Anda di halaman 1dari 54

KEHUTANAN

2045
ADALAH
SOSIAL
FORESTRI
SEBUAH KAJIAN WACANA
DAN PEMIKIRAN
Disusun oleh Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN)
Foto : Koleksi dan Dokumentasi Inspirasi Tanpa Batas
Ilustrator : Deni Ganjar Nugraha
Tata Letak : Galih Gerryaldy
KEHUTANAN 2045
ADALAH SOSIAL FORESTRI
SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN

Disusun oleh Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN)


Februari 2021
PRAKATA
Sosial Forestri adalah Masa Depan
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) telah mempromosikan Sosial Forestri atau
Komuniti Forestri selama tiga puluh tahun terakhir.

LATIN menjadi pelopor dalam mengembangkan proses dan manajemen kolaborasi untuk
mendorong Sosial Forestri atau Komuniti Forestri bisa dimulai dan bekerja dengan baik
khususnya di Pulau Jawa pada medio 1990-an.

LATIN bekerjasama dengan berbagai organisasi masyarakat sipil dan organisasi lingkungan
hidup turut mendirikan berbagai jaringan kerja Sosial Forestri dan Komuniti Forestri seperti
Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM), Konsorsium Sistem Hutan Kerakyatan
(KPSHK), dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).

LATIN juga menjadi bagian dalam pendirian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN),
Biodiversity Forum (Bioforum) dan jaringan kerja lainnya di tingkat nasional dan regional.

LATIN berkolaborasi kuat dengan CIFOR dan ICRAF untuk mendorong riset dan pengakuan
wilayah adat di beberapa situs Sosial Forestri dan Komuniti Forestri.

Upaya membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak telah meningkatkan posisi tawar
gerakan masyarakat sipil dalam membangun kolaborasi dengan berbagai stakeholders
seperti Kementerian Kehutanan dan Perum Perhutani serta dunia usaha lainnya.

Pada dekade 90-an, LATIN menjadi convener dalam mendorong Sosial Forestri dan
Komuniti Forestri sebagai narasi utama.

Pada dekade tersebut banyak dilakukan pertemuan di tingkat lapangan, pertemuan di


tingkat akademisi, di tingkat masyarakat sipil, di tingkat pengambil keputusan dan di tingkat
donor.

Kegiatan-kegiatan itu menumbuhkan banyak aktivis, akademisi dan pemimpin baru dalam
mendukung perkembangan Sosial Forestri dan Komuniti Forestri di berbagai tingkatan.

Pada dekade itu terjadi percakapan penting untuk mencanangkan perluasan Sosial Forestri
dan Komuniti Forestri. Dalam pertemuan kecil, pada 1996, yang dipandu oleh LATIN, mereka
mencanangkan Sosial Forestri dan Komuniti Forestri seluas 16 juta hektar dalam waktu 25
tahun.

ii KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Sebuah impian bersama untuk memajukan gagasan Sosial Forestri dan Komuniti Forestri
sebagai jalan baru mewujudkan keselamatan rakyat dan keadilan ekologis.

Pada 2021, impian bersama ini telah mendekati kenyataan. Sejak lima tahun lalu, pemerintah
telah mencadangkan kawasan indikatif Sosial Forestri seluas 14 juta hektar. Sementara itu
AMAN telah memetakan lebih kurang 7,4 juta hektar kawasan hutan adat. Belum lagi lebih
dari 9 juta hektar kawasan hutan telah menjadi obyek reforma agraria.

Inilah awal perubahan paradigma pembangunan kehutanan. Transformasi dari pengelolaan


hutan berbasis industri besar menjadi pengelolaan hutan berbasis rakyat.

Selama lima tahun terakhir, Sosial Forestri khususnya telah tumbuh seluas 4,6 juta hektar
dan menjangkau lebih kurang 900 ribu Kepala Keluarga. Bagi LATIN, capaian ini sangat
menggembirakan. Tantangannya, bagaimana memastikan kualitas Sosial Forestri dalam 25
tahun ke depan. Bagaimana sosok Sosial Forestri dan Komuniti Forestri pada 2045?

LATIN kembali mengambil inisiatif membangun percakapan apresiatif. Percakapan apresiatif


dengan lebih dari 100 orang aktivis, pakar, akademisi, peneliti, kalangan swasta, pemerintah,
seniman, pemuda dan pelaku Sosial Forestri langsung.

Percakapan apresiatf untuk memulai narasi, ide, format, proses dan tanda untuk Sosial
Forestri dan Komuniti Forestri pada 2045.

Percakapan apresiatif ini tidak akan berhenti. Sosial Forestri 2045 adalah gagasan yang
hidup dan dinamis. Harapannya, percakapan ini menjadi pemicu semua pihak untuk
memikirkan, membayangkan, menginspirasi, melakukan dan memanfaatkan berbagai
kemungkinan untuk merawat dan menciptakan gagasan Sosial Forestri di Masa Depan.

Inilah impian LATIN 2045. Mari kita bekerja dan berkolaborasi untuk masa depan Indonesia
dan Nusantara tercinta.

Tabik
Dwi Rahmad Muhtaman,
Ketua Yayasan Lembaga Alam Tropika Indonesia

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI iii


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
UCAPAN TERIMA KASIH
LATIN mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas waktu, impian, ide, pendapat,
pemikiran, analisis dan rekomendasi yang luar biasa untuk gagasan Sosial Forestri 2045 kepada:

Abdon Nababan, Abidin Tuarita, Ade Candra, Adib, Agung Wiyono K, Agus B. Purwanto, Ahmad
Ibrahim, Akbar, Albertus Pramono, Ali, Ali Haliman, Andi Chairil Ichsan, Ani Adiwinata, Ani Mardiastuti,
Arif Aliadi, Arifadi Budiarjo, Asep Dedi Mulyadi, Azis, Bambang Juriyanto, Bambang T, Bambang
Yusuf, Barid Hardiyanto, Blair Palmer, Budiman Sudjatmiko, Chalid Muhammad, Cosmas, Damayanti
Buchori, Didik Suharjito, Dodik Ridho Nurochmat, Dwi Suciana, Dwi Sudarsono, Edip Suprapto, Efrian
Muharrom, Adinda Egreina P, Eko Budi Wiyono, Eko Wahyudi, Emi, Emmy Hafild, Erik, Christian,
Hariadi Kartodihardjo, Haryanto Putro, Heri Santoso, Herry Purnomo, Herson Laini, Hilmar Farid,
Hironimus Pala, Husnuzoni, Ira Khoerunisa, Irwan Humadi, Iwan Gunawan, Jalal, Joko Waluyo, Juani,
Julia Kalmirah, Juned, Karen Edwards, Kasmita Widodo, Krisna D, Lalu Bakri, Lili Hasanudin, M.
Denny Ermansyah, Maman Rosmantika, Markum, Martua Sirait, Marwi, Mia Siscawati, Mohammad
Jauhari, Mukhlis Syarif, Murdani, Mustapa Kamal, Naomi Marasian, Natalas Anis Harjanto, Nayu
N. Widianingsih, Niel Makinuddin, Noer Fauzi Rahman, Agustinus Gusti “Nugie” Nugroho, Putra
Dinata Tuarita, R. Ratmanto, Rachmad Radjib, Rahmat, Rakhmat Hidayat, Riche, Ridha Hakim, Ruby,
Rudi Syaf, San Afri Awang, Singgih S. Kartono, Soesi Sastro, Suraya Afif, Suryo Adiwibowo, Suwito,
Syafrizaldi Aal, Taher, Taryanto, Taufik, Tedy Tricahyono, Tini Gumartini, Wahyu Kuncoro, Wahyudi
Wardoyo, Yando Zakaria, Yani Sagaroa, Yurdi Yasmi, Zaki, Zicko, dan Zufar Fauzan.

LATIN mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi pada tim peneliti yang bekerja tanpa
lelah melakukan wawancara apresiatif, mencatat temuan-temuan penting dan terlibat aktif dalam
perumusan teks laporan.

Terima kasih, kami ucapkan kepada Tri Nugroho, Aisyah Sileuw, Dani Wahyu Munggoro dan Sundjaya
yang telah merancang seluruh proses mulai dari desain kajian, analisis hasil wawancara, diskusi
terbatas dan perumusan hasil akhir.

Terima kasih, kami ucapkan kepada Budhita Kismadi, Diah Suradiredja, Muayat Ali Muhshi dan
Panji Sutrisno yang telah melakukan serangkaian wawancara dengan berbagai narasumber untuk
menangkap impian, perspektif, analisis dan rekomendasi untuk menjadi landasan teks laporan ini.

Terima kasih, kami ucapkan kepada Yekti Wahyuni, Ira Khoerunisa, Adinda Egreina P. dan tim yang
telah mendukung seluruh proses wawancara apresiatif mulai dari mempersiapan aplikasi Zoom,
undangan narasumber, menyusun jadwal wawancara dan merangkum seluruh hasil wawancara
apresiatif.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kasih kepada seluruh Latiners dan sahabat Latiners, dimana pun
berada, yang memberi inspirasi dan semangat untuk tetap berjalan bersama menuju Indonesia yang
lebih baik.

Terakhir kami mengucapkan terima kasih kepada Farah Sofa (Ford Foundation) dan Dewi Suralaga
(CLUA) atas dukungan dan kepercayaan untuk melakukan kajian cepat ini.

Semoga kajian ini menjadi pemikiran dan wacana yang hidup untuk mewujudkan masa depan Sosial
Forestri yang lebih gemilang.

iv KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI v
SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
vi KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI
SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI vii
SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
SINGKATAN

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional


BPN : Badan Pertanahan Nasional
KLHK : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PSKL (Direktorat Jenderal) : Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
GEI : Gender Empowerment Index
GAP : Gender Action Plan
RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
SDG : Sustainable Development Goals
BUMDes : Badan Usaha Milik Desa
KSP : Kantor Sekretariat Presiden
LATIN : Lembaga Alam Tropika Indonesia
CSO : Civil Society Organization

viii KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
DAFTAR ISI

Prakata ii
Ucapan Terima Kasih iv
Singkatan viii

BAGIAN PERTAMA
1
INTRODUKSI: MENATA JALAN BARU

BAGIAN KEDUA
5
TEMUAN: TRANSFORMASI SOSIAL FORESTRI
1. Temuan Pertama: Evolusi Sosial Forestri 6
2. Temuan Kedua: Politik, Kebijakan dan Regulasi 8
3. Temuan Ketiga: Penggerak Perubahan Utama 11
4. Temuan Keempat: Komunitas Epistemik dan Praktisi 12
5. Temuan Kelima: Desa, Petani dan Sosial Forestri 15
6. Temuan Keenam: Komunikasi, Pengetahuan dan Internet 17
7. Temuan Ketujuh: Agenda Global, Nasional dan Sosial Forestri 18

BAGIAN KETIGA
21
REKOMENDASI: FONDASI JALAN BARU
Rekomendasi Umum 21
Rekomendasi Khusus 25

BAGIAN KEEMPAT
29
MENUJU EKOSISTEM SOSIAL FORESTRI
Elemen Nilai-Nilai 29
Elemen Proses-Proses Sosial 30
Protret Sosial Forestri 2045 31

Epilog 35
Daftar Pusaka 40

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI ix


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
FOTO KOLEKSI INSPIRASI TANPA BATAS

x KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
BAGIAN PERTAMA
INTRODUKSI:
MENATA JALAN
BARU

LATIN, Ford Foundation dan CLUA memiliki


pertanyaan yang sama. Bagaimana cara
mengembangkan kerjasama strategis untuk
membantu percepatan perluasan kawasan dan
peningkatan kualitas Sosial Forestri di Indonesia
dalam lima tahun ke depan?

Perkembangan Sosial Forestri telah memberikan


harapan untuk melindungi hak-hak rakyat, hak-hak
masyarakat adat dan masyarakat marjinal di dalam
dan di sekitar kawasan hutan negara.

Perluasan wilayah kelola rakyat dalam skema Sosial


Forestri telah tumbuh secara signifikan dalam
lima tahun terakhir. Namun, pertumbuhan luas
Sosial Forestri belum disertai kualitas pelayanan,
kelembagaan dan kegiatan pasca pemberian izin
akses dan pemanfaatan.

Dalam upaya mendorong perkembangan kualitas


Sosial Forestri ke depan, Ford Foundation/CLUA
mendukung gagasan LATIN untuk melakukan “rapid
assessment” tentang tantangan dan arah Sosial
Forestri di Indonesia.

