh akibat rusaknya enzim.
c) Muncul bunga sebelum masa reproduktif, munculnya bunga pada
dasarnya dipengaruhi oleh suhu. Cekaman suhu panas pada tamana
tertentu menyebabkan munculnya bunga sebelum masa reproduktif.
d) Tanaman menggugurkan daunnya, beberapa tanaman akan
menggugurkan daunnnya saat terjadi cekaman panas. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kelembapan sehingga tanaman masih
mendapatkan air saat terjadi cekaman suhu panas (Ahmad, dkk. 2014).
2. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Tumbuhan
Kerusakan tanaman terhadap temperatur rendah terutama banyak
terjadi di daerah sedang dan kutub,yaitu :
a. Sufokasi (suffocation) adalah lambatnya pertumbuhan tanaman karena
permukaan tanah tertutup lapisan salju, misalnya kekurangan oksigen
dalam tanah.
b. Desikasi (desiccation) disebut dengan istilah kekeringan fisiologis,
bukan karena tidak ada air dalam tanah melainkan absorpsi air oleh
akar terhambat karena berkurangnya permeabilitas selaput akar atau
karena naiknya viskositas air dalam tanah dan bahkan membeku.
c. Heaving adalah kerusakan tanaman karena hubungan akar dan bagian
atas tanaman terputus disebabkan adanya kristal es pada permukaan
tanah.
d. Chilling adalah kerusakan akibat suhu rendah di atas titik beku (4 0C).
Gejalanya : garis-garis khlorosis pada daun.
e. Freezing Injury adalah pembekuan dalam jaringan tanaman yang
berupa kristal es didalam atau di antara sel sehingga tanaman rusak
secara mekanis, akibatnya bagian tanaman atau seluruh tanaman mati
(Irhami, 2010).
29
secara
reproduktif
telah
mencapai
suatu
stadium
30
satu
31
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Respon tumbuhan terhadap perubahan ketersediaan vahaya juga
berbeda beda tergantung jenis tumbuhannya, daya serap cahaya
oleh tumbuhan, dan jenis reseptor cahaya.
32
Respon
tumbuhan
terhadap
perubahan
ketersediaan
suhu
3.2 Saran
Sebab keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang materi Cahaya dan
Suhu ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah
ini, mungkin ada beberapa materi yang kurang tersampaikan dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami penyusun makalah mohon maaf yang sebesar besarnya dan
harap ikut serta membantu penyempurnaan makalah ini dengan memberikan kritik
dan saran yang membangun.
REFERENSI
Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta : Kasinius
Ahmad, F., Wahyudi, A., Hartatik. 2014. Pengaruh Cekaman Suhu Panas (Heat
Stock)
Terhadap
Tanaman.https://www.scribd.com/doc/280808399/Cekaman-Suhu-Panas.
Diakses pada 14 September 2015.
33
Andre FH, Uhart SH, Frugone MI . 1993. Intercepted radiation at flowering and
kernel number in maize: shade versus plant density effects. Crop Sci 33:
482-485.
Asadi D, Arsyad M, Zahara H, Darmijati . 1997. Pemuliaan kedelai untuk toleran
naungan dan tumpangsari. Buletin Agrobio. Vol. 1 (2):15-20.
Caiger S . 1986. Effect of shade on yield of taro cultivars in Tuvalu. Agric.
Bulletin 11:66-68.
Campbell, Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Chairani, H. 2009. Ekologi Tanaman. Medan : USU Press.
Chaturvedi GSP, Ram C, Singh AK, Ram P, Ingram KT, Singh BB, Singh RK,
Singh VK. 1994. Carbohydrate status of rainfed lowland ricein relation to
submergence, drought and shade tolerance. Dalam: Proceeding Physiology
Stress Tolerance in Rice, Los Banos: IRRI Philippines, pp 104-122.
Cruz P . 1997. Effect of shade on the growth and mineral nutrition of C4
perennial. grass under field conditions. Plant and Soil 188:227-237
Fauzi, I. 2012. Pengaruh Cahaya Matahari dan Suhu Terhadap Tanaman.
http://imamfauzirohman.blogspot.com/2012/01/pengaruh-cahayamatahari-dan-suhu.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2014.
Haloho, F. J. 2011. Study Tahan Temperatur/Suhu Pada Tanaman. [Serial online
http://jontarahaloho.blogspot.com/2011/10/study-tahan-temperatursuhupada-tanaman.html ]. Diakses pada tanggal 2 Mei 2014.
Irhami. 2010. Pengaruh Suhu Sebagai Faktor Luar Produktivitas Tanaman.
https://www.scribd.com/doc/45675906/Pengaruh-Suhu-Sebagai-FaktorLuar-Pada-Produktivitas-Tanaman. Diakses pada 20 Desember 2010.
Juraimi AS, Drennan DSH, Anuar N . 2004 . The effects of shading on the
growth, development and partitioning of biomass in bermudagrass
34
35