Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI TERHADAP

VEGETASI ALAM DI SEKITARNYA

Disusun oleh:
1. Aditya Ashafwan Sadiman
2. Afiza Syawalia
3. Benny Wicaksono
4. Najwa Rifa Fauziyah
5. Rahmah Inayah
6. Rakha Rabbani Ardraputra Laitsy

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 20 JAKARTA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui,

Guru Pembimbing, Ketua Kelompok,

Endah Ismiyati, S.Pd. Aditya Ashafwan Sadiman


NIP 199007062023212039 NIS 220013

Kepala MAN 20 Jakarta,

Drs. Sodikin, M.Si.


NIP 196810212003121001

i
ABSTRAK

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas limpahan rahmat dan
Karunia -Nya. Tidak lupa juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para
sahabatnya dan semua umatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman. sehingga
penyusunan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Letusan Gunung Merapi Terhadap
Vegetasi Alam Di Sekitarnya” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.

Karya tulis ilmiah ini sangat berkesan untuk kami sebagai penulis. Topik ini
sangat menarik bagi peneliti,karena peneliti sangat menginginkan penelitian ini
lebih dalam tentang dampak letusan gunung berapi terhadap vegetasi alam di
sekitarnya setelah kejadian tersebut.

Penyusunan karya ilmiah ini diajukan sebagai tugas Bahasa Indonesia kelas
XI Madrasah Aliyah Negeri 20 Jakarta. Dalam proses penyusunan karya ilmiah ini
saya mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak terkait. Dengan itu, saya
ucapkan terimakasih terhadap Bapak/Ibu:

1. Drs. Sodikin, M.Si Kepala Madrasah Aliyah Negeri 20 Jakarta.

2. Endah Ismiyati, S.Pd guru pembimbing dengan rasa kesabaran yang penuh
dan ketekunan memberikan arahan, perhatian, bimbingan, serta saran dalam proses
pembuatan karya ilmiah dari mulai awal sampai akhir penyelesaian.

3. Aditya Ashafwan Sadiman ketua kelompok dalam pembuatan karya tulis


ilmiah, dan kepada anggota kelompok yang sudah ikut berpartisipasi dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini, sehingga dapat menyelesaikan secara tepat waktu

4. Bapak, ibu dan seluruh keluargaku atas cinta, kasih sayang, dukungan dan
doa yang dipanjatkan sehingga karya ilmiah ini selesai tepat waktunya.

iii
5. Teman-teman kelasku,atas perhatian dan dukungan semoga kita tetap
menjalin serta menjaga tali silaturahmi antara kita semua.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini,kami selaku penulis menyadari


bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik
yang bersifat membangun demi jauh lebih sempurna dari sebelumnya diharapkan.
Saya berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan atau menambahkan
wawasan lebih luas dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pembaca.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................i

ABSTRAK ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH .....................................................................2

1.3 RUMUSAN MASALAH............................................................................2

1.4 MANFAAT PENELITIAN .........................................................................3

1.4.1 BAGI PENELITI.................................................................................3

1.4.2 BAGI PEMBACA ...............................................................................3

1.4.3 BAGI PENELITI SELANJUTNYA....................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................4

2.1 GUNUNG MERAPI ...................................................................................4

2.2 VEGETASI ALAM.....................................................................................5

2.3 ERUPSI.......................................................................................................7

2.4 LAVA TOUR MERAPI...............................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 11

3.1 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 11

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .................................................. 11

3.3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 11

3.3.1 JENIS PENELITIAN ........................................................................12

3.3.2 INSTRUMEN PENELITIAN ...........................................................12

v
3.3.3 SUMBER DATA ...............................................................................13

3.3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA..................................................13

3.3.5 TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN ......................................14

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 2010 pasca eruspi gunung merapi yang telah merusak beberapa
pemukiman warga, menelan banyak korban hingga harta bendanya, tek terkecuali
salah satu juru kunci merapi yaitu mbah Maridjanpun juga ikut menjadi korban
erupsi gunung merapi pada saat itu. Kerusakan parah terjadi di Desa Kepuhharjo,
desa Glagaharjo, dan beberapa desa lainnya di lereng gunung merapi.