Selama Desember 2020 dan Januari 2021, LATIN


melakukan berbagai wawancara dan diskusi terbatas
secara virtual dengan berbagai stakeholders. Pada

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 1


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
awalnya kami mewawancarai jejaring Uptream memeriksa apa saja kebijakan,
yang kami kenal, bersilaturrahmi dengan kelembagaan dan kegiatan-kegiatan
teman-teman lama pegiat Sosial Forestri: yang telah mengadopsi Sosial Forestri. Ini
connecting the dots. Snowballing method termasuk nilai-nilai Sosial Forestri, seperti
kemudian membawa kami lebih jauh, partisipasi para pihak, pelayanan prima,
kepada teman-teman dari teman yang pemberdayaan masyarakat, keterbukaan
ternyata memiliki kepedulian yang serupa: informasi, keadilan sosial, dan perlindungan
bersemangat memperbincangkan Sosial pada sumberdaya hutan. Apakah nilai-nilai
Forestri di masa depan. Inilah sebuah Sosial Forestri telah diaplikasikan di tingkat
jejaring Sosial Forestri yang akan terus individu (mikro), di tingkat organisasi
bergulir, “Connecting dots of the dots!” (meso) atau di tingkat kebijakan dan
regulasi (makro),
LATIN menggunakan metode Appreciative
Interview untuk membangun percakapan
yang lebih positif dan menantang.
Setiap satu narasumber atau kelompok
“KAMI SEDANG
narasumber diberikan waktu dua jam
untuk menceritakan impian, analisis dan
MEMBANGUN
rekomendasi. Hasil wawancara apresiatif NARASI BESAR.
direkam, diringkas dan kemudian dianalisis.
Analisis dilakukan dengan matriks “Tiga SOSIAL FORESTRI
U” yakni Upgrade, Upstream dan Upshift
Sosial Forestri--sebuah pendekatan yang
ADALAH
diadaptasi dari C. Otto Scharmer (2009). MASA DEPAN
Upgrade membaca apa saja kebijakan, NUSANTARA.”
kelembagaan, kegiatan-kegiatan yang
dinilai sudah efektif dan efisien dalam Upshift mendalami apa saja perubahan
peningkatan luasan, akses dan kualitas sistemik dalam kebijakan, kelembagaan
Sosial Forestri. Setelah menentukan dan kegiatan-kegiatan Sosial Forestri.
temuan-temuan penting, temuan Perubahan sistemik meliputi perubahan
didiskusikan seberapa luas perubahan- perilaku baru, kelembagaan baru, dan
perubahan yang telah dilakukan. Apakah kebijakan baru yang berdampak luas dalam
perubahan di tingkat mikro seperti peningkatan kepemilikan dan partisipasi
peningkatan kapasitas sumberdaya berbagai pihak dalam platform Sosial
manusia, atau perubahan di tingkat Forestri. Perubahan bisa dilihat pada
meso seperti di tingkat manajemen dan tingkat individu dalam menerjemahkan
organisasi. Apakah perubahan terjadi Sosial Foretri ke dalam bentuk inovasi-
di tingkat makro seperti kebijakan dan inovasi publik yang signifikan, pada
regulasi. tingkat organisasi dan kelembagaan.

2 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Perubahan juga bisa dilihat dalam bentuk Bagian kedua mengungkapkan tantangan
fungsi lembaga-lembaga dan pranata- dan temuan penting dalam membaca
pranata baru yang kompatibel dengan kondisi Sosial Forestri dari berbagai genre.
perkembangan Sosial Forestri, serta Tujuh temuan penting berkenaan dengan
pada tingkat dampak terjadi perubahan evolusi pemikiran, politik - kebijakan
paradigma baru yang mendudukan Sosial dan regulasi, peta aktor perubahan,
Forestri sebagai masa depan. peran komunitas epistemik dan praktisi,
status petani dan peserta Sosial Forestri,
Pada teks ini, kami menggunakan istilah komunikasi - pengetahuan dan internet
“Sosial Forestri“ untuk menjelaskan serta agenda besar yang mendukung
berbagai konsep, pendekatan dan program Sosial Forestri.
yang berkenaan dengan pengakuan
hak-hak rakyat, pemberian akses kepada Bagian ketiga merinci rekomendasi umum
rakyat untuk pelestarian hutan, reforestasi, dan rekomendasi khusus dalam melakukan
penyelesain konflik tenurial, pembangunan strategic engagement dengan berbagai
desa, peningkatan kesejahteraan rakyat pihak untuk mendukung percepatan
dan penguatan resiliensi rakyat. dan pengembangan Sosial Forestri di
Indonesia.
Proses Rapid Assessment ini sangat
menantang. Kami dibatasi oleh masa Bagian keempat menangkap mosaik
pandemi. Seluruh proses desain, impian Sosial Forestri dari berbagai pihak.
wawancara dan penulisan dilakukan dalam Mosaik dalam bentuk yang abstrak seperti
bentuk virtual. Kondisi ini memberikan nilai-nilai, prinsip dan sistem, kemudian
keterbatasan dalam mendiskusikan mosaik impian dalam bentuk proses sosial
hal-hal yang kompleks dan rumit. Kami yang terus berkembang, dan bentuk-
mencoba semua yang terbaik dengan bentuk yang dibayangkan terjadi pada
lebih banyak melakukan interaksi virtual 2045.
dalam mengambil keputusan, termasuk
menyelesaikan perbedaan pendapat dalam Bagian kelima mengeksplorasi berbagai
hal-hal yang kontroversial. pemikiran dalam memastikan Sosial
Forestri sebagai Peradaban Baru pada
Teks ini dibagi menjadi lima bagian. 2045. Percakapan-percakapan filosofis
Bagian pertama menjelaskan maksud dan tak terhindarkan saat memastikan
tujuan kajian wacana dan pemikiran Sosial Sosial Forestri tidak terperangkap pada
Forestri. Kajian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan pemikiran yang telah
berbagai temuan dan rekomendasi untuk usang.
mendukung perkembangan Sosial Forestri
di Indonesia.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 3


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
FOTO KOLEKSI INSPIRASI TANPA BATAS

4 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
BAGIAN KEDUA
TEMUAN:
TRANSFORMASI
SOSIAL FORESTRI

Konsep dan praktik Sosial Forestri modern telah


berkembang selama empat dekade terakhir.
Setiap fase perkembangan gagasan Sosial Forestri
dipengaruhi berbagai ketegangan kreatif di ranah
politik, proses sosial dan teknokrasi.

Pada ranah politik, komitmen Presiden Joko Widodo


dengan mencanangkan Program Sosial Forestri
(istilah resmi yang digunakan adalah Perhutanan
Sosial) seluas 12,7 juta hektar di kawasan hutan negara
telah memicu berbagai harapan dan kontroversi.
Harapan memberikan keadilan pada masyarakat di
sekitar dan di dalam hutan. Kontroversi menghadapi
ekspansi investasi dan industri ekstraktif.

Pada ranah proses sosial, aktivis organisasi


masyarakat sipil baik di dalam dan di luar
pemerintahan memanfaatkan komitmen Presiden
untuk menggalang dukungan perluasan wilayah
kelola rakyat. Dukungan masyarakat sipil telah
membantu pemerintah mencapai 4,6 juta hektar
luasan Perhutanan Soial di kawasan hutan negara.

Lebih kurang 6,798 izin/hak/unit akses Sosial Forestri


telah diberikan kepada 895,769 Kepala Keluarga (KK).
Capaian ini telah memperoleh apresiasi tinggi dari
berbagai pihak walaupun capaian ini masih jauh dari
target yang dicanangkan.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 5


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Pada ranah teknokrasi, Sosial Forestri Terdapat tujuh temuan penting yang
masih berkutat pada pelayanan legalitas. menjadi landasan dalam perumusan solusi
Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan dan rekomendasi, serta berbagai tematik
Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian dalam mempercakapkan masa depan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sosial Forestri.
menjadi penggerak utama.

Dengan keterbatasan anggaran dan Temuan Pertama: Evolusi


sumberdaya manusia, Sosial Forestri KL Sosial Forestri
telah memiliki regulasi yang setingkat
peraturan menteri, Peta Indikasi Alokasi Konsep dan praktik Sosial Forestri telah
Perhutanan Sosial (PIAPS), Sistem Informasi berkembang dan berubah selama empat
dan Data Navigasi Perhutanan Sosial tahun terakhir. Semula Sosial Forestri
(SINAVPS). Kelembagaan Balai Perhutanan diciptakan untuk menyelesaikan berbagai
Sosial di beberapa wilayah, Sistem masalah struktural dan kultural dalam Tata
Verifikasi Teknis (Vertek) yang terpusat dan Kelola Kehutanan yang berbasis negara.
sumberdaya manusia yang berdedikasi
tinggi. Saat ini, Sosial Forestri telah diadopsi
penuh oleh negara untuk melakukan

“KAMI SEDANG
distribusi akses kepada lebih banyak petani
di dalam dan di sekitar hutan.

CONNECTING Konsekuensinya, ternyata proses adopsi


THE DOTS OF THE konsep Sosial Forestri telah mereduksi
beberapa prinsip-prinsp seperti partisipasi
DOTS.” penuh, pemberdayaan masyarakat dan
kemajemukan kultural. Transformasi Sosial
Capaian Sosial Forestri menghadapi Forestri terkini ternyata memperkuat
tantangan besar dari upaya meneruskan kehutanan sebagai domain negara.
kuantitas luasan Sosial Forestri menjadi Upaya mengubah dari State Based
upaya meningkatkan kualitas pelayanan Forest Management atau Timber-based
pasca izin Sosial Forestri. Pada intinya, Management menjadi Community-
capaian Sosial Forestri belum diikuti based Forests Management masih belum
dengan kesiapan kelembagaan pelayanan mewujud, kalau tidak dapat dikatakan
yang terpadu baik di internal KLHK maupun menjadi semakin jauh.
lintas lembaga/kementerian di tingkat
nasional maupun daerah. Evolusi Sosial Forestri perlu dicermati
dengan seksama untuk memastikan
Berikut ini disenaraikan berbagai konteks, keadilan ekologi dan keadilan sosial tetap
analisis dan temuan penting untuk menjadi nyawa Sosial Forestri, sekarang
membantu upaya peningkatan kualitas maupun masa depan.
Sosial Forestri saat ini dan masa depan.

6 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Box 1. Masa Depan Sosial Forestri di Jawa
Pemerintah berencana mengambil alih sebagian Pada perkembangan politik terbaru, pencantuman
pengurusan hutan Jawa mulaii pada 2021. Lebih Sosial Forestri pada Undang-Undang Cipta Kerja
kurang 900 ribu hektar kawasan hutan Perhutani (UUCK) memberikan tugas baru bagi Perhutani
akan diurus kembali oleh pemerintah. untuk membuka lapangan karja seluas-luasnya.
Pemerintah akan mengalokasikan kawasan ini Pada sisi Perhutani, peralihan pengelolaan
untuk Program Perhutanan Sosial. Komitmen sebenarnya bukan masalah besar bagi masa
Presiden untuk memberikan akses legal kepada depan perusahaan dan hutan di Jawa. Perhutani
masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan hutan bisa lebih fokus pada pengembangan model bisnis
di Pulau Jawa. baru yang berbasis teknologi dan nilai tambah
dibandingkan “diganggu” oleh berbagai isu politik
Rencana pengambil-alihan kawasan Perhutani ini
dan sosial.
disambut baik oleh petani dan Perhutani. Semula
banyak pihak di internal Perhutani yang menolak Pada sisi masyarakat desa dan marjinal lainnya,
rencana ambil alih pengelolaan kawasan hutan ini. alokasi baru kawasan Sosial Forestri akan
membuka lapangan kerja baru bagi satu juta
Pengelolaan kembali sebagian kawasan hutan
Kepala Keluarga. Inisiatif Sosial Forestri akan
yang dikuasai Perhutani selama 70 tahun
menciptakan usaha rakyat berbasis hutan yang
diharapkan akan menuntaskan berbagai krisis
semakin luas.
ekologis dan sosial yang telah berlarut-larut.
Sosial Forestri yang masif bisa menggerakan
Selama ini, Lebih kurang 100 ribu hektar hutan
kegiatan ekonomi baru di tingkat masyarakat.
Perhutani tidak menghasilkan pendapatan karena
Perhutani memiliki kesempatan besar menjadi
pada kawasan itu Perhutani berkonflik dengan
offtaker produk-produk Sosial Forestri. Perhutani
berbagai pihak baik masyarakat petani maupun
harus bertransformasi dengan menguasai
pihak-pihak yang memiliki legalitas.
teknologi tinggi pengolahan produk baru Sosial
Perhutani mengandalkan pendapatan dari Forestri.
penjualan kayu jati, pinus dan getah. Sebenarnya
Bertumpu pada pengalaman Sosial Forestri di luar
pertumbuhan pendapatan Perhutani selama ini
Jawa, Sosial Forestri di Jawa bisa menjadi model
tidak menggembirakan. Lebih kurang Rp 3,8 triliun
yang lebih maju, inklusif dan berkelanjutan.
per tahun atau Rp 1,5 juta per hektar dari kawasan
hutan yang dikuasai. Sosial Forestri bukan semata kegiatan corporate
responsibility melainkan penataan ulang keadilan
Bila rencana distribusi kawasan hutan Perhutani
agraria dan pemulihan ekologi untuk menciptakan
menjadi Sosial Forestri dilaksanakan pada 2021,
tatanan baru industri kerakyatan yang berbasis
Perhutani akan berkurang aset-nya sebesar Rp 1,7
hutan di Jawa. Sosial Forestri adalah masa depan
triliun dan keuntungan tahunan juga akan berkuran
bagi masyarakat dan Perhutani.***
sekitar Rp 400 milyar dan harus melakukan PHK
lebih kurang 5000 karyawan.

