Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Silvika Medan, Mei 2023

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN

Dosen Penanggung jawab :


Dalimunthe, SP, MP

Disusun Oleh :
Syifa Harahap 221201066
Silinia Kristiani Hulu 221201076
Oga Hutagalung 221201157
Immanuel Mahotna Sitinjak 221201168
Rio Rifaldo Sitorus 221201171

Kelompok 8
HUT 2D

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik dan tepat waktu. Laporan Praktikum Silvika ini ditulis untuk
melengkapi tugas Praktikum Silvika dan sebagai syarat untuk mengikuti
praktikum selanjutnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
dosen penanggung jawab Afifudin Dalimunthe SP, MP serta seluruh asisten
Praktikum Silvika yang sebagai pembimbing sekaligus informan yang dengan
sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum Silvika ini masih banyak
kesalahan dalam penulisan maupun percobaan. Oleh karena itu, penulis akan
berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
Laporan Praktikum Silvika ini bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.

Medan, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
i

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...............................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan...........................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat.......................................................................................6
Alat dan Bahan.............................................................................................6
Prosedur Praktikum......................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..............................................................................................................8
Pembahasan..................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.................................................................................................11
Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Data Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucochephala) perlakuan tanpa naungan...................
2. Data Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucochepala) perlakuan dibawah naungan................

iii
DAFTAR GRAFIK

No Teks Halaman
1. Grafik Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucochephala) perlakuan tanpa naungan................
2. Grafik Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucochepala) perlakuan dibawah naungan.............

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Cahaya matahari, suhu, CO2, air, dan nutrisi tanaman termasuk faktor
penunjang utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi,
salah satu faktor penting bagi syarat tumbuh tanaman yaitu cahaya matahari atau
radiasi matahari yang sangat menentukan terhadap aktivitas organisme di alam,
tanpa bermaksud untuk mengurangi pentingnya unsur-unsur lainnya didalam
mempengaruhi proses fisiologi tanaman. Radiasi matahari terdiri dari spectra
ultraviolet (panjang gelombang < 0,38 m yang berpengaruh merusak karena daya
bakarnya sangat tinggi, spectra photosynthetically active radiation yang berperan
membangkitkan proses fotosintesis dan spectra infra merah yang merupakan
pengatur suhu udara. Spektra radiasi PAR dapat dirinci menjadi pita-pita
spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu (Reskynawati,
2014).
Tanaman secara menakjubkan dapat beradaptasi pada berbagai kondisi
lingkungan cahaya, dari kondisi sangat gelap di bawah kanopi ekosistem hutan
sampai kondisi sangat terang di daerah gurun pasir dan puncak pegunungan. Pada
kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus dapat menyerap cahaya
dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat melakukan hal ini, mereka
harus memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang diserap. Sebaliknya, pada
kondisi lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman harus memaksimumkan
kapasitas penggunaan cahaya, mereka juga harus mempunyai kemampuan
menangani kelebihan cahaya ketika cahaya matahari yang mereka terima lebih
besar dari kapasitas fotosintesisnya (Arifin, 2015).
Cahaya matahari, suhu, CO2, air, dan nutrisi tanaman sebagai faktor
penunjang utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi,
pada karya tulis ini hanya akan dibahas satu parameter penting bagi syarat tumbuh
tanaman yaitu cahaya matahari atau radiasi matahari yang sangat menentukan
terhadap aktivitas organisme di alam, tanpa bermaksud untuk mengurangi
pentingnya unsur-unsur lainnya didalam mempengaruhi proses-proses fisiologi
tanaman. Hampir 99% dari energi yang dipergunakan bumi berasal dari cahaya
matahari dan sisanya berasal dari aktivitas vulkanik, proses penghancuran sisa-
sisa organisme yang telah mati dan juga merupakan proses fermentasi serta ada
pembakaran fosil-fosil yang tersimpan dalam tanah, seperti gas alam, minyak
bumi, batu bara, mineral, panas bumi, dan air terjun (Utami, 2018).
Perbedaan tingkat naungan mempengaruhi intensitas cahaya, suhu udara,
kelembaban udara dan suhu tanah lingkungan tanaman, sehingga intensitas cahaya
yang diterima oleh tanaman berbeda dan mempengaruhi ketersediaan energy
cahaya yang akan diubah menjadi energi panas dan energi kimia. Semakin besar
tingkat naungan (semakin kecil intensitas cahaya yang diterima tanaman) maka
suhu udara rendah, kelembaban udara semakin tinggi. Kelembaban udara yang
terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan pembungaan
tanaman. Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena
dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Laju fotosintesis meningkat dengan
meningkatnya kelembaban udara sekitar tanaman. Dengan intensitas cahaya yang
rendah, tanaman menghasilkan daun lebih besar, lebih tipis dengan lapisan
epidermis tipis, jaringan palisade sedikit, ruang antar sel lebih lebar dan jumlah
stomata lebih banyak. Sebaliknya pada tanaman yang menerima intensitas cahaya
tinggi menghasilkan daun yang lebih kecil, lebih tebal, lebih kompak dengan
jumlah stomata lebih sedikit (Maghfiroh, 2017).
Intensitas cahaya matahari yang diterima pada permukaan bumi di
tentukan oleh letak lintang dan musim. Jika ditinjau secara langsung, hubungan
radiasi matahari dengan sifat pertumbuhan tanaman maupun mahluk lain, maka
dapat dilihat dari pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran. Dilihat dari
segi fisika maka radiasi matahari yang lebih popular dengan sebutan cahaya
matahari, memiliki sifat kembar yakni sebagai gelombang cahaya (gelombang
elektro magnetik) dan sebagai partikel (foton) yang dikaitkan dengan kualitas dan
kuantitas cahaya, sehingga cahaya matahari dapat dibagi dua kategori yaitu
kualitas dan kuantitas cahaya. Cahaya dapat mempengaruhi perkembangan
tumbuhan secara in vitro (lingkungan yang terkontrol) dan in vivo (proses
prosedur) (Siahaan, 2018).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum Silvika yang berjudul "Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman" ini adalah untuk mengetahui respon dan perubahan pada
pertumbuhan tanaman dalam berbagai kondisi cekaman cahaya.
TINJAUAN PUSTAKA

