MAKALAH
Oleh :
( 220405008 )
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, karunia, dan kemudahan serta kelancaran-Nya dalam
penyusunan makalah Mata Kuliah Biogeografi. Makalah ini disusun sebagai
syarat untuk memenuhi penilaian pada mata kuliah Biogeografi. Besar harapan
penyusun dalam pembuatan laporan ini yaitu dapat membantu mengembangkan
intelektual dan pemahaman mahasiswa mengenai Hutan Mangrove. Laporan
Biogeografi ini dapat terselesaikan tidak lepas berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik berupa
ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu
persatu. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
i
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan praktikum ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
NIM. 220405008
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2
1.3 Manfaat Makalah...........................................................................................2
BAB 11 ISI DAN PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Hutan Mangrove.....................................................................3
2.2 Faktor Penyebab & Penghambat Tumbuh Kembangnya Hutan Mangrove...4
2.3 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Perbedaannya.........................................6
2.3.1 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Akarnya...............................6
2.3.2 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Batangnya...........................7
2.3.3 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Daunnya..............................7
2.3.4 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Bunganya............................8
2.3.5 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Buahnya..............................9
2.3.6 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Tempat Tumbuhnya......................11
2.4 Biota di Hutan Mangrove.............................................................................12
2.5 Manfaat Hutan Mangrove............................................................................13
2.5.1 Manfaat Hutan Mangrove dari Segi Kelingkungan...............................13
2.5.2 Manfaat Hutan Mangrove dari Segi Kebencanaan................................14
2.5.3 Manfaat Hutan Mangrove dari Segi Edukasi........................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mangrove adalah ekosistem pesisir yang memiliki keunikan
tersendiri karena mampu bertahan hidup di daerah pasang surut dengan kadar
garam yang tinggi. Tumbuhan mangrove memiliki akar yang dapat menahan erosi
pantai dan memperlambat laju gelombang pasang. Selain itu, hutan mangrove
juga menyediakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar dan ikan.
Selain itu, hutan mangrove juga memiliki peran sosial dan ekonomi yang
penting bagi masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir seringkali menggantungkan
hidupnya dari hasil tangkapan ikan dan memanfaatkan kayu mangrove sebagai
bahan bakar dan bahan bangunan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar hutan mangrove ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab & penghambat tumbuh kembangnya
tanaman mangrove ?
3. Apa saja jenis-jenis tanaman mangrove berdasarkan perbedaannya ?
4. Apa saja biota yang terdapat di hutan mangrove ?
5. Apa saja manfaat hutan mangrove dari segi Kelingkungan, Kebencanaan
dan Edukasi ?
2
BAB II
Kata mangrove menurut Odum (1983), berasal dari kata mangal yang
menunjukkan komunitas suatu tumbuhan. Selanjutnya Supriharyono (2000),
menunjukkan bahwa kata mangrove mempunyai dua arti yakni pertama sebagai
komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
garam/salinitas (pasang surut air, laut), dan kedua sebagai individu spesies.
Sedangkan arti kata mangrove menurut Saparinto (2007), adalah vegetasi hutan
yang tumbuh diantara garis pasang surut, tetapi juga dapat tumbuh pada pantai
karang, pada dataran koral mati yang di atasnya ditimbuni selapis tipis pasir atau
ditimbuni lumpur atau pantai berlumpur.
3
tropika dan subtropika yang terdapat di pantai rendah dan tenang, berlumpur serta
mendapat pengaruh pasang surut air laut. Hutan mangrove juga merupakan mata
rantai penting dalam pemeliharaan keseimbangan siklus biologi suatu
perairan (Arief, 2003).
4
dengan kondisi tumbuhan mangrove dapat menjadi faktor penyebab
tumbuh kembangnya Hutan Mangrove, sedangkan kurangnya air atau
salinitas yang terlalu tinggi dapat menjadi penghambat tumbuh
kembangnya.
2. Ketersediaan Nutrisi. Nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium juga
menjadi faktor penting dalam tumbuh kembangnya Hutan Mangrove.
Ketersediaan nutrisi yang cukup dapat mempercepat pertumbuhan
tumbuhan mangrove, sementara kurangnya nutrisi dapat menghambat
tumbuh kembangnya.
3. Cahaya Matahari. Tumbuhan mangrove membutuhkan cahaya matahari
yang cukup untuk proses fotosintesis. Jumlah cahaya yang cukup dapat
mempercepat tumbuh kembangnya Hutan Mangrove, sementara
kekurangan cahaya dapat menghambat tumbuh kembangnya.