Berikut ini disenaraikan beberapa dan pemanfaatan sumberdaya hutan


argumentasi berkenaan dengan evolusi sangat ditentukan sistem sosial budaya,
konsep dan praktik Sosial Forestri di pengetahuan lokal, dan kelembagaan yang
Indonesia. sungguh-sungguh hidup (living institution)
dan fungsional dalam masyarakat. Contoh
bentuk perhutanan berbasis komunitas
Community-Based Approach misalnya pengelolaan hutan damar di
Gagasan awal Sosial Forestri adalah Krui, Lampung; kebun talun di Jawa; atau
membangun nilai dan praktik pengelolaan pengelolaan hutan oleh komunitas adat
hutan berdasarkan kemandirian masyarakat Sungai Utik di Kalimantan Barat. Bentuk
lokal/adat, atau dikenal sebagai community- Sosial Forestri seperti ini masih dapat
based forestry. Dalam konsep Sosial dijumpai di Indonesia.
Forestri seperti ini bentuk pengaturan

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 7


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Project-Based Approach rejim pemerintahan. Sosok Sosial Forestri
Bentuk Sosial Forestri seperti ini berubah menjadi instrumen formal
berkembang sebagai respon, solusi, dimana konsep dan implementasinya
dan strategi menyelesaikan persoalan ditentukan dalam kebijakan nasional
kerusakan hutan akibat pembalakan ilegal, (policy). Implikasinya, Sosial Forestri sangat
konversi hutan menjadi pertanian, dan bergantung pada cara kerja birokrasi,
konflik agraria. Kegiatan Sosial Forestri alokasi dan siklus anggaran negara, serta

“LEBIH DARI 100 ORANG PAKAR DAN


PRAKTISI SOSIAL FORESTRI TELAH
BERBAGI IMPIAN, IDE, HARAPAN,
ANALISIS DAN REKOMENDASI
UNTUK WUJUDKAN SOSIAL
FORESTRI 2045”
pada jenis ini umumnya berupa rehabilitasi terkungkung oleh pendekatan sektoral.
lahan, reboisasi, atau pengembangan Ciri-ciri tersebut sekaligus merekfleksikan
ekonomi alternatif bagi masyarakat lokal. seperti apa negara (dhi. Kementrian LHK)
Sosial Forestri berbasis proyek banyak memandang perhutanan sosial selama ini,
dilakukan oleh LSM-LSM yang bergerak serta bagaimana posisinya di dalam sistem
dalam pengembangan masyarakat desa, bernegara. Sebagian organisasi masyarakat
pembaruan agraria, dan konservasi sipil (Civil Society Organization/ CSO)
alam dan spesies dilindungi. Beberapa melihatnya sebagai momentum positif
sektor bisnis juga menjalankan proyek- dan membantu KLHK mencapai luasan
proyek Sosial Forestri sebagai bagian dari perhutanan sosial.
Corporate Social Responsibility (CSR)
maupun untuk menunaikan aturan dari
pemerintah. Temuan Kedua: Politik,
Kebijakan dan Regulasi
Program-Based Approach Baru dalam lima tahun terakhir Sosial Forestri
Sosial Forestri antara 2007 hingga sekarang menjadi komitmen Presiden. Percakapan
masuk dalam kategori ini. Ciri dari Sosial Sosial Forestri menjadi lebih luas bukan
Forestri berbasis program dijalankan untuk sekedar percakapan sektoral melainkan telah
mewujudkan visi politik dan target-target menjadi percakapan lintas sektor.
pembangunan nasional pemerintah.
Maka, definisi dan tujuan Sosial Forestri Komitmen Presiden tidak serta merta
tergantung paradigma perhutanan suatu mengubah peta politik Sosial Forestri.

8 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Box2. Sosial Forestri untuk Papua
Pelaksanaan Sosial Forestri di Papua tak dapat dll; serta pendampingan ke pemerintah dan
disamakan dengan daerah lain di Indonesia. DPRD untuk mengeluarkan Perdasus pengakuan
Wilayah Papua menjadi istimewa karena wilayah adat, Pentingnya menjaga tujuan utama
karakteristik sosial budaya masyarakat dan faktor- perhutanan di Papua, apapun kebijakan dan
faktor politis yang ada. Pengembangan Sosial bentuk pengelolaannya, yaitu untuk menjaga
Forestri, terutama skema Hutan Adat, masih ekosistem hutan dan ketahanan (resilience)
terbentur dualisme antara Pusat (KLHK) dengan masyarakat adat, terutama untuk pangan lokal,
Pemerintah Daerah dalam memahami kewenangan
atas hutan. Pemda setempat mengacu pada UU Pengembangan ekonomi perhutanan di Papua
No.21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, harus berbasis potensi lokal dan kebutuhan
sementara PS oleh KLHK mengacu pada UU No. masyarakat adat. Introduksi ekonomi model Jawa
41/1999 tentang Kehutanan. Dalam diskusi dengan dan daerah lain yang berorientasi pasar belum
LATIN, beberapa narasumber memberikan saran- tentu sesuai, dan memberi peluang penguasaan
saran yang dapat dipertimbangkan: sumberdaya ekonomi oleh para pendatang,

Dualisme kebijakan dan kewenangan terkait Model-model green economy, misalnya


penetapan hutan adat di Papua harus segera kompensasi dalam carbon trade, mungkin dapat
diselesaikan antara KLHK dengan Pemerintah dipertimbangkan dengan mempertemukan
Daerah, Kerja-kerja lapangan oleh beberapa langsung masyarakat adat pengelola hutan
CSO dan komunitas adat tetap berlanjut, seperti dengan para potential buyers.
pemetaan wilayah adat oleh BRWA, Samdhana,

Kebijakan dan regulasi tetap marjinal kementerian dan lembaga lain, maupun
dibandingkan kebijakan ekonomi lainnya. menarik keterlibatan pemerintah daerah.
Dengan demikian, banyak lokasi Sosial
Sosial Forestri tetap menjadi doman Forestri di masyarakat kurang mendapat
Kementerian Lingkungan Hidup pendampingan pasca izin.
dan Kehutanan. Walaupun telah
diperbincangkan pada rapat-rapat terbatas
dengan Presiden, kebijakan dan regulasi
Legality-Based Approach
Sosial Forestri masih lemah dan terbatas. Kebijakan dan implementasi Sosial Forestri
masih terfokus pada penyiapan kawasan
Berikut ini argumentasi berkenaan dengan melalui Peta Indikatif Perhutanan Sosial
keterbatasan politk, kebijakan dan regulasi (PIAPS), perbaikan proses usulan Sosial
Sosial Forestri. Forestri, dan percepatan legalitas Sosial
Forestri berupa penerbitan izin melalui
surat keputusan (SK) Menteri LHK. Surat
Sectoral-Based Approach
Keputusan yang diterbitkan mayoritas
Sosial Forestri saat ini masih dianggap masih terbatas pada lokasi-lokasi Sosial
sebagai program sektoral karena regulasi Forestri yang tidak dibebani hak (konsesi)
atau kebijakannya ada pada kewenangan dan bebas konflik tenurial (clear and
Kementerian Lingkungan Hidup dan clean). Ini dimaksudkan untuk menghindari
Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal munculnya sengketa paska izin. Pengajuan
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Sosial Forestri pada lokasi yang berkonflik
Kehutanan (PSKL). Ini menyebabkan akan membuat proses keluarnya izin
sulitnya membangun keterpaduan dengan menjadi lebih lama dan kompleks. Luasan

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 9


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Sosial Forestri sebesar 12,7 juta hektar
Village-Based Approach
masih menjadi target pemerintah hingga Skema Hutan Desa (Village Forest)
tahun 2024. Meski sulit dicapai, namun menjadi bentuk Sosial Forestri yang paling
capain target Sosial Forestri di lima tahun dominan di Indonesia dari segi luasannya
terakhir memang telah meningkat secara dan kepastian pengelolaan paska izin.
signifikan dibandingkan tahun-tahun Berdasarkan luasan, total luas Hutan Desa
sebelumnya. Fokus terhadap capaian target yang telah memperoleh izin hingga 2020
luasan ini bagaimanapun menyebabkan adalah 1.803.368 Ha, paling luas dibanding
sokongan program pasca izin menjadi tidak skema lainnya. Hal ini disebabkan
optimal. Hutan Desa berada dalam penguasaan
pemerintahan desa sehingga lebih mudah
untuk proses administrasi saat pengusulan.
Partnership-Based Approach Selain itu, kelembagaan desa juga lebih
Sosial Forestri di hutan Jawa dan kawasan mudah menjalin kolaborasi dan mendapat
konservasi dilakukan melalui skema dukungan sektor lain di luar KLHK, terutama
kemitraan. Di Jawa dilakukan melalui dinas-dinas di daerah.
pengakuan dan perlindungan kemitraan

“SAYA MEMBAYANGKAN SOSIAL FORESTRI 2045


SEPERTI “WAKANDA” DARI FILM BLACK PANTHER.
KONSEP YANG SEPERTI ITU YANG SEHARUSNYA
TERJADI, DIMANA TERTUTUP DI SEBAGIAN
WILAYAHNYA DAN TERBUKA DI SETENGAH WILAYAH
LAINNYA. WALAUPUN MODERN TETAPI KEHIDUPAN
MASYARAKATNYA TETAP BERTANI DAN MENJAGA
KELESTARIAN WILAYAHNYA” - NUGIE, MUSISI

kehutanan dengan Perum Perhutani,


Adat-Based Approach
sementara di kawasan konservasi melalui
pendekatan kemitraan konservasi. Beberapa wilayah adat telah berhasil
Sementara itu pada banyak kasus di luar mendapat pengakuan sebagai Hutan
Jawa, kerjasama dengan pengelola KPH Adat (customary forest). Namun, proses
cenderung mendorong bentuk pola penetapan hutan adat sangat lambat
kemitraan karena adanya potensi bagi hasil karena ada prasyarakat pengakuan
bagi KPH sebagai pendapatan daerah. masyarakat adat dalam bentuk peraturan
Hal ini kadang mengabaikan skema lain daerah (Perda). Persoalan lain adalah
yang lebih cocok atau lebih diinginkan perdebatan soal definisi masyarakat
masyarakat, dan kurang didasarkan pada adat serta implementasi Keputusan
kondisi parapihak yang ada. Mahkamah Konstitusi No.35/UUP-X/2012
soal status hutan adat yang masih belum
terselesaikan. Di Papua, skema hutan adat

10 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
lebih disukai dibanding lainnya karena politik, birokrasi dan nomenklatur Sosial
dianggap lebih merefleksikan Otonomi Forestri.
Khusus Papua. Namun, penetapan Hutan
Adat semakin politis karena tarik menarik Berikut ini peta kekuatan dan kelemahan
kebijakan antara pemerintah pusat para pihak dalam mendorong percepatan
(KLHK) dan daerah. Ada sebuah gagasan Sosial Forestri baik secara kuantitas
dari narasumber bahwa apapun bentuk maupun kualitas.
Sosial Forestri di Papua harus bertujuan
untuk merawat resiliensi dan ketahanan Kementerian Lingkungan Hidup
masyarakat setempat, terutama soal
dan Kehutanan
pangan dan ikatan kultural mereka dengan KLHK melalui Direktorat Jenderal Perhutanan
hutan. Sosial dan Kemitraan Lingkungan dan
beberapa direktorat lain di bawahnya,
tetap menjadi institusi paling berkuasa
Temuan Ketiga: Penggerak (powerful) dalam mengontrol dan mengatur
Perubahan Utama perencanaan dan implementasi Sosial
Forestri. Bahkan KLHK memiliki kewenangan
KLHK tetap menjadi driver of change untuk memperpanjang dan mencabut izin
(penggerak perubahan) utama dalam Sosial Forestri di suatu lokasi berdasarkan
percepatan dan perluasan Sosial Forestri pertimbangan-pertimbangan yang
di Indonesia. Peran KLHK sangat dominan diterapkan. KLHK berkuasa menentukan
dalam pemberian legalitas atau izin akses apakah kegiatan Sosial Forestri oleh suatu
kepada berbagai skema Sosial Forestri. masyarakat berhasil atau gagal berdasarkan
kriteria yang ditentukan. Persoalan kemudian
Walaupun demikian, banyak pihak adalah KLHK memiliki sumberdaya terbatas,
tetap menyangsikan kemampuan KLHK baik dalam proses legalitas akses dan
mencapai target 12,7 juta hektar. Keraguan pengelolaan kegiatan pasca izin.
ini bertumpu pada kelembagaan, prosedur
kerja, kapasitas sumberdaya manusia,
Kantor Staf Presiden
anggaran, dukungan organisasi masyarakat
sipil serta pemerintah daerah. Posisi Kantor Staf Presiden (KSP) berada
langsung di bawah Presiden RI. Lembaga
Kepemimpinan KLHK belum berhasil ini memiliki peran signifikan dalam
mendorong partisipasi nyata para mempercepat penyelesaian kasus-kasus
pihak strategis, khususnya berkenaan spesifik di suatu lokasi Sosial Forestri.
dengan pengembangan pasca izin Sosial Hal ini disebabkan KSP memiliki jalur
Forestri. Bahkan anggaran Sosial Forestri berkomunikasi langsung dengan Presiden.
semakin susut dibandingkan tahun-tahun Beberapa aktivis dan CSO pernah
sebelumnya. mencoba menyampaikan persoalan Sosial
Forestri melalui KSP ini. Akan tetapi jika
Keengganan para pihak mendukung Sosial terkait dengan kebijakan strategis, KSP
Forestri berkelindan dengan masalah tetap bergantung pada peran KLHK.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 11


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Kementerian Koordinator Kementerian Desa dan Daerah
Ada dua Kantor Kementerian Koordinator
Tertinggal
yang selama ini bersinggungan dengan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal
isu-isu Sosial Forestri, yaitu Kementerian dan Transmigrasi (The Ministry of Villages
Koordinator Ekonomi dan Kementerian and Disadvantaged Regions) juga telah
Koordinator Maritim dan Investasi. Saat mendukung Sosial Forestri. Namun adanya
ini, telah terjadi penyerahan kewenangan ketegangan hubungan antara para menteri
tentang Sosial Forestri yang awalnya di serta agenda-agenda politik nampaknya
bawah koordinasi Kemenko Ekonomi masih menghambat kerjasama strategis
kepada Kemenko Maritim dan Investasi. antara Kemendes dengan KLHK.
Perpindahan ini telah menimbulkan tensi
dan stagnasi untuk memperluas dukungan
dari sektor lain.
Badan Perencanaan Pembangunan
“KEMAJUAN Nasional
TEKNOLOGI INFORMASI Badan Perencanaan Pembangunan
DAN KOMUNIKASI Nasional (BAPPENAS - The Minister of
MEMUNGKINKAN ORANG National Development Planning) telah
TINGGAL DIMANA secara resmi memberi dukungan kepada
SAJA, SEHINGGA DESA Sosial Forestri. Sayangnya, dalam rumusan
MAJU SEJAHTERA Rencana Pembangunan Jangka Menengah

, MANDIRI LESTARI (RPJM-National Mid-term Development


Plan) tahun 2020-2024, namun demikian
AKAN MEMBANTU
Sosial Forestri tak lagi masuk ke dalam
MEWUJUDKAN daftar Program Strategis Nasional.
KESEIMBANGAN DESA
KOTA” Temuan Keempat:
- SINGGIH S. KARTONO, Komunitas Epistemik dan
PENCIPTA RADIO MAGNO Praktisi
Wacana pengetahuan dan teknologi Sosial
Forestri masih terbatas pada kalangan
Kementerian Dalam Negeri
individu dan penggiat Sosial Forestri.
Kementerian Dalam Negeri secara resmi Lembaga-lembaga riset dan perguruan
telah mendukung Sosial Forestri dengan tinggi belum bergairah mempercakapkan
mengeluarkan Surat Edaran Menteri kepada Sosial Forestri pada skala yang lebih luas.
para Gubernur dan Bupati se Indonesia.
Akan tetapi, surat tersebut belum mendapat Isu tatakelola kepemerintahan khususnya
respon dan tindaklanjut yang signifikan dari seperti antikorupsi, perijinan perkebunan
kepala daerah. Beberapa Kepala Daerah dan pertambangan skala besar di
masih ragu/belum mau mengalokasikan kawasan hutan telah meredupkan agenda
anggaran dan program yang terkait dengan pengembangan Sosial Forestri.
aktivitas di dalam kawasan hutan.

