C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran masyarakat dalam mempertahankan fungsi
ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Kabonga Besar Keca matan Banawa Kabupaten
Donggala.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : Bagi pemerintah, dalam hal ini para
pengambil kebijakan dapat di jadikan sebagai bahan dan dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pengembangan wilayah.
1.4.1 Bagi masyarakat, sebagai bahan masukan agar pengelolaan ekosistem hutan
mangrove di lakukan secara bijaksana.
E. Bagi peneliti,
sebagai bahan referensi atau bahan bacaan pada penelitian berikutnya dengan pendekatan yang
berbeda.
BAB II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan
survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel
dengan menanyakan melalui angket atau interview agar nantinya menggambarkan sebagai aspek
dari populasi.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui teknik
wawancara terbuka , dan wawancara mendalam Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk
yang bermukim dekat hutan mangrove yang berjumlah 2556 jiwa atau 545 KK. Sampel Menurut
Arikunto S. (2002) menyatakan bahwa Sampel adalah atau wakil dari populasi yang diteliti.
Samp el juga merupakan sebagian anggota
6 dari anggota populasi yang dapat memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam
suatu penelitian, sampel ini biasanya disimbolkan dengan (n) yang ukurannya akan selalu lebih
kecil dari populasi (N). yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah penduduk yang
berdomisilin di Kelurahan Kabonga Besar Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala . Sampel
dalam penelitian adalah penduduk Kelurahan Kabonga Besar yang bermukim di sekitar kawasan
ekosistem hutan mangrove, dari keempat dusun yang berada di Kelurahan Kabonga Besar hanya
ada dua dusun yang berada di sekitar ekosistem hutan mangrove dan jumlah keseluruhan
berjumlah 160 jiwa dari 113 KK. Penarikan sampel secara Simple Random Sampling yaitu
jumlah sampel setiap Rt ditarik berdasarkan proporsi masing
- masing, selanjutnya untuk menentukan siapa anggota sampel peneliti melakukan cara
undian. Hal ini dimaksudkan agar semua individu (penduduk) dalam populasi
mempunyai peluang atau kesempatan yang sama menjadi anggota sampel. Jadi sampel
yang diperoleh itu mempunyai tingkat kepercayaan sebesar 95% terhadap populasinya.
penentuan jumlah sampel (sample size) adalah : X 2 NP (1 - P) S = d 2 (N 1 ) + X 2 p
(1 P) di mana: S = Jumlah anggota sampel N =Jumlah anggota populasi P = Proporsi
populasi (0,5) d = Derajat ketelitian (0,05) x 2 = Nilai tabel X 2 (3,841). 7 Berdasarkan
pendapat di atas, maka jumlah sampel yang diambil yaitu : X 2 NP (1 - P) S = d 2 (N - 1)
+ X 2 p (1 P) 3,841.160.0,5 (1 - 0,5) S = 0,05 2 (160 - 1)+3,841.0,5(1 0,5)153,64S =
1.35775 S = 113Penelitian ini yang dijadikan sampel adalah penduduk yangterlibat
langsung dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove dan penduduk yang berada
disekitar kawasan hutan mangrove, akan tetapi untuk mempermudah dalam pengambilan
sampel maka dihitung dari jum lah populasi penduduk 160 KK. Sehingga dari hasil
perhitungan dengan menggunakan formulasi di atas diperoleh sampel sebanyak 113
orang. Kelurahan Kabonga Besar secara geografis terletak di Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah , denga n luas 2.500 Ha dan memiliki
batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Palu
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Ganti
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kabonga Kecil
d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Lo li Dondo
BAB III.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian yang diperoleh di Kelurahan Kabonga Besar Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
melalui teknik wawancara yang diajukan kepada masyarakat yang bermukim disekitar kawasan
ekosistem hutan mangrove. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap bapak Herman
selaku aparatur pengawas hutan mangrove mengatakan bahwa : pada tahun 2000 dibentuklah
suatu kelompok yag bernama Kelompok Alam Bahari yang digagas oleh BPDAS Palu
- Poso dengan melakukan percobaan penanaman dan penataan hutan mangrove dengan
luas 5 hektar untuk tanaman mangrove, alhamdulillh pecobaan ini berhasil, akan tetapi