Cahaya matahari merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis.


Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman merupakan faktor penting yang
sangat menentukan fotosintesis untuk menghasilkan asimilat bagi pembentukan
bunga, buah dan biji. Cahaya matahari diserap tajuk tanaman secara proporsional
dengan total luas lahan yang dinaungin oleh tajuk tanaman. Jumlah, sebaran, dan
sudut daun pada suatu tajuk tanaman menentukan serapan dan sebaran cahaya
matahari sehingga memengaruhi fotosintesis dan hasil tanaman. Kekurangan
cahaya matahari dan air sangat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan
tanaman. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil
sehingga daun menjadi pucat. Akan tetapi, jika intensitas cahaya yang diterima
terlalu tinggi, klorofil akan rusak (Yustiningsih, 2019).
Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya
dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta
pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan,
reproduksi dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis. Penyerapan cahaya oleh
pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-bagian lain
dari tanaman melalui proses fotomorfogenesis. Cahaya matahari merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman melalui tiga
sifatnya yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan
lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap
pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata,
pembentukan antosianin (pigment merah), perubahan suhu daun dan batang,
penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.
Naungan mengakibatkan cahaya matahari diterima tanaman lebih rendah,
mendorong pertumbuhan yang lebih besar (Susilawati et al., 2016).
4