12 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Box3. Perempuan, kunci keberhasilan Sosial Forestri
Telah banyak para perempuan di desa berhasil mendirikan unit patroli hutan bernama Women’s
menerobos kendala sosial dan kultural Ranger atau Mpu Uteun, didampingi Rubama,
masyarakatnya untuk berperan dalam pengelolaan seorang perempuan penerima penghargaan
sumberdaya alam. Kisah Magi Kawei di Manokwari Kehati 2019 (Mongabay, 2020).
Selatan, perjuangan Mama Adorlince di kabupaten
Sarmi, dan Ester Dimara di Manokwari adalah Namun, secara nasional peran perempuan
sebagian kecil dari contoh di Indonesia (Setapak, memang masih sangat kecil, terutama dalam
2019). Mungkin lebih banyak yang tak terungkap kepengurusan. Dalam dialog Menteri KLHK dengan
ke permukaan. Survei Katadata di Kasepuhan tokoh perempuan 20 Maret 2019 lalu muncul
Cirompang, Banten memperlihatkan persentase dugaan bahwa salah satu faktor penyebabnya
perempuan sebagai pengurus kelompok pengelola karena persyaratan anggota kelompok PS
Hutan Adat mencapai lebih dari 43%. Ini angka menggunakan terminologi ‘kepala keluarga (KK)’
yang relatif tinggi jika mengingat adat-istiadat yang di desa mayoritas adalah laki-laki (Tempo,
setempat yang masih menganggap perempuan 2019). Salah satu narasumber dalam kajian LATIN
tidak sepatutnya ikut dalam pengambilan ini menyampaikan, perempuan kepala keluarga
keputusan adat, apalagi urusan hutan. Nama (female-head household) perlu diakomodir dalam
Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) distribusi akses hutan yang adil dan setara. Mereka
desa Pal VII, Rejang Lebong telah dikenal sebagai biasanya secara sosial marjinal, dan miskin secara
penerima SK Menteri atas nama kelompok ekonomi. Regulasi untuk menjamin kesetaraan
perempuan. Di desa Damaran Baru, Bener Meriah, gender menjadi satu tantangan dalam perbaikan
Aceh, para perempuan yang tergabung dalam PS ke depan.
Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK)

Lebih dari sepuluh tahun, percakapan reguler antarpihak juga menciptakan saling
intelektual Sosial Forestri menurun pengertian antarpihak untuk membangun
dukungannya. Penurunan wacana Sosial kerja-kerja kolaborasi yang lebih luas dan
Forestri dalam kancah percakapan politik, strategis.
ekonomi, sosial dan budaya menyebabkan
Sosial Forestri semakin dipinggirkan.
Akademisi dan peneliti
Berikut ini argumentasi berbagai kekuatan Sejauh ini akademisi atau kelompok
dan kelemahan dalam membangun intelektual yang memberi perhatian besar
wacana Sosial Forestri yang signifikan, terhadap Sosial Forestri tidak muncul
relevan dan luas. secara signifikan. ‘Kelangkaan’ akademisi
Sosial Forestri turut menghambat
tumbuhnya forum-forum ilmiah yang
Forum Komunikasi Sosial Forestri menguji perkembangan Sosial Forestri .
Pada 1990-an, Ford Foundation Minimnya wacana akademis dan perspektif
mendukung berbagai jaringan kerja dalam analisis tentang Sosial Forestri Indonesia
mendorong pengakuan dan penguatan dalam lima tahun terakhir di media internet
hak-hak rakyat dalam pengelolaan mungkin bisa menjadi indikator lemahnya
sumberdaya hutan. Jaringan kerja dan produksi pengetahuan tentang Sosial
forum komunikasi para pihak telah Forestri. Ini tantangan untuk membangun
membangun dialog-dialog konseptual kembali kekuatan epistemic community
dan praktis untuk mempromosikan Sosial dari berbagai latar belakang disiplin ilmu
Forestri dan Komuniti Forestri. Dialog-dialog (interdisciplinary).

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 13


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Box4. Pemuda dan Regenerasi Sosial Forestri
Dalam satu artikelnya, Ben White (2012), seorang yang bekerja di sektor non- agriculture mencapai
pakar kajian pedesaan (rural studies) asal Belanda, 38.35 jiwa atau dua kali lipat. Jumlah mereka
menyampaikan bahwa minat dan partisipasi kemungkinan semakin banyak tahun ini.
kelompok pemuda di pedesaan pada kegiatan
pertanian (agriculture) semakin menurun. Ini White juga mengidentifikasi faktor-faktor
merupaka persoalan di banyak negara, termasuk menurunnya partisipasi kelompok pemuda di
Indonesia karena sangat menentukan arah sektor pertanian antara lain: tidak adanya akses
transformasi pertanian dan sistem kehidupan pada lahan, sistem pendidikan formal di desa
pedesaan. Masyarakat yang terlibat dalam Sosial yang berorientasi pasar kerja industrial, serta
Forestri adalah mereka yang hidup di pedesaan. nilai ekonomi pekerjaan di luar desa yang lebih
Apa yang disampaikan White ini sangat mungkin memenuhi kebutuhan mereka. Kondisi ini akhirnya
mereka sedang hadapi. Para pemegang izin Sosial mendorong kelompok pemuda di pedesaan
Forestri saat ini dapat dianggap sebagai generasi untuk meninggalkan desa, memilih menjadi
pertama. Dengan masa berlaku Sosial Forestri pekerja migran di kota atau negara lain. Kajian
selama 35 tahun, mereka akan semakin tua dan khusus tentang dinamika antar-generasi (inter-
mungkin kurang produktif. Masa depan Sosial generational relations) pada lokasi-lokasi Sosial
Forestri akan sangat bergantung partisipasi anak- Forestri perlu dikembangkan, sambil menjalankan
anak mereka, atau generasi kedua. Kemungkinan strategi meningkatkan minat para pemuda
seperti ini sepatutnya diperhatikan secara serius mengelola hutan dan desa mereka. Hal ini tentu
sejak sekarang. Pada tahun 2010 saja, menurut tak hanya melibatkan akademisi atau peneliti, tapi
BPS, jumlah penduduk Indonesia usia antara juga masyarakat/pemuda desa, CSO, dan lembaga
15-39 tahun yang bekerja di sektor pertanian, pemerintah terkait, seperti Kementerian Pertanian,
peternakan, perikanan dan kehutanan sekitar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan
19.03 juta jiwa. Sedang kelompok usia yang sama Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Aparatur Sipil Negara Organisasi Masyarakat Sipil


Kepemimpinan, atau ‘komando’ Sosial Sejak awal organisasi masyarakat sipil
Forestri masih berada di tangan pemerintah (CSO-civil society organization) telah
pusat. Pemerintah dan aktor-aktor di menjadi pelaku kunci dalam menentukan
daerah yang lebih memiliki kedekatan dinamika gerakan Sosial Forestri di
dengan permasalahan lapangan justru Indonesia. Sayangnya, dalam beberapa
tidak muncul karena khawatir bertentangan tahun terakhir aktivitas CSO lebih
dengan ketentuan atau pengambil terfokus pada memperkuat legalitas
keputusan di pusat (kementerian terkait). izin Sosial Forestri melalui penyiapan
Padahal, Sosial Forestri seharusnya menjadi dokumen usulan, pemetaan, hingga
salah satu solusi bagi pembangunan di advokasi kebijakan. Sangat jarang CSO
daerah, bukan justru menjadi persoalan yang terus mendampingi masyarakat
dan beban bagi mereka. Soal ini pula yang dan mengembangkan inisiatif setelah
disampaikan sebagian anggota Kelompok izin diperoleh. Target luasan dan jumlah
Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pojka izin tentu sangat penting, namun
PS). Mereka merasa kewenangan pusat nihilnya pendampingan pasca izin
yang terlalu besar membatasi peran menyebabkan masyarakat tak mendapat
mereka dalam mengambil keputusan manfaat maksimal. Pada banyak
penting dan mendesak. tempat ketidakmampuan masyarakat
menyebabkan area Sosial Forestri terlantar
hingga terancam dicabut oleh KLHK.

14 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Kasus pendampingan intensif seperti betapa miskin, marjinal dan lemahnya
yang dilakukan CSO Sampan di Padang posisi mereka. Para peserta Sosial Forestri
Tikar, Kalimantan Barat; KPsHK di Lombok, juga belum berhimpun dalam asosiasi
WARSI di Jambi, dan beberapa tempat lain untuk memperkuat posisi mereka dalam
jumlahnya relatif tidak banyak. Keberhasilan menerima pelayanan dari berbagai
mereka juga sangat bergantung kapasitas sektor. Para peserta Sosial Forestri masih
lembaga pendamping dalam hal didominasi petani laki-laki. Partisipasi petani
pengetahuan, keahlian teknis, pendanaan, perempuan masih sangat terbatas. Para
dan jaringan. peserta Sosial Forestri belum memperoleh
pelayanan publik yang memadai baik
pelayanan dasar maupun pelayanan

“SAYA lanjutan untuk memperoleh pendidikan,


pelatihan dan akses pada lembaga-

MEMBAYANGKAN lembaga keuangan. Berikut ini disenaraikan


berbagai argumentasi, kekuatan dan
RAKYAT kelemahan para peserta Sosial Forestri.

BERDIGITAL RIA, Kuantitas Peserta Sosial Forestri,


massive distribution
RAKYAT HARUS Hingga Desember 2020 telah ada 895,769
MELAKUKAN keluarga petani di desa-desa yang terlibat

KONSOLIDASI
dalam Sosial Forestri. Mereka terdiri dari
ribuan kelompok pengelola hutan yang

SECARA tersebar di Indonesia. Jumlah ini sangat


besar dan akan terus bertambah sejalan
HORIZONTAL” dengan luasan hutan yang mendapatkan
SK Menteri. Ini merupakan kekuatan untuk
membangun perekonomian berbasis
- BUDIMAN SUDJATMIKO,
masyarakat dan sistem sosial ekonomi yang
POLITISI
handal, termasuk pada komunitas adat.

