Oleh :
Mega Wulandari
Stb. F23118002
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian terkait
“Pengelolaan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Yang Berkelanjutan Dan Terpadu
Berbasis Masyarakat, Di Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong” untuk
memenuhi tugas metode penelitian . Kami mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan
yang telah diberikan oleh dosen penanggungjawab dan dosen pengampu mata kuliah ini,
yang telah membimbing kami hingga proposal ini dapat terselesaikan. Tak lupa juga kami
ucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak lain yang telah mendukung kami dalam
pengerjaan proposal ini. Kepada orang tua dan teman-teman yang selalu memberikan
semangat sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun
Mega Wulandari
i
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Daftar Isi
Daftar Isi.....................................................................................................................................................i
BAB IPENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian............................................................................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah......................................................................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................................................................ 5
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN...............................................................................................................6
A. Kajian Teori....................................................................................................................................6
1. Karakteristik Wilayahh Pesisir............................................................................................................ 6
2. Ekosistem Mangrove............................................................................................................................... 9
3. Konservasi Hutan Mangrove.............................................................................................................. 11
B. Kerangka Pikir............................................................................................................................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................................18
A. Jenis Penelitian............................................................................................................................................ 18
B. Tempat Penelitian...................................................................................................................................... 18
C. Instrumen Penelitian................................................................................................................................. 18
D. Sampel Sumber Data Penelitian........................................................................................................... 19
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................................... 19
F. Teknik Analisis Data.................................................................................................................................. 19
BAB IV JADWAL PENELITIAN.............................................................................................................23
A. Jadwal Penelitian........................................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24
ii
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Daftar Tabel
iii
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah pesisir umumnya memiliki kompleksitas yang tinggi, baik secara ekonomi
maupun secara ekologi (Bengen, 2004). Berbagai ragam bentuk aktivitas masyarakat
dalam memanfaatkan sumberdaya alam pesisir dibidang perekonomian seperti
budidaya ikan dan udang ditambak, budidaya rumput laut, budidaya kepiting,
pariwisata, industry, pemukiman, perhubungan dan berbagai aktivitas lainnya. Aktivitas
masyarakat diwilayah pesisir ini cenderung menimbulkan dampak yang kurang baik
terhadap keberlanjutan ekologi diwilayah pesisir terutama ekosistem hutan mangrove.
Pesisir pantai Kabupaten Parigi Moutong memiliki panjang 472 Km dengan tipe
morfologi pantai yang relatif landai dan tak banyak berteluk. Dengan posisi pantai
1
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
terletak di bagian dalam Teluk Tomini menyebabkan perairan laut sekitar wilayah
Kabupaten Parigi Moutong relatif lebih tenang dibandingkan dengan wilayah laut
sekitar mulut Teluk Tomini.
Meskipun saat ini kondisi kawasan hutan mangrove tergolong dalam kondisi
baik, pengelolaan kawasan hutan mangrove, tetap diperlukan. Agar kondisi ini terus
terjaga bahkan menjadi lebih baik lagi. Hal ini di karenakan keberadaan ekosistem
mangrove di Kecamatan Mepanga sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat disekitarnya. Mata pencaharian penduduk sehari-hari di Kecamatan
2
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Mepanga sangat bervariasi. Selain sebagai pegawai pemerintah dan swasta, masyarakat
di Kecamatan Mepanga juga bekerja sebagai nelayan, pedagang, petani dan juga buruh
(BPS, Kecamatan Mepanga Dalam Angka, 2018). Kondisi sosial ekonomi yang beragam
ini merupakan potensi besar dalam melestarikan ekosistem mangrove, karena secara
umum masyarakat tidak terlalu menggantungkan perekonomiannya pada ekosistem
mangrove. Dalam hal ini masyarakat banyak memanfaatkan nilai ekologis keberadaan
ekosistem mangrove terutama dalam mencegah abrasi pantai. Besarnya manfaat
ekosistem mangrove bagi masyarakat di Kecamatan Mepanga, baik secara ekologis
maupun ekonomis, dapat menumbuhkan semangat dan motivasi untuk melestarikan
ekosistem mangrove.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka fokus penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
C. Rumusan Masalah
Pengelolaan kawasan hutan mangrove sangat penting, karena besarnya manfaat
ekosistem mangrove, baik secara ekologi maupun ekonomi bagi masyarakat di kawasan
pesisir Kecamatan Mepanga. Mempertimbangkan betapa besarnya manfaat ekosistem
mangrove bagi kehidupan masyarakat, maka penelitian ini dilakukan kajian tentang:
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
4
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik dari segi
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi bahan perbandingan apabila ada penelitian yang sama sebagai
referensi peneliti yang akan datang.