Salah satu dampak yang paling terlihat adalah perubahan alam yang terjadi
akibat material vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi. Material vulkanik tersebut
dapat berupa lava, abu, batu, pasir, dan gas yang dapat menutupi permukaan tanah,
merusak vegetasi, mengubah bentuk sungai, dan mempengaruhi iklim. Perubahan
alam ini tentunya berpengaruh juga terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di
sekitar gunung berapi, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya

Selain itu masyarakat juga berinisiatif menjadikan tempat bekas letusan


Gunung Merapi sebagai ladang usaha sehingga dibuatlah tempat itu menjadi tempat
wisata yang kini dikenal sebagai wisata Lava Tour Merapi.

1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Perubahan alam yang terjadi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu perubahan
fisik dan biologis. Di mana perubahan fisik meliputi perubahan struktur, suhu, curah
hujan, kualitas udara dan lain-lain. Sedangkan perubahan biologis meliputi
keanekaragaman hayati, interaksi makhluk hidup, kesejahteraan manusia dan lain-
lain. Perubahan fisik dan biologis dapat berdampak positif maupun negatif.

1. Kerusakan Lingkungan: Letusan gunung Merapi seringkali menyebabkan


kerusakan ekosistem, termasuk hutan, sungai, dan lahan pertanian.
Identifikasi tingkat kerusakan ini penting untuk pemulihan lingkungan.
2. Pengaruh pada Kesehatan Manusia: Debu vulkanik dan gas beracun yang
dihasilkan selama letusan dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Menilai dampak kesehatan masyarakat lokal adalah bagian penting dari
identifikasi masalah.
3. Keanekaragaman Hayati: Perubahan suhu, tanah, dan kondisi lainnya setelah
letusan dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati di kawasan sekitar.
Studi ini perlu mengidentifikasi dampaknya pada flora dan fauna

1.3 RUMUSAN MASALAH


Menurut latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat dituliskan
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak letusan Gunung Merapi terhadap vegetasi


alam di sekitarnya?
2. Bagaimana tingkat kerusakan lingkungan setelah letusan Gunung Merapi?
3. Bagaimana perubahan keanekaragaman hayati di kawasan setelah letusan?

2
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 BAGI PENELITI
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis kepada pembaca
sebagai penambah wawasan dan referensi tentang dampak letusan gunung Merapi
terhadap vegetasi alam di sekitarnya.

1.4.2 BAGI PEMBACA


Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai tambahan pengetahuan dan
wawasan kepada penulis mengenai dampak letusan Gunung Merapi terhadap
vegetasi alam di sekitarnya.

1.4.3 BAGI PENELITI SELANJUTNYA


Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan pegembangan materi
untuk peneliti selanjutnya tentang dampak letusan gunung Merapi terhadap vegetasi
alam di sekitarnya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi merupakan gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah
dan D.I Yogyakarta. Di mana sisi Selatan berada di Kabupaten Sleman, Provinsi D.I
Yogyakarta. Sementara sisi lainnya berada di wilayah Jawa Tengah, sisi Tenggara
berada di Kabupaten Klaten, sisi Barat terletak di Kabupaten Magelang, sisi Utara
dan Timur terletak di Kabupaten Boyolali.

Gunung Merapi merupakan gunung api yang dimasukkan dalam tipe


vulcanian lemah. Memiki ketinggian 2.910 meter di atas permukaan laut. Gunung
ini pernah mengalami letusan yang sangat besar pada tahun 1930 dan 2010. Tercatat
letusan terakhir Gunung Merapi pada tahun 2020.

