DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 / XG
1. Fadhil Hamizan Lovagustino (X-G10).
2. Muhammad Fajri Hakim (X-G/17).
3. Naufal Praditya Sadani (X-G/24).
4. Ramdan Aby Wiratama (X-G/29).
5. Septanov Zolzireva Hawary (X-G/32).
6. Sultan Rafi Ramadhani (X-G/34).
1
ANALISIS PEMANFAATAN POHON MANGROVE BAGI
MASYARAKAT DI PANTAI PERMATA……………………
KATA PENGANTAR………………………………………....
BAB I…………………………………………………………
PENDAHULUAN……………………………………………
Latar Belakang……………………………………………….
A. Rumusan Masalah……………………………………..
B. Tujuan Penilitian………………………………………
C. Manfaat Penilitian……………………………………..
D. Batasan Penilitian……………………………………...
E. Devinisi Istilah…………………………………………
BAB II………………………………………………………..
LANDASAN TEORI………………………………………...
A. Mangrove……………………………………………..
1. Pengertian Mangrove…………………………………
2. Pemanfaatan Mangrove………………………………
3. Fungsi Mangrove…………………………………….
4. Jenis Jenis Mangrove....................................................
5. Elemen Struktur Mangrove...........................................
6. Ciri Khas Mangrove......................................................
B. Pantai............................................................................
1. Pantai............................................................................
2. Ciri Ciri Pantai..............................................................
3. Jenis Jenis Pantai .........................................................
4. Manfaat Pantai Permata................................................
C. Hipotesis.......................................................................
BAB III....................................................................................
2
METODE PENELITIAN.......................................................
A. Metode.........................................................................
B. Lokasi Penelitian..........................................................
C. Subjek Penelitian.........................................................
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................
E. Teknik Analisis Data....................................................
F. Keabsahan Data...........................................................
G. Tahap – tahap Penelitian..............................................
BAB IV..................................................................................
HASIL PENELITIAN...........................................................
BAB V...................................................................................
PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan.................................................................
B. Saran...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................
DOKUMENTASI.................................................................
3
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, hanya kepada Engkau lah .
Tempatku bersujud dan hanya kepada Engkau lah tempatku memohon
perlindungan, kemudahan dan petunjuk, karena berkat rahmat dan hidayah-Mu
Lah yang tak henti-hentinya Engkau curahkan kepada hamba yang lemah ini
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Manfaat hutan
mangrove bagi masyarakat di pantai permata” Penulisan laporan ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas yang diberikan , selain itu penulisan laporan ini untuk
memberikan pengalaman untuk meneliti dan Menyusun laporan kepada penulis
dan selain itu skripsi ini Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan tentang manfaat pohon mangrove
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan
dan ketidasempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Semoga Hasil
penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan juga yang membaca laporan yang
kami buat . AMIN.
Billahi Taufiq Walhidayah
Wasslamu’alaikum Wr. Wb
Probolinggo , 22 Oktober 2023
Tim Penyusun
BAB I
4
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pesisir pantai adalah ekosistem yang penting bagi
keberlanjutan kehidupan manusia dan lingkungan. Ekosistem
mangrove merupakan suatu ekosistem peralihan antara Darat dan laut
(Abubakar et al., 2018). Salah satu komponen kunci dari ekosistem
pesisir ini adalah hutan mangrove. Pantai Permata, sebagai salah satu
lokasi pesisir yang masih lestari, menjadi objek penelitian yang
menarik untuk memahami peran penting pohon mangrove dalam
menjaga keberlanjutan lingkungan dan manfaatnya bagi masyarakat
lokal serta kehidupan laut di sekitarnya. Hutan mangrove merupakan
Formasi hutan yang tumbuh dan Berkembang pada daerah landai di
Muara sungai dan pesisir pantai yang Dipengaruhi oleh pasang surut
air laut. Kawasan hutan mangrove secara rutin Digenangi oleh pasang
air laut, maka Lingkungan (tanah dan air) hutan Mangrove bersifat
salin dan tanahnya Jenuh air. Vegetasi yang hidup di Lingkungan
salin, baik lingkungan Tersebut kering maupun basah, disebut
Halopita (Onrizal, 2005).
Pohon mangrove memiliki kemampuan unik untuk tumbuh di
area antara daratan dan laut, yang sering kali dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Mangrove berperan sebagai benteng alami yang
melindungi pesisir dari abrasi pantai, badai, dan gelombang tinggi.
Ekosistem ini merupakan salah Satu ekosistem pesisir yang memiliki
fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara
lain pelindung garis pantai, Mencegah intrusi air laut, habitat (tempat
tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan
pembesaran (nursery ground), serta Tempat pemijahan (spawning
ground) bagi berbagai biota perairan. Sedangkan fungsi ekonominya,
antara lain penghasil keperluan rumah Tangga, penghasil keperluan
industri dan penghasil bibit serta sebagai Bahan baku obat-obatan
(Suryono, 2013).