Temuan Kelima: Desa,


Petani dan Sosial Forestri Kegiatan Bisnis Petani
Beberapa inisiatif bisnis oleh petani
Pelakon utama Sosial Forestri adalah telah muncul di lokasi Sosial Forestri dan
para petani dan keluarganya. Ironisnya, dapat terus tumbuh. Meski demikian,
posisi para petani Sosial Forestri justru jumlah bisnis yang tergolong berhasil
paling lemah dalam wacana dan politik mungkin hanya sekitar 1% dengan skala
Perhutanan Sosial. Atribut sebagai ‘Peserta usaha kecil hingga menengah. Pada
Sosial Forestri’ secara umum bukan lokasi tertentu lahir wirausahawan-
atribut yang membanggakan. Bahkan wirausahawan (enterpreneur) lokal yang
atribut Sosial Forestri lebih menegaskan mengembangkan komoditi Sosial Forestri.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 15


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Beberapa dari mereka telah terekspose ke narasumber dalam Kajian LATIN ini
publik sebagai champions dan dijadikan menggarisbawahi pentingnya pemuda
indikator sukses program Sosial Forestri. dalam strategi perbaikan Sosial Forestri.
Namun, mayoritas kegiatan ekonomi masih Sensus tahun 2020 oleh Badan Pusat
harus berjuang keras, dan beberapa justru Statistik Indonesia menunjukkan ada
stagnan akibat kurangnya dukungan teknis sekitar 27.94% penduduk Indonesia
pengembangan produk, permodalan dan berusia 8-23 tahun (Generasi Z) dan
akses ke jaringan pemasaran. sekitar 25.97% yang berusia 24-39 tahun
(generasi milenial). Secara keseluruhan
jumlah mereka dominan, atau lebih dari
Perempuan Petani separuh penduduk Indonesia. Keberadaan
Ada pendapat dari narasumber bahwa mereka dapat dipertimbangkan secara
Sosial Forestri saat ini bersifat maskulin. serius untuk melakukan regenerasi
Meski di beberapa lokasi peran perempuan dan transformasi Sosial Forestri atau
cukup tinggi namun prinsip-prinsip pengelolaan hutan menjadi lebih baik.
partisipasi kelompok perempuan belum Mereka cenderung inovatif dan mampu
menjadi arus utama (mainstream) Sosial memanfaatkan kemajuan teknologi.
Forestri. Peran perempuan masih marginal
dalam pengambilan keputusan pada tahap
usulan, penyusunan rencana kelola, dan
“…MASYARAKAT
praktik pemanfaatan di tingkat tapak (grass ADAT, LOCAL
WISDOM-NYA
root). Padahal, dalam realita perempuan
juga memiliki akses yang setara dalam
memanfaatkan sumberdaya hutan
hingga pengolahan hasil, terutama untuk
TETAP ADA, TAPI
produk-produk non-kayu. Perempuan tak MASUK KE DUNIA
MODERN”
hanya mampu berperan di desa. Studi
menunjukkan para perempuan migran
asal desa di Jawa yang bekerja di Hong
Kong atau negara lain mengirimkan uang -EMMY HAFILD, POLITISI
(remittance) kepada suami atau kerabatnya
di daerah asal untuk investasi pada usaha Tantangan utama pada generasi milenial
agroforestri dengan skema Kemitraan. adalah soal memberi pengetahuan tentang
Kontribusi mereka dapat membangun pentingnya Sosial Forestri serta menarik
sebuah lanskap yang disebut remittance minat mereka untuk ikut mengembangkan
forest (Peluso and Agus, 2018). sistem perhutanan Indonesia agar
memiliki dampak lebih luas. Beberapa
CSO telah melirik peran pemuda dalam
Pemuda dan Pemudi pendampingan Sosial Forestri sebagai
Mustahil membicarakan masa depan bagian dari regenerasi. Di beberapa desa,
Sosial Forestri tanpa membahas di penjuru Nusantara, tampil pula anak-
tentang generasi muda. Hampir seluruh anak muda yang menggerakan usaha-

16 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
usaha berbasis komoditas hutan, seperti Keberlimpahan pengetahuan ini belum
kopi, ekowisata, dan lain-lain dikelola secara profesional, integratif dan
mudah diakses agar memberi manfaat
lebih luas, mulai dari pengolahan data
Pemerintah Desa hingga diseminasi informasi, termasuk
Bukti empiris memperlihatkan kinerja melalui lembaga pendidikan.
Sosial Forestri sangat mengandalkan
peran lembaga dan aktor di desa, seperti Sosial Forestri belum memiliki strategi
BUMDes, Kepala Desa, pengusaha lokal, komunikasi untuk memperkuat wacana
serta tokoh-tokoh desa/adat. Alokasi dan dukungannya. Sangat sedikit netizen
anggaran pembangunan desa dan yang mengakses situs-situs Sosial Forestri.
mengintegrasikan pengelolaan Sosial Hanya peneliti pemula yang mengakses
Forestri ke dalam rencana pembangunan situs dan dokumen Sosial Forestri.
desa (RPJMDes) telah dilakukan di
beberapa desa. Kasus-kasus seperti ini Berikut ini argumentasi kekuatan dan
memang dominan pada skema Hutan kelemahan Sosial Forestri berkenaan
Desa karena kelembagaan desa menjadi dengan komunikasi, pengetahuan dan
entitas sosial pemegang hak kelola. Meski internet.
hal ini terjadi pula pada skema HKm atau
HTR, namun hal ini sangat ditentukan oleh
faktor kepemimpinan (leadership) kepala
Kelola Pengetahuan
desa dan tokoh-tokoh masyarakat/adat Pengetahuan tentang Sosial Forestri belum
setempat. dikelola dengan sistem yang baik. Wacana
dan pengetahuan tentang Sosial Forestri
masih bersifat individual, bergantung
Temuan Keenam: pada figur personal, dan terbatas pada
Komunikasi, Pengetahuan lingkungan proyek atau program dari suatu
organisasi atau lembaga. Sangat penting
dan Internet
mengelola pengetahuan, informasi, data
Perjalanan Sosial Forestri hingga sekarang tentang Sosial Forestri sepanjang 40
telah memproduksi pengetahuan yang tahun terakhir hingga saat ini. Sistem
berlimpah, baik tentang pengaturan hutan, pengelolaan pengetahuan (knowledge
teknis pemanfaatan, aspek sosial ekonomi management system) yang baik akan
masyarakat, serta efeknya secara ekologis berguna sebagai batu loncatan (milestone)
terhadap kondisi hutan. bagi pengembangan sains dan teknologi
pendukung Sosial Forestri masa depan.
Berbagai produk pengetahuan, baik cetak
maupun digital, telah dipublikasikan dan
tersebar di berbagai lembaga, seperti
Strategi Komunikasi
LSM, Pemerintah, institusi akademik dan Sosial Forestri saat ini juga belum didukung
penelitian, hingga media massa. strategi komunikasi antarpihak yang
berkepentingan (stakeholders). Arus

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 17


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
informasi dan komunikasi lebih banyak Pendidikan dan Pelatihan
terjadi di sekitar birokrat KLHK dan para Adanya gagasan membentuk Sekolah
pegiat Sosial Forestri, reforma agraria Sosial Forestri 5.0 sangat menarik. Ini
dan advokasi masyarakat adat. Hal ini dapat menjadi bagian dari Knowledge
menyebabkan munculnya perbedaan Management Strategy yang bergerak
pemahaman dan persepsi banyak pihak secara paralel. Prinsip pembelajaran dari
tentang Sosial Forestri, bahkan terjadi di Social Forestri 5.0 ini adalah kebebasan,
kalangan para petani di desa. Oleh karena desentralisasi/ distributive, kebersamaan,
itu, salah satu agenda yang diusulkan para mencipta bersama-sama (collaborative
narasumber adalah menjadikan Sosial creation) dan menyiapkan regenerasi
Forestri sebagai wacana publik yang inklusif, pengelolaan Sosial Forestri secara
tidak terbatas pada kelompok tertentu. berkelanjutan. Perwujudan dari gagasan ini
Strategi komunikasi ini perlu dibangun dan dapat menjadi model tentang sistem Sosial
dijalankan bersama beberapa organisasi Forestri masa depan.
independen yang peduli dengan masa
depan Sosial Forestri, termasuk kelompok Temuan Ketujuh: Agenda
akademisi. Global, Nasional dan Sosial
Forestri
Integrasi Platform Digital
Sosial Forestri saat ini belum Sosial Forestri bukan panasea untuk
mengoptimalkan ketersedian teknologi semua masalah lingkungan hidup,
informasi. Di beberapa lokasi, kehutanan dan sosial masyarakat. Sosial
pendampingan oleh CSO telah mencoba Forestri berkembang baik bila agenda-
menggunakan platform digital untuk agenda pembangunan berkelanjutan,
kegiatan monitoring dan evaluasi pembangunan rendah karbon,
menggunakan metode SMART Patrol, serta pembangunan inklusif dan pengembangan
pemasaran produk-produk hasil Sosial teknologi hijau juga mencapai tujuanya.
Forestri secara online.
Koeksistensi antara Sosial Forestri dan
Pemanfaatan teknologi digital atau sektor pembangunan lainnya bisa memberi
internet sudah sangat diperlukan untuk harapan pada masa depan keadilan
mengelola pertumbuhan Sosial Forestri dan ekologis dan keadilan sosial bagi seluruh
meningkatnya area yang mendapat izin. warga negara Indonesia. Dan pada akhirnya
Dinamika Sosial Forestri di tingkat kebijakan akan memberi sumbangan pada kehidupan
maupun tapak harus terus diperbarui dunia yang lebih adil dan membahagiakan
(updated) dan dikonversi ke dalam data bagi semua warga dunia.
digital berbasis platform tertentu. Platform
digital harus mudah diakses publik Berikut ini disenaraikan argumentasi
sehingga bermanfaat secara luas dan berbagai agenda global dan agenda
memperoleh umpan balik (feedback) agar nasional untuk diselaraskan dengan
informasi lebih komprehensif dan valid. pengembangan kuantitas dan kualitas
Sosial Forestri di Indonesia.

18 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Sosial Forestri dan SDGs tenaga kerja yang tak terserap di perkotaan.
Mengacu pada dokumen SDGs Roadmap Jumlah penduduk yang terus meningkat
2030 yang dikeluarkan BAPPENAS, juga berdampak pada kebutuhan pangan
Pemerintah Indonesia berupaya nasional. Sosial Forestri berpotensi
menurunkan angka kemiskinan dari 9.5% menggairahkan kembali sektor pertanian
di tahun 2019 menjadi 4.33% dengan untuk menjamin ketahanan pangan (food
intervensi, atau 5.73% dengan skenario security). Persoalan perkotaan solusinya ada
business as usual (BAU). Salah satu di pedesaan dengan Sosial Forestri.
strateginya adalah memperkuat ekonomi
berkelanjutan untuk rakyat agar GDP per Sosial Forestri, Perubahan Iklim
kapita orang Indonesia meningkat dari
dan Investasi Hijau
4.1% pada tahun 2019 menjadi 5.4% pada Dokumen National Determined
tahun 2030. Terhadap tujuan lain, Sosial Contribution (NDC) menyebutkan Indonesia
Forestri akan ikut memperbaiki Human berkomitmen mengurangi emisi gas rumah
Development Index, Gender Inequality kaca hingga 42% dengan intervensi, atau
Index dan Happiness Index di Indonesia. 29% dengan usaha sendiri (business as
usual/BAU). Di beberapa lokasi telah ada
Sosial Forestri dan Bonus inisiatif Sosial Forestri yang memanfaatkan
Demografi skema perdagangan karbon (carbon
Hasil Sensus Nasional 2020 trade). Ini tak hanya memberi insentif bagi
memperlihatkan jumlah penduduk masyarakat setempat, tapi merangsang
Indonesia saat ini adalah 270,20 juta mereka untuk menjaga tutupan hutan,
jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk usia seperti di Aik Bual, Lombok; Laman Satong,
produktif (15-64 tahun) mencapai 70,72% Kalimantan Barat; dan Bujang Raba di Jambi
atau lebih dari 190 juta jiwa. Ini jumlah (Widyanto, 2020). Model seperti ini tidak
yang sangat besar dan problematik karena banyak, karena bergantung kemampuan
sebagian besar dari mereka adalah generasi lembaga pendamping untuk menghitung
muda yang membutuhkan pekerjaan. nilai hutan, mengorganisir masyarakat,
Sosial Forestri di pedesaan, sejauh mampu serta berkolaborasi dengan para calon
menumbuhkan sektor-sektor ekonomi yang buyers. Ini tantangan menarik yang perlu
beragam, potensial mengurangi beban dipertimbangkan.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 19


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
FOTO KOLEKSI INSPIRASI TANPA BATAS

20 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
BAGIAN KETIGA
REKOMENDASI:
FONDASI JALAN
BARU
Bertumpu pada temuan-temuan penting di muka,
kajian ini merinci solusi menjadi rekomendasi umum
dan rekomendasi khusus.

Rekomendasi umum diarahkan kepada para


pemegang otoritas dan semua pihak yang tertarik
meningkatkan kuantitas akses dan kualitas Sosial
Forestri.

Rekomendasi Umum

Strategi Peningkatan Kinerja (Upgrade) bertujuan


meningkatkan efisiensi dan efektivitas berbagai
inisiatif pemerintah, khususnya KLHK, yang telah
dilakukan dalam lima tahun terakhir ini. Target jangka
pendek dari strategi ini adalah tercapainya legalitas
akses atas 12.7 juta hektar kawasan hutan pada
tahun 2024 melalui proses yang komprehensif dan
memadai sehingga menjamin pengelolaan pasca izin.

1. Legalitas Akses. Percepatan pemberian legalitas


akses/izin Sosial Forestri untuk mencapai target
utama 12,7 juta hektar selama empat tahun ke
depan.
a. KLHK melakukan berbagai inovasi teknokrasi
(technocracy) agar rakyat mudah memperoleh
izin/SK Sosial Forestri.
b. KLHK melakukan penyederhanaan prosedur

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 21


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
standar dan pemanfaatkan lainnya berkolaborasi membuat peta
teknologi digital secara maksimal, komoditi dan produk Sosial Forestri
sistemik dan meluas. se Indonesia.
c. KLHK memperkuat peran b. KLHK, lembaga-lembaga riset, serta
pemerintah daerah. Balai sektor industri dan perdagangan
Perhutanan Sosial harus melakukan pemetaan pasar nasional
dioptimalkan dalam persiapan dan internasional yang potensial
sosial, persiapan teknis dan untuk produk-produk “natural”,
percepatan pencapaian target “green” dan “new lifestyle”.
Sosial Forestri Daerah. c. KLHK bersama sektor industri
dan perdagangan membuat peta

“CONNECTED Market Access Players (MAPs)


untuk para wirausahawan yang

SMALL SCALED sedang dan akan mengembangkan


produk-produk alami, hijau dan
FORESTRY. berkelanjutan.

KECIL-KECIL, 3. Pendanaan Sosial Forestri.