4. Perubahan Iklim. Perubahan iklim dapat mempengaruhi tumbuh
kembangnya Hutan Mangrove. Perubahan suhu, curah hujan, dan tingkat
air laut yang semakin tinggi dapat mempengaruhi ketersediaan air dan
salinitas yang dibutuhkan oleh tumbuhan mangrove.
5. Aktivitas Manusia. Aktivitas manusia seperti penebangan hutan,
pembangunan infrastruktur, dan aktivitas perikanan yang tidak
bertanggung jawab dapat menghambat tumbuh kembangnya Hutan
Mangrove. Kegiatan- kegiatan tersebut dapat mengurangi ketersediaan air,
merusak habitat, serta mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan cahaya
matahari yang dibutuhkan oleh tumbuhan mangrove.
6. Kerusakan Lingkungan. Kerusakan lingkungan seperti pencemaran air dan
udara dapat mempengaruhi kesehatan tumbuhan mangrove dan
menghambat tumbuh kembangnya.
5
2.3 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Perbedaannya
Setiap jenis mangrove memiliki adaptasi yang berbeda-beda terhadap
lingkungannya, seperti kebutuhan salinitas, akses ke air dan nutrisi, serta toleransi
terhadap gelombang pasang dan surut. Keanekaragaman jenis mangrove tersebut
memberikan nilai ekologis yang tinggi bagi ekosistem hutan mangrove dan
keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
1. Mangrove dengan akar udara (aerial roots). Jenis mangrove yang satu ini
memiliki akar udara yang keluar dari batang dan cabangnya yang
menjulang ke atas. Bentuk akar ini sangat khas dan berbeda dengan akar
tanaman pada umumnya. Akar udara ini berfungsi untuk mendapatkan
oksigen dari atmosfer dan menstabilkan tanah di sekitarnya, sehingga
tumbuhan ini mampu bertahan di daerah pasang surut yang sering
tergenang air laut. Contoh jenis mangrove dengan akar udara adalah
Rhizophora, Sonneratia, dan Avicennia.
2. Mangrove dengan akar tegak (prop roots). Jenis mangrove ini memiliki
akar yang tumbuh ke bawah dari batang dan cabangnya, kemudian
berakhir dengan menancap pada tanah. Akar ini berfungsi untuk
menyangga tumbuhan, mengambil nutrisi dari tanah, dan menahan erosi
pada daerah pantai. Contoh jenis mangrove dengan akar tegak adalah
Bruguiera dan Ceriops.
6
2.3.2 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Bentuk Batangnya
Berdasarkan bentuk batangnya, mangrove dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
7
1. Mangrove berdaun kecil (small-leaved mangrove). Jenis mangrove ini
memiliki daun yang kecil, biasanya tidak lebih dari 5 cm panjangnya.
Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Avicennia dan Ceriops.
2. Mangrove berdaun besar (large-leaved mangrove). Jenis mangrove ini
memiliki daun yang besar, biasanya lebih dari 10 cm panjangnya. Contoh
jenis mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rhizophora.
3. Mangrove dengan daun bulat (round-leaved mangrove). Jenis mangrove
ini memiliki daun yang bulat dengan ujung meruncing. Contoh jenis
mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah Bruguiera.
4. Mangrove dengan daun lancip (pointed-leaved mangrove). Jenis mangrove
ini memiliki daun yang lancip dengan ujung yang meruncing. Contoh jenis
mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah Sonneratia.
8
berwarna merah atau jingga. Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam
kelompok ini adalah Bruguiera.
3. Mangrove berbunga kipas (fan-flower mangrove). Jenis mangrove ini
memiliki bunga dengan kelopak bunga yang terbuka seperti kipas dan
warna putih atau krem. Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam
kelompok ini adalah Avicennia.
4. Mangrove berbunga tabung (tubular-flower mangrove). Jenis mangrove ini
memiliki bunga yang berbentuk tabung dengan warna bunga yang
beragam, seperti merah, jingga, kuning, atau putih. Contoh jenis mangrove
yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rhizophora.
Meskipun tidak semua jenis mangrove memiliki bunga yang khas, bentuk
bunga ini dapat menjadi ciri khas bagi beberapa jenis mangrove tertentu. Selain
itu, bentuk bunga juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis mangrove
yang tumbuh di suatu daerah.