Ketersediaan ekosistem Mangrove tentunya dapat
mempengaruhi ketersediaan sumberdaya ikan, Komunitas biota bentik
dan menciptakan mata rantai didaerah sekitar (Akbar et al., 2018).
5
Tumbuhan yang diduga kuat memiliki bahan bioaktif Adalah
mangrove. Mangrove dalam farmasitika mempunyai peranan Penting
karena mangrove dapat menghasilkan suatu obat yang memiliki
Kemampuan tersendiri yang dapat menyembuhkan suatu penyakit.
Pemanfaatan tumbuhan mangrove untuk pengobatan tradisional
berbagai Penyakit telah dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir
sejak dahulu Secara turun temurun. Hal ini dapat dipahami karena
mangrove dapat Diperoleh dengan mudah dan teknik meramunya
sangat sederhana. Biasanya bagian mangrove yang digunakan adalah
pada bagian propagul (bakal tunas), daun dan batang (Purwanti, 2016)
6
secara mendalam manfaat pohon mangrove di Pantai Permata, dengan
harapan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang
berharga untuk pengelolaan berkelanjutan ekosistem mangrove dan
mendukung upaya pelestarian lingkungan serta kesejahteraan
masyarakat pesisir.
Dengan memahami pentingnya mangrove bagi lingkungan
dan mata pencaharian mereka, masyarakat di Pantai Permata
Probolinggo dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan
ekosistem mangrove untuk generasi mendatang.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pemanfaatan pohon mangrove
2. Bagaimana peranan masyarakat dalam memanfaatkan pohon mangrove
7
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Proses Pemanfaatan Pohon Mangrove
2. Peranan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Pohon Mangrove
MANFAAT PENELITIAN
Bagi Masyarakat
Dengan masyarakat mengetahui manfaat dari pohon mangrove ini. Di harapkan
semoga masyarakat semakin memperhatikan dan menjaga kelestarian dari pohon
mangrove ini.Karena pohon mangrove sendiri memiliki banyak sekali manfaat
untuk manusia yg terkadang manusia sendiri tidak pernah memperhatikan hal itu.
Bagi Sekolah
Mangrove dapat memiliki peran yang signifikan dalam pendidikan lingkungan di
sekolah dan membantu siswa lebih peduli terhadap alam dan lingkungan.
Bagi Penelitian
Jadi, bagi peneliti, mangrove adalah sumber yang kaya untuk mengetahui ekologi,
keanekaragaman hayati, dan peran pentingnya dalam lingkungan pesisir,
perlindungan pantai, dan perubahan iklim.
BATASAN PENELITIAN
Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan . Dimaksudkan,
maka laporan penelitian ini memberikan batasan penelitian. Beberapa batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses Pemanfaatan hanya seputar pohon mangrove
2. Informasi yang disajikan yaitu peranan masyarakat dalam memanfaatkan pohon
mangrove
DEVINISI ISTILAH
• Mangrove adalah tumbuhan pokok di pantai yang termasuk suku
Rhizophora.
8
• Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat
yang ditaati dalam lingkungannya.
• Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air
pasang tertinggi dan surut terendah. Pantai merupakan batas antara
wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mangrove
2.1.1 Pengertian Mangrove
Mangrove secara umum dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh di
Wilayah pasang surut air laut. Selain itu, menurut Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004, mangrove merupakan sekumpulan
Tumbuh-tumbuhan Dicotyledoneae dan atau Monocotyledoneae terdiri atas jenis
Tumbuhan yang mempunyai hubungan taksonomi sampai pada taksa kelas, tetapi
Mempunyai persamaan adaptasi morfologi dan fisiologi terhadap habitat yang
Dipengaruhi oleh pasang surut (Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2004).
Selanjutnya, ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas
organisme (tumbuhan maupun hewan) yang berinteraksi dengan faktor
lingkungannya di dalam Suatu habitat mangrove (Onrizal, 2010)
Hutan mangrove merupakan hutan tumbuhan tingkat tinggi yang beradaptasi
Dengan baik di wilayah intertidal maupun pada wilayah dengan tinggi permukaan
Pasang-surut rata-rata sampai pada wilayah dengan pasang tertinggi (Alongi,
2009). Selain itu, menurut Nybakken (1988) menjelaskan bahwa hutan mangrove
adalah Komunitas pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon yang
mampu Tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Hutan mangrove Merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh disepanjang
pantai dan muara sungai Yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Kordi,
2012)
10
6. Pemulihan Lahan Basah: Mangrove membantu dalam pemulihan lahan
basah dengan menyaring polusi dan memberikan habitat bagi berbagai
jenis organisme.
7. Pengendalian Banjir: Mangrove membantu mengendalikan jumlah air di
daerah pesisir, mengurangi risiko banjir di wilayah sekitarnya.
Pemanfaatan yang bijaksana dari hutan mangrove penting untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta kehidupan manusia.