INDEPENDEN, Peningkatan anggaran pembangunan


Sosial Forestri untuk memastikan target
OTONOM. 12,7 juta hektar bisa dicapai dalam

BAHASA MODERN
empat tahun ke depan.
a. KLHK bersama berbagai lembaga

NYA HOLON. ‘’think tank” terkemuka melakukan


advokasi anggaran untuk
HOLON ITU pembangunan terpadu Sosial
Forestri .
KESELURUHAN b. KLHK bersama Kementerian Dalam

SISTEM” Negeri memastikan Sosial Forestri


dapat mendukung percepatan
pembangunan daerah yang
- HERI PURNOMO, PENELITI signifikan, inklusif dan berkelanjutan
melalui sharing anggaran dan
2. Agroekosistem. Percepatan pemetaan mekanisme kemitraan lainnya.
Agroekosistem Sosial Forestri untuk c. KLHK bersama Kementerian
memastikan potensi komoditi dan Keuangan mengembangkan skema
produk serta keanekaragaman hayati di pembiayaan dan pendanaan baru
kawasan Sosial Forestri yang telah diberi pengembangan Sosial Forestri
izin. dalam empat tahun ke depan.
a. KLHK, lembaga-lembaga riset,
perguruan tinggi, CSO, pemerintah Strategi Pengarusutamaan Sosial Forestri
daerah, dan lembaga/kementerian (Upstream) bertujuan mengarusutamakan

22 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
nilai dan prinsip Sosial Forestri secara •• Jalan ketiga, pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi bertumpu pada pluralisme,
dan lingkungan hidup dalam Pembangunan baik kekayaan alam maupun
Nasional Jangka Menengah dan kekayaan budaya untuk
Pembangunan Nasional Jangka Panjang. menjaga kearifan lokal dan
Target dari strategi ini adalah Sosial keanekaragaman hayati.
Forestri menjadi kepentingan semua c. Menjadikan Badan Kerjasama
sektor pembangunan yang berbasis Pemajuan Ekosistem Sosial Forestri
kekuatan lokal dan teruji melalui produksi sebagai “strategic co-creation
dan pemanfaatan pengetahuan untuk institution” untuk mengembangkan
perubahan. berbagai bentuk pendanaan Sosial
Forestri seperti impact investment,
1. Pembentukan Badan Nasional. blended financing dan skema
Pemerintah mendorong terbentuknya pembiayaan baru lainnya.
Badan Kerjasama Pemajuan Ekosistem
Sosial Forestri untuk pencapaian 2. Desentralisasi. KLHK, Pemerintah
Sustainable Development Goal (SDG) Daerah, dan lembaga/kementerian
2030. lain membangun sinergi antarsektor
a. Menjadikan Badan Kerjasama pembangunan dan mengintegrasikan
Pemajuan Ekosistem Sosial Forestri ke dalam pembangunan daerah melalui
sebagai “interface strategic” penguatan Sosial Forestri.
antarkementerian dan lembaga a. Pemerintah Desa menjadi
yang mengintegrasikan potensi “perangkai utama” (the main
Sosial Forestri untuk pembangunan arranger) dalam proses memajukan
nasional, seperti: penyediaan Sosial Forestri agar pembangunan
lapangan kerja, penguatan di desa menjadi inklusif, sistemik,
ketahanan pangan daerah, mandiri dan berkelanjutan.
pembangunan area hutan baru, b. Pemerintah Daerah (Kabupaten/
peningkatan keselamatan rakyat, Kota) menjadi “pemanfaat utama”
dan lain-lain. dalam mewujudkan pembangunan
b. Menjadikan Badan Kerjasama daerah yang berkelanjutan, inklusif
Pemajuan Ekosistem Sosial Forestri dan berkemajuan.
sebagai “strategic catalyst” yang c. Pemerintah Provinsi sebagai
menjamin Sosial Forestri menjadi “prototipe utama” menjadi model
“jalan ketiga” untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon,
Indonesia Emas 2045. berkeadilan dan berkelanjutan
•• Jalan pertama, pertumbuhan dalam konteks pemajuan dan
ekonomi nasional berbasis integrasi Sosial Forestri dengan
investasi dan industri besar. pembangunan daerah.
•• Jalan kedua, pemerataan
ekonomi nasional berbasis 3. Komunitas Epistemik dan Praktisi.
industri kecil dan menengah. Penguatan jejaring epistemic

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 23


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
community dan community of practice 4. Gender and vulnerable groups.
dalam platform Sosial Forestri. KLHK perlu menjalankan prinsip
a. Akademisi dan Perguruan Tinggi kesetaraan gender dan keberpihakan
mengembangkan wacana terhadap kelompok rentan di desa
pengetahuan dan teknologi Sosial untuk menjamin perhutanan sosial
Forestri agar menjadi pilar utama yang inklusif dan berkeadilan dengan
paradigma pembangunan rendah tetap memperhatikan nilai-nilai kultural
karbon berbasis pluralisme alam, masyarakat setempat.
kebudayaan dan teknologi melalui a. KLHK bersama para ahli dan CSO
berbagai “learning events”, “national hendaknya menyusun semacam
and international conferences”, dan Gender Action Plan (GAP) serta
pembaruan pendidikan tinggi. pedoman evaluasi dan monitoring

“PADA TAHUN 2045…COMMUNITY BASED


FOREST RESOURCE MANAGEMENT BISA JADI
ARENA KOMUNITAS-KOMUNITAS MEMBANGUN
KEMANDIRIAN DIRINYA, ….WILAYAH-WILAYAH
ITU MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERBAGAI
KELOMPOK PEREMPUAN DAN JUGA KELOMPOK
MARGINAL LAIN” - MIA SISCAWATI, PENELITI
b. Melalui sekolah lapang, social berdasarkan beberapa index, seperti
learning, thematic workshosp dan Gender Development Indicators
lain-lain, para petani, pendamping, (GDI) atau Gender Empowerment
dan pengembang kapasitas Index (GEI).
menjadi komunitas pembelajar b. KLHK bersama para ahli dan CSO
yang sangat mendalami, hendaknya menyusun panduan
menguatkan dan memperbarui tentang keterlibatan kelompok
pengetahuan dan teknologi Sosial perempuan dan kaum rentan,
Forestri berdasarkan pengalaman- seperti: keluarga miskin, keluarga
pengalaman nyata mereka. tanpa tanah, perempuan kepala
c. Peran Civil Society Organizations keluarga (female-head households)
(Organisasi Masyarakat Sipil) dan dalam setiap tahapan, seperti:
Social Entrepreneur Organizations sosialisasi, pembuatan usulan,
(Organisasi Kewirausahaan Sosial) penyusunan kepengurusan, serta
mulai menjangkau lebih banyak keterlibatan pasca-izin.
wilayah Sosial Forestri di Indonesia, c. KLHK hendaknya memberikan
menciptakan produk/komoditi prioritas pemberian ijin Sosial Forestri
inovatif yang memperkuat kegiatan kepada Perempuan Kepala Keluarga
pasca izin/akses, dan menarik minat (PEKKA) dan kelompok-kelompok
kaum muda terlibat dalam Sosial marjinal lainnya seperti para lanjut
Forestri. usia dan penyandang difable.

24 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Strategis Tranformasi Sosial (upshift) 2. Generasi muda-Milenial.
bertujuan melakukan perubahan sistemik Menggerakkan generasi milenial dan
dan tatanilai Sosial Forestri secara generasi berikutnya agar berkembang
permanen. Strategi ini memanfaatkan sebagai game-changer dalam berbagai
para aktor strategis dari berbagai sektor sektor, seperti: bisnis, teknologi internet,
dan bidang untuk melakukan perubahan energi terbarukan, nano teknologi,
mindset. Perubahan mindset bertujuan bioteknologi, teknologi pangan,
menjadikan Sosial Forestri sebagai masa teknologi konservasi alam, dan lain-lain.
depan. Pada 2045 diharapkan terjadi a. Pemerintah memberi arena seluas-
perubahan paradigma pembangunan yang luasnya bagi kaum muda untuk
bertumpu pada sains dan teknologi yang mengembangkan berbagai inovasi
berbasis kearifan dan kebudayaan Sosial yang mampu mengatasi krisis-krisis
Forestri. ekologi dan ekonomi yang dihadapi
bangsa dan negara.
1. Perubahan Paradigma. Menggerakkan b. Pemerintah memberi akses dan
perubahan paradigma pembangunan kemudahan para entrepreneur
nasional kepada pembangunan rendah muda untuk memperoleh skema
karbon (Low Carbon Development); pembiayaan dan pendanaan
serta alternatif.
a. Pemerintah dan berbagai pihak c. Pemerintah mendorong kaum
bekerjasama dalam mencapai muda menciptakan platform digital
target-target Sustainable Sosial Forestri baru yang canggih
Development Goals (SDGs) pada dan mampu menjangkau dan
2030, khususnya: pengentasan memperkuat ekonomi kerakyatan
kemiskinan, pelayanan yang berbasis hutan.
kesehatan, kualitas pendidikan,
kesetaraan gender dan inklusi 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
sosial, penghormatan hak asasi Menggerakkan pengetahuan, sains dan
manusia, keadilan sosial, serta teknologi Sosial Forestri baik di tingkat
keberlanjutan sumberdaya alam rendah, menengah dan tinggi.
dan pembangunan rendah karbon. a. Pemerintah memperkuat
b. Pemerintah memobilisasi Badan pendidikan tinggi dan vokasi untuk
Usaha Milik Negara (BUMN) dan memperkuat dukungan teknologi
swasta untuk mengembangkan dalam mengatasi masalah-masalah
teknologi tinggi rendah karbon produksi di tingkat desa.
di berbagai sektor, seperti: b. Masyarakat Sipil dan Inovator Publik
energi, transportasi, komunikasi, membangun sistem pengetahuan
bioteknologi dan lain-lain. dan teknologi yang mudah diakses
c. Pemerintah mendorong tumbuhnya oleh pemuda-pemuda di desa
inovasi-inovasi lokal/desa dalam khususnya di lokasi-lokasi Sosial
mengelola sumberdaya alam secara Forestri.
adil, berkelanjutan dan maju. c. Entrepreneur Bisnis memperoleh

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 25


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
kemudahan data daan informasi lapangan Sosial Forestri yang
untuk mengintegrasikan Sosial berkualitas, virtual dan masif.
Forestri, industri dan pasar. c. Jaringan CSO meningkatkan
kapasitas sumberdaya manusia
Rekomendasi Khusus di daerah-daerah prioritas sesuai
Pada bagian ini kami senaraikan dengan standar nasional --
rekomendasi khusus bagi Ford Foundation pengetahuan, ketrampilan dan
dan CLUA untuk mengembangkan perilaku.
“strategic engagement” dengan berbagai
pihak dalam mendorong perluasan dan 2. Memperkuat Komunitas Epistemik
peningkatan kualitas Sosial Forestri dalam (epistemic community) Sosial Forestri
lima tahun ke depan. untuk membangun pengetahuan
dan teknologi Sosial Forestri yang
1. Memperkuat kapasitas CSO dan KLHK mendukung percepatan legalitas akses
untuk percepatan legalitas akses/ dan kegiatan-kegiatan pasca izin/akses.

“SOCIAL FORESTRY IS THE LIFE OF


THE EARTH, THE UNDERSTANDING
OF HUMANITY, THE FUTURE OF
MANKIND LIES”
- DAMAYANTI BUCHORI, ILMUWAN

izin Sosial Forestri di provinsi-provinsi a. Membangun simpul pengetahuan


prioritas. Tujuannya, memastikan dan teknologi Sosial Forestri
beberapa provinsi bisa mencapai target secara digital yang terkoneksi
luasan Sosial Forestri dalam lima tahun dengan pusat data KLHK, lembaga-
ke depan. lembaga riset, perguruan tinggi dan
a. Jaringan CSO memproduksi dan organisasi masyarakat sipil.
mengonsolidasikan pengetahuan b. Memperbanyak forum-forum
Sosial Forestri (konsep, prosedur epistemik untuk memproduksi,
dan panduan) dalam bentuk analog berbagi, serta mengaplikasikan
dan digital. Seluruh panduan pengetahuan dan teknologi
Sosial Forestri harus disajikan lebih Sosial Forestri untuk mendukung
popular, visual, mudah diakses dan percepatan legalitas akses dan
dipahami masyarakat. pasca ijin Sosial Forestri.
b. Jaringan CSO meningkatkan c. Menyebarluaskan pengetahuan
kapasitas para fasilitator/pelatih dan teknologi Sosial Forestri melalui
agar mampu menyelenggarakan berbagi kanal dan media digital
pelatihan, workshop dan sekolah untuk menjangkau wilayah-wilayah

26 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Sosial Forestri yang belum dan telah a. Mendorong think-tank groups dan
berizin. knowledge sectors memperkuat
d. Mendorong konsolidasi para petani/ narasi Sosial Forestri dalam
komunitas pengelola Sosial Forestri perbincangan besar secara nasional
sebagai sebuah community of (big conversations).
practices, dalam bentuk aliansi b. Mengembangkan eco-
atau asosiasi, baik di level provinsi diplomacy tingkat tinggi
maupun kabupaten. Mereka akan (nasional dan internasional) untuk
berjejaringan, saling menguatkan, mempromosikan Sosial Forestri
dan berinteraksi dengan komunitas dalam mempercepat capaian
epistemik dalam forum-forum Sustainable Development Goal
daring (online) atau luring (offline). 2030.
c. Mendukung produksi film-film
3. Memperkuat Sosial Forestri sebagai cerita dan media budaya lainnya
narasi publik untuk pemulihan yang bermutu agar menarik minat
ekologis, kesejahteraan rakyat, serta milenial/kaum muda berperan
pembangunan yang berkelanjutan dan untuk kemajuan Sosial Forestri dan
rendah karbon. masa depan.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 27


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
FOTO KOLEKSI INSPIRASI TANPA BATAS

28 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
BAGIAN KEEMPAT
MENUJU
EKOSISTEM
SOSIAL FORESTRI

Setelah menyimak berbagai pendapat berkenaan


dengan apa yang kita bayangkan tentang Sosial
Forestri 2045, berikut ini disenaraikan mosaik impian-
impian yang dihimpun.