1. Buah berbentuk kapsul (capsular fruit). Jenis mangrove ini memiliki buah
yang berbentuk kapsul atau kotak dengan dua hingga empat lobus yang
terbuka saat matang dan mengeluarkan biji. Contoh jenis mangrove yang
termasuk dalam kelompok ini adalah Avicennia.
9
Gambar 2.2 Mangrove Avicennia
2. Buah berbentuk buni (berry fruit). Jenis mangrove ini memiliki buah yang
berbentuk buni atau bulat dengan kulit buah yang lembut dan daging buah
yang berair. Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam kelompok ini
adalah Sonneratia.
3. Buah berbentuk kunci (key fruit). Jenis mangrove ini memiliki buah yang
berbentuk seperti kunci dengan satu biji yang berada di ujung buah.
Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Xylocarpus.
4. Buah berbentuk apel (apple fruit). Jenis mangrove ini memiliki buah yang
berbentuk seperti apel dengan kulit buah yang tebal dan daging buah yang
berair. Contoh jenis mangrove yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Bruguiera.
1
2.3.6 Jenis-jenis Mangrove Berdasarkan Tempat Tumbuhnya
Berdasarkan tempat tumbuhnya, mangrove dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Mangrove pantai. Jenis mangrove ini tumbuh di daerah yang terkena air
laut saat pasang naik. Beberapa contoh mangrove pantai adalah Avicennia
dan Rhizophora.
1
5. Mangrove laguna. Jenis mangrove ini tumbuh di daerah laguna atau
perairan yang terhubung dengan laut, namun memiliki kondisi air yang
tenang dan terlindung dari ombak. Beberapa contoh mangrove laguna
adalah Avicennia germinans dan Laguncularia racemosa.
6. Mangrove rawa. Jenis mangrove ini tumbuh di daerah rawa-rawa atau
lahan basah yang tergenang air selama sebagian besar tahun. Beberapa
contoh mangrove rawa adalah Aegiceras corniculatum dan Sonneratia
caseolaris.
1
4. Ikan dan Udang. Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi berbagai
jenis ikan dan udang. Beberapa jenis ikan yang sering ditemukan di
antaranya adalah ikan mujair, belanak, dan bandeng. Sementara itu, udang
1
yang hidup di hutan mangrove biasanya berukuran kecil dan seringkali
menjadi makanan bagi burung-burung.
5. Kerang dan Kepiting. Kerang dan kepiting juga merupakan biota yang
sering ditemukan di hutan mangrove. Beberapa jenis kerang yang hidup di
antaranya adalah kerang hijau, kerang darah, dan kerang lumpur.
Sementara itu, kepiting yang hidup di hutan mangrove antara lain kepiting
bakau, kepiting lumpur, dan kepiting laba-laba.
6. Mikroorganisme. Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi berbagai
jenis mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Mikroorganisme ini
memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan
mangrove.
1. Mencegah Erosi Pantai. Hutan mangrove dapat menahan abrasi pantai dan
erosi tanah akibat gelombang laut. Akar-akar mangrove yang kuat dan
banyak membentuk jaringan akar di bawah tanah, mampu menstabilkan
tanah dan menahan abrasi pantai.
2. Meningkatkan Kualitas Air. Hutan mangrove berfungsi sebagai penyaring
alami bagi limbah yang berasal dari daratan dan muara sungai. Akar-akar
mangrove menyerap limbah dan mengendapkannya di dasar tanah
sehingga kualitas air di sekitar hutan mangrove menjadi lebih baik.
1
3. Menjaga Keseimbangan Ekosistem. Hutan mangrove menyediakan habitat
yang penting bagi berbagai spesies biota laut dan darat. Hutan mangrove
menjadi tempat hidup dan berkembang biak bagi berbagai jenis ikan,
burung, dan hewan lainnya. Selain itu, hutan mangrove juga menjadi
tempat berkembangnya jenis-jenis tumbuhan yang khusus dan endemik
4. Menyerap Karbon. Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan yang
sangat tinggi dalam menyerap karbon dari atmosfer dan mengurangi emisi
gas rumah kaca. Menjaga keberadaan hutan mangrove yang sehat dan
lestari dapat membantu mengurangi perubahan iklim global.
5. Memperbaiki Kualitas Tanah. Hutan mangrove memiliki peran penting
dalam memperbaiki kualitas tanah yang kurang subur. Daun-daun
mangrove yang jatuh dan akar-akar mangrove yang membusuk
mengandung nutrisi yang penting bagi tanah dan tanaman.