b. Diharapkan bisa menjadi masukan untuk pemerintah, masyarakat atau
instansi terkait dalam pengambilan kebijakan terkait pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan konservasi hutan mangrove, serta mengoptimalkan
hubungan antara kelestarian hutan mangrove dengan partisipasi, dimensi
sosial dan kearifan lokal masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
hutan mangrove, sehingga tercipta sebuah model yang dapat dijadikan
percontohan bagi masyarakat di wilayah pesisir lain dalam mengelola
kawasan hutan mangrove.
5
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Karakteristik Wilayahh Pesisir
Menurut Bengen (2004), wilayah pesisir merupakan suatu lingkup wilayah yang
memiliki kompleksitas tinggi dalam aktivitas. Kompleksitas aktivitas ekonomi yang
terdapat di wilayah pesisir berupa kegiatan perikanan, pariwisata, pemukiman dan
perhubungan. Komplesitas yang tinggi diwilayah pesisir dikarenakan; (1) penentuan
wilayah pesisir baik kearah darat maupun kearah laut sangat bervariasi tergantung
karakteristik lokal kawasan tersebut, (2) adanya keterkaitan ekologis (hubungan
fungsional) baik antar ekosistem didalam kawasan pesisir dengan lahan atas dan laut
lepas, (3) sumber daya wilayah pesisir memiliki berbagai jenis sumber daya dan jasa
lingkungan, sehingga menghadirkan berbagai pemanfaatan sumber daya pesisir yang
dapat menimbulkan berbagai konflik kepentingan antar sektor dan pembangunan, (4)
6
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
secara sosial ekonomi wilayah pesisir biasa dihuni oleh lebih dari satu kelompok
masyarakat yang memiliki preferensi yang berbeda, (5) adanya sifat common property
dari sumber daya pesisir yang dapat mengakibatkan ancaman terhadap sumber daya
tersebut, (6) sistem sosial budaya masyarakat pesisir memiliki ketergantungan
terhadapa fenomena alam.
Menurut Kusumatanto et al. (2006), potensi sumber daya pesisir dan laut terdiri
dari (1) potensi sumber daya perikanan berupa sumberdaya perikanan tangkap dan
perikanan budidaya; (2) potensi sumberdaya energy dan mineral berupa minyak, gas
timah, perak, emas, pasir kuarsa, pasir besi, posporit, kromit, methan dan lain
sebagainya; (3) potensi perhubungan laut; dan (4) potensi wisata bahari.
Berbagai ragam sumber daya hayati pesisir yang penting dan dapat diperbaharui
adalah hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan perikanan.
Hutan mangrove adalah kawasan yang unik yang merupakan peralihan antara
komponen darat dan laut, yang berisi vegetasi laut dan perikanan pesisir yang tumbuh
didaerah pantai dan sekitar muara sungai selain dari formasi hutan pantai. Vegetasi ini
secara teratur digenangi oleh air laut serta dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasi
mangrove dicirikan oleh jenis-jenis tanaman bakau (Rhizoporha spp), api-api (Avicennia
spp), prepat (Sonneratia spp) dan tinjang (Brugulera spp). Indonesia merupakan negara
yang memiliki luas mangrove terluas di dunia. Pada tahun 2005 diperkirakan luas
mangrove di Indonesia 3,062,300 ha atau 19% dari luas hutan mangrove di dunia (FAO,
2007). Dan di Kabupaten Parigi Moutong luas hutan mangrove berkisar 1.729 ha (Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Parigi Moutong, 2020).
