Disusun oleh:
1. Aditya Ashafwan Sadiman
2. Afiza Syawalia
3. Benny Wicaksono
4. Najwa Rifa Fauziyah
5. Rahmah Inayah
6. Rakha Rabbani Ardraputra Laitsy
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas limpahan rahmat dan
Karunia -Nya. Tidak lupa juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para
sahabatnya dan semua umatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman. sehingga
penyusunan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Letusan Gunung Merapi Terhadap
Vegetasi Alam Di Sekitarnya” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Karya tulis ilmiah ini sangat berkesan untuk kami sebagai penulis. Topik ini
sangat menarik bagi peneliti,karena peneliti sangat menginginkan penelitian ini
lebih dalam tentang dampak letusan gunung berapi terhadap vegetasi alam di
sekitarnya setelah kejadian tersebut.
Penyusunan karya ilmiah ini diajukan sebagai tugas Bahasa Indonesia kelas
XI Madrasah Aliyah Negeri 20 Jakarta. Dalam proses penyusunan karya ilmiah ini
saya mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak terkait. Dengan itu, saya
ucapkan terimakasih terhadap Bapak/Ibu:
2. Endah Ismiyati, S.Pd guru pembimbing dengan rasa kesabaran yang penuh
dan ketekunan memberikan arahan, perhatian, bimbingan, serta saran dalam proses
pembuatan karya ilmiah dari mulai awal sampai akhir penyelesaian.
4. Bapak, ibu dan seluruh keluargaku atas cinta, kasih sayang, dukungan dan
doa yang dipanjatkan sehingga karya ilmiah ini selesai tepat waktunya.
iii
5. Teman-teman kelasku,atas perhatian dan dukungan semoga kita tetap
menjalin serta menjaga tali silaturahmi antara kita semua.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................i
ABSTRAK ............................................................................................................... ii
2.3 ERUPSI.......................................................................................................7
v
3.3.3 SUMBER DATA ...............................................................................13
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 2010 pasca eruspi gunung merapi yang telah merusak beberapa
pemukiman warga, menelan banyak korban hingga harta bendanya, tek terkecuali
salah satu juru kunci merapi yaitu mbah Maridjanpun juga ikut menjadi korban
erupsi gunung merapi pada saat itu. Kerusakan parah terjadi di Desa Kepuhharjo,
desa Glagaharjo, dan beberapa desa lainnya di lereng gunung merapi.
Salah satu dampak yang paling terlihat adalah perubahan alam yang terjadi
akibat material vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi. Material vulkanik tersebut
dapat berupa lava, abu, batu, pasir, dan gas yang dapat menutupi permukaan tanah,
merusak vegetasi, mengubah bentuk sungai, dan mempengaruhi iklim. Perubahan
alam ini tentunya berpengaruh juga terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di
sekitar gunung berapi, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya
1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Perubahan alam yang terjadi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu perubahan
fisik dan biologis. Di mana perubahan fisik meliputi perubahan struktur, suhu, curah
hujan, kualitas udara dan lain-lain. Sedangkan perubahan biologis meliputi
keanekaragaman hayati, interaksi makhluk hidup, kesejahteraan manusia dan lain-
lain. Perubahan fisik dan biologis dapat berdampak positif maupun negatif.
2
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 BAGI PENELITI
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis kepada pembaca
sebagai penambah wawasan dan referensi tentang dampak letusan gunung Merapi
terhadap vegetasi alam di sekitarnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi merupakan gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah
dan D.I Yogyakarta. Di mana sisi Selatan berada di Kabupaten Sleman, Provinsi D.I
Yogyakarta. Sementara sisi lainnya berada di wilayah Jawa Tengah, sisi Tenggara
berada di Kabupaten Klaten, sisi Barat terletak di Kabupaten Magelang, sisi Utara
dan Timur terletak di Kabupaten Boyolali.
Tercatat sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.
Gunung Merapi telah mengalami erupsi setiap dua hingga lima tahun sekali.
Meskipun sering terjadi erupsi letusan Gunung Merapi ternyata bermanfaat bagi
Masyarakat sekitar. Karena melalui letusan Merapi yang memuntahkan lava, abu
serta mineral malah memberikan nutrisi bergizi bagi tanah dan membuat daerah di
sekitar Merapi menjadi salah satu kawasan paling subur di dunia, dan tentu saja lalu
menjadi daerah yang paling padat penduduknya.