Impian membangun mosaik berisi elemen-elemen


penting yang dibayangkan terjadi pada 2045.

Elemen-elemen impian ini bisa dipilah dalam


tiga bagian. Pertama, impian berkenaan dengan
perspektif, nilai-nilai, prinsip-prinsip dan ide-ide ideal.
Kedua, impian berupa proses-proses sosial yang
dilakukan berbagai pihak untuk mewujudkan nilai-nilai
Sosial Forestri. Ketiga, impian berubah bentuk, format,
produk dan juga hasil kelakuan yang menjadi artefak
kebudayaan Sosial Forestri.

Elemen Nilai-Nilai

Seluruh stakeholders penting—politisi, pemerintah,


bisnis, budayawan, akademisi/peneliti, publik dan
masyarakat lokal—sudah proaktif terlibat dalam
persiapan, pengelolaan, dan bisnis Sosial Forestri baik
di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 29


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Tatakelola Sosial Forestri telah berkembang Infrastruktur Sosial Forestri telah
baik secara sistem, kelembagaan dan terintegrasi dengan infrastruktur
kapasitas sumberdaya manusia baik di pembangunan ekonomi daerah dan
tingkat nasional maupun di daerah. nasional untuk pengembangan industri dan
bisnis hutan berbasis komunitas di provinsi-
Kebijakan dan regulasi Sosial Forestri provinsi prioritas.
semakin paripurna, mantap dan tertata
untuk memastikan semua skema Sosial Paradigma Pembangunan Rendah
Forestri mandiri, adil dan berkelanjutan Karbon Nasional berbasis pada kekayaan
baik di tingkat konsep maupun di tingkat keanekaragaman hayati dan Sosial Forestri
pelaksanaan. serta nano/bioteknologi terkini.

“KAMI MENAMAI Sosial Forestri telah didukung penuh


oleh berbagai skema pembiayaan dan
SOSIAL FORESTRI pendanaan mulai dari pemeritah desa,

2045 ITU
pemerintah daerah, perbankan dan industri
produk-produk hutan non kayu lainnya.

“WAKANDA”
ATAU “WANA Elemen Proses-Proses
KANAYA Sosial

SEMBADA”. Inovasi Pembangunan Sosial Forestri


semakin marak dan dikembangkan
HUTAN YANG masyarakat desa, masyarakat sipil,
masyarakat akademisi dan masyarakat
KAYA DAN bisnis berkelanjutan.

RAKYAT YANG Masyarakat bisnis Sosial Forestri semakin

MAKMUR, masif, meluas dan proaktif untuk


bahu membahu belajar tanpa henti
MANDIRI, DAN mengembangkan prototipe-prototipe

TANGGUH.”
bisnis rakyat berbasis hutan.

Jaringan Sosial Forestri yang terdistribusi


Teknologi Internet dan Teknologi Tingkat (distributed network) menjadi pilar
Lanjut telah dikembangkan, diujicoba dan meluasnya gerakan Sosial Forestri berbasis
diaplikasikan di sebagian besar kawasan produk barang dan jasa, komoditi,
Sosial Forestri untuk membantu tatakelola pengetahuan dan lain-lain.
kawasan, tataproduksi komoditi dan
tatakonsumsi hasil hutan. Kegiatan-kegiatan pembelajaran publik
(public learning event) Sosial Forestri

30 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
semakin marak dilaksanakan dalam skala Protret Sosial Forestri 2045
lokal, daerah, nasional dan internasional.
Setelah berdialog dengan banyak pihak,
Kegiatan-kegiatan ilmiah oleh forum pakar kami mencoba merekonstruksi apa yang
Sosial Forestri secara rutin diselenggarakan akan terjadi pada Sosial Forestri 2045.
oleh berbagai kampus dan lembaga-
lembaga riset untuk mempromosikan Kami terkesan dengan sebuah impian
perkembangan ilmu pengetahuan dan narasumber.
sains Sosial Forestri.
“Saya membayangkan Sosial Forestri 2045
Kegiatan-kegiatan pendidikan Sosial seperti Negeri Wakanda dalam film Black
Forestri baik formal, informal dan virtual Panther,“ ungkapnya berbinar-binar.
semakin menguat, berkualitas dan
menyebar untuk terus-menerus menjawab Ternyata beberapa narasumber sangat
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh setuju dengan konsep Wakanda - hutan
komunitas Sosial Forestri. bagus, rakyat makmur dan teknologi tinggi
rendah karbon.
Wacana Sosial Forestri sebagai pendukung
alternatif perubahan paradigma Tim Peneliti LATIN juga berbinar-binar saat
pembangunan yang rendah karbon, mereka mendengar gagasan Sosial Forestri
berkelanjutan dan inklusif semakin itu adalah Wakanda.
menguat terutama pada para stakeholders
non kehutanan. Kami menyalin istilah Wakanda menjadi
Wana Kanaya Sembada. Sebuah hutan
Partisipasi pemuda desa dan kota semakin yang kaya raya dan rakyatnya mandiri,
nyata, luas dan masif baik langsung makmur serta bahagia.
maupun tidak langsung melalui berbagai
forum publik maupun forum digital. Pada tahun 2045 Sosial Forestri mampu
mengentaskan lebih kurang 100 juta
Pasar Sosial Forestri makin meluas baik di warga miskin dan marjinal. Pada saat yang
lokal, daerah, nasional dan internasional sama sekitar 60-80 juta orang terlibat
baik melalui produk mentah, produk olahan dalam kegiatan sehari-hari Sosial Forestri
maupun pemanfaatan berteknologi tinggi. seperti menanam, merawat, memanen,
mengemas, melakukan beragam
Kebudayaan Sosial Forestri semakin eksperimen, mengembangkan dan
berkembang melalui festival-festival Sosial memanfaatkan hasil hutan Sosial Forestri.
Forestri, pengembangan kebudayaan
lainnya (musik, tarian, arsitektur, teater, film, Dalam dua puluh lima tahun ke depan,
penciptaan alat produksi baru, dan artefak Sosial Forestri telah membangun 12-20 juta
lainnya) dan upacara-upacara syukuran. hutan baru dalam bentuk agroecosystem
complex, sebuah hutan Sosial Forestri
yang kaya keanekaragaman hayati. Hutan-

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 31


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
hutan yang menjadi sumber plasma nutfah. produksi dan konsumsi berbagai produk
Hutan-hutan yang menjadi sumber pangan, Sosial Forestri.
kesehatan, sandang dan industri rakyat.
Seluruh proses produksi Sosial Forestri
Saat Indonesia merayakan 100 tahun menggunakan teknologi rendah karbon.
kemerdekaannya, Sosial Forestri telah Semisal, transportasi produk dari hutan
menjadi kegiatan ekonomi rakyat yang ke konsumen menggunakan kendaraan-
membanggakan. Lebih kurang Rp 10,000 kendaraan dan pesawat berteknologi listrik.
triliun perputaran ekonomi bergerak karena Semua pemukiman, fasilitas-fasilitas publik
Sosial Forestri. dan proses pengolahan hasil Sosial Forestri
menggunakan enerji terbarukan.
Kegiatan ekonomi Sosial Forestri
menggerakkan lebih kurang 10 juta Pengelolaan Sosial Forestri menggunakan
anak muda. Mereka bangga dan merasa teknologi pemetaan paling maju dan
bergengsi terlibat dalam rangkaian akurat dengan menggunakan lebih dari 3

32 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
juta sensor digital yang terkoneksi dengan juta orang. Mereka memproduksi lebih
internet dan teknologi blockchain. kurang 1000 branding lokal. Mereka
melakukan perdagangan yang adil dan
Pemanfatan teknologi ini membuat petani lestari antardesa, antardistrik, antarpulau,
dan keluarga Sosial Forestri semakin aman antarkota, bahkan antarnegara. Semua
dalam melakukan transfer ijin/hak kepada produk dengan branding lokal tersebut
anak dan cucu mereka. Konflik tenurial adalah produk-produk yang dihasilkan
telah tiada. Semua pihak saling menghargai dengan sustainable dan mendapatkan label
tatabatas yang telah disepakati. Semua sustainability dari credible bodies.
pihak bekerjasama dan berkontribusi sesuai
kompetensi masing-masing. Pada saat itu, kebudayaan Sosial Forestri
semakin maju dalam bentuk seni, festival,
Pemerintah juga merasa aman karena tarian, musik, teater, film dan juga kuliner.
hutan semakin bagus dan produktif,
rakyat semakin maju dan sejahtera serta Sosial Forestri menjadi landasan masa
memperoleh banyak penghargaan dari depan paradigma pembangunan Indonesia
berbagai organisasi global. dan Nusantara pasca 2045.

Pada 2045, partisipasi petani dan Kami menyebut semua impian ini:
perempuan wirausaha mencapai 30 Wakanda atau Wana Kanaya Sembada.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 33


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
FOTO KOLEKSI INSPIRASI TANPA BATAS

34 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
EPILOG
PERADABAN
BARU DAN
SOSIAL FORESTRI
“Prediction is very difficult. Especially about the
future.”—Niels Bohr (1885-1962).” Tetapi seberapa sulit
pun kita membayangkan masa depan, sebetulnya,
seperti kata William Gibson (1948), “The future is here.
It’s just not evenly distributed yet.”1

Seperti apakah Indonesia pada 2045? Bagaimana


rupa tutupan hutan dan distribusinya? Seperti
apakah sosok Sosial Forestri pada saat itu? Distribusi
kependudukan dan kekuasaan? Pulau-pulau mana,
kota-kota mana dan desa-desa mana yang penuh
kemakmuran dari pengelolaan sumberdaya alamnya
dengan baik, dan mana yang akan menderita karena
gagal mengelola sumberdaya alamnya? Di manakah
kita pada 2045?

Berdasarkan catatan sejarah dan kecenderungan


perkembangan dunia dalam rentang puluhan hingga
ratusan tahun, terdapat empat kekuatan global yang
sangat signifikan mempengaruhi dan membentuk
dunia hingga setidaknya tahun 2050.

Kekuatan global pertama adalah demografi.


Jumlah penduduk yang naik, turun dan pergerakan
berbagai kelompok populasi dalam ras manusia.
Ukuran demografis mencakup hal-hal seperti tingkat
kelahiran, pendapatan, struktur usia, etnis, dan aliran
migrasi.

1 Laurence C. Smith. 2010. “The World in 2050: Four Forces Shaping Civilization’s
Northern Future.”

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 35


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Kekuatan global kedua, yang sebagian dan, kota-kota menengah dan besar di
terkait dengan faktor pertama, adalah sekitarnya. Emerging markets ini sedang
meningkatnya permintaan sumberdaya mengalami revolusi industri dan urbanisasi
alam, layanan, dan sumber genetik (semua secara simultan yang dimulai pada
organisme hidup) yang ada di bumi. abad kesembilan belas di negara maju.
Sumberdaya alam berarti aset terbatas Keseimbangan kekuatan ekonomi dunia
seperti hidrokarbon, mineral, dan air tanah; bergeser ke timur dan selatan dengan
dan aset terbarukan seperti sungai, tanah kecepatan yang belum pernah terjadi
subur, satwa liar, dan kayu. Layanan alam/ sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi itu
jasa lingkungan termasuk kebutuhan hidup bergerak ke Asia, Amerika Latin, dan Timur
seperti fotosintesis, penyerapan karbon Tengah.
dioksida oleh lautan, dan lebah untuk
menyerbuki tanaman. Urbanisasi adalah faktor penting yang
mendorong aktifitas ekonomi itu. Kota/
Kekuatan global ketiga adalah globalisasi. perkotaan, bukan desa/pedesaan. Ini
Sebuah kosakata yang mencakup penting karena kota menjadi tempat
banyak hal. Umumnya mengacu pada penduduk bertemu dengan dunia modern
perdagangan internasional dan arus dan ekonomi global. Kota-kota mengubah
modal yang semakin meningkat. Namun petani miskin menjadi pekerja yang
juga mencakup dimensi politik, budaya, lebih produktif dan menjadi warga dan
dan ideologis. Intinya adalah serangkaian konsumen global.
proses ekonomi, sosial, dan teknologi
yang membuat dunia lebih terhubung dan Kedua adalah akselerasi dalam lingkup,
saling bergantung. skala, dan dampak ekonomi dari teknologi.
Teknologi — mulai dari mesin cetak hingga
Kekuatan global keempat adalah mesin uap dan Internet — selalu menjadi
perubahan iklim. Aktivitas industri manusia kekuatan besar dalam menjungkirbalikkan
telah mengubah komposisi kimiawi status quo. Perbedaannya saat ini adalah
atmosfer sedemikian rupa sehingga suhu teknologi tumbuh dan digunakan di
keseluruhannya memanas. mana-mana dalam kehidupan dan
dalam kecepatan adopsi yang luar biasa.
Peneliti lain menempatkan faktor Teknologi memberi kemajuan ekonomi
perubahan global yang agak berbeda yang menjanjikan bagi miliaran orang di
pada dua hal yang pertama.2 Pertama negara berkembang dengan kecepatan
adalah lokus pergeseran aktivitas ekonomi yang tidak terbayangkan tanpa internet
dan dinamikanya - ke pasar yang sedang seluler.
berkembang (emerging markets) seperti
Cina, India, Turki, Brazil dan Indonesia Hampir dua puluh tahun yang lalu, hanya
kurang dari 3 persen penduduk dunia
2 Richard Dobbs, James Manyika, Jonathan Woetzel. 2015. “No
Ordinary Disruption: The Four Global Forces Breaking All the memiliki ponsel dan kurang dari 1 persen
Trends.”