1
menyerap energi badai dan mengurangi efek angin kencang yang dapat
merusak bangunan dan infrastruktur.
3. Menurunkan Risiko Banjir. Hutan mangrove dapat menyerap air hujan dan
mengurangi volume air di muara sungai dan estuari. Hal ini dapat
membantu menurunkan risiko banjir di daerah pesisir.
4. Menjaga Kualitas Udara. Hutan mangrove memiliki kemampuan yang
baik dalam menyerap polutan dan partikel debu dari udara. Daun-daun
mangrove dapat menyerap partikel udara yang berbahaya dan
memperbaiki kualitas udara di sekitar hutan mangrove.
5. Mengurangi Kerusakan Lahan. Hutan mangrove dapat mengurangi
kerusakan lahan akibat banjir, erosi tanah, dan abrasi pantai. Tanah di
sekitar hutan mangrove menjadi lebih stabil dan terhindar dari kerusakan
yang disebabkan oleh bencana alam.
1
2. Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan. Kunjungan ke hutan mangrove
dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati. Pengunjung dapat
melihat sendiri bagaimana lingkungan hidup dapat terjaga dan terjalin
keberlangsungan hidup berbagai spesies di dalam hutan mangrove.
3. Sebagai Tempat Penelitian. Hutan mangrove juga dapat digunakan sebagai
tempat penelitian oleh para peneliti dan akademisi untuk mempelajari
berbagai aspek lingkungan dan biologi yang berkaitan dengan hutan
mangrove. Penelitian yang dilakukan dapat berkontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi
keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia.
4. Menumbuhkan Kesadaran Budaya. Hutan mangrove juga memiliki nilai
budaya yang tinggi bagi masyarakat pesisir. Pengunjung dapat
mempelajari tentang nilai budaya dan tradisi yang terkait dengan hutan
mangrove, seperti penggunaan kayu mangrove untuk bangunan, sumber
bahan pangan dan obat-obatan, serta upacara adat yang dilakukan dalam
hubungannya dengan hutan mangrove.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hutan Mangrove adalah sebuah ekosistem yang unik yang tumbuh di
kawasan pantai dan muara sungai. Ekosistem ini memiliki keunikan karena
tanaman yang tumbuh di dalamnya mampu hidup di perairan payau yang
dipengaruhi oleh pasang-surut. Tanaman mangrove memiliki sistem akar yang
unik dan mampu menahan erosi serta mengikat sedimentasi, sehingga menjadi
pertahanan alami dari abrasi pantai dan gelombang laut.
1
banjir, tsunami, dan badai tropis karena mampu menahan gelombang dan air laut.
Selain itu, hutan mangrove juga memberikan nilai edukasi bagi masyarakat sekitar
dan masyarakat luas dalam upaya pelestarian lingkungan.
3.2 Saran
1. Konservasi dan restorasi hutan mangrove perlu menjadi prioritas bagi
pemerintah dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberadaan hutan mangrove dan
menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar hutan mangrove.
2. Perlu adanya pengembangan potensi ekonomi yang berkelanjutan di
sekitar hutan mangrove dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penggunaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman hayati di
hutan mangrove, terutama spesies yang langka dan terancam punah, untuk
memperkuat pemahaman tentang pentingnya keanekaragaman hayati bagi
keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan.
4. Pendidikan dan informasi tentang hutan mangrove perlu lebih
disosialisasikan ke masyarakat luas, terutama pada generasi muda. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menyediakan sarana edukasi yang
menyenangkan dan menarik bagi masyarakat untuk belajar tentang hutan
mangrove dan manfaatnya.
5. Pemerintah dan masyarakat perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kerusakan hutan mangrove, seperti pencemaran air,
1
perambahan, dan pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali.
Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian harus segera dilakukan
untuk mengurangi dampak negatif tersebut.
2
DAFTAR PUSTAKA
Murdiyarso, D., Purbopuspito, J., Kauffman, J. B., Warren, M. W., Sasmito, S. D.,
Donato, D. C., ... & Kurnianto, S. (2015). The potential of Indonesian
mangrove forests for global climate change mitigation. Nature Climate
Change, 5(12), 1089-1092. https://www.nature.com/articles/nclimate2734
Sigit, A. S., & Kartika, S. (2014). Mangrove: The Forest between Sea and Land.
Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 2(2), 71-80.
https://doi.org/10.14710/jwl.2.2.71-80