4
2.2 VEGETASI ALAM
Vegetasi alam merujuk pada tumbuhan yang tumbuh secara alami di suatu
wilayah atau ekosistem. Ini mencakup berbagai jenis tumbuhan seperti pohon,
semak, dan tanaman rendah. Vegetasi alam dapat bervariasi tergantung pada iklim,
tanah, dan faktor lingkungan lainnya di suatu daerah. Misalnya, hutan hujan
memiliki vegetasi yang berbeda dengan padang rumput atau gurun. Vegetasi alam
juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan
habitat bagi berbagai jenis makhluk hidup. Vegetasi alam memiliki pengaruh yang
signifikan pada lingkungan dan ekosistem di sekitarnya. Beberapa dampaknya
melibatkan:
3. Siklus Air: Tanaman berperan dalam siklus air dengan menyerap air dari
tanah dan mengeluarkannya melalui transpirasi. Ini dapat mempengaruhi pola hujan
dan iklim setempat.
5
Di Indonesia vegetasi alam sangat beragam, karena negara ini terletak di zona
tropis dengan kondisi iklim, tanah, dan topografi yang beraneka ragam. Hutan hujan
tropis, hutan mangrove, savana, serta berbagai jenis tumbuhan endemik dapat
ditemukan di berbagai pulau. Buku-buku tentang flora Indonesia sering mengulas
kekayaan vegetasi ini dan dampaknya terhadap biodiversitas global. Mengutip dari
buku “Analisis Bencana untuk Pengeolaan Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi
Kasus Kawasan Hulu DAS Comal (2021) karya Djati Mardiatno dan Muh. Aris
Marfai”, vegetasi tumbuhan berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi dari
hempasan air hujan, hembusan angin, serta panas matahari. Fungsi lain dari vegetasi
ialah menghasilkan beragam kebutuhan yang diperlukan manusia, seperti buah,
batang atau kayu, akar, daun, getah, dan yang paling penting oksigen.
2. Zona Subalpin dan Alpin: Pada ketinggian yang lebih tinggi, vegetasi dapat
beralih menjadi padang rumput alpina atau tundra alpin. Tanaman yang tahan
terhadap suhu rendah dan kondisi ekstrem dapat ditemui di sini.
6
3. Vegetasi Vulkanik: Tanah yang kaya mineral dari letusan gunung berapi
dapat mendukung pertumbuhan tanaman yang khusus dan adaptif terhadap
lingkungan yang penuh dengan debu vulkanik dan material batuan.
2.3 ERUPSI
Erupsi adalah peristiwa ketika material magma, gas, dan partikel lainnya
dilepaskan dari dalam bumi ke permukaan. Ini dapat terjadi di gunung berapi,
punggung tengah samudera, atau bahkan pada planet lain. Erupsi gunung berapi
melibatkan peningkatan tekanan dan pelepasan energi di dalam bumi,
mengakibatkan material panas dan berbagai gas muncul ke permukaan. Erupsi dapat
bersifat eksplosif dengan ledakan besar atau bersifat efusif dengan aliran lava yang
lambat.
7
Faktor-faktor yang mempengaruhi seberapa eksplosif erupsi termasuk
viskositas magma, jumlah gas terlarut, dan tekanan di dalam saluran magma.
Penelitian terus dilakukan untuk memahami dan meramalkan erupsi gunung berapi
guna melindungi masyarakat dan lingkungan.
1. Eksplosif: Erupsi ini dicirikan oleh pelepasan gas dan magma secara tiba-
tiba dengan kekuatan yang besar. Ini dapat menghasilkan ledakan besar dan material
vulkanik yang terpencar jauh ke udara. Awan panas, awan abu, dan lahar adalah
beberapa dampak umum dari erupsi eksplosif.
2. Efusif: Erupsi efusif lebih tenang dan melibatkan aliran lava yang cair dan
lambat. Magma mengalir keluar dari gunung berapi, membentuk daratan baru secara
bertahap. Meskipun lebih aman daripada erupsi eksplosif, erupsi efusif dapat
merusak daerah sekitarnya dengan membentuk aliran lava yang panjang.