36 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
terjangkau Internet. Saat ini dua pertiga Atas semua faktor penentu masa depan itu
dari populasi dunia memiliki akses ke pertanyaan pentingnya adalah apa yang
telepon seluler dan sepertiga dari semua harus dilakukan agar bisa tetap melaju di
manusia dapat berkomunikasi di Internet. tengah gelombang?
Teknologi memungkinkan bisnis untuk
memulai dan mendapatkan skala bisnis Pendidikan adalah salah satu jawaban
dengan kecepatan yang menakjubkan yang niscaya. Pendidikan menentukan
dengan menggunakan modal kecil. daya pikir dan daya rasa dalam merespon
perubahan-perubahan yang terjadi.
Di tahun-tahun mendatang, ratusan juta Mindset dan sikap saat ini terhadap
lebih orang di negara berkembang akan alam, terhadap hutan tidak terlepas dari
bangkit dari kemiskinan dan memasuki pendidikan model barat yang dicekokkan
kelas menengah dalam demokratisasi pada manusia Indonesia. Orang-orang
kekayaan global. Teknologi membuka Indonesia yang berpendidikan di Eropa
peluang ekonomi bagi jutaan orang, atau Amerika Serikat sejak tahun 1950-
memungkinkan gelombang baru an menghasilkan generasi yang melihat
wirausaha, dan mentransformasi lapisan- sumberdaya alam, khususnya hutan
lapisan masyarakat, dari pendidikan sebagai sumber ekonomi belaka. Alam
hingga kesehatan. Terlebih lagi, dipisahkan dari kehidupan masyarakat
perkembangan ini memberikan para dengan menciptakan kawasan-kawasan
eksekutif seperangkat alat baru yang akan perlindungan alam. Manusia/masyarakat
membantu mereka tetap mengikuti tren dipisahkan dari pengetahuan dan
baru, mengembangkan pendekatan baru, kebijaksanaan aslinya (indigenous
dan mendorong mereka melalui organisasi knowledge and wisdom) yang dibangun
yang kompleks. Dunia yang rumit dan berabad-abad bahkan milenial tahun.
penuh ketidakpastian bisa dipahami dan Hasilnya adalah kerusakan alam luar
diantisipasi dengan perangkat-perangkat biasa dan terjadinya perebutan hak-hak
yang dibuat manusia.3 Asia, benua atas pengelolaan/ pemanfaatan alam;
tempat Indonesia berada, mengandung meskipun tidak mengesampingkan
kesempatan yang luar biasa menjadi manfaat ekonomi yang digerakkan oleh
penggerak utama dunia, the Making of modal.
Asian Century.4 Indonesia sendiri dipuja
puji bakal menjadi negara empat besar Sosial Forestri merupakan kesempatan
dunia dalam hal GDP.5 untuk melakukan re-tracing; melacak
dan menghimpun kembali yang terserak
3 Richard Dobbs, et al. dan menyelamatkan yang tersisa.
4 Asian Development Bank. 2011. Asia 2050: Realizing the Asian
Century.
Sosial Forestri bisa menjadi jalan baru
5 McKinsey Global Institute. 2012. The Archipelago Economy: untuk memperbaiki hal-hal yang salah
Unleashing Indonesia’s Potential; PwC. 2017. The long view: how
will the global economic order change by 2050?; John Hawk-
sworth and Gordon Cookson. 2008. The World in 2050 Beyond
sebelumnya. Memahami, memaknai dan
the BRICs: a broader look at emerging market growth prospects;
HSBC Global Research. 2011. The world in 2050 Quantifying the
menstrukturkan pengetahuan tradisional
shift in the global economy.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 37


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
jika diperlukan. Menumbuhkan kembali tujuan bersama: membangun komunitas
kepercayaan diri masyarakat atas segala kecil, lokal yang kuat, mandiri, terbuka dan
kekayaan alam, budaya dan jatidirinya. terkoneksi.
Sustainability yang sesungguhnya akan
lahir dari pengetahuan dan kebijaksanaan Manusia pada dasarnya hidup dalam
lokal masyarakat itu. Sosial Forestri sebuah tim. Dengan segala tantangan
adalah sebuah sustainability scheme kekinian yang dihadapi manusia sudah
bagi Indonesia. Sosial Forestri adalah saatnya untuk menilai ulang agenda
tempat dimana terjadi transdisiplinarity bersama ini. Dan melakukannya bersama-
of knowledge--sebuah pendekatan yang sama. Tidak sebagai individu atau satu
menghubungkan beragam disiplin ilmu kelompok tetapi sebagai sebuah tim
dalam mencari solusi atas sebuah masalah. dengan beragam kemampuan dan
daya, sebagai Team Human.6 Team
Kesadaran atas pentingnya kekayaan alam, Human tidak menolak teknologi. Artificial
budaya, pengetahuan dan wisdom lokal intelligence, cloning, genetic engineering,
harus ditumbuhkan. Dan itu hanya bisa virtual reality, robots, nanotechnology,
dilakukan jika ada perubahan radikal. Bukan bio-hacking, space colonization, dan
saja perubahan cara mekanik mengelola autonomous machines adalah keniscayaan.
sumberdaya hutan tetapi juga perubahan Pengembangan Sosial Forestri akan
cara pandang atas kekayaan sumberdaya memanfaatkan semua kemajuan teknologi
hutan. Perubahan cara pandang ini yang tersedia itu. Tetapi komunitas Sosial
adalah dengan mengubah science, ilmu Forestri 2045 tetap percaya pada human
pengetahuan ke arah paradigma yang values dalam setiap pemanfaatannya.
lebih menghargai hutan sebagai tempat Sosial Forestri adalah the life of the earth,
berhimpunnya beragam fungsi. Baik the understanding of humanity, the future
fungsi yang visible maupun yang invisible- of mankind lies.
-sesuatu yang sudah lama dipraktekkan
oleh komunitas-komunitas adat atas Sosial Forestri sebagai lokus dari nilai-nilai
kekayaan alam mereka. ini dipandang tidak lagi dengan satu sudut
pandang, misalnya sebagai alat untuk
Pentingnya pendekatan transdisiplinarity konservasi atau peningkatan pendapatan
of knowledge ini akan memungkinkan nilai- belaka, tetapi ia menjadi tempat
nilai tradisional dalam relasi manusia-alam berlangsungnya dinamika kehidupan
tumbuh kembali. Dengan transdisiplinarity masyarakat. Masyarakat mendapatkan
of knowledge maka akan terjadi kehidupan materi, inspirasi, spiritual,
convergency bukan saja pengetahuan/ budaya dan nilai-nilai kehidupan lainnya
keahlian, tetapi juga keragaman dari pemanfaatan atas hutan yang mereka
kepentingan, sektor-sektor, dan upaya- kelola.
upaya. Convergency inilah yang akan
memperkaya enerji untuk menuju satu
6 Douglas Rushkoff. 2019. “Team Human.”

38 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Perubahan radikal pengetahuan-- jadi konsensus). Dan dia yakin tentang
khususnya pengetahuan atas sumberdaya masa depan dan berharap pada “..young
hutan sebagai bagian alam semesta--ini and rising naturalists, who will be able
mau tidak mau memerlukan perubahan to view both sides of the question with
paradigma, paradigm shift. Paradigm shift impartiality.”9
dalam konteks pengetahuan ini adalah
perubahan dari old science atau normal Perubahan pandangan dan paradigma
science di kehutanan menuju new science. dunia kehutanan ke arah Sosial Forestri
“Paradigms are not identical with the core sebagai mainstream pengelolaan hutan
theories of normal science, although there di Indonesia akan banyak dipanggul pada
is a connection.” Sementara itu keberadaan pundak generasi-generasi baru 5-10 tahun
normal science merupakan konsensus ke depan. Menuju Sosial Forestri 2045.
tertentu diantara komunitas para scientists.
Konsensus inilah yang berantakan selama
kirisis, kemudian dibangun kembali selama
berlangsungnya revolusi pengetahuan.7
Lebih dari itu perubahan ini harusnya
juga menjadi langkah perubahan hati,
perubahan pikiran (changing of the heart
and mind).

Paradigm shift di kehutanan akan


menghadapi banyak tantangan ke
depan. Seperti halnya kebenaran new
science yang tidak akan berhasil dengan
sekedar meyakinkan orang-orang yang
melawannya untuk melihat cahaya
terang, tetapi karena orang-orang yang
berseberangan itu pada akhirnya mati, dan
generasi baru tumbuh dan mengenali new
science.8

Sama halnya dengan Darwin dengan


teorinya Origin of Species yang banyak
ditentang oleh komunitas scientist
(karena tidak sesuai arus utama yang

7 Alexander Bird. 2000. Thomas Kuhn.


8 Max Planck: “...a new scientific truth does not triumph by con-
vincing its opponents and making them see the light, but rather
because its opponents eventually die, and a new generation
grows up that is familiar with it.” (dikutip dari Thomas S. Kuhn,
1996 (Third Edition) The Structure of Scientific Revolutions. The
University of Chicago. 9 Idem ditto.

KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI 39


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
DAFTAR PUSAKA
http://nasional.tempo.co/read/1277341/akses-kelompok-perempuan-dalam-program-
perhutanan-sosial

htt://katadata.co.id/ariemega/berita/5fe1b03317464/perempuan-aktor-penting-
keberhasilan-program-perhutanan-sosial

http://www.mongabay.co.id/2020/12/08/rubama-dan-semangat-perempuan-penjaga-
hutan-aceh/

Anonymous. 2020. Survei dan indeks Perhutanan Sosial: Jalan menuju kesejahteraan rakyat
dan kelestarian hutan. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri RI, Ford Foundation
dan Katadata Insight Center.

Asian Development Bank, 2011. Asia 2050: Realizing the Asian Century. Singapore: Asian
Development Bank.

Bird, Alexander, 2000. Thomas Kuhn. London: Acumen Publishing Limited.


Scharmer, C. Otto, 2009. Theory U: Leading From the Future as it Emerges. San Fransisco:
Berrett-Koehler Publishers.

Dobbs, Richard, James Manyika, Jonathan Woetzel, 2015. No Ordinary Disruption: The Four
Global Forces Breaking All the Trends. New York: PublicAffairs.

Hawksworth, John and Gordon Cookson, 2008. The World in 2050 Beyond the BRICs: a
broader look at emerging market growth prospects.

HSBC Global Research, 2011. The world in 2050 Quantifying the shift in the global economy.

Kuhn, Thomas S., 1996 (Third Edition). The Structure of Scientific Revolutions. Chicago: The
University of Chicago Press.

McKinsey Global Institute, 2012. The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s


Potential.

Peluso, Nancy L. and Agus B. Purwanto. 2018. “The remittance forest: turning mobile labor
into agrarian capital”. Singapore Journal of Tropical Geography, No. 39 (2018)
6–36

PwC, 2017. The long view: how will the global economic order change by 2050?

Rushkoff, Douglas. 2019. Team Human. New York: W. W. Norton & Company.

Setapak, 2019. Cerita Pejuang Keadlian dan Kesetaraan dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam.

Smith, Laurence C., 2010. The World in 2050: Four Forces Shaping Civilization›s Northern
Future. New York: Penguin Group (USA) Inc.

Widyanto, Untung. 2020. Menjaga hutan, merawat iklim, Praktik terbaik Perhutanan Sosial
dalam menjaga iklim bumi. Jakarta: Madani.

White, Ben. 2012. “Agriculture and the generation problem: rural youth, employment and the
future of Farming”. IDS Bulletin, Vol. 43, No. 6, November 2012, pp: 9-19.

40 KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI


SEBUAH KAJIAN WACANA DAN PEMIKIRAN
Tentang LATIN
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) didirikan pada tanggal 05
Oktober 1989 di Bogor. LATIN adalah organisasi swadaya masyarakat
yang nirlaba. LATIN didirikan sebagai sebuah dedikasi untuk
mempromosikan dan mendukung pengelolaan sumberdaya alam
yang adil dan beradab bagi masyarakat yang menggantungkan
hidupnya pada sumberdaya alam tersebut khususnya hutan. LATIN
menyebutnya sebagai community forestry atau yang kini banyak
dikenal sebagai sistem pengelolaan hutan ‘perhutanan sosial.’

•• Mewujudukan kemandirian pada masyarakat yang hidup di sekitar


hutan dan tergantung pada hutan sebagai sumber kehidupan.
•• Mendukung kemitraan antar pemangku kepentingan dan
pemberian akses kepada masyarakat.
•• Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan
kemandirian dalam pengelolaan hutan.

LATIN didirikan dengan Akte pendirian tahun 1989. Perubahan Akte


Yayasan Lembaga Alam Tropika Indonesia N0. 2 tanggal 9 April
2007. Notaris Sri Haryati Zahruddin, SH. LATIN terdaftar sebagai
Yayasan Lembaga Alam Tropika di Indonesia, legalitas Akta Pendirian
Nomor 16 tanggal 25 November 2015 disetujui Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Indonesia Nomor AHU-0026156.AHA.01.04.
Tahun 2015 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan
Lembaga Alam Tropika Indonesia

Pendopo LATIN
Jl. Sutera no. 1 Rt 02/05 Situgede Bogor Barat,
Kota Bogor, Jawa Barat, INDONESIA – 16115

+62-251-420522,420523
www.latin.or.id
latin@latin.or.id
@

latin_id
latin_id

Anda mungkin juga menyukai