Disusun Oleh:
ANDI RISKI MAULANA (D1B120006)
ANDRI KURNIAWAN (D1B120007)
AWALUDDIN (D1B119027)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3. Tujuan............................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................. 4
2.1. Pengaruh Cahaya.............................................................................. 4
2.2. Lama Penyinaran.............................................................................. 6
BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan....................................................................................... 8
3.2. Saran................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
berbagai tempat di bumi. Lamanya periode penyinaran matahari (fotoperiode)
dapat mempengaruhi lamanya fase suatu perkembangan tanaman dengan bahan
genetik tertentu. Fase-fase perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh
fotoperiode diantaranya perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan fase
berbunga. Lamanya penyinaran yang diterima tanaman memberikan tanggapan
tertentu terhadap kegiatan fisiologis. Tanggapan itu disebut dengan
fotoperiodisme.
Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan deklinasi
matahari dan berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang. Pada daerah
ekuator panjang hari sekitar 12 jam per harinya, semakin jauh dari ekuator
panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai dengan pergerakan matahari. Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin lama tanaman mendapatkan pencahayaan
matahari, semakin intensif proses fotosintesis, sehingga hasil akan lebih tinggi.
Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa tanaman
memerlukan lama penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase-fase
perkembangannya (Puspitasari dan Indradewa 2018).
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup di dunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Cahaya matahari merupakan
faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis
merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme
yang lain di dalam tanaman (Mahardika, 2023).
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga peranan dan
pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan tanaman dari sudut pandang
proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan generatif tanaman perlu
diketahui. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat. Gejala
2
etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat
yang gelap.
Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses
pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang
tidak terkena cahaya, cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan
oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang
menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative
pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih
kokoh.
1.2. Rumusan Masalah
tanaman.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
fotosintesis yang selanjutnya akan mengubah dalam pemisahan reaksi. Sebagian
besar daun mendapatkan sinar matahari dan hanya melakukan penyerapan pada
cahaya, hal tersebut memiliki perbedaan baik faktor internal maupun eksternal
dari struktur tanaman. Oleh sebab itu jaringan yang tersedia bagi tanaman
akantumbuh lebih cepat apabila melakukan penyerapan cahaya dalam kondisi
yangluas. Perbedaan proses fotosintesis pada setiap jenis tanaman C3 akan
mewakili kira-kira 85% dari seluruh jenis spesies, sedangkan C4 hanya mendapati
4%, dansisanya terdapat dijenis tanaman CAM yakni 10% dari keseluruh jenis
tanamantersebut yakni CAM merupakan jenis tanaman yang terdapat didaerah
keringsehingga perbedaan dalam faktor cahaya dan air berbanding dengan C4
bahkan C3 (Amir 2016).
Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai
hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini
menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain
meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya
mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas
radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup
maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu
dan oleh radiasi matahari.
Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman
yang mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman
dipengaruhi oleh tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi
fluktuasi hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut
dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara, hama penyakit dan
lainnya turut mempengaruhi hasil panen (Aulia et al., 2019).
Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif
dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau
daun, 4 kegiatan stomata (respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu
dari organorgan permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan,
dan aliran protoplasma. Secara teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia
akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.
2.2. Lama Penyinaran
5
Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme
dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutukan tanaman mulai dari proses
perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya
berbeda-beda antara satu jenis tanaman dengan jenis tanaman yang lainnya. Ada
beberapa tanaman yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang
terbatas atau sering disebut dengan tanaman intoleran. Pertumbuhan tinggi dan
diameter tanaman dipengaruhi oleh cahaya. Pertumbuhan tinggi lebih cepat pada
tempat ternaung dari pada tempat terbuka. Sebaliknya, pertumbuhan diameter
lebih cepat pada tempat terbuka dari pada tempat ternaung sehingga tanaman yang
ditanam pada tempat terbuka cenderung pendek dan kekar.