Tercatat sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.
Gunung Merapi telah mengalami erupsi setiap dua hingga lima tahun sekali.
Meskipun sering terjadi erupsi letusan Gunung Merapi ternyata bermanfaat bagi
Masyarakat sekitar. Karena melalui letusan Merapi yang memuntahkan lava, abu
serta mineral malah memberikan nutrisi bergizi bagi tanah dan membuat daerah di
sekitar Merapi menjadi salah satu kawasan paling subur di dunia, dan tentu saja lalu
menjadi daerah yang paling padat penduduknya.

4
2.2 VEGETASI ALAM
Vegetasi alam merujuk pada tumbuhan yang tumbuh secara alami di suatu
wilayah atau ekosistem. Ini mencakup berbagai jenis tumbuhan seperti pohon,
semak, dan tanaman rendah. Vegetasi alam dapat bervariasi tergantung pada iklim,
tanah, dan faktor lingkungan lainnya di suatu daerah. Misalnya, hutan hujan
memiliki vegetasi yang berbeda dengan padang rumput atau gurun. Vegetasi alam
juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan
habitat bagi berbagai jenis makhluk hidup. Vegetasi alam memiliki pengaruh yang
signifikan pada lingkungan dan ekosistem di sekitarnya. Beberapa dampaknya
melibatkan:

1. Pemeliharaan Ekosistem: Vegetasi alam membantu menjaga keseimbangan


ekosistem dengan menyediakan habitat bagi berbagai jenis makhluk hidup.

2. Perlindungn Tanah: Akar tanaman membantu mencegah erosi tanah dan


longsor. Vegetasi juga dapat meminimalkan dampak hujan deras dan mengurangi
risiko banjir.

3. Siklus Air: Tanaman berperan dalam siklus air dengan menyerap air dari
tanah dan mengeluarkannya melalui transpirasi. Ini dapat mempengaruhi pola hujan
dan iklim setempat.

4. Keanekaragaman Hayati: Vegetasi alam mendukung keanekaragaman


hayati dengan menyediakan sumber makanan dan tempat tinggal bagi berbagai
spesies, termasuk hewan dan mikroorganisme.

5. Keseimbangan Karbon: Tanaman menyerap karbon dioksida selama


fotosintesis, membantu mengurangi kadar gas rumah kaca dalam atmosfer dan
berkontribusi pada keseimbangan iklim global.

6. Keseimbangan Ekologi: Vegetasi alam juga berperan dalam keseimbangan


antara predator dan mangsanya serta dalam lingkaran kehidupan yang kompleks.

7. Pengaruh Mikroiklim: Vegetasi mempengaruhi mikroiklim setempat,


termasuk suhu udara dan kelembaban, yang dapat berdampak pada flora dan fauna
di sekitarnya.

5
Di Indonesia vegetasi alam sangat beragam, karena negara ini terletak di zona
tropis dengan kondisi iklim, tanah, dan topografi yang beraneka ragam. Hutan hujan
tropis, hutan mangrove, savana, serta berbagai jenis tumbuhan endemik dapat
ditemukan di berbagai pulau. Buku-buku tentang flora Indonesia sering mengulas
kekayaan vegetasi ini dan dampaknya terhadap biodiversitas global. Mengutip dari
buku “Analisis Bencana untuk Pengeolaan Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi
Kasus Kawasan Hulu DAS Comal (2021) karya Djati Mardiatno dan Muh. Aris
Marfai”, vegetasi tumbuhan berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi dari
hempasan air hujan, hembusan angin, serta panas matahari. Fungsi lain dari vegetasi
ialah menghasilkan beragam kebutuhan yang diperlukan manusia, seperti buah,
batang atau kayu, akar, daun, getah, dan yang paling penting oksigen.