11
2. Rhizophora: Rhizophora memiliki akar udara (pneumatofor) yang menjulur ke
atas dari permukaan lumpur. Mereka mampu bertahan di wilayah yang memiliki
pasang surut yang tinggi.
3. Sonneratia:Mangrove jenis ini tumbuh di sepanjang garis pantai berlumpur dan
berpasir. Mereka memiliki buah berbentuk kapsul dan daun yang berwarna hijau
cerah.
4. Bruguiera: Bruguiera memiliki buah berbentuk bola dengan akar udara yang
berkembang dari cabang. Mereka biasanya tumbuh di wilayah pasang surut tinggi.
5.Ceriops: Jenis mangrove ini tumbuh di wilayah dengan pasang surut sedang
hingga tinggi. Mereka memiliki daun berbentuk elips dan akar udara yang
berkembang dari pangkal batang.
Setiap jenis mangrove memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem pesisir, melindungi pantai dari abrasi, serta menyediakan tempat hidup
dan makanan bagi berbagai spesies organisme laut.
12
2.1.6 Ciri Khas Mangrove
Berikut adalah beberapa ciri khas Mangrove :
1. Akar Udara (Pneumatophore): Mangrove memiliki akar udara yang menjulang
ke atas permukaan air atau lumpur. Akar ini membantu tanaman mengambil
oksigen karena daerah sekitar akar mangrove dapat memiliki kadar oksigen yang
rendah.
2. Daun Tahan Garam: Daun mangrove memiliki mekanisme khusus untuk
mengatasi kelebihan garam. Beberapa spesies memiliki kelenjar khusus yang
mengeluarkan garam, sehingga daun tetap sehat meskipun terkena air laut.
3. Adaptasi Terhadap Pasang Surut: Mangrove mampu bertahan dalam kondisi
pasang surut. Beberapa spesies memiliki akar yang memungkinkan mereka
tumbuh di area yang tergenang air, sementara yang lain tumbuh di daerah pasang
surut yang lebih tinggi.
4. Habitat Penting: Mangrove merupakan habitat yang sangat penting bagi
berbagai spesies hewan, termasuk ikan, burung, dan kerang. Mereka juga
berfungsi sebagai penahan erosi pantai, melindungi garis pantai dari abrasi.
5. Toleransi Terhadap Salinitas: Mangrove mampu mengatasi fluktuasi salinitas
air dari air tawar hingga air laut.
6. Produktivitas Tinggi: Meskipun tumbuh di lingkungan yang sulit, mangrove
memiliki produktivitas tinggi dan memberikan kontribusi besar terhadap
ekosistem pesisir.
7. Keanekaragaman Spesies : Ada banyak spesies mangrove yang berbeda,
termasuk Rhizophora, Avicennia, dan Sonneratia, yang memiliki penampilan dan
struktur akar yang berbeda.
2.2.1 Pantai
Pantai adalah area daratan yang bertemu dengan air, seperti laut, samudra, danau,
atau sungai. Pantai ditandai oleh keberadaan pasir, kerikil, atau batu-batu kecil
yang membentuk tepi antara daratan dan air. Pantai sering kali menjadi tujuan
wisata populer karena keindahan alamnya dan berbagai aktivitas yang dapat
dilakukan di sekitar area tersebut, seperti berenang, berjemur, dan bersantai.
Selain itu, pantai juga memiliki ekosistem yang unik, mendukung kehidupan
banyak spesies hewan dan tumbuhan yang disesuaikan dengan lingkungan pesisir.
2.2.2 Ciri Ciri Pantai
Pantai memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari area lainnya di
sekitar air. Beberapa ciri-ciri pantai meliputi:
1. Pasir, Kerikil, atau Batu Kecil: Pantai umumnya memiliki tanah berpasir,
kerikil, atau batu-batu kecil di sepanjang garis pantainya.
13
2. Air Laut atau Air Tawar: Pantai dapat berada di tepi laut, samudra, danau, atau
sungai, sehingga air di sekitar pantai bisa berair laut atau air tawar tergantung
lokasinya.
3. Ombak: Pantai sering kali terkenal dengan ombaknya. Ombak terbentuk karena
interaksi antara angin dan permukaan air, dan pantai adalah tempat di mana
ombak ini mencapai daratan.
4. Zona Pasang Surut: Pantai biasanya mengalami perubahan pasang surut air laut.
Pada pasang, air laut mencapai lebih tinggi ke pantai, sedangkan pada surut, air
mundur menjauh dari pantai.
5. Vegetasi Khusus: Vegetasi pantai, seperti kelapa, mangrove, atau rumput laut,
sering kali beradaptasi dengan kondisi pasir yang gembur dan terendam air secara
periodik.
6. Aktivitas Biologis: Pantai merupakan habitat bagi berbagai spesies hewan dan
tumbuhan yang disesuaikan dengan kehidupan pesisir, seperti burung pantai,
krustasea, dan jenis tumbuhan khusus.