3. Hawaiian: Jenis erupsi ini termasuk dalam kategori erupsi efusif. Lava yang
keluar cenderung memiliki suhu yang tinggi dan memiliki viskositas rendah,
memungkinkan lava untuk mengalir dengan mudah. Erupsi Hawaiian sering kali
menciptakan kaldera dan membentuk pulau baru.
4. Strombolian: Erupsi ini dicirikan oleh pelepasan gas dan lava dalam
loncatan atau ledakan yang periodik. Gunung berapi Strombolian biasanya memiliki
lubang ventilasi kecil dan berdinding tipis. Magma yang naik ke permukaan
melepaskan gas secara berulang, menciptakan pertunjukan ledakan yang teratur.
8
6. Plinian: Merupakan jenis erupsi yang paling eksplosif dan destruktif. Ini
melibatkan pelepasan besar-besaran material vulkanik, gas, dan abu ke atmosfer.
Awan panas yang terbentuk dapat menghancurkan segala yang ada di sekitarnya, dan
abu vulkanik dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi.
Penting untuk diingat bahwa jenis erupsi dapat bervariasi dan tidak selalu
dapat diprediksi dengan tepat. Studi terus dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman tentang perilaku gunung berapi dan membantu dalam pengembangan
sistem peringatan dini.
Untuk trip lava tour menggunakan Jeep diperkirakan durasinya berkisar antara
1 hingga 2.5 jam. Untuk harganya lava tour menggunakan jeep sangat bervariasi.
Tergantung dengan apa jenis jeep yang kita naiki. Untuk kapasitas per jeep-nya
masing-masing jeep rata-rata adalah 3-4 penumpang per jeep. dan juga trip panjang
yang kita pilih. Sedangkan harga yang dibandrol dimulai dari Rp. 350.000,- sampai
Rp. 650.000,- per jeep dan per tripnya.
9
Selama perjalanan trip Lava Tour merapi ini, kita dapat menikmati
pemandangan dan panorama alam dari kaki Gunung Merapi yang sangat indah.
Sangat instagramable. Terutama kalau mengambil sunrise trip untuk paket lava tour
merapi nya. Selain panorama alam nya yang menarik, kita juga dapat menyaksikan
langsung keindahan Gunung Merapi dari jarak dekat selama perjalanan trip lava tour
merapi ini.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui dampak letusan Gunung Merapi terhadap vegetasi
alam di sekitarnya?
2. Mengetahui tingkat kerusakan lingkungan setelah letusan Gunung Merapi
3. Menegetahui perubahan keanekaragaman hayati di kawasan setelah letusan
11
3.3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
metode penelitian kualitatif. Menurut Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari
penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian
penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta
hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami
suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).
12
3.3.3 SUMBER DATA
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.
a. Data primer, dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data pokok
yang di ambil dari lapangan, hasil beberapa pertanyaan dengan tour guide
Lava Tour Merapi, dan beberapa sampel hasil observasi terhadap vegetasi
alam sekitar Gunung Merapi.
b. Data sekunder, dalam penelitian ini data akan berupa data-data pendukung
lain, baik berupa buku-buku maupun internet.
a. Observasi
Definisi observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu
objek tertentu secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut
berada. Selain itu, observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang
dilakukan secara sistematis tentang semua gejala objek yang diteliti.
b. Studi dokumentasi
Studi dokumen merupakan merupakan teknik peng- umpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh
kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.
13
3.3.5 TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusus secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain (Sugiyono, 2016). Kegiatan dalam analisis data dalam penelitian
ini yakni:
a. Reduksi data (data reduction). Pada tahap ini peneliti memilih hal-
hal yang pokok dari data yang didapat dari lapangan, merangkum,
memfokuskan pada hal-hal yang penting.
b. Penyajian data (data display). Pada tahap ini peneliti akan menyusun
ulang data berdasarkan pengelompokkannya. Ini bertujuan agar tidak
terjadi kekeliruan.
c. Data akan dievaluasi kembali demi melihat kelengkapan data atau
mungkin ada data yang perlu ditambahkan. Kegiatan ini dilakukan
saat kegiatan berlangsung.
d. Saat sekiranya data dirasa sudah cukup maka peneliti akan Menyusun
laporan hingga pada kesimpulan.
14