7
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Menurut Djamali (2004), potensi sumber daya alam yang cukup melimpah,
kondisi penduduk, pesatnya pertumbuhan pembangunan diwilayah pesisir dan laut
secara umum menyebabkan terjadinya dua permasalahan utama diwilayah pesisir yaitu:
(1) rendahnya kualitas sumber daya manusia; dan (2) kurangnya informasi
pengembangan sumber daya alam, rendahnya tingkat pendidikan akan berpengaruh
pada rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan. Keadaan ini menyebabkan
kurang berkembangnya diversifikasi usaha dan kurang berkembangnya teknologi pasca
panen sehingga tidak mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. kurangnya
pemahaman dan pengertian masyarakat tentang fungsi dan dan sumberdaya alam hutan
mangrove menyebabkan rendahnya upaya pelestarian terhadap kawasan hutan
mangrove.
c. Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama-sama
mendiami wilayah pesisir, membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait
dengan ketergantungan pada pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan pesisir.
Biasanya mereka bekerja dibidang perikanan, baik sebagai nelayan penangkap ikan
maupun nelayan pengumpul. Menurut Efrizal (2009), pada masyarakat pesisir terdapat
banyak kelompok kehidupan masyarakat diantaranya (1) masyarakat nelayan tangkap;
merupakan kelompok masyarakat pesisir yang mata pecaharian utamanya adalah
menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini dapat
dibedakan dari jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah
tangkapannya. (2) masyarakat nelayan pengumpul; merupakan kelompok masyarakat
pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. (3) masyarakat
nelayan buruh; merupakan kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai
dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari masyarakat nelayan berupa kemiskinan
yang selalu membelenggu kehidupan mereka, karena tidak memiliki modal atau
peralatan yang memadai untuk usaha produktif. (4) masyarakat nelayan tambak dan
masyarakat nelayan pengolah.
8
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
2. Ekosistem Mangrove
9
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Menurut LPP Mangrove Indonesia (2008), mangrove hidup pada habitat yang
unik dengan ciri-ciri (1) tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau
hanya tergenang pada saat pasang pertama, (2) tempat tersebut menerima pasokan air
tawar yang cukup dari darat, (3) daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus
pasang surut yang kuat, dan (4) airnya mempunyai salinitas payau (2 - 22 permil)
hingga asin. Tumbuhan mangrove memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap
lingkungan pesisir disebabkan oleh (1) perakaran yang pendek dan melebar luas dengan
akar penyangga atau tudung akar yang tumbuh dari batang dan dahan sehingga
menjamin kokohnya batang, (2) berdaun kuat dan mengandung banyak air, (3)
mempunyai banyak jaringan internal penyimpan air dan kosentrasi garam yang tinggi.
Beberapa tumbuhan mangrove seperti Avicennia mempunyai kelenjar yang
mengeluarkan garam pada daunnya, sehingga dapat menjaga keseimbangan osmotik.
Tekanan osmotik yang tinggi pada sel daun memungkinkan air laut terbawa keatas
dengan kecepatan transpirasi rendah, sehingga mengurangi kehilangan air akibat
penguapan (Nybakken, 1992).
Para ahli berpendapat bahwa hutan mangrove memiliki fungsi fisik, fungsi
biologi dan fungsi ekonomi. Fungsi fisik dan biologi sering dikatakan sebagai fungsi
ekologis dan selalu mengalami perubahan akibat aktivitas manusia, sedangkan fungsi
ekonomi merupakan fungsi tambahan dalam unsur ekologis yang melibatkan berbagai
10
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam, baik manfaat langsung
maupun manfaat secara tidak langsung. Arief (1994) dan LPP Mangrove (2008), fungsi
hutan mangrove dapat dipandang dari beberapa aspek yaitu aspek biologi, aspek fisika
dan aspek ekonomi. Ditinjau dari aspek biologi, hutan mangrove memiliki fungsi sebagai
(1) tempat pemijahan (spawning ground) dan pertumbuhan pasca larva (nursery
ground) komoditi perikanan bernilai ekonomis tinggi (ikan, kepiting, udang dan kerang),
(2) pelindung berbagai jenis satwa liar seperti monyet, biawak, buaya dan burung, dan
(3) penyerap karbon dan penghasil oksigen yang sangat berguna bagi peningkatan
kualitas lingkungan hidup, (4) tempat terdapatnya sumber makanan dan unsur-unsur
hara. Daun mangrove berfungsi sebagai sumber bahan organik dan sumber pakan
konsumen pertama yaitu pakan cacing, kepiting dan golongan kerang dan keong yang
selanjutnya menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya sesuai siklus rantai
makanan dalam suatu ekosistem.