Cahaya dapat mempengaruhi perkembangan tumbuhan secara in vitro dan


in vivo. Keadaan suatu kultur dipengaruhi oleh fotoperioditas, kualitas dan
intensitas cahaya. Cahaya mempengaruhi pengaturan produksi bahan metabolit
dalam kultur jaringan, termasuk metabolit primer seperti enzim, karbohidrat,
lipida dan asam amino sedangkan metabolit sekunder seperti antosianin, flavonol
dan karotenoid. Intensitas cahaya yang baik berasal dari lampu fluorescent adalah
antara 100-400 ft-c (1000-4000 lux). Pengaruh penyinaran dalam pertumbuhan
asparagus, gerbera dan saxifrage secara in vitro yang terbaik adalah 1000 ft-c
untuk multiplikasi tunas dan 300-1000 ft-c untuk perakaran tunas. Intensitas
cahaya diatur dengan menempatkan jumlah lampu dengan kekuatan tertentu pada
jarak antara 40-50 cm dari botol kultur (Ariany et al., 2013).
Fotosintesis adalah proses memproduksi energi terpakai dimana
karbondioksida dan air dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan
organik yang berisi karbon. Sumber energi utama untuk kehidupan adalah cahaya
matahari, tanpa adanya cahaya matahari maka kehidupan tidak akan berjalan
lancar. Intensitas cahaya akan berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman, hal
ini dapat dilihat dari keadaan morfologinya. Ketika intensitas cahaya tinggi sel-sel
daun akan berukuran lebih kecil, jumlah klorofil lebih sedikit, serta tilakoid pada
daun menggumpal sehingga hal ini menyebabkan ukuran daun lebih kecil dan
lebih besar serta jumlah daun pada tanaman lebih banyak. Sedangkan ketika
tanaman mempunyai ukuran daun lebih kecil, daun lebih tebal serta ruas batang
lebih pendek menandakan bahwa tanaman mendapatkan cukup intensitas cahaya
matahari. Pada proses perkecambahan ini terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi faktor internal yaitu faktor yang berasal dari kualitas genetik,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar atau lingkungan
sekitar dari pertumbuhan tanaman tersebut (Buntoro et al., 2014).
Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan produk
fotosintesis yang tidak maksimal, sedangkan intensitas cahaya yang terlalu tinggi
akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel stomata daun dalam mengurangi
transpirasi sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Perbedaan morfologi dan anatomi antara daun yang tersinari dan yang ternaungi
memperlihatkan adanya perbedaan di dalam responnya terhadap intensitas cahaya
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap toleransi tumbuhan tersebut
terhadap kondisi cahaya di lingkungannya tanaman mampu beradaptasi terhadap
naungan melalui mekanisme penghindaran dan toleransi. Itensitas cahaya
matahari yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan pada parameter
pertumbuhan yang berbeda pula pada tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di
daerah tropis tidak seluruhnya dapat digunakan oleh tanaman. Energi cahaya yang
digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antara 0,5 sampai
dengan 2% dari jumlah total energi matahari yang tersedia untuk proses
pertumbuhan untuk tumbuh dan berkembang (Raharjeng, 2015).
Salah satu faktor pertumbuhan tanaman.pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap morfologi tanaman puring yang terlihat dari perbedaan fisik
daun, batang, dan lebar daun. Peningkatan intensitas cahaya dapat meningkatkan
jumlah daun dan diameter batang. Tanaman yang tumbuh dengan cahaya yang
kurang akan memiliki batang yang tidak kokoh dan pertumbuhan tanaman
menjadi lambat. Tanaman akan tumbuh baik jika memperoleh sinar matahari yang
cukup, tetapi banyaknya sinar matahari yang dibutuhkan setiap jenis tanaman
berbeda. Budidaya tanaman dibawah naungan merupakan teknik penanaman
sayuran, teknik ini merupakan usaha perlindungan fisik tanaman untuk
mengendalikan faktor cuaca yang mengganggu perkembangan tanaman
Kebutuhan cahaya pada tanaman tergantung spesies, varietas, dan tipe fotosintesis
tanaman. Tingkat naungan 0%, 25%, 50%, dan 75% Kebutuhan cahaya pada
tanaman tergantung spesies, varietas, dan tipe fotosintesis tanaman. Tingkat
naungan 0%, 25%, 50%, dan 75% untuk pertumbuhan tanaman (Wijayanto dan
Azis, 2015).
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sangat berhubungan erat dengan proses fotosintesis pada tumbuhan.
Untuk berlangsungnya proses penyatuan antara CO2 dengan air untuk membentuk
karbohidrat yang akan menjadi energy bagi tanaman itu sendiri. Untuk
menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan intensitas
cahaya penuh. Kondisi lingkungan terutama cahaya yang cukup akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman dapat bertumbuh dan
berkembang dengan maksimal. Intensitas cahaya menentukan suhu daun dan
keseimbangan air, berhubungan erat dengan aktivitas fotosintesis dan transpirasi,
sehingga secara langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
seperti pemanjangan batang dan pembentangan daun. Hasil fotosintesis yang
terbentuk apabila intensitas cahaya matahari yang di terima kurang dari batas
optimal yang dibutuhkan oleh tanaman (Susila, 2016).
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Silvika yang berjudul “Pengaruh Cahaya Pada Pertumbuhan
Tanaman” dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Mei 2023 pada pukul 10.00 WIB –
11.50 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Hutan
Fakultas Kehutanan Kampus 2 Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag kecil, sprayer,
termometer, kertas label, penggaris, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, Top soil, bibit
tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala), bibit tanaman Saga
(Adenanthera pavonina) dan area yang berbeda dengan kondisi naungannya.