7. Daya Tarik Wisata: Pantai sering kali menjadi tujuan wisata populer karena
keindahan alamnya. Tempat ini cocok untuk berjemur, berenang, bermain pasir,
dan berbagai aktivitas rekreasi lainnya.
8. Pengaruh Cuaca: Cuaca, termasuk angin dan gelombang panas, dapat
mempengaruhi kondisi pantai dan mengubah garis pantai dari waktu ke waktu.
14
pantai, mendengarkan suara ombak, dan berada di alam terbuka dapat
mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
2. Ekosistem yang Kaya: Pantai Permata adalah rumah bagi berbagai
spesies hewan dan tumbuhan yang menyediakan habitat bagi
keanekaragaman hayati. Pantai Permata juga mendukung kegiatan
perikanan yang penting untuk sumber daya pangan manusia.
3. Perlindungan Pantai: Vegetasi pantai seperti mangrove dan rumput
laut membantu melindungi pantai dari erosi dan dampak badai.
Mereka berfungsi sebagai benteng alami yang mengurangi kerusakan
akibat gelombang dan angin.
4. Penelitian Ilmiah: Pantai adalah tempat penelitian ilmiah yang
penting untuk memahami dinamika geologi, oseanografi, dan ekologi.
Penelitian ini membantu dalam pengelolaan lingkungan pesisir dan
keberlanjutan pantai.
5. Sumber Bahan Baku: Pantai menyediakan sumber daya seperti
pasir, kerikil, dan batu yang digunakan dalam industri konstruksi dan
infrastruktur.
6. Penting untuk Kehidupan Sosial dan Budaya:Pantai sering kali
memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi dalam masyarakat lokal.
Mereka menyediakan tempat untuk kegiatan budaya, perayaan
tradisional, dan ritual keagamaan.
Penting untuk merawat dan melindungi pantai untuk generasi
mendatang, mengingat peran pentingnya dalam kehidupan manusia
dan keberlanjutan ekosistem bumi.
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap
Rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017: 69).
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
2.3.1 Pemanfaatan pohon mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan
2.3.2 pemanfaatan pohon mangrove melalui praktek konservasi yang
berkelanjutan,
15
2.3.3 Peran aktif masyarakat dalam memanfaatkan pohon mangrove dengan
melibatkan mereka dalam kegiatan penanaman
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu jenis penelitian yang dan jenis penelitian
Mengeksplorasi dan memahami makna di sejumlah individu atau sekelompok
orang yang berasal dari masalah sosial (Cresswell, 2016). Menurut Maleong,
Metode kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk
memahami fenomena sosial melalui interpretasi, deskripsi, dan analisis mendalam
dari konteks yang sebenarnya, tanpa menggunakan pengukuran statistik atau data
numerik. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berfokus pada aspek-aspek subjektif,
kompleksitas, dan konteks sosial dari suatu masalah.
Berdasarkan metode yang digunakan, jenis penelitian pada laporan ini termasuk
jenis penilitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu jenis
penelitian ilmiah yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu
fenomena, kejadian, atau kondisi secara rinci dan mendetail.
16
Gambar 1. Map Pantai Permata
Penelitian yang berjudul “analisis manfaat pohon mangrove di pantai permata” ini
di lakukan di pantai permata.di daerah utara yaitu di jl.angrek, jl.permata pantai
pilang.
17
3.4.1 Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran perilaku yang dituju. Observasi dilakukan di daerah Pantai
Permata untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan pohon mangrove .
Adapun yang akan diamati pada kegiatan observasi ini adalah kondisi pohon
mangrove di sekitar Pantai Permata.
3.4.2 Wawancara
Lexy J Moleong menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan
maksud- maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan
langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan
mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Wawancara
juga dapat diartikan sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstrusikan makna dalam suatu topik
tertentu. (Esterberg dalam Sugiyono, 2019)
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada masyarakat yang tinggal di
sekitar Pantai Permata. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang pemanfaatan pohon mangrove, pemanfaatan pohon mangrove tersebut
terhadap masyarakat sekitar, dan juga solusi yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi pencemaran tersebut. Ketika mengoperasikan metode wawancara
ini, peneliti menggunakan interview terpimpin atau bebas terarah, artinya peneliti
sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan,
akan tetapi wawancara yang peneliti kehendaki sifatnya tidak mengikat, sehingga
bisa jadi muncul penambahan atau pengurangan pertanyaan.
18
3.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan informasi atau fakta dari
berbagai sumber atau metode untuk tujuan analisis, penelitian, atau pengambilan
keputusan. Ini melibatkan pengumpulan informasi yang relevan dan akurat yang
dapat digunakan untuk memahami suatu fenomena atau menjawab pertanyaan
penelitian dengan cara yang sistematis dan terstruktur.