a. Definisi Konservasi
Didalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.17/MEN/2008
konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah upaya perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya
untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kawasan konservasi adalah bagian
dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai ciri khas tertentu sebagai
suatu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan dan/atau dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
secara berkelanjutan.
Pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008, kawasan
konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil dikategorikan atas empat kategori. Pertama,
suaka pesisir dengan kriteria (1) merupakan wilayah pesisir yang menjadi tempat hidup
dan berkembangbiaknya suatu jenis atau sumber daya alam hayati yang khas, unik,
langka dan dikawatirkan akan punah, dan/atau merupakan tempat kehidupan bagi
11
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
Kedua, suaka pulau kecil dengan kriteria (1) merupakan pulau kecil yang menjadi
tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu jenis atau beberapa sumber daya alam
hayati yang khas, unik, langka dan dikhawatirkan akan punah, dan/atau merupakan
tempat kehidupan, keberadaannya memerlukan upaya perlindungan, dan/atau
pelestarian; (2) mempunyai keterwakilan dari satu atau beberapa ekosistem di pulau
kecil yang masih asli dan/atau alami; (3) mempunyai luas wilayah pulau kecil yang
cukup untuk menjamin kelangsungan habitat jenis sumber daya ikan yang perlu
dilakukan konservasi dan dapat dikelola secara efektif; (4) mempunyai kondisi fisik
wilayah pulau kecil yang rentan terhadap perubahan dan/atau mampu mengurangi
dampak bencana.
Ketiga, taman pesisir dengan kriteria (1) merupakan wilayah pesisir yang
mempunyai daya tarik sumber daya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam
yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu
pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumber
daya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi; (2) mempunyai wilayah pesisir yang
cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pesisir yang
berkelanjutan; dan (3) kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya
pengembangan wisata bahari dan rekreasi.
Keempat, taman pulau kecil dengan kriteria (1) merupakan pulau kecil yang
mempunyai daya tarik sumber daya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam
yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu
pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumber
12
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
daya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi; (2) mempunyai luas pulau kecil/gugusan
pulau dan perairan disekitarnya yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan
daya tarik serta pengelolaan pulau kecil yang berkelanjutan; dan (3) kondisi lingkungan
disekitarnya mendukung pengembangan wisata bahari dan rekreasi.
13
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
populasi ikan, (c) Penelitian dan pengembangan, (d) Pemanfaatan sumber daya ikan dan
jasa lingkungan, (e) Pengembangan sosial ekonomi masyarakat, (f) Pengawasan dan
pengendalian, dan (g) Monitoring dan evaluasi.
14
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
15
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
memelihara, menjaga kelestarian dan integritas ekosistem, sehingga pada saat yang
sama mampu menjamin keberlanjutan suplai sumber daya untuk kepentingan sosial
ekonomi manusia. Ada 3 pilar yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan
pengelolaan berbasis ekosistem yaitu ekologi, sosial ekonomi dan institusi.
B. Kerangka Pikir
Pada penelitian ini, terdapat pola-pola pemikiran untuk memberikan gambaran
tentang pelaksanaan penelitian yang tertuang dalam sebuah kerangka pikir (Gambar
2.1). Diperkirakan peran dan partisipasi masyarakat menjadi kunci utama dalam
pengelolaan kawasan hutan mangrove yang berkelanjutan dan terpadu, di karenakan
setiap program pemberdayaan disesuaikan dengan keberagaman dan kearifan lokal di
Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong.
16
Tugas Metode Penelitian/Mega Wulandari/F23118002
17