Prosedur
1. Diambil semai dan ditanam dalam polybag sebanyak 3 semai 2 kali ulangan
dengan variasi jenis sebanyak 2.
2. Dipelihara semai sampai berumur 1 minggu.
3. Diukur pertumbuhan tinggi dan jumlah daun (mengambil sampel).
4. Dicari lokasi yang mempunyai variasi naungan 3 tingkatan, kemudian
mengukur cahaya yang masuk, kondisi suhu dan kelembabannya.
5. Diletakkan bibit pada kondisi cahaya yang berbeda, yaitu:
1) Dibawah naungan (open area)
2) Tanpa naungan
6. Diamati pertumbuhan tanaman setiap hari selama 1 minggu dengan mencatat
tinggi dan jumlah daun.
7. Dilakukan pemeliharaan setiap hari dengan penyiraman dan pembersihan
gulma.

Contoh Tabel
Tabel 1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
No Hari/Tanggal Tinggi Semai (cm)
U1 U2 U3

Total
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari Praktikum Silvika yang berjudul “Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman” adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) tanpa naungan
No Hari/Tanggal Tinggi Semai (cm)
U1 U2 U3
1 Senin, 04/05/2023 10 cm 11,5 cm 10 cm
2 Selasa, 05/05/23 10 cm 11,5 cm 10 cm
3 Rabu, 06/05/23 10 cm 11,5 cm 10,5 cm
4 Kamis, 07/05/23 10 cm 11,5 cm 10,5 cm
5 Jumat, 08/05/23 10 cm 11,5 cm 11 cm
6 Sabtu, 09/05/23 10 cm 12 cm 11,5 cm
7 Minggu, 10/05/23 10,5 cm 12 cm 12 cm
Total 10, 5 cm 12 cm 12 cm

Tabel 2. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) dibawah naungan


No Hari/Tanggal Tinggi Semai (cm)
U1 U2 U3
1 Senin, 04/05/2023 10 ,5cm 10 cm 10 cm
2 Selasa, 05/05/23 10,5 cm 10 cm 11,5 cm
3 Rabu, 06/05/23 10,5 cm 10 cm 12 cm
4 Kamis, 07/05/23 10,5 cm 10 cm 12 cm
5 Jumat, 08/05/23 11 cm 10,5 cm 12 cm
6 Sabtu, 09/05/23 11 cm 11 cm 12 cm
7 Minggu, 10/05/23 11 cm 11,5 cm 12 cm
Total 11 cm 11,5 cm 12 cm

Grafik 3. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) tanpa naungan


9

Grafik 4. Pertumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) dibawah naungan

Pembahasan
Dari hasil praktikum yang berjudul “Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan” Pada praktikum menggunakan 2 perlakuan 3 ulangan yang luar
naugan dan 3 ulangan dibawah naugan dapat kita lihat bahwa pertumbuhan dari
bibit lamtoro (Leucaena lucocephala) dan saga (Adenanthera pavonina) juga
ditentukan oleh intensitas cahaya yang masuk atau cahaya yang diserap. Dari data
diatas dapat dilihat bahwa bibit akan tumbuh lebih subur jika diletakkan dibawah
setengah naugan, seperti pernyataan dari Saifulloh, 2015 menyebutkan bahwa
karena dengan adanya dibawah setengah naungan tumbuhan akan tumbuh dengan
subur. Jika sering dibiarkan diluar naugan maka tumbuhan akan mati dan
memperlambat pertumbuhan.
Bibit lamtoro (Leucaena leucocephala) dengan perlakuan tanpa naungan
pada setiap pengulangan tinggi nya terus bertambah pada U1 10,5 cm, U2 12 cm,
dan U3 12 cm hal ini sesuai dengan peryataan Putra, 2016 menyatakan bahwa
tanaman yang terkena cahaya matahari langsung memiliki batang yang kokoh dan
juga memiliki warna yang lebih segar dibandingkan dengan yang berada di bawah
naungan. Pada kondisi intensitas cahaya yang tinggi, energi yang berlebihan10