3.5.2 Reduksi data
Data yang diperoleh dari sumber referensi yang sangat banyak karena itu perlu
untuk difokuskan lagi pada hal-hal yang penting untuk dicari. Data yang sudah
direduksi tersebut akan mempermudahkan penulis dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
3.5.3 Display data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian dilakukan dalam bentuk kategori yang akan memudahkan penulis untuk
memahami data tersebut
3.5.4 Penarikan kesimpulan
Data tersebut akan dilihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam
melakukan perancangan standart operational procedure dan akan
diimplementasikan sesuai dengan kemampuan. Ini merupakan tahap akhir dari
proses pengelohan data melalui pendekatan kualitatif.
19
dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan
secara :
3.6.1 Credibility
Uji kredibilitas atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan
oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah
karya ilmiah dilakukan.
A. Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber
Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007:274).
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila
dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar
(Sugiyono, 2007:274).
3) Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih
kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
(Sugiyono, 2007:274).
20
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap dimana peneliti mengumpulkan
data yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan lokasi di masyarakat. Dalam
mengumpulkan data yang ada di masyarakat peneliti menggunakan metode
wawancara dan dokumentasi dalam bentuk catatan lapangan dan dokumen
bersama para responden.
3.7.3 Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian, peneliti menyusun data yang terkumpul dari tahap
wawancara, dan di susun secara terurut agar dapat di diketahui tujuan dari
penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini peneliti akan membuat laporan
dari hasil kesimpulan data yang di peroleh selama proses penelitian di masyarakat.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian
Berikut akan dipaparkan data yang diperoleh dari lapangan dengan judul “Analisis
Pemanfaatan Pohon Mangrove bagi masyarakat di pantai permata ”. Berikut
adalah paparan data tentang gambaran umum dampak Pohon Mangrove bagi
masyarakat di pantai permata.
1. Proses Pemanfaatan Pohon Mangrove
a. Luas Lahan Pohon Mangrove
Untuk mengetahui berapa luas lahan pohon mangrove , maka peneliti melakukan
penggalian data dengan wawancara. Berikut adalah hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan ibu Lastri selaku pengurus pantai permata, “luas pantai
permata sekitar 6 hektar sedangkan luas lahan yang ditumbuhi mangrove sekitar
dua setengah hektar.”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak tuli selaku petugas keamanan
pantai permata. “Kalau soal luas lahan penanaman pohon mangrove sekitar dua –
dua setengah hektar.”
b. Jenis Mangrove
Untuk mengetahui berapa jenis pohon mangrove , maka peneliti melakukan
penggalian data dengan wawancara. Berikut adalah hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan Bapak To selaku pengurus penanaman pohon mangrove
di pantai permata. “Untuk Jenis Pohon mangrove yang ada di pantai permata ini
terdapat 6 jenis mangrove yang ditanam di pantai permata ini juga manfaat dari
jenis mangrove itu sendiri dan juga memiliki bentuk yang berbeda.” Tabel di
bawah ini menjelaskan tentang jenis jenis mangrove dengan nama ilmiahnya, ciri
ciri jenis mangrove dan juga manfaatnya.
Jenis Ciri Ciri Manfaat
1. Bakau hitam Bakau hitam meliputi Sebagai benteng alami
daunnya yang berbentuk yang melindungi
bulat atau lonjong, dengan pesisir dari erosi dan
ujung daun yang runcing. serangan gelombang
Pohon ini memiliki akar besar.
udara yang menjulang ke
(Rhizophora atas, yang membantunya
muscronata) bernapas dalam kondisi
tanah berair atau lumpur.
Bakau hitam tumbuh di
wilayah pesisir dan rawa-
rawa, sering ditemukan di
daerah tropis dan subtropis.
22
2. Bakau Merah Daunnya berbentuk elips, Sebagai perlindungan
dengan ujungnya yang pantai agar tidak
runcing dan pangkal daun tererosi oleh Air laut ,
yang membulat. Daun ini bakau merah juga
biasanya hijau mengkilap. berfungsi sebagai
Bunga bakau merah penyaring polusi dari
terdapat dalam bentuk air dan juga bakau
(Rhizopora stylosa) tandan yang berkembang merah ini berfungsi
dari cabang-cabangnya. sebagai sumber
Bunganya kecil dan pencaharian
berwarna putih atau kuning masyarakat yang ada
pucat. Dan Buahnya di sekitar Pantai
berbentuk kapsul yang permata
mengandung biji-biji kecil.
Buahnya mengapung di air
dan membantu dalam
penyebaran biji.
3. Bakau Minyak Bakau merah memiliki Bakau merah dapat
akar udara mencegah terjadi nya
(pneumatophores) yang erosi , bakau merah
menjulur ke atas dari dapat dijadikan rumah
permukaan tanah atau air atau tempat tinggal
lumpur , Daunnya ikan, kepiting , dll dan
berbentuk lanset dan juga dapat dijadikan
berwarna hijau gelap. Dan pengobatan tradisional
(Rhizopora Apiculata) Bakau merah memiliki
bunga kecil dan buah yang
tumbuh dalam bentuk
mangkuk, sering kali
berwarna hijau muda.