Vegetasi alam di sekitar gunung berapi seringkali mengalami adaptasi khusus


terhadap kondisi lingkungan yang keras. Pada lereng gunung berapi yang baru
meletus, mungkin terdapat lahar dan material vulkanik yang belum terurai
sepenuhnya. Meskipun awalnya tanahnya keras, seiring waktu, tumbuhan dapat
mengkolonisasi area ini. Beberapa tumbuhan pionir biasa muncul pertama kali,
seperti lumut, rerumputan, dan semak-semak yang dapat beradaptasi dengan tingkat
keasaman tanah yang tinggi. Secara bertahap, tumbuhan ini membantu membentuk
tanah dan menciptakan kondisi yang lebih sesuai bagi tumbuhan yang lebih
kompleks. Hutan-hutan di lereng gunung berapi juga dapat memiliki keunikan
spesies yang teradaptasi khusus terhadap kondisi vulkanik. Vegetasi alam di sekitar
gunung berapi dapat bervariasi berdasarkan faktor geografis dan ketinggian.
Beberapa ciri umum vegetasi di gunung berapi termasuk:

1. Zona Tropis Rendah: Di ketinggian rendah, gunung berapi seringkali


dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang lebat. Tanaman seperti pohon-pohon besar,
epifit, dan tanaman merambat dapat mendominasi daerah ini.

2. Zona Subalpin dan Alpin: Pada ketinggian yang lebih tinggi, vegetasi dapat
beralih menjadi padang rumput alpina atau tundra alpin. Tanaman yang tahan
terhadap suhu rendah dan kondisi ekstrem dapat ditemui di sini.

6
3. Vegetasi Vulkanik: Tanah yang kaya mineral dari letusan gunung berapi
dapat mendukung pertumbuhan tanaman yang khusus dan adaptif terhadap
lingkungan yang penuh dengan debu vulkanik dan material batuan.

4. Adaptasi terhadap Lahar dan Material Vulkanik: Beberapa tanaman di


daerah gunung berapi memiliki adaptasi khusus untuk bertahan hidup dalam
lingkungan yang rentan terhadap lahar atau penumpukan material vulkanik

5. Pengaruh Iklim Mikro: Vegetasi di gunung berapi dapat menciptakan iklim


mikro yang unik di sekitarnya, seperti peningkatan kelembaban atau penurunan
suhu, yang pada gilirannya mempengaruhi keanekaragaman hayati local

2.3 ERUPSI
Erupsi adalah peristiwa ketika material magma, gas, dan partikel lainnya
dilepaskan dari dalam bumi ke permukaan. Ini dapat terjadi di gunung berapi,
punggung tengah samudera, atau bahkan pada planet lain. Erupsi gunung berapi
melibatkan peningkatan tekanan dan pelepasan energi di dalam bumi,
mengakibatkan material panas dan berbagai gas muncul ke permukaan. Erupsi dapat
bersifat eksplosif dengan ledakan besar atau bersifat efusif dengan aliran lava yang
lambat.

Erupsi dapat menyebabkan dampak serius pada lingkungan sekitarnya, seperti


banjir lahar, awan panas, hujan abu, dan perubahan bentuk topografi. Selain itu,
erupsi gunung berapi juga dapat berdampak pada iklim global karena partikel-
partikel yang dilepaskan dapat mencapai stratosfer dan mempengaruhi penyebaran
sinar matahari.

7
Faktor-faktor yang mempengaruhi seberapa eksplosif erupsi termasuk
viskositas magma, jumlah gas terlarut, dan tekanan di dalam saluran magma.
Penelitian terus dilakukan untuk memahami dan meramalkan erupsi gunung berapi
guna melindungi masyarakat dan lingkungan.

Terdapat beberapa jenis erupsi gunung berapi yang dapat dikelompokkan


berdasarkan karakteristik dan perilaku masing-masing. Berikut adalah beberapa
jenis erupsi utama:

1. Eksplosif: Erupsi ini dicirikan oleh pelepasan gas dan magma secara tiba-
tiba dengan kekuatan yang besar. Ini dapat menghasilkan ledakan besar dan material
vulkanik yang terpencar jauh ke udara. Awan panas, awan abu, dan lahar adalah
beberapa dampak umum dari erupsi eksplosif.