diserap oleh klorofil dan dilanjutkan mengekstrak elektron yang berasal dari air.
Hal ini disebabkan karena semai lamtoro yang berada dibawah naungan
sulit untuk bersaing melawan tegakan-tegakan lain yang jauh lebih tinggi demi
memperebutkan cahaya matahari dan air hujan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Ferry, 2018 yang menyatakan bahwa dengan adanya naungan dapat
menyebabkan rendahnya foton yang dapat diserap. Apabila cahaya dalam keadaan
terang dan temperature tinggi, akan mengakibatkan membukanya stomata. Secara
langsung intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan melalui proses
fotosintesis, pembukaan stomata dan sintesis klorofil, sedangkan pengaruhnya
terhadap pembesaran dan differensiasi sel terlihat pada pertumbuhan tanaman dan
ukuran serta struktur daun dan batang.
Kebutuhan terhadap cahaya juga berbeda-beda. Meskipun lamtoro tanaman
toleren tapi ada waktunya dia juga memerlukan cahaya untuk melanjutkan
pertumbuhannya yaitu pada saat ditanam kelapangan dan tingginya juga sudah
mencukupi untuk dipindahkan ke lapangan. Cahaya sangat diperlukan tanaman
untuk pembentukan karbohidrat, perbedaan keduanya hanya terletak pada
masalah waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Naomi, 2018 yang
menyatakan bahwa dari segi kualitas tanaman , tanaman yang tahan cahaya akan
lebih kuat terhadap ancaman hama, cuaca ekstrim. Hal ini karena disebabkan oleh
karena sudah terbiasa dengan cuaca yang berubah-ubah dan kayunnya juga
keras ,sehingga tidak mudah patah dan tidak akan menjadi rusak jika tanaman
cukup akan air dan cahaya.
Untuk media tanam dengan perlakuan meletakkan bibit pada kondisi
cahaya dengan kondisi terbuka (open area) dengan menggunakan top soil dan
semai yang digunakan adalah Lamtoro (Leucaena leucocephala). Suryaningsih
(2020) menyatakan bahwa tanaman yang berada di luar naungan menghasilkan
bobot segar tanaman yang lebih tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman
membutuhkan cahaya yang penuh untuk mendukung pertumbuhannya. Tingginya
bobot segar tanaman pada perlakuan tanpa naungan ini didukung dengan hasil
jumlah daun, diameter batang, luas daun dan volume akar tanaman yang lebih
tinggi daripada tanaman dengan perlakuan naungan. Berkurangnya energi cahaya
matahari di dalam naungan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu
sehingga produksi biomassa tanaman menjadi rendah. Jika oksidasi spesies
radikal bebas tinggi maka akan terjadi penumpukan di dalam sel sehingga dapat
merusak komponen sel. Kualitas cahaya mempengaruhi pembuahan stomata
cahaya bekerja di mesofil, yang lalu mengirim pesan kepadasel penjaga.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Salah satu faktor penting bagi syarat tumbuh tanaman yaitu cahaya
matahari atau radiasi matahari yang sangat menentukan terhadap aktivitas
organisme di alam, Penyinaran oleh matahari sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, tanaman akan tumbuh dengan baik jika ketersediaan
cahayanya juga memenuhi komponen. Cahaya sangat besar artinya bagi
tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan fisiologis seperti
fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan, pembukaan dan penutupan
stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman.