4. Bogem Daun hijau mengkilap Dapat dijadikan bahan
yang berbentuk oval dan makanan seperti
ujungnya meruncing, tepung
Bunga Sonneratia alba
berbentuk corong,
berwarna putih, dan
memiliki kelopak yang
terlihat seperti mahkota
bunga, dan Buahnya
(Sonneratia alba) berbentuk kapsul, biasanya
berwarna coklat, dan
memuat biji-biji kecil di
dalamnya. Dapat
dijadikan bahan pangan
yaitu tepung
23
5. Api – Api Putih Daunnya berbentuk lanset Dapat mencegah
dan berwarna hijau gelap, terjadi nya erosi ,
Bunganya berwarna hijau dapat membantu
kekuningan dan polutan dari air laut
menghasilkan buah cangkir dan sungai dan dapat
yang berkeping empat, dan mengurangi dampak
Avicennia marina tumbuh gelombang lau
(Avicennia marina) di daerah rawa-rawa payau,
muara sungai, dan estuari
di dekat pantai.
24
mengatasi kekurangan bahan bakar, dan beberapa
oksigen dengan cara spesies bakau menghasilkan
mengambil udara melalui arang kayu yang digunakan
akar udaranya. dalam industri dan rumah
tangga.
2. Api – Api Bentuk akar serupa seperti Sebagai alternatif bahan
Putih paku panjang dengan bentuk pangan, sebagai pakan
rapat yang naik ke atas ternak dan sebagai bahan
permukaan lumpur dengan pengawet makanan
pangkal batang yang berada
di kelilingnya, Memiliki
daun berwarna putih dan
(Avicennia memiliki kelenjar garam di
Marina) bagian bawah permukaan
daun. Bagian atas daun
berwarna hijau mengkilat
dan Bentuk buah bulir
layaknya buah mangga,
dengan bagian ujung pada
buah panjang serta tumpul
dengan ukuran sekitar 1 cm.
3. Lindur Tidak Memiliki Akar Tanah Tumbuhan lindur dapat
Besar , Mempunyai daun menangkap dan menyimpan
yang tebal dan memiliki air hujan, membantu
bunga yang mencolok dan mengurangi erosi tanah dan
aromatik untuk menarik mempertahankan
polinator, meskipun tidak kelembaban di hutan atau
semua tumbuhan lindur lingkungan sekitarnya,
(Bruguiera
berbunga. dapat menyediakan habitat
Gymnorrhiza)
bagi berbagai organisme
seperti serangga, burung,
dan mikroorganisme dan
tumbuhan lindur juga
berperan dalam proses
fotosintesis
4. Bogem Daun hijau mengkilap yang Dapat dijadikan bahan
berbentuk oval dan ujungnya yaitu bahan makanan berupa
meruncing, Bunga tepung
Sonneratia alba berbentuk
corong, berwarna putih, dan
memiliki kelopak yang
terlihat seperti mahkota
bunga, dan Buahnya
(Sonneratia alba) berbentuk kapsul, biasanya
berwarna coklat, dan memuat
biji-biji kecil di dalamnya.
25
c. Produk-produk yang dihasilkan dari pohon mangrove dan proses produksinya
Untuk mengetahui apa saja produk produk yang dihasilkan dari pohon mangrove
dan juga proses produksi nya , maka peneliti melakukan penggalian data dengan
wawancara. Menurut narasumber Bapak To (pengurus penanaman pohon
mangrove) “Yang selama ini udah diproduksi adalah kopi mangrove itu dari biji
api - api jadi bijinya itu yang tua dikeringkan dikupas dan dikeringkan setelah itu
digoreng menjadi bahan kopi dengan campuran kopi juga kopi dengan
perbandingan 3:1 sebatas Kopi itu pohon mangrove . Tepung ada tepung dari
bijinya lindur tepung mangrove itu bisa dipakai untuk bahan pembuatan kue
dicampur yang harus dicampur dengan tepung terigu.”
d. Manfaat pohon mangrove berkontribusi dalam mendukung keberlanjutan
lingkungan dan ekonomi lokal
Untuk mengetahui manfaat pohon mangrove berkontribusi dalam mendukung
keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal, maka peneliti melakukan penggalian
data dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Mahmud (Ketua
Pengurus pantai permata) “Kalo produk langsung dari mangrove itu kopi dan
tepung tapi belum banyak , kalo mangrove mendukung perekonomian sangat bisa
tapi fungsi ekologis artinya gini pohon bakau itu dibagian akarnya itu, akar
tunjang itu dijadikan tempat ikan bertelur kemudian pengasuhan pemberian
makan terhadap ikan ikan kecil serta disana dapat menemukan kepiting kecil
bukan untuk dimakan dan juga terdapat sifut kecil , itu tidak langsung bisa di
konsumsi tetapi memberi kesempatan kepada hewan hewan di laut luas untuk
menjalankan daur hidupnya. Mungkin fungsi mangrove
1. Untuk tempat bertelur
2. Sebagai sumber makanan bagi ikan ikan kecil jadi fungsi ekologis secara tidak
langsung mendukung jumlah ikan yang diperoleh para nelayan .Sangat bisa jadi
wisata pohon mangrove itu selain populasi pohon mangrove yang kedua secara
edukasi bisa menanam bisa melakukan observasi banyak sekali kelompok
kelompok masyarakat sekolah menjadikan ekosistem mangrove itu sebagai wisata
edukasi untuk pembelajaran dan juga untuk pelestarian lingkungan.”