ada juga kendala yaitu dalam penataan dan penanaman hutan mangrove terdapat tiram
atau hama pengganggu mangrove yang melengk padapohon,jadidibutuhkankesabarandan
kerja kerasuntuk kelangsungan ekosistemhutanmangrove.Sementarahubunganantaraperan
masyarakat terhadap pengembangan ekosistem hutan mangrove masih berlangsung
pengembangan hutan mangrove harus dilakukan secara penuh kesadaran oleh karena itu
melalui wawancara den gan bapak Maskar mengatakan bahwa :
pengembangan ekosistem hutan mangrove sudah berjalan melalui bantuan Bansos yaitu
melakukan pembibitn atau merapatkan jenis hutan mangrove dan kami
diberikan pembibitan untuk mengganti tanaman yang rusak maupun ditempat yang belum
ditanami hutan mangrove. Hubungan antara peran masyarakat dalam pemeliharaan ekosistem
hutan mangrove berlangsung secara konservatif yaitu melakukan pemeliharaan ekosistem hutan
mangrove secara berkelanjutan hal ini disampaikan bapak
Harianto dalam wawancara mengatakan bahwa :
10 pemeliharaan ekosistem hutan mangrove dilakukan secara berkelanjutan dan
berkeseimbangan agar tidak terjadi kerusakan hutan mangrove jika ada yang mau mengambil
kayu atau pohon mangrove, tidak boleh banyak atau m enghabiskan akan tetapi harus dirawatdan
digantikan dengan bibit atau tanaman baru.Hubungan antara peran masyarakat dalam
pemanfaatan hutan mangrove dalam penelitian ini cendrung memilih memanfaatkan kayu hutan
mangrove lebih cendrung tidak merusak sebagai yang dikatakan bapak Asrun dalam wawancara :
kami tidak akan merusak hutan mangrove, kalaupun kami mau mengambilnya itu hanya sebatas
kayu bakar atau tiang rumah tanpa menghabiskan ekosistem hutan mangrove karena sudah ada
kesad aran bahwa ekosistem hutan mangrove mempunyai banyak fungsi jadi kami tidak mungkin
merusak dan kalaupun merusak kami dapat teguran maupun sanksi jika kami melanggar sesuai
aturan yang dibuat. Hubungan antara peran masyarakat dalam pemulihan ekosistem hutan
mangrove Hal Ini yang diungkapkan oleh bapak Subri bahawa : pemulihan ekosistem hutan
mangrove harus ada pengawas yang memerintahkan agar hama, sampah plastic yang tersangkut
bisa jadi penghambat ekosistem hutan mangrove dan memperbaiki ulang ekosistem hutan
mangrove yang sudah rusak untuk ditanam kembali agar dapat terjaga kelansungan hidup
ekosistem hutan mangrove Hubungan antara peran masyarakat dalam pengawasan ekosistem
hutan mangrove sebagai mana yang dikatakan bapak Herman yang juga ketua pengawas
ekosistem hutan mangrove di Kelurahan Kabonga Besar 11
saya sudah jalankan kontrolnya, sudah saya perintahkan dan sekaligus memeliharaekosistem
hutan mangrove untuk dijaga agar dapat terjaga kelestarianya, untungnya masyarakat punya
kesadaran sehingga tanam an ekosistem hutan mangrove tetap terjaga keseimbanganya sampai
sekarang dan tingkat kerusakanya semakin sedikit. Hubungan antara peran masyarakat dalam
pengendalian ekosistem hutan mangrove sangat erat hubunganya sebagai mana yang dikatakan
oleh bapak
Ali bahwa :Agar dapat dikendalikan ekosistem hutan mangrove perlu ada kebijakan artinya
bahwa dalam memanfaatkan ekosistem hutan mangrove tidak boleh merusak secara keseluruhan
dan perlu ditanam bibit kembali dimana tempat ia mengambil pohon mangrove harus ada
ditandai dengan bambu disampingnya sebagai kode bahwa disitu telah diganti dan ditanami
ekosistem hutan mangrove. Penjelasan diatas menunjukan bahwa pemahaman masyarakat
terhadap fungsi ekosistem hutan mangrove sudah menunjukan hal yang positif, hal itu
dikarenakan adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya fungsi dari ekosistem hutan
mangrove yang tidak merusak atau deskruftif melainkan secara konservatif atau memelihara
berkelanjutan secara bijaksana.
B. Pembahasan
C. Peran Masyarakat Dalam Mempertahankan Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove Sikap Adalah
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara- Cara tertentu yang berkaitan dengan
keyakinan, perasaan dan kecenderungan untuk bertindak dalam hal ini terhadap pemanfaatan
hutan mangrove. Dalam penelitian ini sikap masyarakat yang Dimaksudkan adalah sikap yang
positif dan sikap yang negatif.Sikap yang positif adalah sikap yang ditunjukkan melalui perilaku
pemanfaatan yang bijaksana/berkelanjutan (konservatif) yaitu dimana mereka hanya mengambil
sesuai dengan kebutuhan tdak untuk diperjual belikan, ada