2. Efusif: Erupsi efusif lebih tenang dan melibatkan aliran lava yang cair dan
lambat. Magma mengalir keluar dari gunung berapi, membentuk daratan baru secara
bertahap. Meskipun lebih aman daripada erupsi eksplosif, erupsi efusif dapat
merusak daerah sekitarnya dengan membentuk aliran lava yang panjang.

3. Hawaiian: Jenis erupsi ini termasuk dalam kategori erupsi efusif. Lava yang
keluar cenderung memiliki suhu yang tinggi dan memiliki viskositas rendah,
memungkinkan lava untuk mengalir dengan mudah. Erupsi Hawaiian sering kali
menciptakan kaldera dan membentuk pulau baru.

4. Strombolian: Erupsi ini dicirikan oleh pelepasan gas dan lava dalam
loncatan atau ledakan yang periodik. Gunung berapi Strombolian biasanya memiliki
lubang ventilasi kecil dan berdinding tipis. Magma yang naik ke permukaan
melepaskan gas secara berulang, menciptakan pertunjukan ledakan yang teratur.

5. Vulcanian: Erupsi ini berada di antara eksplosif dan efusif dalam


intensitasnya. Magma yang lebih kental dan kaya gas meledak ke permukaan,
membentuk awan panas dan awan abu yang dapat mencapai ketinggian yang
signifikan. Erupsi Vulcanian dapat menyebabkan kerusakan signifikan di sekitar
gunung berapi.

8
6. Plinian: Merupakan jenis erupsi yang paling eksplosif dan destruktif. Ini
melibatkan pelepasan besar-besaran material vulkanik, gas, dan abu ke atmosfer.
Awan panas yang terbentuk dapat menghancurkan segala yang ada di sekitarnya, dan
abu vulkanik dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi.

Penting untuk diingat bahwa jenis erupsi dapat bervariasi dan tidak selalu
dapat diprediksi dengan tepat. Studi terus dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman tentang perilaku gunung berapi dan membantu dalam pengembangan
sistem peringatan dini.

2.4 LAVA TOUR MERAPI


Lava Tour Merapi dimulai sejak 2010 pasca gunung Merapi yang menelan
banyak korban jiwa hingga habisnya harta benda. Bekas pasca erupsi Merapi malah
membuat ribuan orang setiap harinya pergi mengunjungi bekas letusan gunung
Merapi. Sehingga masyarakat lereng Merapi memiliki inisiatif untuk menyediakan
Jeep Lava Tour Merapi sebagai wisata volcano tour Merapi sehingga sumber
ekonomi merangkak naik dan berkembang. Hal itu dijadikan masyarakat sekitar
sebagai mata pencaharian utama seperti perdagangan,pertanian,dan peternakan sapi.

Untuk trip lava tour menggunakan Jeep diperkirakan durasinya berkisar antara
1 hingga 2.5 jam. Untuk harganya lava tour menggunakan jeep sangat bervariasi.
Tergantung dengan apa jenis jeep yang kita naiki. Untuk kapasitas per jeep-nya
masing-masing jeep rata-rata adalah 3-4 penumpang per jeep. dan juga trip panjang
yang kita pilih. Sedangkan harga yang dibandrol dimulai dari Rp. 350.000,- sampai
Rp. 650.000,- per jeep dan per tripnya.

9
Selama perjalanan trip Lava Tour merapi ini, kita dapat menikmati
pemandangan dan panorama alam dari kaki Gunung Merapi yang sangat indah.
Sangat instagramable. Terutama kalau mengambil sunrise trip untuk paket lava tour
merapi nya. Selain panorama alam nya yang menarik, kita juga dapat menyaksikan
langsung keindahan Gunung Merapi dari jarak dekat selama perjalanan trip lava tour
merapi ini.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui dampak letusan Gunung Merapi terhadap vegetasi
alam di sekitarnya?
2. Mengetahui tingkat kerusakan lingkungan setelah letusan Gunung Merapi
3. Menegetahui perubahan keanekaragaman hayati di kawasan setelah letusan

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di Lava Tour Merapi yang berlokasi di Ngipiksari,
Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2024.