Ada tanaman yang tahan dan mampu dalam cahaya yag terbatas (toleran),
dan ada tanaman yang tidak mampu apabila kekurangan cahaya (intoleran). Kedua
kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda terhadap tanaman, baik
secara anatomis maupu morfologis. Perbeda antara tanaman toleran dan intoleran :
1. Tumbuhan cocok ternaung menunjukan laju fotosintesis yang rendah pada
intensitas cahaya yang tinggi dibandingkan tumbuhan cocok terbuka.
2. Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaung mencapai titik terjenuh pada
intensitas cahaya yang lebih rendah dibandingkan tumbuhan cocok terbuka.
3. Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaung lebih tinggi dibandingkan
tumbuhan cocok terbuka pada intensitas cahaya rendah
4. Titik kompensasi cahaya untuk tumbuhan cocok ternaung lebih rendah
dibadingkan tumbuhan cocok terbuka.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, suatu tanaman tidak
dapat terlepas dari sifat genetiknya dan faktor lingkungan dimana tanaman itu
tumbuh. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan ada perkembangan
tanaman dibedakan atas lingkungan biotik dan abiotik.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperiode, tanaman dibagi atas
tiga golongan yaitu :
1. Tanaman hari pendek (Short Day Plant)
Tanaman hari pendek adalah tanaman yang hanya dapat berbunga bila
panjang hari kurang dari batas waktu kritisnya (panjang hari maksimum).
Batas waktu kritis untuk tanaman hari pendek 11-15 jam. Tanaman hari
6
pendek akan mengalami pertumbuhan vegetatif terus-menerus apabila panjang
hari melewati nilai kritis, dan akan berbunga di hari pendek di akhir musim
panas dan musim gugur. Tetapi tanaman hari pendek tidak akan berbunga di
awal di hari pendek di awal musim semi, dan akan berbunga di hari pendek di
akhir musim semi.
Hal ini dipengaruhi oleh suhu yang tidak memungkinkan untuk
melanjutkan ke fase perbungaan dan pertumbuhan vegetatif yang tersedia pada
saat itu belum mencukupi untuk mengantarkan tanaman ke pembungaan.
Tanaman yang peka terhadap fotoperiode, pembungaan dan pembentukan
buahnya sangat ditentukan oleh panjang hari. Dengan perbedaan panjang hari
15 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya bunga.
2. Tanaman hari panjang (Long Day Plant)
Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang menunjukkan respon
berbunga lebih cepat bila panjang hari lebih panjang dari batas kritis tertentu
(panjang hari minimum), atau disebut juga tanaman yang bermalam pendek.
Batas waktu kritis untuk tanaman hari panjang 12-14 jam. Kombinasi suhu
dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan
perlakuan-perlakuan terhadap tanaman. Misalnya penyinaran singkat di
malam hari untuk memperpendek periode gelap.
3. Tanaman berhari netral (Netural Day Plant)
Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang menunjukkan respon
berbunga lebih cepat bila panjang hari lebih panjang dari batas kritis tertentu
(panjang hari minimum), atau disebut juga tanaman yang bermalam pendek.
Batas waktu kritis untuk tanaman hari panjang 12-14 jam. Kombinasi suhu
dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan
perlakuan-perlakuan terhadap tanaman. Misalnya penyinaran singkat di
malam hari untuk memperpendek periode gelap.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Amir, N., Hawayanti, E., & Pratama, R. F. (2016). Pengaruh Lama Penyinaran
dan Panjang Hari terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Krisan
(Chrysanthem sp.). Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu
Pertanian, 11(2): 89-92.
Aulia S, Ansar A dan Putra GMD. 2019. Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu dan
Lama Penyinaran terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomea
reptans Poir) pada Sistem Hidroponik Indoor. Jurnal Ilmiah Rekayasa
Pertanian dan Biosistem, 7(1): 43-51.
Mahardika IK, Baktiarso S, Qowasmi FN, Agustin AW dan Adelia YL. 2023.
Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Proses Perkecambahan
Kacang Hijau pada Media Tanam Kapas. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 9(3): 312-316.
Sedjati S, Supriyantini E dan Sulastri NI. 2023. Peningkatan Kadar Fenolik Total
dari Chlorella sp. Menggunakan Cekaman Radiasi Ultraviolet-B. Jurnal
Kelautan Tropis, 26(1): 49-58.