e. Teknik-teknik dalam proses penanaman dan perawatan mangrove
Nah setelah mengetahui apa saja manfaat pohon mangrove dalam berkontribusi
dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal. Maka peneliti
melakukan penggalian data dengan wawancara. Berikut adalah hasil wawancara
yang dilakukan peneliti dengan Ibu Lastri ( Pengurus pantai permata). “Yang
pertama pembibitan rutin yang dilakukan oleh kelompok masyarakat bengawas
kemudian yang kedua itu perawatan karena mangrove itu hidup di daerah pasang
surut atau di daerah pesisir pantai maka dirawat sesuai habittannya atau ekosistem
nya berikut nya penanaman rutin untuk menambah ketebalan dari komunitas
mangrove kebetulan pasirnya pantai permata itu pasirnya dari Bromo waktu erosi
jadi tidak beda dengan menanam di daerah Ketapang , manghuharjo dan
26
mayangan karena habitatnya pasir, pasir itu lebih banyak menyimpan panas
daripada tanah lumpur Biasa biasanya pendamping itu bilang jangan di buka
olinebag nya supaya adaptasi akar terhadap tanah yang sudah menempel
dibandingkan dengan tanah sekitar yang luas sudah banyak buktinya busuk
tanamannya kering yang disebabkan karena adaptasi dengan habitat yang diberi
pasir yang melapisi pantai Permata ini khusus pantai permata ini tidak di
Ketapang dan tidak juga di mayangan karena permata mendapatkan dampak
erupsi dari gunung Bromo tahun 2010 – 2012 tapi ya sukses ditumbuhi pohong
mangrove itu tadi keberhasilannya itu tidak 100% karena ada teknik khusus
supaya akarnya beradaptasi dengan habitat yang sudah terkena dampak dari erupsi
bromo. “
27
memanfaatkan bangunan misalnya , yang mereka manfaatkan adalah itu tadi
memetik biji api api untuk pembuatan kopi . Yang penting tidak merusak untuk
membuat bahan bangunan karena tau mangrove adalah pohon yang dilindungi
undang undang.” Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak To sebagai
pengurus pohon mangrove yang ada di pantai permata.” Masyarakat disini masih
belum cukup dengan pengetahuan dan kesadaran yang cukup untuk pentingnya
pelestarian mangrove
3. Partisipatif masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya
mangrove
Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan partisipatif masyarakat dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya mangrove dan cara-cara berkelanjutan
dalam memanfaatkannya, maka peneliti melakukan penggalian data dengan
wawancara Dengan Bapak Mahmud selaku ketua pengurus pantai
permata.”Caranya memberikan pengetahuan kepada para siswa para pengunjung
yang akan melakukan penanaman, memberi tahu jenis tanaman nya ,
mendampingi itu kan udah bentuk kontribusi warga untuk proses konservasi
selain membibit , menanam sendiri juga mendapingi dan memberikan edukasi
kepada pengunjung yang akan melakukan penanaman di pantai permata , pantai
Ketapang , jadi ada pendampingan , ada pemberian edukasi yang sesuai materi
juga.”
4. Kegiatan konservasi atau penanaman kembali pohon mangrove yang dilakukan
oleh masyarakat di Pantai Permata
Untuk mengetahui Apakah terdapat kegiatan konservasi atau penanaman kembali
pohon mangrove yang dilakukan oleh masyarakat di Pantai Permata, maka
penelitian maka peneliti melakukan penggalian data dengan wawancara Dengan
Bu Lastri selaku pengurus pantai permata. ”Ada , pembibitan rutin , penanaman
besar besaran pada tahun 2020 atau 2021 itu karena pilang kan merupakan
penerimaan penghargaan kampung iklim tingkat nasional . Jadi salah satuh
hadiahnya adalah dari kementrian itu mengajaknya masyarakat warga pilang itu
menanam dan memetik biji Mangrove di pantai permata barat dan timur yang
masuk dia area kelurahan pilang tidak bisa disebut wilayah karena itu provinsi.”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan pengunjung yang ada di pantai
permata. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak To .” Ada biasanya
penanaman bibit mangrove yang dilakukan oleh siswa maupun masyarakat
Probolinggo.”