3.3 METODE PENELITIAN


Sebagai karya ilmiah, maka tidak bisa lepas dari penggunaan metode untuk
penelitian. Secara umum metode penelitian adalah serangkaian langkah atau
pendekatan sistematis yang digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis suatu penelitian. Metode penelitian membantu peneliti dalam
mengumpulkan data, mengidentifikasi pola atau hubungan, dan mengambil
kesimpulan yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang suatu fenomena
atau topik penelitian. Berbagai disiplin ilmu memiliki metode penelitian yang khas
sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian mereka. Metode penelitian mencakup
pemilihan desain penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil.
Tujuan utama dari penggunaan metode penelitian adalah memastikan keandalan,
validitas, dan generalisabilitas temuan penelitian.

11
3.3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
metode penelitian kualitatif. Menurut Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari
penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian
penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta
hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami
suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).

Diantara alasasn pengambilan metode penelitian kualitatif ini adalah karena


penilitian ini mencoba mengungkap fenomena yang terjadi pada vegetasi alam
sekitar pasca terjadinya letusan Gunung Merapi. Selain itu, metode kualitatif dapat
memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh
metode kuantitatif .

3.3.2 INSTRUMEN PENELITIAN


Pada penelitian ini instrumennya adalah manusia yaitu peneliti itu sendiri.
Peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna.

Menurut Notoatmodjo instrumen penelitian kualitatif adalah alat-alat


yang digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data. Dijelaskan pula
bahwa cara yang dilakukan bisa dengan memakai kuesioner, formulir observasi
hingga formulir yang berkaitan dengan pencatatan data. Dari definisi yang
dipaparkan para ahli tersebut kemudian bisa ditarik kesimpulan. Bahwa
instrumen penelitian adalah seluruh alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Bentuknya bisa kuesioner, formulir, wawancara, dan lain-lain.

12
3.3.3 SUMBER DATA
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.

a. Data primer, dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data pokok
yang di ambil dari lapangan, hasil beberapa pertanyaan dengan tour guide
Lava Tour Merapi, dan beberapa sampel hasil observasi terhadap vegetasi
alam sekitar Gunung Merapi.
b. Data sekunder, dalam penelitian ini data akan berupa data-data pendukung
lain, baik berupa buku-buku maupun internet.

3.3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data secara
observasi, yaitu dengan datang ke lapangan langsung dan studi dokumentasi yaitu
dengan rekaman dan foto saat proses penelitian berlangsung.

a. Observasi
Definisi observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu
objek tertentu secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut
berada. Selain itu, observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang
dilakukan secara sistematis tentang semua gejala objek yang diteliti.

b. Studi dokumentasi
Studi dokumen merupakan merupakan teknik peng- umpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh
kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.

13
3.3.5 TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusus secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain (Sugiyono, 2016). Kegiatan dalam analisis data dalam penelitian
ini yakni:

a. Reduksi data (data reduction). Pada tahap ini peneliti memilih hal-
hal yang pokok dari data yang didapat dari lapangan, merangkum,
memfokuskan pada hal-hal yang penting.
b. Penyajian data (data display). Pada tahap ini peneliti akan menyusun
ulang data berdasarkan pengelompokkannya. Ini bertujuan agar tidak
terjadi kekeliruan.
c. Data akan dievaluasi kembali demi melihat kelengkapan data atau
mungkin ada data yang perlu ditambahkan. Kegiatan ini dilakukan
saat kegiatan berlangsung.
d. Saat sekiranya data dirasa sudah cukup maka peneliti akan Menyusun
laporan hingga pada kesimpulan.

14

Anda mungkin juga menyukai