Saran
Sebaiknya praktikan memahami tentang materi yang akan dipraktikumkan
supaya memperoleh hasil yang baik. Sebaiknya praktikan mengamati
perkembangan bibit setiap harinya. Sebaiknya praktikan mencatat data
pertumbuhan tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala) secara berkala seperti
tinggi pohon agar memperoleh data yang akurat, serta sebaiknya praktikan lebih
aktif bertanya akan setiap metode dan prosedur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariany SP, Sahiry N, Syakur A. 2013. Pengaruh Kuantitas Cahaya Terhadap


Pertumbuhan dan Kadar Antosianin Daun Dewa (Gynura pseudochina L.)
Secara In Vitro. Jurnal Agrotekbis, 1(5): 413–420.
Arifin. 2015. Pengelolaan Naungan Dalam Pertumbuhan dan Produksi Tanaman.
Jurnal Agrivita, 2(11): 1-11.
Buntoro BHR, Regomulyo S, Trisnowati. 2014. Pengaruh Takaran Pupuk
Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu
Putih (Curcuma zdoaria L.). Jurnal Vegetika, 3(4): 3-29.
Maghfiroh J. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Jurnal Biologi, 5(2): 51-58.
Raharjeng, 2015. Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Hubungan Kekerabatan
Tanaman (Sansevieria trifasciata L). Jurnal Biota, 1(1): 33-41.
Reskynawati K. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Pada Berbagai Tingkat Naungan. Skripsi. Program
Studi Agroteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar.
Siahaan H. 2018. Pengaruh Arang Kompos Dan Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kayu Bawang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,
5(3): 139-146.
Susila RF. 2016. Respon Naungan Terhadap Pertumbuhan Dua Varietas Nilam
(Pogostemon cablin Benth.). Jurnal Agrium, 13(2): 83-90.
Susilawati, Wardah, Irmasari. 2016. Pengaruh Berbagai Intensitas Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Semai Cempaka (Michelia champaca L.) Di
Persemaian. Jurnal Forest Sains, 14(1): 59-66.
Utami MS. 2018. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Wijayanto, Azis. 2013. Pengaruh Naungan Sengon (Falcataria moluccana L.) dan
Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Ganyong Putih (Canna edulis). Jurnal
Silvikultur Tropika, 4(2): 62-68.
Yustiningsih M. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada Tanaman
Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Jurnal Bioedu, 4(2):
43-48.
Saifulloh. 2015. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Biologi, 5(2): 51-58.
Putra. 2016. Respon Morfologi Dan Anatomi Kecambah Kacang Kedelai
Terhadap Intensitas Cahaya Yang Berbeda .Jurnal Bios Logos
,2(2):16-25.

Ferry. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Karet Muda Pada Sistem Penebangan Bertahap. Journal Of
Industrial and Beverage Crops, 4(3): 225- 230.
Naomi. 2018. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jurnal
Biologi, 2(1): 67-75.
Suryaningsih DR, Mangera Y. 2020. Study of Use Shade and Mulch Of Micro
Climate In Tomato Plants (Lycopersicum esculentum Mill). Musamus AE
Featuring Journal, 2(2): 61-73.
LAMPIRAN

Gambar 1. Lamtoro Gambar 2. Lamtoro


(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
tanpa naungan hari ke-1 tanpa naungan hari ke-2

Gambar 3. Lamtoro Gambar 4. Lamtoro


(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
tanpa naungan hari ke-3 tanpa naungan hari ke-4
Gambar 5. Lamtoro Gambar 6. Lamtoro
(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
tanpa naungan hari ke-5 tanpa naungan hari ke-6

Gambar 7. Lamtoro Gambar 8. Lamtoro


(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
tanpa naungan hari ke-7 dibawah naungan hari ke-1

Gambar 9. Lamtoro Gambar 10. Lamtoro


(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
dibawah naungan hari ke-2 dibawah naungan hari ke-3
Gambar 11. Lamtoro Gambar 12. Lamtoro
(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
dibawah naungan hari ke-4 dibawah naungan hari ke-5

Gambar 13. Lamtoro Gambar 14. Lamtoro


(Leucaena leucocephala) (Leucaena leucocephala)
dibawah naungan hari ke-6 dibawah naungan hari ke-7

Anda mungkin juga menyukai