5. Berkolaborasi dengan pihak-pihak eksternal
Untuk mengetahui Bagaimana masyarakat lokal berkolaborasi dengan pihak-pihak
eksternal seperti pemerintah dan organisasi lingkungan dalam upaya pelestarian
dan pemanfaatan yang berkelanjutan terhadap pohon mangrove maka penelitian
maka peneliti melakukan penggalian data dengan wawancara Dengan Bu Lastri
selaku pengurus pantai permata.” Yang mendukung penuh adalah dinas
28
lingkungan hidup , dinas pertanian , dinas kelautan , dan sekarang adalah dinas
pariwisata, minimal 4 itu yang mendukung penuh terhadap kelestarian tanaman
kalo komunitas ada kelompok masyarakat pengawas, kemudian ada kelompok
sadar wisata ( Pokdarwis) , kemudian ada kelompok kelompok masyarakat secara
umum misalnya laskar Hijau , laskar Hijau itu yang secara langsung rutin dalam
kegiatan observasi pantai pasir mangrove .
Yang pertama bukan dana tapi diberi kesempatan untuk pembibitan, pembibitan
itu yang ada dana untuk pembelian polibag , untuk pembelian tanahnya kemudian
media tanam tapi hasilnya harus dalam pembibitan itu
Yang kedua dijadikannya pantai permata untuk wisata edukasi konservasi itu
otomatis kan mengundang banyak pengunjung disana yang dilakukan konstibusi
nya membeli otomatis kan bibit itu nantinya dijual oleh pihak pokmaswas 2.500
per satu batang didampingi lagi nanti untuk penanaman. Jadi gitu nya, setiap
komunitas terutama warga sekolah yang datang disana untuk penanganan otomatis
akan membeli bibit yang dikelola oleh masyarakat nelayan
Dan ini rutin anak anak sekolah tuh luar biasa konstibusi nya mereka sudah
mempunyai kesadaran yang besar untuk upaya kelestarian. Menanam aja mereka
asik sekali gak mikir hasilnya gimana , pokoknya menanam itu seru itu kan udah
upaya konservasi.”
29
BAB V
Penutup
A.Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat
Kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hutan mangrove adalah ekosistem hutan yang tumbuh di wilayah pesisir antara
daratan dan laut, di area berair payau atau pasang surut. Mangrove memiliki akar
yang kompleks yang membentuk jaringan yang kuat, melindungi pantai dari
abrasi dan badai, serta menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies hayati.
Selain itu, mangrove juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut,
menyaring polusi, dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat
melalui hasil kayu, ikan, dan produk alam lainnya. Perlindungan dan pelestarian
hutan mangrove sangat penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan
kehidupan manusia di wilayah pesisir.
2. Pemanfaatan pohon mangrove bagi masyarakat di Pantai Permata memiliki
dampak yang sangat positif. Mangrove memberikan perlindungan pantai,
mendukung keberlanjutan ekosistem, dan menjadi habitat penting bagi berbagai
spesies. Selain itu, mangrove juga menjadi sumber mata pencaharian ekonomi
yang signifikan bagi penduduk setempat melalui hasil kayu, ikan, dan produk
alam lainnya. Dengan menjaga dan berkelola mangrove dengan bijak, masyarakat
di Pantai Permata dapat memastikan keberlangsungan lingkungan, keberlanjutan
mata pencaharian, serta kesejahteraan ekonomi mereka dalam jangka panjang.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka ada
Beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada peneliti selanjurnya
1.Peneliti dapat melakukan studi mendalam mengenai keanekaragaman spesies
mangrove di Pantai Permata. Identifikasi spesies-spesies yang ada dan pelajari
karakteristik serta manfaat unik dari masing-masing spesies mangrove.
2. Teliti ekosistem mangrove di Pantai Permata, termasuk ketersediaan sumber
daya alam dan peranannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai. Fokus
pada dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia terhadap ekosistem ini.
3. Lakukan penelitian tentang model pengelolaan mangrove berbasis masyarakat
di Pantai Permata. Identifikasi praktik-praktik berkelanjutan yang telah dilakukan
oleh masyarakat lokal dan kembangkan strategi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan mangrove.
4. Selidiki bagaimana masyarakat lokal dapat diberdayakan melalui pelatihan
keterampilan, pendidikan, dan pelatihan kewirausahaan berbasis mangrove.
30
Evaluasi dampak pemberdayaan ini terhadap ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
5. Kaji efektivitas program-program konservasi mangrove dan pendidikan
lingkungan di Pantai Permata. Evaluasi sejauh mana kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya pelestarian mangrove dan identifikasi cara untuk
meningkatkan kesadaran ini.
6. Dapat Melakukan studi sosial-ekonomi yang mendalam untuk memahami
dampak pemanfaatan mangrove terhadap masyarakat di Pantai Permata. Tinjau
aspek-aspek ekonomi, sosial, dan budaya yang terlibat dalam pemanfaatan
mangrove.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/493976677/MAKALAH-FUNGSI-
DAN-MANFAAT-HUTAN-MANGROVE
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/60-pentingnya-
hutan-mangrove-bagi-lingkungan-hidup
32
DOKUMENTASI
33
34